MANAJEMEN RISIKO
Oleh :
Ni Made Ari Ekantini
2281511014
1. Apa yang dimaksud dengan risiko dan jelaskan konsep manajemen risiko.
Jawab :
Risiko adalah kemungkinan yang terjadinya kerugian, kerusakan, atau ketidakpastian dalam
suatu situasi atau keputusan. Risiko dapat muncul dalam berbagai konteks, termasuk dalam
bisnis, keuangan, lingkungan, kesehatan, dan banyak aspek lainnya.
• Identifikasi Risiko: Proses awal adalah mengidentifikasi semua potensi risiko yang
mungkin memengaruhi tujuan atau aktivitas yang sedang dilakukan. Risiko dapat berasal
dari berbagai sumber, termasuk lingkungan eksternal, kebijakan internal, perubahan
pasar, dan banyak lagi.
• Evaluasi Risiko: Setelah risiko diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menilai risiko-
risiko tersebut. Evaluasi risiko melibatkan penilaian probabilitas terjadinya risiko dan
dampaknya jika terjadi.
• Pengembangan Strategi Pengelolaan Risiko: Setelah risiko dievaluasi, perlu
mengembangkan strategi pengelolaan risiko. Strategi ini mencakup cara untuk
mengurangi risiko (pengendalian risiko), mentransfer risiko melalui asuransi atau
kontrak, menahan risiko (retensi risiko), atau bahkan mengejar peluang yang mungkin
muncul dari risiko tertentu.
• Implementasi Tindakan Pengelolaan Risiko: Strategi pengelolaan risiko kemudian
diimplementasikan dalam praktik. Ini termasuk melaksanakan tindakan pengendalian,
membuat perubahan dalam proses bisnis atau proyek, atau melakukan langkah-langkah
lain sesuai dengan strategi yang telah ditentukan.
• Monitor dan Tinjau: Setelah tindakan pengelolaan risiko diimplementasikan, risiko-
risiko tersebut harus dipantau secara teratur. Evaluasi dan pemantauan terus-menerus
diperlukan untuk memastikan bahwa strategi pengelolaan risiko tetap efektif, dan untuk
mengidentifikasi perubahan dalam lingkungan risiko.
2. Apa maksud dan tujuan melakukan Risk Break down Structure (RBS).
Jawab :
Risk Breakdown Structure (RBS) adalah alat atau metode yang digunakan dalam
manajemen risiko untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan mengorganisir risiko-
risiko yang mungkin memengaruhi proyek, organisasi, atau aktivitas tertentu. RBS adalah
konsep yang mirip dengan Work Breakdown Structure (WBS) yang digunakan dalam
manajemen proyek untuk memecah tugas menjadi komponen yang lebih kecil. Tujuan
utama dari RBS adalah:
• Penyusunan Prioritas: Dengan RBS, risiko-risiko yang telah diidentifikasi dapat diberi
prioritas berdasarkan tingkat signifikansi, probabilitas terjadinya, atau kriteria lain yang
relevan.
• Komunikasi dan Kesadaran Risiko: RBS dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang
efektif. Ini membantu dalam menyampaikan informasi tentang risiko-risiko kepada
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder).
5. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan berbasis risiko? Berikan contohnya.
Jawab :
Pengambilan keputusan berbasis risiko adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan
yang mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian sebagai faktor penting dalam proses
pengambilan keputusan.
• Analisis risiko kuantitatif lebih objektif dan menggunakan data numerik serta
perhitungan statistik untuk mengukur dampak dan probabilitas risiko. Ini biasanya
dilakukan pada tahap yang lebih lanjut dalam proyek.
Contoh :
8. Apa yang Anda ketahui tentang Risk Control ---> cara /strategi untuk memonitor risiko,
jelaskan secara terintegrasi berdasarkan teori dan yang sudah diterapkan.
Jawab :
Risk Control adalah tahap dalam proses manajemen risiko yang melibatkan langkah-
langkah untuk mengelola risiko yang telah diidentifikasi dan dievaluasi sebelumnya. Ini
termasuk mengambil tindakan untuk mengurangi dampak risiko atau probabilitas
terjadinya. Berikut adalah cara/strategi yang terintegrasi untuk memonitor risiko
berdasarkan teori dan praktik yang sudah diterapkan:
• Identifikasi Risiko (Teori):
Sebelum melakukan monitor risiko dilakukan terlebih dahulu pemahaman mendalam
tentang lingkungan internal dan eksternal organisasi dengqan mengidentifikasi resiko.
• Penilaian Risiko (Teori):
Penilaian Dampak dan Probabilitas dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif untuk menilai sejauh mana dampak dan probabilitas munculnya risiko.
• Strategi Mitigasi (Teori):
Menerapkan siklus berkelanjutan yang mencakup identifikasi, penilaian, pengembangan
strategi mitigasi, implementasi, dan pemantauan.
• Pengukuran Kinerja (Teori):
Key Risk Indicators (KRI): Menerapkan KRI yang telah ditentukan sebelumnya untuk
mengukur kinerja dan memonitor risiko. KRI membantu dalam mendeteksi perubahan
yang signifikan dalam tingkat risiko.
• Audit dan Peninjauan Terintegrasi (Teori) :
Mengintegrasikan audit dan peninjauan risiko di seluruh organisasi. Ini mencakup audit
internal dan eksternal yang fokus pada manajemen risiko
• Peninjauan Berkala Terintegrasi (Teori) :
Melakukan peninjauan berkala terhadap strategi mitigasi risiko untuk memastikan
relevansi dan efektivitas mereka dalam mengatasi risiko organisasi
• Risk Registers Terintegrasi (Praktik):
Membangun risk registers terintegrasi yang mencakup semua risiko yang diidentifikasi
di seluruh organisasi. Ini adalah dokumen berbasis database yang mencatat semua risiko,
sumber risiko, dampak, dan probabilitasnya.
• Pelaporan Terintegrasi (Praktik):
Mengembangkan laporan risiko yang mencakup semua risiko organisasi, yang dapat
dipresentasikan kepada dewan direksi dan pemangku kepentingan lainnya.
• Keterlibatan Stakeholder (Praktik):
Melibatkan pemangku kepentingan yang relevan dalam proses pemantauan risiko. Ini
dapat melibatkan pertemuan rutin, pelaporan berkala, dan komunikasi terbuka.
• Pengintegrasian dengan Perencanaan Strategis (Praktik):
Memastikan bahwa pemantauan risiko terintegrasi dengan perencanaan strategis
organisasi. Risiko yang teridentifikasi harus diperhitungkan dalam perencanaan jangka
panjang dan pendek.
• Pelatihan dan Kesadaran Terintegrasi (Praktik):
Memberikan pelatihan dan edukasi kepada seluruh karyawan tentang pentingnya
manajemen risiko terintegrasi dan bagaimana mereka dapat berkontribusi.
• Pembaruan Strategi Mitigasi (Praktik):
Melakukan peninjauan berkala terhadap strategi mitigasi dan memperbarui sesuai dengan
perkembangan baru. Ini penting untuk memastikan bahwa strategi tetap relevan dan
efektif.