Mengingat
10
Menetapkan
Pertama
Kedua
Ketiga
MEMUTUSKAN
:
: Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
: Menginstruksikan kepada kwartir dan satuan Gerakan
Pramuka di seluruh Indonesia dan perwakilan di luar negeri
untuk melaksanakan keputusan ini.
: Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta.
Pada tanggal : 28 November 2007
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 227 TAHUN 2007
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO
DALAM GERAKAN PRAMUKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
UMUM
Gerakan Pramuka menjadi bagian yang penting dalam pendidikan
nonformal dan menyediakan program rekreatif edukatif yang membantu
kaum muda Indonesia untuk berkembang secara emosional, intelektual,
sosial, spiritual dan fisik. Kesadaran terhadap risiko selalu menjadi fokus
Gerakan Pramuka di dalam pelaksanaan program untuk kaum muda,
dalam lingkungan yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran dari
pengalaman serta praktek.
Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka untuk melengkapi
proses yang telah ada, serta untuk memastikan bahwa risiko yang terkait
dengan aktivitas yang dilakukan dapat disadari dan dikelola dengan baik.
Risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam sebagian aspek kehidupan
sehari-hari. Kita semua secara terus-menerus melakukan pengelolaan
risiko, kadang-kadang disadari, dan kadang-kadang tanpa disadari, tetapi
tidak selalu dengan cara yang sistematis. Pada sebagian waktu, kejadian
berisiko itu tampak jelas, misalnya di dalam penyelenggaraan sebuah
latihan, sebaliknya pada waktu-waktu lain, risiko tidak akan telihat jelas
dan mungkin dapat muncul dalam bentuk penerapan peraturan baru atau
perubahan kebijakan.
Manajemen Risiko merupakan hal yang mendasar dalam manajemen
yang efektif pada semua fungsi dan aktivitas organisasi. Hal ini meliputi
pengelolaan risiko yang bersifat internal maupun eksternal, misalnya:
pendekatan sistematik yang dapat digunakan untuk meminimalkan dan
mengelola risiko yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan bagi
kaum muda dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Pendekatan risiko
yang sama dapat digunakan pada pengenalan atau penerapan peraturan
baru. Bagaimanapun dan kapanpun risiko muncul, kita harus dapat secara
sistematis mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan memberikan
13
2.
TUJUAN
Menanggulangi berbagai akibat negatif baik secara moril maupun materiil
dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Gerakan Pramuka, baik dalam
skala kecil (kegiatan gugusdepan) maupun skala besar (kegiatan cabang,
daerah, maupuan nasional).
3.
DASAR
4.
5.
14
a.
b.
c.
d.
SASARAN
a.
b.
c.
d.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penulisan petunjuk penyelenggaraan ini disusun sebagai
berikut:
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Bab III
Tanggungjawab
Bab VI Penutup
BAB II
PENGERTIAN DAN KEBIJAKAN
1.
PENGERTIAN
Area Risiko:
Kode Kehormatan:
Konsekuensi:
Konteks:
Kontrol:
Aktivitas Utama:
Kerusakan:
15
16
Dampak :
Kecenderungan:
Kehilangan:
Pengurus:
Risiko Residual:
Tingkatan risiko yang masih tersisa sesudah perlakuan kontrol dan saat manajemen risiko telah diaplikasikan
Risiko:
Risiko Strategis:
Risiko Keuangan:
Risiko Operasional:
Risiko Teknis:
Risiko Sumber
Daya:
Pengukuran Risiko:
Kesadaran Risiko:
2.
KEBIJAKAN
a.
17
c.
d.
BAB III
TANGGUNGJAWAB
18
1.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
3.
PENGURUS
Pengurus bertanggungjawab untuk memastikan bahwa Kebijakan
Manajemen Risiko yang dirinci dalam dokumen ini diimplementasikan
dalam aktivitas kepramukaan.
Pengurus bertanggungjawab untuk memastikan bahwa persyaratan dari
kebijakan ini diadopsi oleh semua anggota Gerakan Pramuka.
Pengurus bertanggungjawab untuk:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta
sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
PELATIH/PEMBINA
Semua Pelatih/Pembina Gerakan Pramuka bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa:
a.
b.
c.
d.
19
e.
4.
Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta
sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
ANGGOTA
Semua anggota bertanggungjawab untuk:
a.
b.
c.
Memberikan saran kepada pengelola berkaitan dengan masalahmasalah risiko yang membutuhkan perhatian; dan
d.
Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta
sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
MENETAPKAN KONTEKS
ANALISA RISIKO
MENENTUKAN KONSEKUENSI
MENENTUKAN
KECENDERUNGAN
EVALUASI RISIKO
Diagram Alur
20
IDENTIFIKASI RISIKO
BAB IV
PROSES MANAJEMEN RISIKO
1.
2.
PENILAIAN RISIKO
Elemen penilaian risiko untuk setiap fungsi atau aktivitas adalah:
a.
Menetapkan Konteks.
b.
Mengidentifikasi Risiko.
c.
Menganalisa Risiko.
d.
Mengevaluasi Risiko.
a.
Menetapkan Konteks
2)
3)
4)
5)
6)
b.
Mengidentifikasi Risiko
2)
3)
21
4)
5)
6)
Checklist.
7)
8)
c.
Menganalisa Risiko
Penyebab
2)
Kecenderungan
Kecenderungan
termasuk:
dapat
dinilai
dengan
berbagai
sumber,
a)
Catata
n sebelumnya dan analisis statistik.
b)
c)
d)
Literatur penelitian.
22
Kecenderungan
Hampir pasti
besar kondisi
Kejadian akan mungkin muncul dalam sebagian
Cenderung
besar kondisi.
Kejadian mungkin (atau harus) muncul pada
Mungkin
Tidak Cenderung
Jarang
Deskripsi
Kejadian yang diperkirakan muncul dalam sebagian
beberapa waktu.
Kejadian muncul dalam beberapa waktu.
Kejadian mungkin muncul hanya dalam kondisi
perkecualian.
Tabel 3.1 Tabel Rating Kecenderungan
3)
Konsekuensi
23
Konsekuensi
Tidak Signifikan
Konsekuensi
Minor
Moderat
Mayor
Katastropik
Deskripsi
Dampak tingkat rendah dengan kosekuensi yang dapat
diabaikan pada tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka;
Dapat dikontrol oleh tingkatan terendah dengan prosedur
manajemen rutin (tidak ada luka, sedikit kerusakan
finansial yang dapat diabaikan atau gangguan pada data/
infra-struktur yang tidak penting).
Deskripsi
Konsekuensinya akan menimbulkan ancaman pada
efisiensi dan efektivitas pencapaian beberapa aspek tujuan
dan aktivitas Gerakan Pramuka; Hanya membutuhkan
pertolongan pertama saja, dampak atau gangguan reputasi yang minimal, atau gangguan pada data/infrastruktur yang tidak esensial.
Potensi yang signifikan/sedang dari pengaruh terhadap
pencapaian tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka (kerugian finansial atau dampak reputasi tingkat sedang, luka
yang membutuhkan perawatan medis, kehilangan dalam
tingkat medium, atau kerugian beberapa data/infrastruktur esensial).
Potensi yang sangat tinggi untuk mengganggu atau
merusak pencapaian tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka (kerugian finansial atau dampak reputasi mayor,
kecelakaan yang signifikan pada proses kerja, kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan, kerugian jangka panjang
atau kehilangan data/infrastruktur yang penting).
Potensi ancaman yang ekstrim pada keberlangsungan organisasi Gerakan Pramuka atau tujuan dan aktivitasnya
(kerugian finansial atau dampak reputasi yang sangat
besar, kecelakaan yang sangat serius pada proses kerja,
kesehatan, keamanan dan kesejahteraan, kerugian yang
permanen atas data/infrastruktur penting).
Tabel 3.2 Tabel Konsekuensi Risiko
24
4)
Konsekuensi
Kecenderungan
Tidak
Signifikan
Minor
Moderat
Mayor
Katastropik
Hampir pasti
Signifikan
Signifikan
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cenderung
Moderat
Signifikan
Signifikan
Tinggi
Tinggi
Mungkin
Rendah
Moderat
Signifikan
Tinggi
Tinggi
Tidak
cenderung
Rendah
Rendah
Moderat
Signifikan
Tinggi
Jarang
Rendah
Rendah
Moderat
Signifikan
Signifikan
d.
Mengevaluasi Risiko.
Prioritas Risiko
Tinggi
Signifikan
Moderat
Rendah
Tindakan
Risiko tinggi adalah sesuatu yang harus diatasi dengan
segera. Pengambil keputusan atau kebijakan tertinggi
biasanya yang memonitor risiko tinggi.
