Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGELOLAAN RISIKO TINGKAT PROYEK


Disusun guna memenuhi tugas kelompok analisis risiko bisnis
Dosen Pengampuh: Abdul Salam S.E.,M.M

Di susun oleh:
Risma Agustina (22100904492)
Amanda Margareta (221009044)
Dimas Firmansyah (22100904487)

Program Pendidikan Manajemen


Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Teknologi Sumbawa
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Pengelolaan Risiko Tingkat Proyek” ini dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Sumbawa, 21 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1......................................................................................................................... Latar
Belakang.........................................................................................................4
1.2......................................................................................................................... Rumusan
Masalah..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengelolaan Risiko Proyek........................................................5


2.2. Tahapan Dalam Melakukan Manajemen Risiko Proyek..............................5
2.3. Definisi dari Manajemen Risiko Proyek Kontruksi.....................................8
2.4. Tujuan Manajemen Risiko Proyek Kontruksi..............................................10

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen risiko proyek adalah sebuah proses sistematis yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Menurut
Lavanya dan Malarvizhi (2008) dalam PMI, manajemen risiko adalah praktik manajemen
proyek yang penting untuk meminimalisir kepanikan yang tidak terduga selama proyek
berjalan.

Setiap proyek tentu akan menemui berbagai risikonya tersendiri. Sayangnya, risiko ini
umumnya tidak diketahui pasti, baik kejadiannya maupun waktu tepat kedatangannya.
Namun, jika tidak diantisipasi dengan baik sejak awal, bukan tidak mungkin risiko ini akan
membawa masalah yang lebih besar kedepannya. Bukan serta-merta tentang “risiko negatif”
yang muncul, namun juga kehilangan “risiko positif” yang dapat meningkatkan nilai dari
proyek.

Bukan tanpa tujuan, manajemen risiko proyek dilakukan untuk meningkatkan peluang
positif dan meminimalisir peluang negatif atau merugikan yang mungkin benar-benar terjadi
dalam proyek kita. Bukan hanya negatif, risiko sendiri memang ada yang dikategorikan
positif, dimana risiko positif ini juga sering kali disebut peluang (opportunities). Penanganan
respon untuk jenis risiko positif dan risiko negatif pun tentu berbeda, dan inilah yang harus
dipersiapkan dengan baik lewat manajemen risiko proyek.

Pada manajemen proyek yang paling berpengaruh dari risiko adalah kegagalan
mempertahankan biaya, waktu dan mencapai mutu serta keselamatan kerja. Kegagalan ini
sering diakibatkan karena faktor risiko yang tidak diantisipasi. Memahami manajemen risiko
akan membuat tim proyek mengenal peta risiko proyek yang akan dikerjakan dan mengerti
tindakan antisipasi serta kritis terhadap prioritas yang harus dilakukan dalam mengelola dan
mengendalikan risiko. Penilaian risiko mencakup tindakan memahami, mengidentifikasi,
mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang berhubungan dengan metode pelaksanaan
proyek.

1.2. Rumusan Masalah

 Apa pengertian dari pengelolaan risiko proyek?


 Apa saja tahapan dalam melakukan manajemen risiko proyek?
 Apa saja definisi dari manajemen risiko proyek kontruksi?
 Apa tujuan manajemen risiko proyek kontruksi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengelolaan Risiko Proyek

