Anda di halaman 1dari 5

CERITA RAKYAT SAMAWA DAN CERITA DAERAH

SAMAWA

# CERITA RAKYAT SUMBAWA

1. LALA BUNTAR ( Lala Bunte )

# Versi bahasa Indonesia


Pada zaman dahulu kala ada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Silang, letaknya kira-
kira 35 kilometer sebelah timur Sumbawa sekarang, tepatnya di Desa Pemasar di Kecamatan
Plampang. Raja Silang mempunyai seorang Putri yang sangat rupawan yang bernama Lala
Buntar atau Lala Bunte panggilan akrabnya. Diberikan nama demikian oleh ayahnya karena
parasnya yang elok dan rupawan bagaikan Bulan Purnama ( Buntar dalan
Bahasa Sumbawa berarti Purnama ).
Disamping parasnya yang rupawan Lala Bunte juga sangat boto ( boto berarti terampil ) Salah
satu keterampilannya adalah keahlian menenun kain. Kain tenun hasil tenunannya sangat indah
dengan motif-motif khas yang mempesona, dan tenunannya itu sangat baik kualitasnya. Hal ini
membuat nama Lala Bunte semakin terkenal ke seluruh pelosok negeri. Karena
keterampilannya itu sang ayah yang sangat menyayangi Lala Bunte memberika hadian kepada
putrinya, berupa seperangkat alat tenun terbuat dari emas.
Mendengar berita tentang Lala Bunte banyaklah putra-putra raja bahkan raja-raja yang ingin
melamar untuk dapat mempersunting Lala Bunte. Pada suatu hari Raja Silang kedatangan
beberapa orang tamu. Ada yang datang dari kerajaan yang ada di Pulau Sumbawa, dan bahkan
daru luar Sumbawa antara lain dari kerajaan Gowa.
Mereka semua bermaksud sama yakni datang untuk meminang Lala Bunte. Hal yang
demikian itu membuat bingung Raja Silang, terlebih-lebih semua tamu yang datang masing-
masing bersikeras agar niat mereka dapat dikabulkan.Suasana yang tadinya dirasa akrab
berubah menjadi panas. Bahkan satu sama lain dari tamu tersebut sudah saling tantang untuk
melakukan adu fisik dan kesaktian.
Melihat keadaan seperti itu, raja Silang berusaha untuk menenangkan keadaan, dengan cara
yang bijaksana. Raja Silang mengambil keputusan bahwa permintaan dari tamu-tamunya tidak
ada yang diterima maupun ditolak, karena terlebih dahulu akan dirembug dengan segenap
keluarga dan para penasehat termasuk dengan Lala Bunte sendiri. Raja menetapkan waktu satu
minggu untuk memberi keputusan. Kesempatan satu minggu itupun digunakan oleh Raja
Silang untuk bermusyawarah.  
Pada malam pertama dilakukannya musyawarah Raja Silang meminta pendapat putrinya Lala
Bunte sebagai putri satu-satunya itu. Lala Bunte ternyata memiliki pendapat yang sama sekali
berbeda dengan yang diharapkan oleh keluarganya. Semua yang hadir dalam pertemuan itu
terperanjat dengan keinginan Lala Bunte untuk pergi meninggalkan kerajaan agar perpecahan
yang bakal terjadi dapat dihindari. Lala Bunte berfikir bahwa dengan perginya dirinya dari
kerajaan akan dapat mencegah terjadinya pertumpahan darah karena yang diperebutkan sudah
tidak ada lagi.
Keputusan Lala Bunte sudah pasti tidak ada yang dapat merubahnya. Dengan berat hati
akhirnya seluruh keluarga menyetjui permintaan Lala Bunte. Dengan diiringi oleh para Jowa
Perjaka ( para pendamping/pengikut), keesokan harinya berangkatlah Lala Bunte
meninggalkan kerajaan, meninggalkan istana, dan meninggalkan ayah ibunya. Lala Bunte pergi
menuju ke satu tempat untuk mengasingkan diri. Dalam kepergiannya itu Lala Bunte
membawa serta peralatan tenunnya yang terbuat dari emas.
Dalam perjalanannya Lala Bunte sempat berfikir bahwa kemanapun dia pergi sepanjang
masih dilihat orang maka dirinya tetap akan diperebutkan. Oleh sebab itu, tidak terlalu jauh
dari kerajaannya, Lala Bunte meminta kepada pengikutnya untuk berhenti. Dalam
perhentiannya itu Lala Bunte meminta kepada pengikutnya untuk membuat timbunan batu dan
tanah. Timbunan tersebut dibentuk menyerupai bukit. Di tengah-tengah timbunan tersebut
terdapat ruangan yang ditempati oleh Lala Bunte bersama pengikutnya. Dipuncak timbunan
tersebut dibuatkan lubang dengan maksud agar Lala Bunte dan pengikutnya yang ada didalam
timbunan itu dapat bernafas. Salah seorang pengikutnya tetap berada diluar timbunan itu yang
bertugas untuk menjemput makanan dari Istana Kerajaan guna keperluan Lala Bunte.
Satu Bulan lamanya Lala Bunte di dalam timbunan tanah dan batu yang meyerupai bukit itu
menerima makanan yang diantarkan oleh pengikutnya.Pada suatu saat setelah itu, Lala Bunte
dan pengikutnya didalam sudah tidak lagi muncul untuk menerima pasokan makanan.Pelayan
yang betugas memasukkan makanan itu berfikir tentunya Lala Bunte beserta pengikutnya yang
ada didalam timbunan tanah dan batu itu telah meninggal.Oleh pelayanan yang ada di luar,
akhirnya lubang yang ada di puncak bukit tersebut ditutup dan dibuatkan kuburan diatasnya.
Sampai sekarang kuburan tersebut dapat dilihat tepat di atas sebuah bukit kira-kira 5 km dari
Desa Pemasar Kecamatan Plampang.
Pernah dua kali kuburannya ingin dibongkar oleh orang yang mengharap dapat mengambil
emas-emas yang dibawa Lala Bunte beserta pengikutnya akan tetapi selalu gagal. Mereka yang
mencoba untuk mengambilnya selalu berhadapan dengan peristiwa alam yang keras seperti
hujan lebat,kilat dan petir yang menyambar debu yang beterbangan dan lain-lain peristiwa alam
yang menyeramkan.

