Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

TEMA RISIKO OPERASIONAL

Dosen Pengampu:

Yuli Soesetio, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

REYNO ILHAM DWI S. (190413629750)

ROHMAD HIDAYAT R. (190413629624)

SANDY YUDHA M. W. (190413629691)

SEPTIAN TEGUH N. (190413629758)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2022

Pengertian Risk Assessment 

Risk assessment adalah proses untuk mengidentifikasi


potensi bahaya dan menganalisis apa yang dapat terjadi jika
kemungkinan bahaya benar-benar terjadi. Ada banyak bahaya
yang perlu dipertimbangkan. Untuk setiap bahaya yang ada
banyak kemungkinan skenario yang dapat terjadi tergantung
pada waktu, besarnya dan lokasi bahaya.

Risiko sering dianggap sebagai bentuk atau akibat dan


dampak negatif dari adanya suatu kegiatan. Umumnya identik
dengan sesuatu yang menimbulkan kerugian. Dengan berbagai
bidang usaha yang berbeda tentunya kemungkinan risiko yang
dihadapi juga berbeda-beda. Sebagai contoh, pada proyek
konstruksi tentu memiliki karakteristik dan kondisi yang
berbeda. 

Sumber-sumber penyebab risiko tentunya juga berbeda.


Umumnya terbagi menjadi 4 hal, antara lain :

1. Risiko Operasional, merupakan sebuah risiko yang


disebabkan oleh para manusianya, alam atau bahkan
teknologi.
2. Risiko Eksternal, adalah risiko yang umumnya atau
biasanya hadir dan berasal dari lingkungan luar
perusahaan atau proyek.
3. Risiko Internal, sebuah risiko yang tentunya berasal
dari dalam diri perusahaan itu sendiri.
4. Risiko Keuangan, yakni sebuah risiko yang telah
disebabkan oleh faktor keuangan. Umumnya seperti
adanya perubahan harga, mata uang dan bahkan tingkatan
suku bunga.
Tahapan Identifikasi Risk Assessment

Dalam penilaian risiko nantinya akan dapat membantu


untuk mengidentifikasi berbagai unsur dalam organisasi.
Dengan adanya penilaian risiko ini diharapkan nantinya
mampu mengetahui atau bahkan mengendalikan sistem
operasional dengan baik. Selain iu, diharapkan mampu
meminimalisir terjadinya risiko. Berikut tahapan-tahapan
dalam hal identifikasi, diantaranya :

1. Menggali, Mengenali dan Menggambarkan Sebuah Risiko


Biasanya daftar risiko yang ada hadir melalui
berbagai peristiwa-peristiwa yang pernah dilalui atau
mungkin akan terjadi. Hal ini digunakan untuk
menciptakan, mencegah, menurunkan dan memperlambat
adanya risiko. Berbagai risiko atau hal-hal yang
mengancam suatu usaha atau proyek, nantinya akan
dimasukkan dalam laporan. 
Diperlukan sebuah identifikasi pada setiap komponen-
komponennya. Yang mana nantinya mampu membuat proses
kinerjanya berjalan dengan baik. Identifikasi yang
dilakukan harus mencakup berbagai informasi risiko
yang berasal dari komponen atau alat yang berada
diluar kendali suatu organisasi.
2. Menganalisis Sebuah Risiko

Tahapan selanjutnya adalah memahami berbagai sifat


dan karakteristik dari suatu risiko. Selain itu, juga
dapat menentukan tingkatan dari sebuah risiko yang
akan datang. Dalam menganalisis berbagai risiko yang
akan hadir, biasanya melibatkan berbagai hal. Mulai
dari pertimbangan dari risiko, konsekuensi yang akan
ditimbulkan dan tingkat keamanannya. 
3. Memberikan Tafsiran dan Evaluasi Terhadap Risiko

Terakhir adalah evaluasi risiko. Dalam hal ini


berguna untuk membantu berbagai pihak ketika akan
menciptakan atau mengambil suatu keputusan. Hal
tersebut dilakukan berdasarkan apa yang ada di
analisis risiko. Dengan begitu akan tahu mana
kemungkinan risiko yang akan muncul dan memerlukan
perhatian khusus diawal. 

Standar Dalam Risk Assessment

Risk assessment ini sangatlah penting dan berperan


bagus dalam suatu organisasi. Penilaian yang dilakukan
umumnya harus sesuai dengan Standar Audit (SA) 315. Dalam
aturan tersebut para pemimpin, dituntut untuk berbagai
prosedur penilaian yang sesuai dengan dasar risk
assessment. SA 315 telah mengatur berbagai hal yang
berhubungan dengan prosedur, antara lain :

1. Melakukan permintaan keterangan dari berbagai pihak,


mulai dari manajemen maupun bagian-bagian lain.
Dengan begitu, akan didapatkan data atau informasi di
lapangan yang sesuai. 
2. Melakukan semua hal dalam penilaian risiko yang
sesuai dengan prosedur analitis, yang mana sudah
diatur dalam SA. 
3. Untuk yang terakhir, lakukanlah pengamatan dan
inspeksi terhadap gejala risiko yang nantinya muncul.