Manajemen risiko proyek adalah sebuah proses sistematis yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek.
Menurut Lavanya dan Malarvizhi (2008) dalam PMI, manajemen risiko adalah praktik
manajemen proyek yang penting untuk meminimalisir kepanikan yang tidak terduga selama
proyek berjalan.
Bukan tanpa tujuan, manajemen risiko proyek dilakukan untuk meningkatkan peluang
positif dan meminimalisir peluang negatif atau merugikan yang mungkin benar-benar terjadi
dalam proyek kita. Bukan hanya negatif, risiko sendiri memang ada yang dikategorikan
positif, dimana risiko positif ini juga sering kali disebut peluang (opportunities). Penanganan
respon untuk jenis risiko positif dan risiko negatif pun tentu berbeda, dan inilah yang harus
dipersiapkan dengan baik lewat manajemen risiko proyek.
Dalam penerapannya, manajemen risiko proyek memiliki berbagai proses yang harus
dilewati. Mulai dari tahapan perencanaan, identifikasi, analisis kualitatif dan kuantitatif,
perencanaan respon risiko, pengendalian, hingga monitoring
Manajemen risiko memiliki andil penting untuk kesuksesan sebuah proyek. Melalui
manajemen risiko proyek yang baik, kita dapat mengidentifikasi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) (SWOT) dalam proyek
kita. Selain itu, ada beberapa alasan lainnya mengapa manajemen risiko penting untuk sebuah
proyek:
o Membantu kita menghindari masalah besar yang tidak terkendali di masa depan.
o Membantu kita menemukan peluang (positive risk) baru yang menguntungkan.
o Meningkatkan rasa tanggung jawab dan nilai akuntabilitas.
o Mengoptimalkan anggaran proyek karena biaya pengeluaran yang lebih terkontrol.
o Meningkatkan peluang kesuksesan proyek.

2.2. Tahapan Dalam Melakukan Manajemen Risiko Proyek

1. Identifikasi Risiko Sejak Awal Proyek


Sejak awal proyek berjalan, melakukan identifikasi risiko proyek sangat
disarankan. Untuk melakukan identifikasi risiko proyek, kita bisa mencari dan
menemukan jawaban atas pertanyaan berikut:
Apa saja daftar kemungkinan risiko proyek dan bagaimana kategorisasinya?
Apakah tim anda sudah berpengalaman dalam mengatasi risiko tersebut?
Apakah anda yakin seluruh peluang risiko proyek sudah ditemukan?
Siapa saja pihak yang bertanggung jawab atas risiko tersebut?

2. Komunikasikan Risiko Dengan Seluruh Project Stakeholder


Seluruh orang yang berperan penting dalam proyek anda (project
stakeholder) berhak untuk mengetahui seluruh risiko proyek yang mungkin muncul.
Karena itu, buatlah pertemuan dengan seluruh project stakeholder untuk membahas
risiko ini. Hal ini akan membuat beberapa stakeholder vital, seperti sponsor misalnya,
tidak terkejut jika di masa depan risiko ini terjadi. Pastikan juga mereka memberikan
jawaban atau keputusan atas respon terhadap risiko paling krusial yang tidak bisa tim
internal anda atasi sendiri.

3. Pertimbangkan Positive Risk dan Negative Risk


Dalam manajemen risiko proyek, setidaknya dua jenis kategori untuk risiko yang
ditemukan. Ada positive risk atau risiko positif yang biasanya juga disebut peluang
(opportunity), maupun negative risk (risiko negatif) seperti misalnya kelemahan
(weakness) dan ancaman (threat). Keduanya baik baik maupun buruk harus kita
pertimbangan keberadaannya.

4. Buat Skala Prioritas


Dampak dan probabilitas risiko-risiko yang kita temukan tentu akan berbeda-beda.
Karena itu, penting untuk kita membuat skala prioritas untuk risiko tersebut. Hal ini
akan membantu kita terhindar dari kehabisan tenaga pada risiko yang sebenarnya
tidak memiliki dampak atau prioritas yang tinggi. Sedangkan, risiko yang justru
memiliki prioritas tinggi tertinggal di antrian belakang dan bisa menyebabkan
masalah yang lebih besar kedepannya.
Untuk membantu kita menentukan skala prioritas ini, kita bisa mencoba membuat
instrumen atau alat evaluasi untuk mengkategorikan dan mengukur dampak dari
risiko-risiko yang ditemukan. Proses ini pada akhirnya akan banyak membantu tim
untuk mengelola dan merespon risiko dengan lebih baik kedepannya.

5. Buat Penilaian Risiko Sebelum Mencoba Memecahkannya


Biasanya, ketika kita sudah menemukan risiko proyek, keinginan untuk bergerak
ke tahap pemecahan masalah akan langsung muncul. Namun sebelum itu, carilah
lebih dulu akar masalah atau penyebab risiko yang teridentifikasi tersebut.
Mengapa demikian? tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat di mana lapisan
tersebut muncul. Apakah masih dalam tingkat individu, atau sudah jauh di atasnya.
Beberapa hal yang harus terjawab pada tahap ini adalah penyebab risiko yang
teridentifikasi dan apa dampaknya pada proyek.

