Anda di halaman 1dari 16

PROSES PERENCANAAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

Kuncoro Adhi1, Abdul Hakim2, Mochmamad Makmur3


Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
Email: kuncoroadhie84@gmail.com1, abdulhakim@ub.ac.id2, mmakmur_fia@ub.ac.id3

ABSTRACT

This study aims to describe and analyze the performance-based budget planning process at Malang
Agricultural Development Polytechnic. This study uses a qualitative descriptive approach with data
collection techniques through observation, interviews, and documentation. The results of this study
indicate that the planning process carried out by Malang Polbangtan refers to the stages outlined in the
National Development Planning System which consists of the preparation of plans, determination of
plans, control of the implementation of the plan, and evaluation of the implementation of the plan. At
the planning stage, the input used in the preparation is still a rough estimate based on trends and has
not been supported by valid data. As a result, changes to what was planned in the implementation of the
plan were often carried out. Control and evaluation has not been supported by the existence of internal
policies that in writing provide guidance in determining the performance indicators of each program or
activity that has been planned, so that in determining the performance achievements of the program and
activities activities are hampered, because performance indicators are not performance oriented.

Keyword: Planning process, performance-based budgeting, National Development Planning System.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses perencanaan anggaran berbasis
kinerja pada Politeknik Pembangunan Pertanian Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses perencanaan yang dilaksanakan oleh Polbangtan
Malang mengacu pada tahapan yang digariskan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang
terdiri dari penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi
pelaksanaan rencana. Pada tahap penyusunan rencana, input yang digunakan dalam penyusunan masih
bersifat perkiraan kasar berdasarkan tren dan belum didukung oleh data yang valid. Akibatnya, dalam
pelaksanaan rencana sering dilakukan perubahan atas apa yang direncanakan sebelumnya. Pengendalian
dan evaluasi belum didukung oleh adanya kebijakan internal yang secara tertulis memberikan panduan
dalam menentukan indikator kinerja dari setiap program atau kegiatan yang telah direncanakan,
sehingga dalam penentuan capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan tersebut menjadi
terhambat, dikarenakan indikator kinerja yang tidak berorientasi terhadap kinerja.

Keyword: Proses perencanaan, anggaran berbasis kinerja, Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional.

