Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kelompok : Himawan Sutanto

Tugas : Pelaksanan Manajemen Resiko

Pemateri : Kak Juli / Kepo

Manajemen Risiko dalam Kegiatan Kepramukaan

Di dalam kursus (KMD)  seorang calon pembina pramuka dibekali berbagai macam materi
pelatihan, salah satu diantaranya  materi tentang Manajemen Risiko. Manajemen risiko itu
sangat penting di dalam kegiatan Pramuka. Karena hampir semua aktivitas kepramukaan di
laksanakan outdoor atau di alam terbuka.

Karena prinsip utama yang dipegang dalam setiap kegiatan kepramukaan adalah “Safety First”,
keselamatan/nyawa itu yang nomor satu.

Pada Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 227 Tahun2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko Dalam Gerakan Pramuka, telah dijelaskan secara
mendetail tentang “Risk Management” yang harus diketahui oleh anggota dewasa sehingga dapat
menerapkannya di dalam berkegiatan bersama adik-adik yang dibinanya.

Beberapa hal yang bisa diangkat disini dari Keputusan Kwarnas nomor 227 Tahun 2007 tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan tentang Definisi, Tujuan serta Sasaran dari Manajemen Risiko Kepramukaan
2. Langkah-langkah dalam Proses Manajemen Risiko.

1. Definisi

Manajemen Risiko adalah penggunaan sistematik dari kebijakan dan proses manajemen yang
dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi serta memberikan perlakuan pada
risiko, dan mengembangkan budaya dalam Gerakan Pramuka untuk mempertimbangkan dengan
cermat kesempatan potensial dan juga efek negatif.
Perlakuan Terhadap Risiko yang dimaksud disini adalah seleksi dan implementasi pilihan-pilihan
yang tepat untuk berhubungan dan melakukan tindakan penanggulangan risiko.

Manajemen Risiko merupakan sebuah proses baku yang terdiri atas langkah-langkah, yang
ketika dilakukan dalam urutan-urutan tertentu, memungkinkan perbaikan yang
berkesinambungan dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun dalam pengambilan
keputusan, kebijakan manajemen risiko akan dianalisis paling tidak satu kali dalam setahun.

Tujuannya adalah Menanggulangi berbagai akibat negatif baik secara moril maupun materiil
dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Gerakan Pramuka, baik dalam skala kecil (kegiatan
gugusdepan) maupun skala besar (kegiatan cabang, daerah, maupuan nasional).

Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka untuk melengkapi proses yang telah ada,
serta untuk memastikan bahwa risiko yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dapat disadari
dan dikelola dengan baik.

Sasarannya adalah jaminan rasa aman bagi semua peserta kegiatan dan menghapuskan risiko
terhadap nyawa, cedera, material, maupun finansial, sehingga citra Gerakan Pramuka tetap dapat
terpelihara.

2. Langkah-langkah dalam Proses Manajemen Risiko.

Dalam Keputusan Kwarnas nomor 227 Tahun 2007  pada Bab II bisa kita perhatikan bahwa
bukan hanya pembina pramuka saja yang harus memeahami tentang Manajemen Risiko. 

Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka mensyaratkan semua anggota, pembina, pelatih,
pengurus, staf, dan majelis pembimbing untuk menjadi sadar akan risiko dalam konteks sistem
manajemen, proses dan praktik perencanaan. Kebijakan ini didistribusikan pada semua unsur
dalam Gerakan Pramuka. Sebagai tambahan, sesi pelatihan reguler, yang meliputi juga latihan
Manajemen Risiko, harus secara teratur dilakukan sebagai bagian dari pelatihan Kepramukaan.

 Dengan demikian penting untuk dipahami bahwa Manajemen Risiko hendaknya diperhatikan
dengan sungguh-sungguh oleh semua pemangku kebijakan pendidikan agar turut saling
mengawasi demi keamanan dan keselamatan peserta didik.
Karena keteledoran dalam pengawasan dan memanage kegiatan kepramukaan dapat berakibat
fatal bagi peserta didik, yang seharusnya dilindungi dan aman dalam berkegiatan.