# Versi bahasa sumbawa

            Muntu jaman dunung ada kerajaan de besingin kerajaan silang,pang kerajaan nan kurang lebe
35 km ola timur samawa to pas pang kecamatan pelampang. raja silang ada anak dedara de
balong benar idung mata de basingin lala buntar atau lala bunte. bua singin nan luk leng
bapak ,leng jina gera lalo idung mata mara mengas bulan buntar.
            Selin ke gera lala bunte boto po ampo,sala sopo de bau ne nesek kre, hasil nesek lala bunte
balong benar. ta bua singin lala bunte ya to leng serea tau desa lin.leng boto nya lala bunte ,
bua ya sayang benar leng bapak kaling ya beang mo hadiah tawa nesek kaling emas.
Ka menong rungan tentang lala bunte,peno benar taruna-taruna anak raja de sate baketoan bau
ya senikah lala bunte nan.kaling ada sopo ngano raja silang datang sepida-pida temue ada ade
datang kaling kerajaan pulau samawa sampe pang luar samawa.sarea temue nan datang
baketoan,nan de pina raja no to luk mengkuda-kuda,de lebe-lebe ne sarea temue nan rengkeng
serea sate baketoan ,suasana de ka tone riyam remuk dadi panas sampe-sampe ada de saling
tantang sate basengal.
Kamo to nan luk, raja silang buya cara melok setenang suasana, kaling raja silang selis mo
pengkeling luk nonda pengeneng temue nan srea de ya terima ataupun ya tolak,leng ya alo
rembuk nung ke srea keluarga ke lala bunte ampo,raja eneng waktu seminggu tawa barembuk
nan.
Petang mula barembuk mo eneng mo melok sate lala bunte, ampa rasate lala bunte lin ke
sarea keluarga nya sate bilin kerajaan nan maksudnya ne bau na ada de basengal apa no monda
nya pang kerajaan nan.
Rasate lala bunte no mo bau garu ke berat ate srea keluarga ya lepas mo lala bunte.marang
nawar lalo mo lala bunte bilin kerajaan ya bilin ina ke bapak.lala bunte lalo ko pang de nonda
tau bau sangedo diri kaling tau nan sarea,pas lalo engka ya kelupa alat nesek de kaling mas na.
Pang tenga ola mikir lala bunte lok melako nya lalo sebelo ola masi bau ya to rua leng tau.
Kaleng ya suru mo serea pengawal ngantang, teris pina setompok batu ke tana. Setompok batu
nan ka ya bentuk yang unter. Pang tenga setompok batu nan ada mo pang pates lala bunt eke
serea pengikut. Pang bao setompok batu nan ka ya pina bongkang tawa lala bunte ke serea
pengikut de ada pang dalam nan bau beriak. Salah sopo pengikut tetap patis pang luar nan. Nan
de ya suru tawa datang ete pekakan kaleng istana kerajaan.
Sopo bulan le , lala bunte pang dalam nan ampa nomonda tengkela nya ke serea pengikut.
Kaleng tukang antat makanan mikir mo luk lala bunte kam mate pang dalam unter nan. Teris
bongkang de ada pang poto unter nan ka ya tutup kaleng ya pina kubir pang bao. Sampe to
kubir nan bau tu ingo pas pang bao unter , lebe kurang 5KM kaleng pang desa pamasir
kecamatan pelampang.
Ka kadu dua kali kubir nan sate ya bongkar leng tau de sate ete mas de ya bawa leng lala
buntar ke serea pengikut, tapi tetap nobau. Serea tau de kasate ete pasti ya dapat bala. Ujan rea
mo, gunter mo ke sarea macam de merang-merang.
# CERITA DAERAH SUMBAWA

