Risk assessment adalah proses untuk mengidentifikasi
potensi bahaya dan menganalisis apa yang dapat terjadi jika kemungkinan bahaya benar-benar terjadi. Ada banyak bahaya yang perlu dipertimbangkan. Untuk setiap bahaya yang ada banyak kemungkinan skenario yang dapat terjadi tergantung pada waktu, besarnya dan lokasi bahaya.
Risiko sering dianggap sebagai bentuk atau akibat dan
dampak negatif dari adanya suatu kegiatan. Umumnya identik dengan sesuatu yang menimbulkan kerugian. Dengan berbagai bidang usaha yang berbeda tentunya kemungkinan risiko yang dihadapi juga berbeda-beda. Sebagai contoh, pada proyek konstruksi tentu memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda.
Sumber-sumber penyebab risiko tentunya juga berbeda.
Umumnya terbagi menjadi 4 hal, antara lain :
1. Risiko Operasional, merupakan sebuah risiko yang
disebabkan oleh para manusianya, alam atau bahkan teknologi. 2. Risiko Eksternal, adalah risiko yang umumnya atau biasanya hadir dan berasal dari lingkungan luar perusahaan atau proyek. 3. Risiko Internal, sebuah risiko yang tentunya berasal dari dalam diri perusahaan itu sendiri. 4. Risiko Keuangan, yakni sebuah risiko yang telah disebabkan oleh faktor keuangan. Umumnya seperti adanya perubahan harga, mata uang dan bahkan tingkatan suku bunga. Tahapan Identifikasi Risk Assessment
Dalam penilaian risiko nantinya akan dapat membantu
untuk mengidentifikasi berbagai unsur dalam organisasi. Dengan adanya penilaian risiko ini diharapkan nantinya mampu mengetahui atau bahkan mengendalikan sistem operasional dengan baik. Selain iu, diharapkan mampu meminimalisir terjadinya risiko. Berikut tahapan-tahapan dalam hal identifikasi, diantaranya :
1. Menggali, Mengenali dan Menggambarkan Sebuah Risiko
Biasanya daftar risiko yang ada hadir melalui berbagai peristiwa-peristiwa yang pernah dilalui atau mungkin akan terjadi. Hal ini digunakan untuk menciptakan, mencegah, menurunkan dan memperlambat adanya risiko. Berbagai risiko atau hal-hal yang mengancam suatu usaha atau proyek, nantinya akan dimasukkan dalam laporan. Diperlukan sebuah identifikasi pada setiap komponen- komponennya. Yang mana nantinya mampu membuat proses kinerjanya berjalan dengan baik. Identifikasi yang dilakukan harus mencakup berbagai informasi risiko yang berasal dari komponen atau alat yang berada diluar kendali suatu organisasi. 2. Menganalisis Sebuah Risiko
Tahapan selanjutnya adalah memahami berbagai sifat
dan karakteristik dari suatu risiko. Selain itu, juga dapat menentukan tingkatan dari sebuah risiko yang akan datang. Dalam menganalisis berbagai risiko yang akan hadir, biasanya melibatkan berbagai hal. Mulai dari pertimbangan dari risiko, konsekuensi yang akan ditimbulkan dan tingkat keamanannya. 3. Memberikan Tafsiran dan Evaluasi Terhadap Risiko
Terakhir adalah evaluasi risiko. Dalam hal ini
berguna untuk membantu berbagai pihak ketika akan menciptakan atau mengambil suatu keputusan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan apa yang ada di analisis risiko. Dengan begitu akan tahu mana kemungkinan risiko yang akan muncul dan memerlukan perhatian khusus diawal.
Standar Dalam Risk Assessment
Risk assessment ini sangatlah penting dan berperan
bagus dalam suatu organisasi. Penilaian yang dilakukan umumnya harus sesuai dengan Standar Audit (SA) 315. Dalam aturan tersebut para pemimpin, dituntut untuk berbagai prosedur penilaian yang sesuai dengan dasar risk assessment. SA 315 telah mengatur berbagai hal yang berhubungan dengan prosedur, antara lain :
1. Melakukan permintaan keterangan dari berbagai pihak,
mulai dari manajemen maupun bagian-bagian lain. Dengan begitu, akan didapatkan data atau informasi di lapangan yang sesuai. 2. Melakukan semua hal dalam penilaian risiko yang sesuai dengan prosedur analitis, yang mana sudah diatur dalam SA. 3. Untuk yang terakhir, lakukanlah pengamatan dan inspeksi terhadap gejala risiko yang nantinya muncul.
Tak hanya Standar Audit 315, yang memberikan aturan
mengenai penilaian risiko. Selanjutnya ada aturan SA 330. Dalamnya berisi tentang tuntutan untuk melakukan perancangan dan melaksanakan prosedur penilaian. Hal tersebut didasarkan pada berbagai risiko kesalahan yang sudah ada.