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 47


https://profit.ub.ac.id
A. PENDAHULUAN yang dikehendaki. Anggaran kinerja
Perencanaan anggaran sektor publik di berorientasi utama pada tujuan dan sasaran
Indonesia terus mengalami perubahan dan kinerja, sehingga anggaran yang tersedia
perkembangan beriringan dengan usaha yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai
dilakukan oleh pemerintah dalam perbaikan tata tujuan serta mendasarkan penilaian kinerja
kelola pemerintahan serta semangat dengan mengedepankan prinsip value for
menjunjung tinggi akuntabilitas publik dalam money dan efektifitas dalam penggunaan
pengelolaan keuangan negara. Perbaikan dalam anggaran.
pengelolaan keuangan negara terus dilakukan Implementasi anggaran berbasis kinerja
pasca diterbitkannya Undang-Undang di Indonesia dimulai sejak diterbitkannya
Keuangan Negara dan Undang-Undang Undang-Undang Keuangan Negara pada 2003
Perbendaharaan Negara pada tahun 2003 silam. silam. Tahapan yang harus dilakukan dalam
Pada aspek perencanaan,Undang-Undang pengimplementasian penganggaran berbasis
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional kinerja bermula dari dilakukannya perencanaan
menjadi panduan bagi pemerintah pusat dan atas kinerja yang akan dicapai, dimulai dari
daerah dalam dalam pelaksanaan proses tataran jabatan tertinggi sampai dengan
perencanaan di Indonesia. Mardiasmo (2002) terendah yang ada pada suatu kementerian atau
menyampaikan bahwa dalam perencanaan dan lembaga. Perencanaan kinerja memuat tentang
penganggaran pada sektor publik, dikenal dua komitemen kinerja yang hendak dihasilkan
buah pendekatan yang diterapkan oleh beragam serta dipertajam dalam program serta kegiatan
negara, yaitu tradisional dan pendekatan baru yang akan dilaksanakan dalam satuan waktu
dalam new public management yang berfokus tertentu. Selain pengajuan rencana kinerja,
utama pada kinerja atau lebih dikenal dengan kementerian atau lembaga juga diharuskan
penganggaran berbasis kinerja. Anggaran untuk membuat kerangka kebutuhan pendanaan
tradisional meskipun sudah banyak yang diperlukan dalam melaksnaakan program
ditinggalkan oleh negara-negara maju, tapi dan kegiatan yang ada pada organisasi tersebut
masih saja diterapkan di negara-negara dengan sesuai dengan alokasi serta target yang telah
status berkembang. Anggaran tradisional ditetapkan sebelumnya dan dituangkan dalam
dikenali dengan ciri utama yaitu disusun atas dokumen Rencana Kerja Anggaran
pendekatan incrementalism serta tatanan dan Kementerian/Lembaga (RKAK/L) yang
susunannya yang bersifat line nantinya dibahas oleh DPR RI sebagai usulan
item(Mardiasmo:2002). Struktur anggaran resmi pemerintah atau RAPBN.
tradisional sebagaimana diungkapkan Penganggaran berbasis kinerja meskipun
Mardiasmo (2002) tidak mampu sudah diperkenalkan cukup lama di Indonesia,
mengungkapkan besaran dana yang dikeluarkan namun belum sepenuhnya dilaksanakan pada
untuk setiap kegiatan serta belum bisa proses perencanaan dan penganggaran yang
mengungkap secara gamblang mengenai dilaksanakan setiap tahun pada instansi
rencana serta kegiatan yang akan dilakukan. pemerintah. Mulihartanti (2013)
Penerapan pendekatan kinerja dalam mengungkapkan bahwa dalam prakteknya,
penganggaran diharapkan mampu mengatasi penyusunan anggaran dengan pendekatan
kelemahan dalam penganggaran tradisional tradisonal seringkali masih dilakukan oleh
yang terkadang belum mempunyai tolak ukur organisasi sektor publik dalam perencanaan
dalam menilai dan mengukur kinerja organisasi anggaran. Penelitian tersebut juga
sektor publik dalam mencapai tujuan dan mengungkapkan terkait beberapa hal yang
sasaran yang telah ditetapkan. Pendekatan ini menjadi penghambat serta kendala dalam
selain menekankan pada konsep value of money menyusun anggaran berbasis kinerja. yaitu
dan pengawasan atas kinerja output, kurangnya pemahaman, pengetahuan, dan
memberikan penekanan dalam menentukan dan motivasi pegawai untuk menerapkan secara
membuat prioritas tujuan serta penggunaan optimal serta tidak adanya sistem pengukuran
metode yang rapi serta rasional dalam kinerja terhadap outcome yang dihasilkan.
mengambil sebuah keputusan. Anggaran Bentuk lain dari belum diterapkannya
berbasis kinerja merupakan sebuah sistem penganggaran berbasis kinerja dalam proses
mencakup perencanaan, penganggaran, serta atau mekanisme penyusunan anggaran tampak
evaluasi dengan tetap berusaha mengaitkan pada belum ditetapkannya indikator kinerja
antara anggaran yang dikeluarkan dengan hasil untuk mengukur hasil dari pengeluaran