2. UA MRE

# Versi bahasa Indonesia


Pada suatu hari, namanya Ua Mre pergilah berburu. Lelaki itu pergi menggunakan baju adat
sumbawa lengkap. Disamping itu Ua Mre melengkapi diri dengan alat berburu. Ternyata nasib
sial tertimpa kepada Ua Mre, tidak mendapatkan satupun rusa.
Hari berhari, Ua Mre tidak pulang pulang dari berburu. Semua keluarganya habis
kebingungan. Sampai semua orang dari buer terutama desa tarusa ikut kebingungan. Lalu
kemudian pergilah cari dimana Ua Mre. Semua orang dari desa tarusa, kalabeso dan jurumapin
ikut pergi mencari Ua Mre di sekitar hutan. Setiap hari semuanya mencari Ua Mre.
Sudah lama lama akhirnya didapatlah Ua Mre dan ternyata sudah menjadi jenazah.
Jenazahnya Ua Mre didapat ketika duduk dibawah pohon besar. Tidak ada orang yang tau
bagaimana dia bisa meninggal Ua Mre. Tidak ada didapatkan bekas luka disemua badannya.
Tapi kata orang pintar, meninggalnya Ua Mre karna kebanyakan menggunakan jimat. Lalu
dari situ saat dijalan, semua orang yang berhenti bawa jenazah Ua Mre dibuat kesetanan.
Sampai di Tiu Rantok Kokar Dope. Kadang ada orang desa yang melihat Ua Mre turun dari
bukit. Orang desa mengira Ua Mre sudah berubah menjadi jin penghuni hutan. Jin ini kadang
muncul perlihatkan dirinya kemudian menyapa semua orang yang lewat disitu. Ada suatu hari
anak kecil dari juru mapin bernama Ado. Pergi mencari kudanya di hutan. Di perjalanan di
hutan, tidak dia perhatikan ada orang yang memakai baju adat sumbawa. Kemudian disapalah
Ado ini.
"Hoy anak kecil. Jalan mu ee!" Kata lelaki yang memakai baju adat sumbawa itu.
"Lepas Kudaku" Kata Ado dengan tidak sadar, tapi saat itu juga ia sadar kalau dirinya
lagi bertemu dengan orang yang tidak lain bukan orang tetapi jin.
Ado ketakutan sekali, terus lari pulang ke jurumapin. Lalu sampai dirumahnya langsung
jatuh sakit. Lama sekali sakitnya. Kalau desa Tarusa tidak ada suara apa apa. Kadang orang
desa mendengar suara rantok, suara itu datang dari tiu rantok dijalan tempat membawa jenazah
Ua Mre. Suara rantok itu terdengar dari ujung gunung jalangu sampai desa Tarusa.

# Versi bahasa Sumbawa

Ada sopo ngano ,Ua Mre singin lalo mo nganyang. de selaki nan lalo kenang sapu alang ke
pabasa jinga. Pang deng nan Ua Mre selengkap diri kea lat nganyang. Ampa nasib sial kena
leng Ua Mre , nonda dapat sopo sopo mayung .
Ano ko ano ya lewat,Ua Mre no mongka mole mole kaleng nganyang. Sanak keluarga serea
boe mo kebingung. Sampe serea tau buer terutama desa tarusa turret kebingung.Kaleng ya
alomo buya me pang Ua Mre. Sarea tau desa tarusa , kalabeso ke jurumapin lalo nuret buya Ua
Mre pang sekitar Tamase. setiap ano sarea buya Ua Mre.
Kam le akhir ya dapat mo Ua Mre ampa kam dadi mayit. Mayit Ua Mre ya dapat muntu tokal
pang bawa puin rea.Nonda tau to melok bau ka mate Ua Mre. Nonda ya e dapat bakat pang
serea prana.
Tapi mara leng berungan  luk ka mate Ua Mre leng ka peno lalo kenang jimat. kaleng saat
nan pang ola ,sarea tau tau  de ka pang berenang bawa mayit Ua Mre e sempina besetan.
Sampe pang Tiu Rantok kokar Dope. Kadang ada tau desa de ka ingo Ua Mre turen kaleng
unter. Tau desa sempina Ua Mre kamo beruba jadi jin parentok Tamase.
Jin ta kadang muncul sengingo diri kaleng ya e sapa sarea tau de lewat pang nan.Ada sopo
ngano ada tode kaleng desa juru mapin besingin ado , lalo buya jaran lako tamase. dalam
kenyaman pang ola tamase engka ya pato ada tau kenang lamung khas samawa ya sapa ado
nan.
            “hoy ode-ode. Ola kau e…!” leng de selaki kenang lamung samawa nan.
            “kalepas jaranku…” leng ado nongka sadar ,tapi saat nan nan po ka to diri lok nya muntu
betemung ke tau no to rua de no lin siong tau apa dean  Jin.
Ado ketakit benar, teris ka belari ulik mole lako jurumapin. Kaleng sampe bale langsung ka
tri saket ado , le benar ka sakit. Lamen desa taruna no monda seda apa apa kadang tau desa
menong mo seda rantok , sedan an datang kaleng tiu rantok pang ola ka bawa mayit Ua Mre.
Seda rantok nan kemenong sampe poto olat jalangu kaleng sampe desa tarusa.

  

Anda mungkin juga menyukai