Definisi
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda kelima
Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sasaran
dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai sasaran tersebut, Kementerian
Kesehatan akan menghadapi berbagai faktor baik eksternal maupun internal
yang secara langsung maupun tidak langsung dapat penghambat pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Ketidakpastian terhadap pencapaian tujuan
dan sasaran inilah yang disebut dengan Risiko.
Untuk melakukan antisipasi terhadap kondisi ketidakpastian dimasa akan
datang, Kementerian Kesehatan dituntut untuk dapat mengelola risiko yang
ada secara terintegrasi dengan program Kementerian Kesehatan.
Manajemen risiko merupakan cara pendekatan yang tepat untuk
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mengendalikan risiko
yang dapat menghambat pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian
Kesehatan. Manajemen risiko dapat diterapkan ke seluruh satuan kerja
lingkup Kementerian Kesehatan pada keseluruhan area program/kegiatan
dan pada setiap tingkatan baik pada suatu fungsi khusus, proses maupun
suatu program/kegiatan.
Prinsip manajemen risiko adalah sebagai berikut: memberi nilai tambah dan
melindungi nilai organisasi; bagian terpadu dari proses organisasi; bagian
dari pengambilan keputusan, secara khusus menangani ketidakpastian;
sistematis, terukur dan tepat waktu; berdasarkan informasi terbaik yang
ada; manajemen risiko adalah untuk penggunanya ( tailored) manajemen
risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya; manajemen risiko
harus transparan dan inklusif; manajemen risiko bersifat dinamis, berulang
dan tanggap terhadap perubahan; manajemen risiko harus memfasilitasi
terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi secara berlanjut.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu alat mutu untuk
mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan mengenali model-model adanya
kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap
tiap model kesalahan/kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya,
mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan
melakukan perubahan desain/prosedur.
Manusia Metode
Sarana Lingkungan
4. Melakukan Pemecahan Masalah (Brainstorming)
Pemecahan masalah didiskusikan oleh setiap anggota unit pelayanan yang ditentukan, dan mengisi tabel
brainstorming.
Tabel Brainstorming
N Uraian Indikator
Masalah Tujuan Sasaran Penanggungjawab Pelaksana Waktu
o Kegiatan Hasil
Risiko dari unit pelayanan
yang ditentukan:
a. Bagi Pasien
b. Bagi Petugas
c. Bagi Lingkungan
6. Register Risiko Area Prioritas
Melakukan register risiko area prioritas dengan mengisi tabel register risiko.
Tabel Register Risiko
Tingkat
risiko
Risiko Upaya
(sangat Pelaporan
N Yang Penyebab Pencegahan penanganan Penanggung
Ruangan tinggi, Akibat jika terjadi
o Mungkin terjadinya risiko jika terkena jawab (PIC)
tinggi, paparan
Terjadi risiko
sedang,
rendah)
a. Bagi
Pasien
b. Bagi
petugas
c. Bagi
Lingkungan
7. Identifikasi Modus-Modus Kegagalan (Failure Modes)
Unit pelayanan yang ditentukan melakukan identifikasi modus-modus kegagalan, penyebab, akibat, dan solusinya.
8. Mengisi Formulir Analisis Failure Mode and Effect Analysis (Matriks FMEA)
Daftar modus-modus kegagalan yang telah diidentifikasi kemudian diisikan dalam matriks FMEA. Analisis risiko
dilakukan dengan menetapkan nilai kemungkinan kejadian ( occurence), tingkat keparahan (severity), dan
kemudahan deteksi (detectability) dengan merujuk pada tabel terlampir. Risk Priority Number (RPN) ditentukan
dengan memultiplikasi nilai occurence, severity, dan detectability.