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 48


https://profit.ub.ac.id
anggaran yang dilakukan (Andriani dan Hatta,
2012). Affandi (2016) mengungkapkan bahwa
70.000.000
kendala yang muncul dalam pada saat
60.000.000
dilakukannya proses penganggaran berbasis
50.000.000
kinerja Dinas Tenaga kerja Tanjung Balai 40.000.000
terletak pada masih rendahnya kualitas SDM, 30.000.000
kurangnya koordinasi internal, belum adanya 20.000.000
indikator kinerja yang jelas serta keterbatasan 10.000.000
anggaran. -
Anggaran berbasis kinerja menurut 2016 2017 2018 2019
Bastian (2006)sebagaimana diungkapkan oleh
Mulihartanti (2013), memuat komponen- Tahun
komponen terkait visi, misi dan rencana Belanja Barang Belanja Pegawai
strategis yang terdapat pada setiap organisasi
Belanja Modal Jumlah
sektor publik. Visi, misi dan rencana strategis
merupakan hal pokok yang tidak bisa
Gambar 1. Pagu Anggaran Polbangtan Malang
dilepaskan dari anggaran berbasis kinerja Tahun 2016-2019
mengingat penyusunan anggaran berbasis Sumber: DIPA Polbangtan Malang 2016-2019
kinerja berpijak dari ditetapkannya sasaran
strategis dan indikator kinerja yang merupakan Meskipun terus mengalami kenaikan dari
jabaran daripada visi misi organisasi. sisi pendanaan, perubahan komposisi kegiatan
Penyusunan anggaran berbasis kinerja dan anggaran pada tahun anggaran berjalan
memerlukan sebuah penetapan sasaran strategis melalui mekanisme revisi DIPA masih acapkali
dan indicator kinerja sebelumnya, tujuannya dilakukan. Sebagai institusi pendidikan tinggi,
adalah agar kinerja anggaran dapat diwujudkan Polbangtan Malang selain mempunyai
berdasar atas target dan ukuran yang telah kewajiban menjalankan Tri Dharma Pendidikan
ditetapklan sebelumnya. Tujuan dari Tinggi, juga harus menjalankan program dan
dilakukannya pengukuran kinerja pada suatu kegiatan tambahan sebagai bagian dari Unit
organisasi sektor publik adalah agar berhasil Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian dalam
atau tidaknya manajemen dalam mencapai mewujudkan kedaulatan pangan dan
target dan sasaran dapat diketahui serta menjadi kesejahteraan petani di Indonesia. Kegiatan
dasar dalam memberikan penghargaan atas tambahan yang berlabel Upaya Khusus
capaian atau bahkan hukuman atas kegagalan Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
dalam mencapai suatu target yang telah Mewujudkan Swasembada Pangan tersebut,
ditetapkan. Perencanaan yang telah disusun, berdasarkan pengamatan peneliti terlihat
seringkali dapat digagalkan oleh tidak kurang matang dalam perencanaan dan
efektifnya anggaran serta oleh anggaran yang pelaksanaannya. Dampaknya, kinerja
tidak berorientasi kepada kinerja. Menurut organisasi secara keseluruhan menjadi
Bastian (2006), pengukuran kinerja yang terganggu meskipun tetap bisa berjalan.
dilakukan secara berkelanjutan dapat menjadi Berdasarkan pengamatan peneliti, proses
umpan balik dalam melakukan perbaikan untuk perencanaan dan penganggaran pada Politeknik
mewujudkan keberhasilan di masa yang akan Pembangunan Pertanian masih belum
datang. dilaksanakan dengan baik. Waktu dan jadwal
Alokasi pagu anggaran Polbangtan pelaksanaan kegiatan belum disusun secara
Malang pada tahun anggaran 2016-2019 terus tepat dan cermat serta belum bisa langsung
mengalami kenaikan, berbanding lurus dengan dieksekusi pada tahun anggaran berjalan karena
target keluaran yang harus dihasilkan oleh terbatasnya data serta informasi yang digunakan
Polbangtan serta adanya penambahan kegiatan- sebagai dasar dalam penysuunan rencana,
kegiatan baru yang merupakan produk sehingga harus dilakukan revisi anggaran
kebijakan unit eselon I Badan Penyuluhan dan terlebih dahulu untuk bisa
Pengembangan SDM Pertanian. Data lengkap melaksanakannya.Dalam pelaksanaannya,
terkait pagu anggaran Polbangtan Malang adanya tuntutan kontribusi dalam mendukung
berdasarkan jenis belanja periode tahun 2016- program prioritas Kementerian Pertanian
2019 tersaji dalam grafik berikut: sebagai institusi induk seringkali