Risiko yang signifikan adalah sesuatu yang harus diatasi
sesudah menangani risiko tingkat tinggi. Tingkatan
pimpinan biasanya mengawasi risiko signifikan.
Risiko moderat adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan
menerapkan prosedur rutin dan biasanya diatasi oleh
pengurus pada tingkatan menengah.
Risiko dalam kategori ini mungkin diterima tetapi harus
dimonitor secara periodik untuk memastikan.
Tabel 3.4 Tabel Prioritas Risiko
25
3.
26
Ketika tingkatan risiko tidak dapat diterima, tindakan risiko yang lebih
lanjut akan diperlukan untuk mengurangi tingkatan risiko residual
serendah mungkin sebelum akhirnya risiko dapat diterima dan
dihilangkan.
Menghindari risiko
2)
3)
Mengurangi konsekuensi
4)
Memindahkan risiko
5)
Mempertahankan risiko
1)
Menghindari Risiko
a)
b)
c)
d)
e)
2)
b)
c)
Manajemen proyek.
d)
e)
f)
Supervisi.
Daftar ini tidak terbatas pada hal di atas, dan tidak selalu terpisah
satu sama lain karena pilihan yang lain mungkin muncul.
3)
Mengurangi Konsekuensi
Perencanaan kemungkinan-kemungkinan.
b)
Pengaturan/kondisi terstandar.
c)
27
d)
28
Daftar ini tidak terbatas pada hal di atas, dan tidak selalu terpisah
satu sama lain karena pilihan yang lain mungkin muncul.
4)
Memindahkan Risiko
5)
Mempertahankan Risiko
b.
4.
BAB V
PANDUAN UNTUK KWARTIR
1.
PERSYARATAN DOKUMEN
Merupakan persyaratan bagi setiap kwartir untuk memelihara Register
Risiko yang didukung oleh Penilaian Risiko dan Rencana Aksi yang
terdokumentasi.
Register Risiko
Register Risiko merupakan bagian integral dari Model Manajemen Risiko. Data
yang terdapat dalam Register Risiko meliputi kategori sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.
29
BAB VI
PENUTUP
1.
2.
Hal-hal lain yang belum diatur dan atau diperlukan dalam petunjuk
penyelenggaraan ini akan ditentukan kemudian oleh Kwarnas Gerakan
Pramuka.
LAMPIRAN A:
PEDOMAN UMUM UNTUK KWARTIR
LAMPIRAN B:
CONTOH PENERAPAN KONSEKUENSI
LAMPIRAN C:
- PERANGKAT 1
- PERANGKAT 2
- PERANGKAT 3
31
LAMPIRAN A
PEDOMAN UMUM UNTUK KWARTIR
1.
2.
32
Ikhtisar
Model Manajemen Risiko yang dibahas dalam Bab IV, pada dasarnya
membagi Manajemen Risiko ke dalam dua kategori, yaitu PENILAIAN
RISIKO (meliputi konteks, identifikasi, analisa dan evaluasi risiko) dan
PROSES MANAJEMEN (meliputi tindakan, monitoring, kaji ulang, dan
komunikasi risiko). Prosesnya secara keseluruhan juga disebut sebagai
MANAJEMEN RISIKO.
Lampiran A, menyediakan pedoman yang bermanfaat bagi anggota
dan pengurus kwartir untuk memahami dengan lebih baik, bagaimana
keseluruhan proses Manajemen Risiko dapat digunakan pada semua
tingkatan perencanaan dalam organisasi.
Pendekatan
Tiga tingkatan esensial pendekatan Manajemen Risiko:
a.
Anggota
b.
c. Organisasi
Ketika melakukan penilaian dan pengelolaan risiko pada semua tingkatan,
salah satu pedoman yang praktis adalah mempertimbangkan setiap
masalah dari perspektif satu tingkat ke atas dan dua tingkat ke
bawah. Salah satu contohnya adalah, seorang Ketua Kelompok sebaiknya
mempertimbangkan efek langsung dari risiko yang terjadi dalam kelompok
yang dipimpinnya serta individu-individu di dalamnya (dua tingkat ke
bawah). Pada waktu yang sama, ketua kelompok juga mempertimbangkan,
jika ada, efek yang mungkin ditimbulkan dari konsekuensi risiko terhadap
organisasi (satu tingkat ke atas). Dengan cara serupa, koordinator acara
besar di tingkat kwartir mungkin mempertimbangkan risiko langsung pada
kejadian itu sendiri, dan pada peserta kegiatan (dan merencanakan untuk
meminimalkan risiko), tetapi harus juga mempertimbangkan efek dari risikorisiko tersebut terhadap organisasi Gerakan Pramuka secara keseluruhan.
