Anda di halaman 1dari 4

RESUME

“MENGIDENTIFIKASI RESIKO”
Mata Kuliah : Manajemen Resiko

Disusun Oleh:
Nama : Rizky Aprilyani Pricilya Putri
NIM : B.111.19.0085
Kelas :B
Hari/Jam : Senin/14.00

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
A. Identifikasi resiko
Identifikasi resiko yaitu usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang
mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan.
Manajemen resiko meliputi semua tindakan yang disebutkan oleh fayol,selanjutnya fayol
membagi kegiatan manajemen dalam 6 fungsi yaitu :
1. Kegiatan teknik
2. Kegiatan komersial
3. Kegiatan keuangan
4. Kegiatan akuntansi
5. Kegiatan keamanan
6. Kegiatan manajerial
Demikianlah fayol mengidentifikasi manajemen resiko yang merupakan salah satu dari fungsi
utama manajemen.walaupun suatu perusahaan telah mengansuransikan resikonya, namun tidak
berarti perusahaan sudah terlindungi seluruhnya.perusahaan asuransi hanya menanggung
sebagian dari resiko yang ada.malah sebagian besar resiko perusahaan harus di hadapi sendiri.
Program manajemen resiko pertama-tama bertugas mengdentifikasi resiko-resiko yang dihadapi
sesudah itu mengukur dan menentukan besarnya resiko itu dan kemudian barulah dapat dicarikan
jalan keluar untuk menghadapi atau menangani resiko itu.

B. Enam langkah manajemen resiko

Manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi dan mengukur harta,hutang dan personil
dan resiko murni.enam langkah yang termaksud dalam proses manajemen risiko adalah:
1. Menentukan tujuan perusahaan dalam mencapai proses manajemen risiko
2. Setelah tujuan diterapkan maka manajemen resiko harus mengidentifikasi kerugian-
kerugian dari perusahaan
3. Langkah berikut yang penting adalah mengukur kerugian yang potensial selama periode
anggaran.
4. Manajer resiko harus memilih kombinasi yang terbaik dari teknik yang digunakan dalam
memecahkan masalah tersebut
5. Setelah memutuskan alternatif teknik dari resiko maka manajer resiko harus menerapkan
keputusan yang telah dibuat.
6. Hasil dari keputusan yang telah dibuat harus diawasi untuk mengevaluasi dari keputusan
tersebut.
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh
suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko
penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa
teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya
peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpanan minyak
tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekat minyak tanah merupakan
kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa terbakar merupakan
eksposur yang dihadapi perusahaan.
Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan (peril).
Identifikasi dilakukan semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber risiko sampai ke
terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh
perusahaan cukup standar. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko terutama adalah risiko kredit
(kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan
perdagangan sekuritas, maka bank terasebut akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis akan
menghadapi risiko yang berbeda-beda karakteristiknya.

C. Penilaian Resiko
Penilaian resiko adalah kegiatan analisis dan evaluasi suatu resiko dalam tidakan sebuah
organisasi sehingga dapat meminimalkan resiko yang dapat terjadi. Kegiatan ini terbagi menjadi 2
bagian yaitu :

1. Identifikasi resiko

Identifikasi resiko dilaksanakan dengan :

 Menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan organisasi dan tujuan pada tingkat
kegiatan secara komprehensif
 Menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali resiko dari faktor eksternal
dan faktor internal
 Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan resiko
 Analisis resiko

Analisis resiko dilakasanakan untuk menentukan dampak resiko yang telah di identifikasi
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin organisasi harus menerapkan kehati-hatian
dalam menentukan tingak resiko yang dapat diterima.
Risk Assessment/Penilaian Risiko dapat dilakukan di berbagai tingkatan organisasi. Penentuan
ruang lingkup penilaian risiko harus mempertimbangkan aspek Tujuan dan aspek Kejadian, apa
tujuannya dan kejadian apa yang mendasarinya.
Beberapa contoh umum ruang lingkup penilaian risiko yang dilakukan oleh Internal Audit
meliputi:

1). Operational Risk Assessment

Evaluasi/Penilaian resiko kerugian (termasuk risiko terhadap kinerja dan kondisi keuangan)
akibat proses internal yang tidak memadai atau gagal, orang/SDM, dan sistem, atau bias juga
dari factor eksternal.

2). Compliance Risk Assessment

Evaluasi/Penilaian risiko terkait kepatuhan organisasi terhadap peraturan perundang-undangan,


kebijakan dan prosedur, etika, standar perilaku bisnis, dan kontrak, serta standar strategis
lainnya. Penilaian dilakukan dengan masukan dari unit bisnis terkait.

3). Internal Audit Risk Assessment

Evaluasi/Penilaian risiko yang terkait dengan nilai utama organisasi, meliputi aspek strategis,
keuangan, operasional, dan kepatuhan. Penilaian ini mempertimbangkan dampak risiko terhadap
nilai pemegang saham/Management sebagai dasar dalam rencana audit dan monitoring risiko.
Pendekatan top-down memungkinkan cakupan kegiatan audit internal yang akan didorong oleh
isu-isu yang secara langsung berdampak pada pemegang saham/management dan pelanggan.

4). Financial Risk Assessment

Evaluasi/Penilaian risiko yang terkait dengan salah saji material laporan keuangan perusahaan
dan dapat melalui masukan dari berbagai pihak seperti internal control, audit internal, dan bagian
operasional. Evaluasi ini, biasanya dilakukan untuk menilai efektivitas pengendalian yang ada.

5). Fraud Risk Assessment

Evaluasi/Peniliaian atas potensi kecurangan yang mungkin terjadi dan berdampak pada etika
organisasi dan standar kepatuhan, praktek umum perusahaan, integritas pelaporan keuangan, dan
tujuan lainnya. Hal ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari Sarbanes-Oxley Assessment atau
penilaian organisasi yang lebih luas, dan melibatkan Personel kunci dari aktivitas bisnis terkait,
di mana fraud bisa terjadi (misalnya, bagian pengadaan, akuntansi dan penjualan).

6). IT Risk Assessment

Evaluasi/Penilaian potensi kegagalan system dan kegagalan investasi teknologi informasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Assessment ini akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
kapasitas pengolahan, kontrol akses, perlindungan data, dan cyber crime.

Anda mungkin juga menyukai