Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN RESIKO

SRIANA UMAR
210903502143
A. PENDAHULUAN
Pengendalian resiko adalah langkah penting dalam memastikan keselamatan dan
keberlanjutan suatu organisasi. Dengan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola resiko,
kita dapat meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan peluang keberhasilan. Melalui
pendahuluan pengendalian resiko ini, mari kita menjaga kesiapan dan menghadapi tantangan
dengan bijaksana. Bersama-sama, kita akan melangkah maju menuju masa depan yang lebih
aman dan sukses.
Pengendalian risiko adalah proses mengelola, mengurangi, atau menghilangkan risiko
yang dapat mempengaruhi tujuan atau keberhasilan suatu proyek, organisasi, atau kegiatan.
Pendahuluan pengendalian risiko merupakan langkah awal dalam proses pengendalian risiko dan
melibatkan identifikasi dan analisis risiko potensial yang dapat muncul.
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Resiko
Pengendalian risiko adalah proses identifikasi, evaluasi, dan pengelolaan risiko dalam
suatu organisasi atau lingkungan bisnis. Tujuan dari pengendalian risiko adalah
mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian atau dampak negatif yang disebabkan oleh
risiko tertentu.
Pengendalian risiko melibatkan langkah-langkah konkret untuk mengurangi risiko yang
diidentifikasi. Langkah-langkah ini dapat meliputi pengurangan kemungkinan terjadinya
risiko, mengurangi dampak negatif dari risiko yang mungkin terjadi, atau mengalihkan
risiko ke pihak lain melalui asuransi atau kontrak.

Beberapa metode umum yang digunakan dalam pengendalian risiko meliputi:

1. Identifikasi Risiko: Langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko potensial yang


dapat mempengaruhi organisasi atau proyek. Ini melibatkan menganalisis lingkungan
internal dan eksternal, serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerugian atau
kegagalan.
2. Evaluasi Risiko: Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi
risiko dengan memperhatikan kemungkinan terjadinya risiko dan dampak negatif yang
mungkin timbul. Evaluasi risiko membantu dalam memprioritaskan risiko yang perlu
ditangani.
3. Pengembangan Strategi Pengendalian Risiko: Setelah risiko dievaluasi, strategi
pengendalian risiko dapat dikembangkan. Strategi ini berfokus pada mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko dan mengurangi dampak negatif jika risiko tersebut
terjadi. Strategi ini dapat melibatkan perubahan proses kerja, implementasi kontrol
keamanan tambahan, diversifikasi investasi, atau asuransi.
4. Implementasi Pengendalian Risiko: Setelah strategi pengendalian risiko
dikembangkan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan langkah-langkah
pengendalian yang telah ditentukan. Hal ini dapat melibatkan pelatihan karyawan,
penerapan sistem keamanan, atau perubahan kebijakan dan prosedur.
5. Pemantauan dan Peninjauan: Pengendalian risiko harus dipantau secara teratur untuk
memastikan bahwa langkah-langkah yang diimplementasikan efektif dalam mengurangi
risiko. Jika diperlukan, peninjauan dan penyesuaian strategi pengendalian risiko juga
dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan bisnis atau kondisi pasar.

Pengendalian risiko merupakan bagian penting dari manajemen risiko yang efektif dan
membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengelola risiko dengan lebih baik.
Istilah "risiko" dalam bahasa Indonesia mengacu pada "risiko" dalam bahasa Inggris. Risiko
adalah kemungkinan kerugian, kerusakan, atau hasil atau peristiwa yang tidak diinginkan yang
terjadi. Ini melibatkan ketidakpastian dan potensi konsekuensi negatif yang mungkin timbul dari
berbagai aktivitas, situasi, atau keputusan.
Dalam konteks bisnis dan keuangan, risiko sering dikaitkan dengan potensi kerugian atau
ketidakstabilan finansial. Ini adalah bagian integral dari proses investasi dan pengambilan
keputusan, di mana individu dan organisasi menilai dan mengelola risiko untuk melindungi aset
mereka dan mencapai tujuan mereka.
Risiko juga dapat dikategorikan ke dalam berbagai jenis, seperti risiko pasar, risiko kredit, risiko
operasional, dan risiko hukum. Setiap jenis risiko mewakili area khusus yang menjadi perhatian
dan membutuhkan strategi dan tindakan yang disesuaikan untuk mitigasi.
Secara keseluruhan, konsep "risiko" atau risiko menekankan perlunya mempertimbangkan
potensi hasil yang merugikan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meminimalkan atau
mengelolanya secara efektif.

