Anda di halaman 1dari 4

Apa Itu Manajemen Risiko Proyek dan Bagaimana Melakukannya?

Mempersiapkan manajemen risiko untuk masalah yang mungkin muncul selama proyek berlangsung?
Sering disepelekan, manajemen risiko proyek ternyata punya fungsi vital dalam mendukung
kesuksesan proyek secara keseluruhan.

Setiap proyek tentu akan menemui berbagai risikonya tersendiri. Sayangnya, risiko ini umumnya tidak
diketahui pasti, baik kejadiannya maupun waktu tepat kedatangannya. Namun, jika tidak diantisipasi
dengan baik sejak awal, bukan tidak mungkin risiko ini akan membawa masalah yang lebih besar
kedepannya. Bukan serta-merta tentang “risiko negatif” yang muncul, namun juga kehilangan “risiko
positif” yang dapat meningkatkan nilai proyek anda.

manajemen risiko proyek

Dalam skenario ini, melakukan hal yang disebut manajemen risiko proyek (project risk management)
tentu perlu dilakukan. Manajemen risiko sejak tahap perencanaan proyek akan membawa anda pada
rasa aman dan siap bilamana risiko yang telah teridentifikasi benar-benar terjadi. Untuk mengetahui
lebih dalam mengenai manajemen risiko proyek berikut Tomps.id rangkum ulasannya untuk anda di
bawah ini!

Pengertian Manajemen Risiko Proyek

Apa itu manajemen risiko proyek? Jika didefinisikan, manajemen risiko proyek adalah sebuah proses
sistematis yang meliputi kegiatan merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko
proyek. Menurut Lavanya dan Malarvizhi (2008) dalam PMI, manajemen risiko adalah praktik
manajemen proyek yang penting untuk meminimalisir kepanikan yang tidak terduga selama proyek
berjalan.

Bukan tanpa tujuan, manajemen risiko proyek dilakukan untuk meningkatkan peluang positif dan
meminimalisir peluang negatif atau merugikan yang mungkin benar-benar terjadi dalam proyek .
Bukan hanya negatif, risiko sendiri memang ada yang dikategorikan positif, dimana risiko positif ini
juga sering kali disebut peluang (opportunities). Penanganan respon untuk jenis risiko positif dan risiko
negatif pun tentu berbeda, dan inilah yang harus dipersiapkan dengan baik lewat manajemen risiko
proyek.

Dalam penerapannya, manajemen risiko proyek memiliki berbagai proses yang harus dilewati. Mulai
dari tahapan perencanaan, identifikasi, analisis kualitatif dan kuantitatif, perencanaan respon risiko,
pengendalian, hingga monitoring.

Mengapa Manajemen Risiko Penting Untuk Kesuksesan Proyek?

Manajemen risiko memiliki andil penting untuk kesuksesan sebuah proyek. Melalui manajemen risiko
proyek yang baik, kita dapat mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) (SWOT) dalam proyek . Selain itu, ada beberapa alasan lainnya
mengapa manajemen risiko penting untuk sebuah proyek:

• Membantu kita menghindari masalah besar yang tidak terkendali di masa depan.
• Membantu kita menemukan peluang (positive risk) baru yang menguntungkan.
• Meningkatkan rasa tanggung jawab dan nilai akuntabilitas.
• Mengoptimalkan anggaran proyek karena biaya pengeluaran yang lebih terkontrol.
• Meningkatkan peluang kesuksesan proyek
Apa Saja Tahap Dalam Melakukan Manajemen Risiko Proyek?

1. Identifikasi Risiko Sejak Awal Proyek

Sejak awal proyek berjalan, melakukan identifikasi risiko proyek sangat disarankan. Untuk
melakukan identifikasi risiko proyek, cobalah menemukan jawaban atas pertanyaan berikut:

• Apa saja daftar kemungkinan risiko proyek dan bagaimana kategorisasinya?


• Apakah tim anda sudah berpengalaman dalam mengatasi risiko tersebut?
• Apakah anda yakin seluruh peluang risiko proyek sudah ditemukan?
• Siapa saja pihak yang bertanggung jawab atas risiko tersebut?

2. Komunikasikan Risiko Dengan Seluruh Project Stakeholder

Seluruh orang yang berperan penting dalam proyek anda (project stakeholder) berhak untuk
mengetahui seluruh risiko proyek yang mungkin muncul. Karena itu, buatlah pertemuan dengan
seluruh project stakeholder untuk membahas risiko ini. Hal ini akan membuat beberapa
stakeholder vital, seperti sponsor misalnya, tidak terkejut jika di masa depan risiko ini terjadi.
Pastikan juga mereka memberikan jawaban atau keputusan atas respon terhadap risiko paling
krusial yang tidak bisa tim internal anda atasi sendiri.

3. Pertimbangkan Positive Risk dan Negative Risk

Dalam manajemen risiko proyek, setidaknya dua jenis kategori untuk risiko yang ditemukan. Ada
positive risk atau risiko positif yang biasanya juga disebut peluang (opportunity), maupun negative
risk (risiko negatif) seperti misalnya kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Keduanya baik
baik maupun buruk harus kita pertimbangan keberadaannya.