Manajemen Risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan memberikan


intervensi pada risiko.

Sedangkan Elemen penilaian risiko untuk setiap fungsi atau aktivitas adalah: menetapkan
konteks, mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, mengevaluasi risiko.

1. Menetapkan Konteks

Di dalam menetapkan konteks dalam setiap penilaian risiko, area kunci yang harus
dipertimbangkan adalah:

1. Menetapkan Konteks Strategis.


2. Siapakah pihak-pihak yang terkait?
3. Seperti apakah lingkungan di mana pramuka berkegiatan, apakah lingkungan tersebut
akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mengelola risiko?
4. Dukungan dari eksekutif harus diperoleh.
5. Menetapkan konteks organisasi.
6. Apakah tujuan strategis serta strategi dari Gerakan Pramuka?

 Mengidentifikasi Risiko

Adalah penting bahwa semua risiko teridentifikasi.

Pertanyaan kuncinya adalah:

1. Apa yang terjadi?


2. Kumpulkan daftar yang komprehensif dari kejadian-kejadian dan identifikasi hal-hal
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan aktivitas.
3. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi?
4. Pertimbangkan dan buat rincian kemungkinan dan skenario penyebab.
5. Tentukan alat dan teknik yang digunakan.
6. Checklist.
7. Pengambilan keputusan berdasar pada pengalaman dan catatan sebelumnya.
8. Sesi curah pendapat.

Sebagian besar aktivitas dan inisiatif Gerakan Pramuka adalah sederhana, terdiri atas aktivitas
atau proses rutin pada kegiatan-kegiatan utama. Dalam keadaan seperti ini, proses untuk
mengidentifikasi dan menganalisa risiko dibandingkan secara langsung dengan hal-hal yang
sudah dipraktekkan secara mapan di berbagai kegiatan dan tingkatan.

 Menganalisis Risiko

Analisis risiko penting untuk menentukan dampak yang mungkin terjadi pada tujuan organisasi.
Analisis risiko ini diperoleh dengan menentukan sebab-sebab risiko dan kemudian
mengkalkulasi kecenderungan konsekuensi dari risiko yang muncul.

1. Penyebab

Langkah penting dalam mengontrol risiko adalah secara realistik dan objektif mengidentifikasi
sebab yang nyata dari risiko, untuk memungkinkan perkiraan lebih akurat dari dampak negatif
yang diukur. Hal ini juga memungkinkan intervensi dan tindakan terhadap risiko dapat secara
langsung diarahkan dan diaplikasikan pada hal-hal yang menjadi penyebab dengan cara yang
efektif/efisien.

 Kecenderungan

Pertimbangkan frekuensi atau kemungkinan munculnya risiko. Kecenderungan dapat dinilai


dengan berbagai sumber, termasuk:

1. Catatan sebelumnya dan analisis statistik.


2. Pengalaman yang relevan, penilaian spesialis dan ahli.
3. Uji coba peralatan.
4. Literatur penelitian.
Berikut ini adalah contoh Tabel      Rating Kecenderungan, seharusnya digunakan untuk
memperkirakan kecenderungan munculnya kejadian.

Kecenderungan Deskripsi
Hampir pasti Kejadian yang diperkirakan muncul dalam sebagian besar kondisi
Cenderung Kejadian akan mungkin muncul dalam sebagian besar kondisi.
Mungkin Kejadian mungkin (atau harus) muncul pada beberapa waktu.
Tidak Cenderung Kejadian muncul dalam beberapa waktu.
Jarang Kejadian mungkin muncul hanya dalam kondisi perkecualian.

 Konsekuensi

Pertimbangan apa yang akan terjadi jika kejadian muncul.

Konsekuensi harus selalu ditentukan dari perspektif (konteks) organisasi. Merupakan hal yang
wajib bahwa Gerakan Pramuka sebagai kesatuan dapat bertahan dan pulih dari dampak negatif
yang mungkin muncul dari paparan risiko.