6. Rencanakan Respon Risiko Yang Tepat


Bukan tidak mungkin bahwa tidak ada solusi cepat untuk menghilangkan atau
mengurangi seluruh project risk yang muncul. Beberapa resiko mungkin harus
dikelola secara strategis dalam jangka waktu yang lama. Hal ini yang membuat kita
harus membuat rencana untuk meresponnya sehingga risiko dapat terkendali.
Rencana respon risiko yang kita dibuat harus mencakup hal-hal berikut ini:
Deskripsi dan penilaian risiko yang teridentifikasi
Uraian respon atau tindakan untuk mengurangi risiko
Penanggung jawab risiko (project risk owner)
Tenggat waktu penyelesaian risiko yang telah dikomitmenkan

7. Rencanakan Tindakan Pencegahan


Setelah mengidentifikasi hingga membuat rencana respon untuk risiko yang
mungkin terjadi, tahap selanjutnya adalah mengembangkan tindakan pencegahannya.
Pada tahap ini, tim harus mengembangkan tindakan pencegahan yang tepat untuk
meminimalisir peluang terjadinya risiko tersebut. Kita bisa memecahnya dalam
bentuk tugas-tugas atau aktivitas yang harus dilakukan selama proyek berjalan.

8. Mempersiapkan Rencana Darurat


Bayangkan jika salah satu atau beberapa risiko proyek terjadi secara tiba-tiba dan
mengharuskan hal itu dikelola sebagai sebuah krisis, tentu akan menjadi mimpi buruk,
bukan? Karena itu, pada tahap selanjutnya anda juga bisa membuat rencana darurat
untuk setiap risiko yang ditemukan. Hal ini akan banyak membantu anda bilamana
risiko ini benar-benar terjadi di situasi yang genting atau secara tiba-tiba.

9. Pengukuran Efisiensi Risiko Matrik Risiko (Risk Metrics)


Efisiensi risiko dapat diukur melalui pertanyaan berikut:
Bagaimana perbandingan jumlah risiko yang terjadi dengan risiko yang
teridentifikasi?
Apa dampak risiko tersebut seburuk yang diperkirakan?
Berapa banyak risiko yang terjadi berulang?
Bagaimana resiko aktual yang terjadi berbeda dengan risiko yang sudah diantisipasi?

10. Audit Risiko (Risk Audit)


Kegiatan audit risiko adalah sebuah analisis dari ahli yang digunakan sebagai
rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam perusahaan.
Kegiatan ini akan mengevaluasi hal-hal seperti:
10 risiko teratas dalam perusahaan yang membutuhkan perhatian khusus.
Potensi risiko tambahan yang teridentifikasi.
Area rawan risiko dalam proyek, dan lain-lain.

11. Pemantauan dan Pengendalian Risiko


Pada tahap akhir ini, aktivitas yang bisa kita lakukan untuk mengelola risiko
adalah:
Mengidentifikasi risiko baru dan merencanakannya.
Melacak risiko yang ada untuk memeriksa apakah penilaian ulang risiko diperlukan,
apakah setiap risiko memiliki pemicunya, kemungkinan risiko menjadi lebih buruk
dari waktu ke waktu, dan kemungkinan risiko yang tersisa yang memerlukan
pendekatan jangka panjang.
Reklasifikasi risiko untuk mengkaji ulang risiko yang tidak dapat terselesaikan.
Pelaporan risiko yang harus diperbaharui. Baik dari daftar risiko yang ditemukan,
hingga respon untuk masing-masing risiko tersebut. Daftar risiko proyek ini adalah
alat pelaporan risiko utama dan tersedia di server proyek pusat dan dapat diakses oleh
semua project stakeholder.