Formulir Analisis FMEA (Matriks FMEA)
Modus- Sebab Akibat Kemungkinan Tingkat Kemudahan Risk Solusi Indikator
modus kejadian Keparahan Deteksi Priority Keberhasilan
kegagalan (Occurence) (Severity) (Detectability) Number
(Failure (RPN)
Modes)
Nilai Kemungkinan Kejadian (Occurence)
Nila
Penjelasan Pengertian
i
10 Kemungkinan terjadinya dapat dipastikan Kesalahan terjadi paling tidak sekali sehari atau hampir setiap saat
9 Hampir tidak dapat dihindarkan Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
8
Kemungkinan terjadi sangat tinggi Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak seminggu sekali
7
6
Kemungkinan terjadi tinggi sedang Kesalahan terjadi sekali sebulan
5
4
Kemungkinan terjadi sedang Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tiap tiga bulan
3
2 Kemungkinan terjadi rendah Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali setahun
Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang ingat
1 Kemungkinan terjadi amat sangat rendah
kapan terakhir terjadi
Nilai Tingkat Keparahan (Severity)
Nila
Penjelasan Pengertian
i
Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan kerusakan sistem tanpa tanda-
10
berbahaya tanda yang mendahului
Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera berat/permanen pada pelanggan atau gangguan
9
Sangat berbahaya
8 serius pada sistem yang dapat menghentikan pelayanan dengan adanya tanda yang mendahului
Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang dengan tingkat
7 Berbahaya ketidakpuasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan gangguan sistem yang
membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang yang signifikan
Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidakpuasan pelanggan dan/atau
6
Berbahaya sedang
5 menimbulkan masalah besar pada sistem
Kesalahan menyebabkan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi dirasakan mengganggu
Berbahaya ringan
4 oleh pelanggan dan/atau menyebabkan masalah ringan pada sistem yang dapat diatasi dengan
3 sampai sedang
modifikasi ringan
Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan tidak menyadari adanya masalah tetapi
2 Berbahaya ringan
berpotensi menimbulkan cedera ringan atau tidak berakibat pada sistem
1 Tidak berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak berdampak pada sistem
Nilai Kemudahan Deteksi (Detectability)
Nila
Penjelasan Pengertian
i
10 Tidak ada peluang untuk diketahui Tidak ada mekanisme untuk mengetahui adanya kesalahan
Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi yang menyeluruh, tidak feasible
9
Sangat sulit diketahui
8 dan tidak segera dapat dilakukan
Kesalahannya dapat diketahui dengan inspeksi manual atau tidak ada proses
7
Sulit diketahui
6 yang baku untuk mengetahui, sehingga ketahuan karena kebetulan
Berpeluang sedang untuk Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak otomatis atau
5
diketahui dilakukan secara sampling
4
Berpeluang tinggi untuk diketahui Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak otomatis
3
Berpeluang sangat tinggi untuk
2 Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis
diketahui
Hampir dipastikan untuk Ada proses otomatis yang akan menghentikan proses untuk mencegah
1
diketahui kesalahan
9. Menetapkan Cut-Off Point
Setelah perhitungan Risk Priority Number (RPN) dari setiap modus
kegagalan, modus-modus kegagalan diurutkan dalam tabel cut-off point
berdasarkan nilai RPN dari yang terbesar sampai terkecil, lalu dihitung
nilai RPN kumulatif dan persentase RPN kumulatifnya. Cut-off point
modus kegagalan ditetapkan pada nilai persentase RPN kumulatif 80%.
Tabel Cut-Off Point
Presentase RPN
Modus Kegagalan RPN RPN Kumulatif Keterangan
Kumulatif
A/
Modus kegagalan A A A
(A+B+C)x100%
B/
Modus kegagalan B B A+B
(A+B+C)x100%
C/
Modus kegagalan C C A+B+C
(A+B+C)x100%
Tidak
No Analisa manajemen risiko di area prioritas Terlaksana
terlaksana
1 Identifikasi area prioritas √
2 Penentuan Area Prioritas √
3 Akar penyebab Masalah (Fish Bone) √
4 Pemecahan Masalah √
5 Rencana Tindak Lanjut Area Prioritas √
6 Register Risiko Area Prioritas √
7 Identifikasi Failure Modes √
8 Matriks Failure Mode & Effect Analysis √
9 Penetapan Cut-Off Point √
10 Tindak lanjut √