2. Jenis Resiko
Pengendalian risiko adalah proses mengelola risiko dalam suatu organisasi atau
kegiatan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian atau dampak negatif.
Ada beberapa jenis pengendalian risiko yang umum digunakan, antara lain:

1. Pengendalian pencegahan (Preventive controls): Jenis pengendalian ini bertujuan


untuk mencegah terjadinya risiko atau mengurangi kemungkinan risiko terjadi.
Contohnya adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mencegah akses
yang tidak sah ke sistem informasi, pelatihan untuk meningkatkan kesadaran akan
risiko, dan tindakan keamanan fisik seperti penggunaan kunci ganda.
2. Pengendalian deteksi (Detective controls): Pengendalian deteksi dirancang untuk
mendeteksi adanya risiko atau ancaman yang sedang terjadi. Misalnya, sistem
pemantauan keamanan yang mengawasi aktivitas mencurigakan dalam jaringan
komputer atau penggunaan alat deteksi kebakaran untuk mengidentifikasi kebakaran
secara dini.
3. Pengendalian korektif (Corrective controls): Jenis pengendalian ini digunakan
setelah terjadinya risiko atau kerugian untuk memperbaiki situasi atau mengurangi
dampaknya. Contohnya adalah proses pemulihan setelah terjadinya bencana,
pemulihan data setelah kehilangan informasi, atau tindakan perbaikan setelah terjadi
pelanggaran kebijakan.
4. Pengendalian mitigasi (Mitigating controls): Pengendalian ini bertujuan untuk
mengurangi dampak atau konsekuensi risiko jika terjadi. Contohnya adalah
implementasi sistem pemantauan suhu pada ruang server untuk mengurangi risiko
kelebihan panas atau penggunaan sistem backup dan restore untuk mengurangi risiko
kehilangan data.
5. Pengendalian transference (Transference controls): Jenis pengendalian ini
melibatkan transfer risiko kepada pihak ketiga. Misalnya, dengan membeli asuransi,
organisasi dapat mentransfer risiko ke perusahaan asuransi jika terjadi kerugian.
6. Pengendalian penerimaan (Acceptance controls): Kadang-kadang, risiko dapat
diterima dan dianggap sebagai bagian dari aktivitas atau strategi organisasi. Namun,
meskipun risiko ini diterima, organisasi masih dapat menerapkan pengendalian lain
untuk mengurangi dampak atau meningkatkan kesiapan dalam menghadapi risiko
tersebut.

Penggunaan jenis pengendalian risiko ini tergantung pada jenis risiko yang dihadapi
dan konteks organisasi atau kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam praktiknya,
seringkali digunakan kombinasi dari beberapa jenis pengendalian untuk mengelola
risiko secara efektif.
3. Deskripsi Risiko
Pengendalian risiko adalah proses untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengelola risiko dalam suatu organisasi atau proyek. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian atau dampak negatif yang dapat
mempengaruhi tujuan dan kinerja organisasi.