2.3. Definisi dari Manajemen Risiko Proyek Kontruksi


1) Definisi Risiko
Risiko merupakan variasi dalam hal ini yang mungkin terjadi secara alami didalam
suatu situasi (Fisk,1997). Sedangkan menurut Duffield & Trigunarsyah (1999) risiko
adalah ancaman terhadap kehidupan properti atau keuntungan finansial akibat bahaya
yang terjadi. Secara umum, risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas)
terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan (Soeharto, 1995).
Sebuah statement dalam Software Risk Management: Principles and Practices oleh
Barry W. Boehm, bahwa resiko didalam kamus webster’s diartikan “the possibility of
loss and injury”. Ini dapat diartikan dalam konsep dasar dari menejemen resiko yaitu
yang disebut pemaparan resiko merupakan “risk impact” (dampak resiko) atau “risk
factor” (faktor resiko). Perpaduan dari nilai kemungkinan dari hasil yang tidak
diinginkan/tidak memuaskan dan nilai kerugian yang diakibatkan jika hasiltersebut
benar tidak diinginkan/tidak memuaskan. Dimana hasil yang tidak diinginkan
berhubungan dengan customer, developer, user dan maintainer.
Resiko selalu melibatkan dua karakteristik berikut:
o Uncertainty (ketidakpastian) : kejadian dimana menandakan bahwa resiko
dapatterjadi ataupun tidak bakal terjadi. Maka tidak ada 100% kemungkinan
dari resiko.
o Loss (rugi/hilang): jika resiko benar – benar terjadi maka akan ada
konsekuensi yangtidak diharapkan ataupun mengalami kerugian.

Agar dapat mengenali resiko – resiko, diperlukan untuk mengenal dan menganalisis
kualifikasi resiko berdasarkan ketidakpastiannya dan tingkat kerugian dari masing – masing
resiko, untuk itu perlu memperhatikan kategori risiko:
a. Project risks (resiko proyek), akan mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek
benar menjadi kenyataan, maka kemungkinan jadwal proyek akan meleset dan biaya
akan membengkak. Resiko proyek mengidentifikan akan pembiayaan potensial,
penjadwalan, staff/organisasi, sumber daya, pelanggan dan requirement permintaan
dan yang berdampak pada proyek. Selain itu juga kompleksitas proyek, ukuran dan
ketidakpastian level struktural juga sebagai faktor resiko proyek.
b. Technical risks (resiko teknik), akan mengancam kualitas dan waktu pengerjaan
proyek. Bila resiko teknik ini menjadi kenyataan, maka implementasi akan
menjadisusah ataupun menjadi tidak mungkin. Resiko teknik mengidentifikasikan
akandesain potensia, implementasi, interface, verifikasi, dan pemeliharaan.
Didalamnyaspesifikasi yang ambiguitas, ketidakpastian teknik, keusangan teknik, dan
“leadingedge” teknologi juga merupakan faktor resiko. Resiko teknik terjadi
dikarenakanmasalah yang terjadi ternyata lebih sulit untuk dipecahkan daripada yang
dibayangkan.
c. Business risk (resiko bisnis), akan mengancam ketahanan dari proyek yang dibangun.
Resiko bisnis dapat membayakan proyek atau produk.
Lima resiko bisnis utama yaitu:
 Resiko pasar, dimana membuat produk atau sistem tetapi tidak ada
yangmembutuhkan atau tidak ada yang mau.
 Resiko strategi, dimana membuat produk yang tidak mampu untuk
menanganikeseluruhan proses bisnis yang diinginkan.
 Resiko pemasaran, dimana membuat produk tetapi bagian pemasaran
bingungcara untuk memasarkannya.
 Resiko menejemen, dimana tidak adanya dukungan dari menejemen
seniorsehubungan dengan perubahan focus atau perubahan manusia.
 Resiko biaya, dimana kehilangan pembiayaan dan personal.
d. Kategori umum lain yang dipublikasikan oleh Charette.Known risk (resiko yang
diketahui), resiko yang ditemukan setelah evaluasi yang hati – hati dari rencana
proyek, bisnis dan lingkungan teknik saat proyek sedang dikembangkan dansumber
informasi yang reliabel lainnya (tanggal penyelesaian yang tidak mungkin, kurangnya
domentasi requirement dari batasan proyek, lingkungan pengembangyang buruk).
e. Predictable risk (resiko yang telah diprediksi), resiko dari pengalaman proyek
yangsebelumnya (perubahan staf, kurangnya komunikasi dengan customer).
f. Unpredictable risk (resiko yang tidak dapat diprediksi), resiko yang tersembunyi, bisa
benar – benar terjadi tetapi sangat sulit diidentifikasi.