Dengan kata lain, jika semua individu memiliki kesadaran terhadap risiko
dalam proses perencanaan pribadi, dan mengacu pada tingkatan yang lebih
tinggi (ketika diperlukan) melalui pendekatan untuk mengambil tindakan,
risiko secara lebih luas dalam organisasi dapat dikurangi.
Anggota dapat mengambil peran dalam proses ini dengan cara:
3.
4.
a.
b.
c.
Membawa pengalaman-pengalaman
perencanaan.
d.
pribadinya
dalam
proses
b.
c.
d.
e.
f.
g.
33
b.
c.
5.
Pendampingan
Asistensi di dalam proses Manajemen Risiko (untuk aktivitas utama) harus
tersedia dalam Struktur Manajemen Organisasi.
6.
Daftar Risiko
Sebuah Daftar Risiko (sebagaimana didefinisikan, yaitu mungkin merupakan
kombinasi dari register utama dan subregister) adalah kunci dari alat
pelaksanaan Manajemen Risiko dan harus dimiliki serta dipelihara oleh
kwartir. Sebagai tambahan, sebuah proses audit atau monitoring yang
tepat dari semua aspek Daftar Risiko harus diimplementasikan pada semua
tingkatan. Sejalan dengan pengembangan Penilaian Risiko dan Rencana
Tindakan yang terkait pada berbagai fungsi dan aktivitas pada tingkat
kwartir (serta yang dikembangkan pada tingkat yang lebih rendah, tetapi
dirujukkan ke tingkat yang lebih tinggi melalui struktur), kedua komponen
tersebut harus dimasukkan sebagai bagian dari daftar risiko.
Pada tingkat nasional, data risiko juga mencakup antara lain kebijakan
manajemen risiko masing-masing kwartir (daerah dan cabang), sebagai
bagian dari dokumen pendukung (hal ini dapat juga meliputi sub register
sesuai keperluan).
7.
34
a.
Risiko Residual
a.
b.
36
Sedang
Mayor
Katastropik
KONSEKUENSI
Kejadian yang
merusak reputasi
Gerakan Pramuka
Kehilangan
sementara dari
bangunan kedua.
Kejadian dengan
implikasi keamanan,
finansial, atau
politik pada
tingkat yang patut
diperhitungkan
Kerusakan dari
perlengkapan
aset yang utama.
Kehilangan sementara
dari perlengkapan
aset yang utama.
Kehilangan sementara
dari bangunan utama
atau kehilangan
permanen dari
bangunan nomor 2 .
Kehilangan permanen
dari perlengkapan
aset yang utama.
Kehilangan permanen
dari bangunan utama
atau kehilangan
fungsi utama di dalam
bangunan utama
(misalnya kwartir
cabang, perkemahan
dan/atau aset-aset
komersial).
Manajemen
Aset/ Properti
Kejadian besar
dengan implikasi
keamanan, finansial,
atau politik yang
signifikan
Kejadian negatif
yang secara
permanen merusak
reputasi Gerakan
Pramuka.
Ketidak mampuan
untuk
menyelenggarakan
program kaum muda.
Aktivitas
Kaum Muda
Ketidakmampuan
untuk
mempertahankan
dana rutin
menyebabkan
berkurangnya
kualitas pelayanan
utama.
Kehilangan
cadangan modal.
Fungsi yang
tidak memenuhi
menyebabkan
kerusakan pada
pelayanan utama.
Kehilangan
pendapatan
permanen dari
bisnis kwartir
cabang.
Fungsi yang
tidak mencukupi
menyebabkan
kegagalan signifikan
pada satu atau lebih
pelayanan organisasi
yang utama.
Finansial/
Asuransi
Ketidakmampuan
merekrut relawan dan
staf yang mencukupi
untuk mempertahankan
dan mengokohkan
kekuatan.
Kehilangan
sebagian sumber daya
manusia) yang berakibat
pada penurunan besar
pelayanan utama.
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Mungkin
menyebabkan
kecelakaan yang
dilaporkan dengan
konsekuensi jangka
lebih panjang.
Mungkin
menyebabkan luka
serius, kehilangan
bagian-bagian
tubuh secara
permanen,
atau sakit parah
Mungkin dapat
menyebabkan
kematian atau
kehilangan total dari
satu atau lebih dari
fungsi tubuh
(misalnya kehilangan
penglihatan atau
kehilangan kaki).