Deskripsi pengendalian risiko melibatkan langkah-langkah berikut:

a. Identifikasi Risiko: Identifikasi risiko melibatkan mengidentifikasi potensi


ancaman atau peluang yang dapat mempengaruhi organisasi atau proyek. Ini
melibatkan mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal, dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan risiko.
b. Evaluasi Risiko: Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi risiko tersebut. Evaluasi risiko melibatkan penilaian tingkat
probabilitas terjadinya risiko dan dampak yang mungkin timbul jika risiko
tersebut terjadi. Dalam penilaian ini, risiko dapat diberi bobot atau diberi
tingkat keparahan yang membantu dalam menentukan langkah-langkah
pengendalian yang tepat.
c. Pengembangan Strategi Pengendalian Risiko: Setelah risiko dievaluasi, strategi
pengendalian risiko harus dikembangkan. Strategi ini harus dirancang untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya risiko atau mengurangi dampaknya jika
risiko tersebut terjadi. Strategi ini dapat mencakup langkah-langkah seperti
menghindari risiko, mentransfer risiko ke pihak lain melalui asuransi atau
kontrak, mengurangi risiko melalui tindakan mitigasi, atau menerima risiko jika
risiko tersebut dapat dikelola secara efektif.
d. Implementasi Pengendalian Risiko: Setelah strategi pengendalian risiko
dikembangkan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya.
Implementasi melibatkan menerapkan langkah-langkah pengendalian yang telah
dirancang, mengkomunikasikan strategi dan tindakan yang harus diambil
kepada pihak yang terlibat, dan memastikan bahwa langkah-langkah
pengendalian tersebut diikuti dengan konsisten.
e. Pemantauan dan Tinjauan: Pengendalian risiko harus dipantau secara teratur
untuk memastikan efektivitasnya. Pemantauan melibatkan mengawasi
pelaksanaan langkah-langkah pengendalian, memantau perubahan lingkungan
yang dapat mempengaruhi risiko, dan mengevaluasi efektivitas pengendalian
yang ada. Tinjauan berkala juga harus dilakukan untuk meninjau ulang strategi
pengendalian risiko dan memastikan bahwa mereka tetap relevan dan efektif
seiring berjalannya waktu.

Deskripsi pengendalian risiko tersebut merupakan siklus berkelanjutan yang


melibatkan identifikasi, evaluasi, pengembangan, implementasi, dan pemantauan
risiko secara terus-menerus. Dengan melakukan pengendalian risiko yang efektif,
organisasi dapat mengurangi kerugian potensial dan memastikan keberlanjutan dan
keberhasilan operasional mereka.

4. Pengendalian Resiko

a. Penghindaran Risiko
 Identifikasi Risiko: Tahap pertama adalah mengidentifikasi risiko yang ada. Ini
melibatkan mengidentifikasi potensi bahaya, ancaman, atau kerentanan yang
dapat mengganggu atau merugikan tujuan atau kegiatan yang sedang dilakukan.
Identifikasi risiko melibatkan analisis menyeluruh terhadap lingkungan, proses,
atau kegiatan yang terlibat.

 Evaluasi Risiko: Setelah risiko diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah


mengevaluasi risiko tersebut. Ini melibatkan analisis lebih lanjut untuk
menentukan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya risiko. Evaluasi
risiko melibatkan penilaian terhadap konsekuensi yang mungkin terjadi jika
risiko tersebut menjadi kenyataan. Dengan mengevaluasi risiko, prioritas dapat
ditetapkan untuk menentukan risiko mana yang perlu mendapatkan perhatian
paling besar.
 Penanganan Risiko: Tahap terakhir adalah penanganan risiko, di mana langkah-
langkah diambil untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang
teridentifikasi. Ini melibatkan pengembangan dan implementasi strategi
pengurangan risiko yang sesuai. Beberapa tindakan yang dapat diambil termasuk
menghindari risiko sepenuhnya, memindahkan risiko kepada pihak ketiga,
mengurangi dampak risiko, atau mengalihkan risiko melalui asuransi atau
instrumen keuangan lainnya. Penanganan risiko juga mencakup pemantauan dan
penilaian berkala untuk memastikan efektivitas langkah-langkah pengurangan
risiko yang diambil.

b. Lingkungan Risiko
 Makna lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian risiko merujuk pada kerangka kerja, proses, dan
faktor-faktor yang ada dalam suatu organisasi yang mempengaruhi pengelolaan
risiko. Lingkungan pengendalian risiko ini mencakup elemen-elemen yang
diperlukan untuk mendukung identifikasi, evaluasi, pengelolaan, dan
pemantauan risiko dalam suatu organisasi.