 Memperkirakan Tingkat Risiko

Mengkombinasikan perkiraan kecenderungan dan konsekuensi dari kejadian-kejadian yang


muncul. Memungkinkan kita untuk memperhitungkan tingkatan risiko yang akan timbul dari
aktivitas.

 Mengevaluasi Risiko.
Berikut ini contoh tabel Prioritas Risiko, digunakan untuk menentukan prioritas dan tindakan
yang diperlukan.

Prioritas Risiko Tindakan


Risiko tinggi adalah sesuatu yang harus diatasi dengan segera.
  Tinggi Pengambil keputusan atau kebijakan tertinggi biasanya yang
memonitor risiko tinggi.
Risiko yang signifikan adalah sesuatu yang harus diatasi sesudah
  Signifikan menangani risiko tingkat tinggi. Tingkatan pimpinan biasanya
mengawasi risiko signifikan.
Risiko moderat adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan
  Moderat menerapkan prosedur rutin dan biasanya diatasi oleh pengurus pada
tingkatan menengah.
Risiko dalam kategori ini mungkin diterima tetapi harus dimonitor
Rendah
secara periodik untuk memastikan.

Ketika tingkatan risiko tidak dapat diterima, tindakan risiko yang lebih lanjut akan diperlukan
untuk mengurangi tingkatan risiko residual serendah mungkin sebelum akhirnya risiko dapat
diterima dan dihilangkan.

 Tindakan terhadap Risiko (Intervensi pada Risiko)

Tindakan terhadap risiko meliputi; menyeleksi pilihan-pilihan tindakan, menilai ketepatan dan
efektivitas pilihan tindakan terhadap risiko, menyediakan rencana tindakan terhadap risiko, dan
mengimplementasikan tindakan. Akuntabilitas untuk menerima atau tidak menerima tindakan
tetap berada di tangan pimpinan atau pengurus yang menyetujui pilihan tindakan.

1. Pilihan Tindakan terhadap Risiko

Pilihan terhadap risiko adalah:


1. Menghindari risiko
2. Mengurangi munculnya kecenderungan risiko
3. Mengurangi konsekuensi
4. Memindahkan risiko
5. Mempertahankan risiko

1. Menghindari Risiko

Kadang-kadang sebuah risiko akan dapat dihindari dengan cara tidak meneruskan aktivitas yang
memiliki kecenderungan untuk menghasilkan risiko. Bisa juga dengan menunda keputusan yang
tidak dapat dihindari.

 Mengurangi Munculnya Kecenderungan Risiko

Terdapat           berbagai       tindakan       yang   dapat mengurangi atau    mengontrol


kecenderungan munculnya risiko seperti: Kebijakan dan prosedur, Audit, kepatuhan,
pengawasan dan kontrol proses serta program, Manajemen proyek, Penjaminan kualitas,
manajemen, dan standar, Program pelatihan terstruktur, Supervisi, dll.

 Mengurangi Konsekuensi

Persiapan untuk mengurangi, mengontrol atau meredakan konsekuensi dari suatu kejadian risiko
dapat dipergunakan untuk membuat risiko tertentu menjadi lebih dapat diterima. Hal-hal berikut
mungkin dapat mengurangi atau mengontrol konsekuensi dari sebuah risiko:

1. Perencanaan kemungkinan-kemungkinan.
2. Pengaturan/kondisi terstandar.
3. Perencanaan skema pengendalian.
4. Hubungan masyarakat yang baik dan tepat waktu, dll
 Memindahkan Risiko

Memindahkan risiko melibatkan pihak lain yang menanggung atau berbagi beberapa bagian dari
risiko. Mekanisme pengalihan risiko meliputi penggunaan kontrak dan pengaturan asuransi.
 Mempertahankan Risiko

Sesudah risiko dikurangi atau dialihkan, Risiko Residual mungkin tetap ada. Harus dibuat
perencanaan untuk mengelola konsekuensi dari Risiko-risiko Residual ini.