Hal – Hal yang Menjadi Penyebab Risk Assessment
Dalam penilaian risiko tentunya tidak dilakukan secara
sembarangan, harus ada beberapa hal yang diperhatikan dan dilakukan sesuai dengan standar audit yang sudah ada sebelumnya. Namun, masih saja banyak orang atau pelaku usaha yang tidak menerapkan aturan penilaian. Terdapat sifat atau hal-hal yang memungkinkan terjadinya suatu pelanggaran dalam penilaian risiko, yakni :
1. Tidak Melakukan Sebuah Penilaian Risiko
Para pelaku usaha atau manajemen pada skala yang
kecil maupun menengah, tidak peduli dengan adanya risk assessment ini. Terkesan menyepelekan berbagai hal penting dalam pencegahan adanya suatu risiko.
Umumnya, risiko ini ada dua komponen yakni risiko
bawaan dan pengendalian. Apabila para pelaku usaha atau pihak pentingnya tidak melakukan penilaian risiko dari kedua komponen itu. Maka mereka tidaklah memiliki suatu dasar dalam mencegah risiko.
2. Adanya Pihak Ketiga
Bantuan oleh pihak ketiga dalam hal ini, umumnya
mampu membantu dalam penilaian. Itupun apabila pihaknya melakukan sesuai dengan standar yang sudah ada. Selain itu, meskipun sudah dibantu oleh pihak lain namun harus tetap dilakukan pengecekan ulang. Dengan begitu dapat dipertimbangkan apakah pihak ketiga mampu memberikan kemajuan yang responsif.
3. Korelasi Dengan Auditor Tidak Baik
Melakukan substantif tanpa adanya keterkaitan
dengan penilaian risiko, maka berakibat dengan tidak tercapainya sebuah sasaran. Dalam hal ini, pihak bersangkutan dapat menggunakan prosedur dari perusahaan lain yang sejenis. Pendekatan seperti ini mampu menghadirkan korelasi yang tidak efisien. Dikarenakan menyelesaikan suatu masalah tanpa mempertimbangkan risiko lainnya dan tanggapan klien.
4. Tidak Berhasil Memberikan Respon Secara Signifikan
Risiko signifikan merupakan risiko yang didasarkan
dalam pertimbangan professional. Seringkali dihubungkan dengan transaksi yang tidak rutin dan membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen.
Strategi Menanggulangi Risk Assessment
Setelah melakukan berbagai identifikasi pada sebuah pencegahan risiko, perusahaan juga harus melakukan strategi untuk menanggulangi risiko. Hal itu dilakukan untuk memindahkan berbagai dampak yang mungkin dapat mempengaruhi operasional secara keseluruhan. Terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan, yakni :
1. Berusaha Semaksimal Mungkin Menghindari Risiko
Menghindari adanya sebuah risiko, tentu menjadi
tujuan utama dari berbagai perusahaan proyek konstruksi atau perusahaan lainnya. Strategi ini sangat penting, agar dapat diketahui bahwa perusahaannya berpotensi tidak ada risiko. Terkadang, perlu untuk merelakan keuntungan lainnya agar tidak terjadi sebuah risiko besar.
2. Mengurangi Potensi Risiko
Mencegah risiko sudah termasuk dalam hal mengurangi
sebuah kerugian. Sebagai contoh, dalam konstruksi digunakan peralatan yang memiliki kualitas tinggi. Meskipun harus mengeluarkan budget lebih tetapi akan jauh lebih aman. Sehingga dapat mengurangi atau menghindari adanya kecelakaan kerja.
3. Perkiraan Risiko dan Mentransfernya
Berguna untuk mempermudah dan membantu dalam
memperkirakan berbagai kemungkinan risiko yang akan tiba. Entah itu risiko dari internal maupun eksternal, yang nantinya berdampak pada finansial suatu proyek. Dalam merentas risiko terbagi menjadi 2, yakni terencana dan tidak terencana.
Lain halnya dengan mentransfer risiko. Dalam hal
ini bermakna memindahkan seluruh atau sebagian kemungkinan risiko kepada orang atau pihak lainnya. Dilakukan dengan melalui proses negosiasi terlebih dahulu. Agar tidak ada yang merasa dirugikan dalam hal ini.
4. Memiliki Sebuah Asuransi
Mempunyai asuransi menjadi strategi yang bagus dan
sering dipakai dalam menanggulangi risiko. Dengan adanya asuransi, ia bersedia untuk menanggung kerugian yang akan muncul di suatu hari. Pastinya terdapat sebuah kontrak, yang wajib untuk disetujui oleh kedua belah pihak.