Kesehatan Kerja,
Keselamatan dan
Kesejahteraan
Kesulitan untuk
memperluas
Program
Kepramukaan.
Kesulitan dalam
memenuhi
peraturan
pemerintah atau
standar industri.
Ketidakmampuan
untuk memperluas
Program
Kepramukaan.
Ketidakmampuan
memenuhi
peraturan
pemerintah atau
standar industri
Ketidakmampuan
untuk memenuhi
kewajiban legal saat
ini dan masa yang
akan datang.
Korporasi/
Strategis
Kerusakan sebagian
data bisnis,
gangguan jangka
menengah
pada fasilitas
komoutasi dan
komunikasi.
Kehilangan
sebagian data bisnis
utama, gangguan
jangka panjang,
pada fasilitas
komoutasi dan
komunikasi.
Kehilangan data
bisnis utama
secara permanen,
dan/atau fasilitas
komunikasi.
Teknologi
Informasi
LAMPIRAN B
Tidak
Signifikan
Minor
KONSEKUENSI
Kejadian yang
memiliki dampak
kecil pada operasi
atau dapat ditangani
dengan proses formal.
Kerusakan dari
peralatan minor.
Kehilangan fungsi
di dalam bangunan
minor.
Ketiadaan
perlengkapan minor.
Kehilangan sementara
dari bangunan
bangunan minor.
Kecelakaan yang
dapat direspon
dengan mudah
melalui sumber daya
yang ada.
Kejadian yang
mungkin memiliki
dampak pada reputasi
Gerakan Pramuka
pada tingkat kwartir
Manajemen
Aset/ Properti
Aktivitas
Kaum Muda
Gangguan minor
pada satu atau lebih
program.
Pengurangan dana
untuk satu atau lebih
aktivitas utama atau
program bisnis.
Finansial/
Asuransi
Kekurangan SDM
dengan dampak yang
dapat diabaikan pada
Gerakan Pramuka.
Ketiadaan SDM
jangka pendek atau
dalam skala minor
menyebabkan beberapa
ketidaknyamanan secara
individual dan Gerakan
Pramuka.
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Kesulitan dalam
mencapai tujuan
jangka pendek.
Kesulitan dalam
mencapai rencana
dan tujuan strategis
Gerakan Pramuka.
Korporasi/
Strategis
Kerusakan minor
pada sebagian data
bisnis non-utama,
masalah sekuen,
dan reset peralatan.
Kehilangan
sebagian data bisnis
bukan utama,
gangguan jangka
pendek pada
fasilitas komputasi
dan komunikasi.
Teknologi
Informasi
LAMPIRAN B
Mungkin
menyebabkan luka
atau sakit ringan.
Kesehatan Kerja,
Keselamatan dan
Kesejahteraan
38
Tergores batu
BAHAYA/ RISIKO
Luka lecet
Kaki terkilir
LAMPIRAN C
(Perangkat 1, 2 dan 3)
Metoda ini dirancang untuk mengidentifikasi risiko/ bahaya dalam suatu kegiatan dan akibat yang ditimbulkan termasuk efek psikologis.
Identifikasi bahaya/ risiko secara lengkap oleh tim untuk meningkatkan obyektifitas penilaian.
15
14
13
12
11
10
Terpeleset
Batu jatuh
NO.
PENGUKURAN RISIKO
39
15
14
13
12
11
10
E = EXPOSURE
NO.
C = AKIBAT
0,1
P = PROBABILITAS
0.4
R=E*C*P
R = NILAI
AKHIR
RISIKO
LAMPIRAN C
(Perangkat 1, 2 dan 3)
SANGAT RENDAH
SANGAT RENDAH
SANGAT RENDAH
1 = R < 20
2 = 20 < R < 70
3 = 70 < R < 200
RELATIVE (!)
TINGKAT RISIKO
PENGUKURAN RISIKO
0,4
10
NO.
SUBJECTIVE : ENVIRONMENT
OBJECTIVE : HUMAN
LAMPIRAN C
(Perangkat 1, 2 dan 3)
Rekomendasi :
Melakukan tindakan atau langkah-langkah untuk mengurangi
risiko terhadap kemungkinan yang akan terjadi, contohnya :
Menunda kegiatan akibat cuaca buruk
Setiap peserta harus memiliki pakaian pelindung, jaket, jas hujan
PENGUKURAN RISIKO