2) Definisi Manajemen Risiko


Menurut Djojosoedarso (2003 : 4), pengertian manjemen risiko adalah
pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko,
terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan
masyarakat. Jadi meliputi aktivitas merencanakan, mengorganisisr, menyusun,
memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termaasuk mengevaluasi) program
penanggulangan risiko.
Sedangkan Smith (1990) pengertian manajemen risiko adalah proses
identifikasi dari identifikasi, pengukuran, dan control keaungan dari sebuah
risiko yang mengancam asset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau
proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.

3) Definisi Manajemen Risiko Proyek Konstruksi


Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya
menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko serta
memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.
Manajemen Resiko Proyek adalah sebuah proses sistematis untuk
merencanakan, mengidentifikasi dan merespon resiko proyek. Manajemen
resiko proyek meliputi aspek teknik, dan non teknik.Contoh aspek teknik
misalnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan item pekerjaan. Contoh
aspek non teknik misalnya adalah hubungan antara proyek dengan lingkungan
dan masyarakat sekitar, dengan pemerintah, dan lain-lain.
Menurut Smith, (1990) Manajemen Resiko proyek didefinisikan sebagai
proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Clough and Sears (1994) Manajemen Risiko proyek
adalah suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian
yang menimbulkan kerugian.

2.4. Tujuan Manajemen Risiko Proyek Kontruksi


Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengenali risiko dalam sebuah proyekdan
mengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan menghindarinya, dilain sisi juga
harus dicari cara untuk memaksimalkan peluang yang ada (Wideman, 1992). Tujuan dari
manajemen resiko proyek menurut (C. Duffield & B. Trigunarsyah, 1999) antara lain:

1. Membatasi kemungkinan-kemungkinan dari ketidakpastian.


2. Membuat langkah-langkah yang lebih mengarah pada tindakan proaktif
dibandingkanreaktif dalam memandang kemungkinan ancaman dan kerugian yang
besar.
3. Membatasi kerugian dan ketidakpastian pada stake holder.
4. Menjaga kesinambungan program operasi, sehingga tidak terganggu dengan kejadian-
kejadian yang belum terantisipasi sebelumnya.
5. Menjalankan program manajemen risiko secara efektif sehingga mempunyai
pengaruhyang menguntungkan dan bukan menimbulkan biaya baru.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami danmengidentifikasi


masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani
risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinyamenjawab bagaimana orang secara
aktif berusaha mengurangi risiko sertamemperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan
pelaksanaan proyek. Tujuan darimanajemen risiko adalah untuk mengenali risiko
dalam sebuah proyek danmengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan
menghindarinya, dilain sisi juga harus dicari cara untuk memaksimalkan peluang yang
ada.
Langkah – langkah yang diambil untuk menghadapi resiko – resiko yangmungkin
akan terjadi yaitu pertama memulai dengan recognizing / mengenal apa yang bisa
menjadi salah, disebut juga “risk identification” atau mengidentifikasi resiko.
Berikutnya, tiap resiko dianalisis kemungkinan yang mungkin terjadi dan
kerusakanyang diakibatkan bila benar terjadi (komponen resiko, proyeksi resiko,
menilai dampakresiko). Setelah membuat informasi, resiko diurutkan berdasarkan
kemungkinan dandampaknya. Terakhir, membangun rencana untuk mengatur resiko
dengankemungkinan yang tinggi dan dampak yang tinggi tersebut yaitu dengan
RMMM (Risk Mitigation, Monitoring.
DAFTAR PUSTAKA

https://asana.com/id/resources/project-risk-management-process
https://tomps.id/apa-itu-manajemen-risiko-proyek-dan-bagaimana-melakukannya
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/view/618
https://media.neliti.com/media/publications/195693-ID-manajemen-risiko-dalam-
proyek-konstruksi.docx

Anda mungkin juga menyukai