Tak hanya Standar Audit 315, yang memberikan aturan


mengenai penilaian risiko. Selanjutnya ada aturan SA 330.
Dalamnya berisi tentang tuntutan untuk melakukan
perancangan dan melaksanakan prosedur penilaian. Hal
tersebut didasarkan pada berbagai risiko kesalahan yang
sudah ada. 

Hal – Hal yang Menjadi Penyebab Risk Assessment

Dalam penilaian risiko tentunya tidak dilakukan secara


sembarangan, harus ada beberapa hal yang diperhatikan dan
dilakukan sesuai dengan standar audit yang sudah ada
sebelumnya. Namun, masih saja banyak orang atau pelaku
usaha yang tidak menerapkan aturan penilaian. Terdapat
sifat atau hal-hal yang memungkinkan terjadinya suatu
pelanggaran dalam penilaian risiko, yakni : 

1. Tidak Melakukan Sebuah Penilaian Risiko 

Para pelaku usaha atau manajemen pada skala yang


kecil maupun menengah, tidak peduli dengan adanya
risk assessment ini. Terkesan menyepelekan berbagai
hal penting dalam pencegahan adanya suatu risiko. 

Umumnya, risiko ini ada dua komponen yakni risiko


bawaan dan pengendalian. Apabila para pelaku usaha
atau pihak pentingnya tidak melakukan penilaian
risiko dari kedua komponen itu. Maka mereka
tidaklah memiliki suatu dasar dalam mencegah
risiko. 

2. Adanya Pihak Ketiga

Bantuan oleh pihak ketiga dalam hal ini, umumnya


mampu membantu dalam penilaian. Itupun apabila
pihaknya melakukan sesuai dengan standar yang sudah
ada. Selain itu, meskipun sudah dibantu oleh pihak
lain namun harus tetap dilakukan pengecekan ulang.
Dengan begitu dapat dipertimbangkan apakah pihak
ketiga mampu memberikan kemajuan yang responsif.

3. Korelasi Dengan Auditor Tidak Baik

Melakukan substantif tanpa adanya keterkaitan


dengan penilaian risiko, maka berakibat dengan
tidak tercapainya sebuah sasaran. Dalam hal ini,
pihak bersangkutan dapat menggunakan prosedur dari
perusahaan lain yang sejenis. Pendekatan seperti
ini mampu menghadirkan korelasi yang tidak efisien.
Dikarenakan menyelesaikan suatu masalah tanpa
mempertimbangkan risiko lainnya dan tanggapan
klien. 

4. Tidak Berhasil Memberikan Respon Secara Signifikan

Risiko signifikan merupakan risiko yang didasarkan


dalam pertimbangan professional. Seringkali
dihubungkan dengan transaksi yang tidak rutin dan
membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen. 

Strategi Menanggulangi Risk Assessment


Setelah melakukan berbagai identifikasi pada sebuah
pencegahan risiko, perusahaan juga harus melakukan strategi
untuk menanggulangi risiko. Hal itu dilakukan untuk
memindahkan berbagai dampak yang mungkin dapat mempengaruhi
operasional secara keseluruhan. Terdapat beberapa strategi
yang dapat diterapkan, yakni :

1. Berusaha Semaksimal Mungkin Menghindari Risiko

Menghindari adanya sebuah risiko, tentu menjadi


tujuan utama dari berbagai perusahaan proyek
konstruksi atau perusahaan lainnya. Strategi ini
sangat penting, agar dapat diketahui bahwa
perusahaannya berpotensi tidak ada risiko.
Terkadang, perlu untuk merelakan keuntungan lainnya
agar tidak terjadi sebuah risiko besar. 

2. Mengurangi Potensi Risiko

Mencegah risiko sudah termasuk dalam hal mengurangi


sebuah kerugian. Sebagai contoh, dalam konstruksi
digunakan peralatan yang memiliki kualitas tinggi.
Meskipun harus mengeluarkan budget lebih tetapi
akan jauh lebih aman. Sehingga dapat mengurangi
atau menghindari adanya kecelakaan kerja. 

3. Perkiraan Risiko dan Mentransfernya

Berguna untuk mempermudah dan membantu dalam


memperkirakan berbagai kemungkinan risiko yang akan
tiba. Entah itu risiko dari internal maupun
eksternal, yang nantinya berdampak pada finansial
suatu proyek. Dalam merentas risiko terbagi menjadi
2, yakni terencana dan tidak terencana.

Lain halnya dengan mentransfer risiko. Dalam hal


ini bermakna memindahkan seluruh atau sebagian
kemungkinan risiko kepada orang atau pihak lainnya.
Dilakukan dengan melalui proses negosiasi terlebih
dahulu. Agar tidak ada yang merasa dirugikan dalam
hal ini. 

4. Memiliki Sebuah Asuransi

Mempunyai asuransi menjadi strategi yang bagus dan


sering dipakai dalam menanggulangi risiko. Dengan
adanya asuransi, ia bersedia untuk menanggung
kerugian yang akan muncul di suatu hari. Pastinya
terdapat sebuah kontrak, yang wajib untuk disetujui
oleh kedua belah pihak. 

Anda mungkin juga menyukai