Makna lingkungan pengendalian risiko melibatkan beberapa aspek, antara lain:


o Kebijakan dan Komitmen Manajemen: Manajemen organisasi harus
menetapkan kebijakan yang jelas terkait pengendalian risiko dan
menunjukkan komitmen mereka terhadap pengelolaan risiko secara
efektif. Hal ini mencakup alokasi sumber daya yang memadai untuk
pengendalian risiko dan pemantauan yang terus-menerus.
o Struktur Organisasi: Struktur organisasi harus mendukung pengendalian
risiko dengan jelas menentukan tanggung jawab dan wewenang terkait
manajemen risiko. Ini termasuk penunjukan personel yang bertanggung
jawab atas pengelolaan risiko, serta integrasi fungsi manajemen risiko ke
dalam berbagai departemen dan tingkatan organisasi.
o Budaya dan Nilai Organisasi: Budaya organisasi yang mendukung
pengendalian risiko sangat penting. Organisasi harus mendorong budaya
yang memprioritaskan kesadaran akan risiko, akuntabilitas, dan
transparansi. Ini mencakup penghargaan terhadap individu dan tim yang
berhasil mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan baik.
o Sistem dan Proses: Organisasi perlu memiliki sistem dan proses yang
memadai untuk mengidentifikasi, menilai, mengelola, dan memantau
risiko. Ini melibatkan pembentukan kebijakan, prosedur operasional
standar, alat pengukuran risiko, dan sistem pelaporan yang efektif.
o Pengawasan dan Pemantauan: Lingkungan pengendalian risiko harus
mencakup mekanisme pengawasan dan pemantauan yang efektif untuk
memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian
risiko. Hal ini mencakup audit internal, evaluasi independen, dan
pelaporan kepada pihak yang berwenang.