Risiko mungkin juga dapat tertinggal dengan tidak sengaja, misalnya risiko tingkat rendah yang
dipertimbangkan, dapat diterima Gerakan Pramuka untuk melanjutkan aktivitasnya, atau ketika
terdapat kegagalan untuk mengidentifikasi dan/atau secara tepat mengalihkan atau melakukan
intervensi terhadap risiko.

Secara ideal, tanggung jawab untuk melakukan tindakan terhadap risiko seharusnya dilakukan
oleh pihak-pihak yang dapat mengontrol risiko dengan cara terbaik. Tanggung jawab harus
disetujui di antara pihak-pihak yang terlibat pada saat kesempatan paling awal

Catatan :

Perlu diketahui pula bahwa kehadiran pembina pramuka itu mutlak dalam mendampingi peserta
didik dalam kegiatan Pramuka. 

Hal ini sejalan juga dengan ketentuan yang telah dijelaskan dalam Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor: 231 Tahun2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan
Gerakan Pramuka, pada Bab 3, diantaranya terdapat penjelasan bahwa:

1. Perindukan Siaga idealnya terdiri atas antara 18-24 Pramuka Siaga yang dibagi menjadi
3-4 kelompok kecil yang disebut Barung.

Dalam satu Perindukan Siaga didampingi oleh satu Pembina Siaga dan 3 pembantu
Pembina Siaga.

Jika terdapat jumlah peminat untuk menjadi Pramuka Siaga cukup banyak, gudep dapat
mempertimbangkan untuk membentuk Perindukan baru.

1. Barung adalah kelompok teman sebaya usia antara 7-10 tahun yang disebut Pramuka
Siaga.
2. Satu barung jumlah anggotanya yang terbaik terdiri atas 6-8  Pramuka Siaga.
3. Pembentukan barung dilakukan oleh para Pramuka Siaga sendiri, dengan bantuan
Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Siaga.
4. Tiap barung memakai nama yang dipilih sendiri dengan bantuan Pembina Pramuka, dari
warna seperti Barung Merah, Barung Putih.
 Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 24 – 32 Pramuka Penggalang yang dibagi
menjadi 3-4 kelompok yang disebut regu.

Dalam satu Pasukan Penggalang didampingi oleh satu Pembina Penggalang dan 2
Pembantu Pembina Penggalang.

Jika terdapat jumlah peminat untuk menjadi Pramuka Penggalang cukup banyak, gudep dapat
mempertimbangkan untuk membentuk Pasukan baru.

a. Regu adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia antara 11-15 tahun yang disebut
Pramuka Penggalang.
b. Satu regu jumlah anggotanya yang terbaik adalah 6 – 8 Pramuka Penggalang.
c. Pembentukan regu dilakukan oleh para Pramuka Penggalang sendiri.
d. Setiap regu memiliki nama yang dipilih sendiri oleh anggotanya. Regu putra menggunakan
nama binatang dan regu putri menggunakan nama bunga atau tumbuh-tumbuhan.

 Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3-4
kelompok yang disebut Sangga.

Dalam satu Ambalan Penegak didampingi oleh satu Pembina Penegak dan 1 Pembantu
Pembina Penegak.

Jika terdapat jumlah peminat untuk menjadi Pramuka Penegak cukup banyak, gudep dapat
mempertimbangkan untuk membentuk Ambalan baru.

1. Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia antara 16-20 tahun yang
disebut Pramuka Penegak.
2. Satu sangga jumlah anggotanya yang terbaik adalah 4-8 Pramuka Penegak.
3. Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak sendiri.

Nama sangga dipilih di antara nama-nama Perintis,  Pencoba,  Pendobrak,  Penegas dan
Pelaksana atau dipilih nama lain sesuai aspirasi mereka. Nama tersebut merupakan identitas
sangga dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan motivasi kehidupan sangga.

Anda mungkin juga menyukai