4. Buat Skala Prioritas

Dampak dan probabilitas risiko-risiko yang kita temukan tentu akan berbeda-beda. Karena itu,
penting untuk kita membuat skala prioritas untuk risiko tersebut. Hal ini akan membantu kita
terhindar dari kehabisan tenaga pada risiko yang sebenarnya tidak memiliki dampak atau prioritas
yang tinggi. Sedangkan, risiko yang justru memiliki prioritas tinggi tertinggal di antrian belakang
dan bisa menyebabkan masalah yang lebih besar kedepannya.

Untuk membantu kita menentukan skala prioritas ini, kita bisa mencoba membuat instrumen atau
alat evaluasi untuk mengkategorikan dan mengukur dampak dari risiko-risiko yang ditemukan.
Proses ini pada akhirnya akan banyak membantu tim untuk mengelola dan merespon risiko dengan
lebih baik kedepannya.

5. Buat Penilaian Risiko Sebelum Mencoba Memecahkannya

Biasanya, ketika kita sudah menemukan risiko proyek, keinginan untuk bergerak ke tahap
pemecahan masalah akan langsung muncul. Namun sebelum itu, carilah lebih dulu akar masalah
atau penyebab risiko yang teridentifikasi tersebut.
Mengapa demikian? tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat di mana lapisan tersebut muncul.
Apakah masih dalam tingkat individu, atau sudah jauh di atasnya. Beberapa hal yang harus
terjawab pada tahap ini adalah penyebab risiko yang teridentifikasi dan apa dampaknya pada
proyek.

6. Rencanakan Respon Risiko Yang Tepat

Bukan tidak mungkin bahwa tidak ada solusi cepat untuk menghilangkan atau mengurangi seluruh
project risk yang muncul. Beberapa resiko mungkin harus dikelola secara strategis dalam jangka
waktu yang lama. Hal ini yang membuat kita harus membuat rencana untuk meresponnya sehingga
risiko dapat terkendali.

Rencana respon risiko yang kita dibuat harus mencakup hal-hal berikut ini:

➢ Deskripsi dan penilaian risiko yang teridentifikasi


➢ Uraian respon atau tindakan untuk mengurangi risiko
➢ Penanggung jawab risiko (project risk owner)
➢ Tenggat waktu penyelesaian risiko yang telah dikomitmenkan

7. Rencanakan Tindakan Pencegahan

Setelah mengidentifikasi hingga membuat rencana respon untuk risiko yang mungkin terjadi, tahap
selanjutnya adalah mengembangkan tindakan pencegahannya. Pada tahap ini, tim harus
mengembangkan tindakan pencegahan yang tepat untuk meminimalisir peluang terjadinya risiko
tersebut. Kita bisa memecahnya dalam bentuk tugas-tugas atau aktivitas yang harus dilakukan
selama proyek berjalan.

8. Mempersiapkan Rencana Darurat

Bayangkan jika salah satu atau beberapa risiko proyek terjadi secara tiba-tiba dan mengharuskan
hal itu dikelola sebagai sebuah krisis, tentu akan menjadi mimpi buruk, bukan? Karena itu, pada
tahap selanjutnya anda juga bisa membuat rencana darurat untuk setiap risiko yang ditemukan.
Hal ini akan banyak membantu anda bilamana risiko ini benar-benar terjadi di situasi yang genting
atau secara tiba-tiba.

9. Pengukuran Efisiensi Risiko Matrik Risiko (Risk Metrics)

Efisiensi risiko dapat diukur melalui pertanyaan berikut:

➢ Bagaimana perbandingan jumlah risiko yang terjadi dengan risiko yang teridentifikasi?
➢ Apa dampak risiko tersebut seburuk yang diperkirakan?
➢ Berapa banyak risiko yang terjadi berulang?
➢ Bagaimana resiko aktual yang terjadi berbeda dengan risiko yang sudah diantisipasi?

Audit Risiko (Risk Audit)

Kegiatan audit risiko adalah sebuah analisis dari ahli yang digunakan sebagai rekomendasi untuk
meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam perusahaan. Kegiatan ini akan mengevaluasi hal-
hal seperti:

➢ 10 risiko teratas dalam perusahaan yang membutuhkan perhatian khusus.


➢ Potensi risiko tambahan yang teridentifikasi.
➢ Area rawan risiko dalam proyek.
➢ dan lain-lain.

10. Pemantauan dan Pengendalian Risiko

Pada tahap akhir ini, aktivitas yang bisa kita lakukan untuk mengelola risiko adalah:

✓ Mengidentifikasi risiko baru dan merencanakannya.


✓ Melacak risiko yang ada untuk memeriksa apakah penilaian ulang risiko diperlukan, apakah
setiap risiko memiliki pemicunya, kemungkinan risiko menjadi lebih buruk dari waktu ke
waktu, dan kemungkinan risiko yang tersisa yang memerlukan pendekatan jangka panjang.
✓ Reklasifikasi risiko untuk mengkaji ulang risiko yang tidak dapat terselesaikan.
✓ Pelaporan risiko yang harus diperbaharui. Baik dari daftar risiko yang ditemukan, hingga
respon untuk masing-masing risiko tersebut. Daftar risiko proyek ini adalah alat pelaporan
risiko utama dan tersedia di server proyek pusat dan dapat diakses oleh semua project
stakeholder.

Anda mungkin juga menyukai