Secara keseluruhan, lingkungan pengendalian risiko adalah fondasi yang


penting dalam pengelolaan risiko di dalam suatu organisasi. Dengan memiliki
lingkungan pengendalian risiko yang kuat, organisasi dapat mengidentifikasi,
mengurangi, dan mengelola risiko dengan lebih efektif, sehingga mencapai
tujuan bisnisnya dengan lebih baik.
 Penetapan Risiko Pengendalian
Merupakan proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan
pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu
perusahaan dalam mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan
keuangan.
Dalam penetapan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu
melakukan beberapa hal, diantaranya :
a. mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk
mendapatkan pemahaman.
b. Mengidentifikasi salah saji material.
c. Identifikasi pengendalian diperlukan.
d. Melakukan pengujian pengendalian.
 Waktu Pengendalian Risiko
Dari sisi timing (waktu), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum,
selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan
training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas
sebelum risiko terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko.
Sebagai contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang
jika terjadi kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko
terjadi.
 Pengalihan Risiko ke Tempat Lain
Pengalihan risiko ke tempat lain adalah strategi yang digunakan oleh
individu atau organisasi untuk memindahkan atau mentransfer risiko yang
mungkin mereka hadapi kepada pihak lain. Tujuannya adalah untuk mengurangi
atau menghilangkan dampak negatif yang dapat timbul dari risiko tersebut.
 Proses Pengelolaan Risiko
Proses pengelolaan risiko terdiri dari 4 langkah yaitu: identifikasi,
penilaian, seleksi pengendalian, dan monitoring risiko.
1. Kemungkinan dan Besarnya Risiko
Kemungkinan dan besarnya risiko paling baik ditunjukkan dengan menggunakan
matriks risiko. Matriks risiko adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi dan
menggambarkan risiko dalam suatu proyek atau kegiatan. Ini membantu untuk
mengidentifikasi kemungkinan risiko yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap
tujuan proyek atau kegiatan tersebut.
Matriks risiko biasanya terdiri dari dua sumbu: sumbu horizontal yang mewakili
kemungkinan terjadinya risiko, dan sumbu vertikal yang mewakili dampak risiko
terhadap proyek atau kegiatan. Biasanya, skala kemungkinan dan dampak
didefinisikan dalam beberapa tingkatan, misalnya rendah, sedang, dan tinggi.
2. Hierarki Pengendalian Risiko
Ukuran dan kebijaksanaan pengendalian dapat disaring men- jadi beberapa
kategori, dengan menempatkan yang paling efektif pada peringkat atas dari daftar
pengendalian, dan urutan pengendalian ini dari yang tertinggi hingga terendah disebut
hierarki pengendalian.
Hierarki pengendalian risiko (hierarchy of control) merupakan suatu hal yang
penting untuk diperhatikan. Pemilihan yang tepat terhadap hierarki pengendalian
risiko dapat memberikan manfaat secara efektif dan efisisen sehingga dapat
menurunkan terjadinya risiko dan risiko dapat diterima (acceptable risk).
Berdasarkan ANSI Z10:2005 menyebutkan bahwa hierarki pengendalian dalam
sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja antara lain:
 Eliminasi
Eliminasi merupakan hierarki teratas untuk menghilangkan bahaya, tujuannya adalah
untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan yang diakibatkan manusia dalam
menjalankan pekerjaan. Penghilangan bahaya adalah metode yang efektif.
 Substitusi
Substitusi adalah suatu metode pengendalian dengan cara mengganti bahan, proses,
operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya,
sehingga metode ini mampu menurunkan bahaya dan meminimalisir risiko melalui
desain ulang.
 Pengendalian Teknik
Pengendalian tersebut bertujuan untuk memilah bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian tersebut terdapat dalam suatu
unit sistem mesin atau peralatan.
 Pengendalian Administratif
Metode tersebut ditujukan pada orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan
adanya metode tersebut diharapkan orang akan mematuhi dan memiliki kemampuan
menyelesaikan serta keahlian yang cukup untuk pekerjaan secara aman. Jenis
pengendalian ini meliputi seleksi karyawan, adanya SOP, pelatihan, pengawasan,
modifikasi perilaku, jadwal kerja,rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan,
jadwal istirahat dan investigasi.
 Alat Pelindung Diri
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri yang tepat dan efisien dapat
mengurangi risiko terhadap dampak bahaya.
C. KESIMPULAN
Resiko ialah menjadi bentuk keadaan ketidakpastian ihwal suatu keadaan yang
akan terjadi nantinya dengan keputusan tengtang suatu keadaan yg akan terjadi nantinya
menggunakan keputusan yang diambil berdasarkan banyak sekali pertimbangan pada
waktu ini. Maka berasal itu krusial buat melakukan pengendalian risiko buat
meminimalisir bahkan mencegah ketidakpastian ihwal sesuatu keadaan yg akan terjadi.

D. SOAL PERTANYAAN
1. Mengapa pengendalian risiko sangat dibutuhkan?
2. Sebutkan proses apa yang terjadi pada manjemen resiko dan jelaskan?
3. Apakah resiko terkait peluang atau kerugian?
4. Sebutkan salah satuh lingkungan resiko?
5. Jelaskan apa yang di maksud dengan hierarki pengendalian resiko?
DAFTAR PUSTAKA
Hopkin, P. (2010). Fundamentals of Riak Management: Understanding, Evaluating, and
Implementing Effective Risk Management. New York: Kogan Page.

Dr. Ie. Nico Djundharto Djajasinga, MSc. CPFF. IPM. (2022). Lingkungan Pengendalian Risiko
GLOSARIUM
Strategi : Rencana tingkat tinggi untuk mencapai tujuan dalam kondisi yang tidak pasti

Analisis : Mengamati aktivitas objek dengan cara mendeskripsikan komposisi objek dan
menyusun kembali komponen-komponennya untuk dikaji atau dipelajari

Penilaian : Proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap
hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu

Definisi : Rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok
pembicaraan atau studi

Deskripsi : Pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci

Anda mungkin juga menyukai