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 49


https://profit.ub.ac.id
mengorbankan standar minimal pembiayaan perencanaan merupakan suatu hal yang sangat
kegiatan yang dilaksanakan pada Polbangtan. penting, yaitu :
Penetapan besaran belanja pada Polbangtan a. Perencanaan sebagai acuan dalam
dilakukan sebatas memenuhi usulan pelaksana melaksanakan kegiatan dalam mencapai
kegiatan dan belum didasarkan pada target tujuan pembangunan
kinerja keluaran (output) atau hasil (outcome) b. Perencanaan sebagai sebuah prediksi terkait
yang akan dicapai sebagaimana yang dicirikan hal-hal yang akan dilalui oleh sebuah
dalam prinsip penganggaran berbasis kinerja. rencana. Prediksi tersebut dapat berupa
Data yang peneliti kumpulkan dilapangan hambatan, resiko serta pengembangan dari
memperlihatkan adanya intensitas yang rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya
dilakukan oleh Polbangtan Malang dalam c. Perencanaan memungkinkan untuk memilih
melakukan revisi kegiatan dan anggaran pada dan memutuskan metode terbaik atau
periode 2016-2018 sebagaimana tersaji dalam bahkan gabungan beberapa metode
tabel berikut: d. Perencanaan dapat memandu dalam
menentukan skala prioritas, menempatkan
Tabel 1. Revisi DIPA Polbangtan Malang 2016- sesuai urgensi suatu tujuan serta sasaran
2018 serta aktivitasnya
No Tahun Jumlah e. Perencanaan sebagai panduan serta acuan
Revisi dalam membuat pengawasan atas suatu
1 2016 7 kegiatan
2 2017 11 Sistem Perencanaan pembangunan
3 2018 11 Nasional yang dicanangkan dalam UU 25 tahun
2004 merupakan acuan dalam pelaksanaan
Hal pertama yang harus dipikirkan ketika perencanaan pembangunan di Indonesia. Sistem
hendak menggunakan pendekatan kinerja perencanaan pembangunan nasional, menurut
dalam penyusunan anggaran adalah fokus Undang-Undang tersebut didefinisakan sebagai
utama pada target yang akan dicapai. Ketika sebuah kesatuan tata cara dalam perencanaan
fokus tertuju pada output yang akan dicapai, dalam menghasilkan rencana pembangunan
maka segala sesuatu yang berkaitan dengan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu
tujuan kegiatan hendaknya sudah terpenuhi tertentu yang akan dijalankan oleh pemerintah
pada setiap tahapan dilakukannya penyusunan baik yang berada di tingkat pusat serta daerah.
anggaran. Sistem anggaran berbasis kinerja, Tujuan dilaksanakannya Sistem
selain berfokus utama kepada efisiensi dalam Perencanaan pembangunan Nasional
penggunaan anggaran, juga berfokus pada sebagaimana tercantum dalam undang-undang
evaluasi atas capaian yang telah dihasilkan. tersebut adalah:
Tolak ukur utama yang menjadi patokan a. Mendukung bagi dilaksnakannya kegiatan
keberhasilan dilaksanakannya sistem anggaran koordinasi bagi pelaku pembangunan di
berbais kinerja terletak pada performance atau Indonesia;
prestasi yang dihasilkan melalui efisiensi dalam b. Merupakan jaminan dalam terwujudnya
penggunaan dana.Penelitian ini mencoba integrasi, sinkronisasi lintas sektor, antar
mengungkapkan dan menganalisis proses daerah, serta antara pemerintah yang ada di
perencanaan yang dilakukan oleh Politeknik pusat dengan pemerintah daerah;
Pembangunan Pertanian Malang serta c. Memberikan jaminan terkait keterikatan dan
kaitannya dengan penggunaan komponen konsistensi dalam kegiatan perencanaan,
anggaran berbasis kinerja. penganggaran, implementasi dan
pengawasan;
B. KAJIAN PUSTAKA d. Optimalisasi dalam meningkatkan
Perencanaan dinyatakan oleh partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Tjokroamidjojo (1995) sebagai suatu rangkaian e. Memberikan jaminan dalam penggunaan
tindakan untuk menyiapkan secara sistematis sumberdaya secara efektif, efisien,
beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan berkeadilan serta berkelanjutan.
dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Saul M.
Ketz, dalam bukunya A System Approach to Tjokroamidjodjo (1995:57)
Development Administration, dalam mengemukakan bahwa seringkali terdapat
Tjokroamidjojo (1995), mengungkapkan bahwa pemahaman yang keliru terkait kegiatan

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 50


https://profit.ub.ac.id
perencanaan yang beranggapan bahwa kegiatan implementasi dari kebijakan. Program-program
perencanaan terbatas pada penyusunan rencana aksi merupakan terjemahan dari dari kebijakan
saja, padahal perencanaan merupakan kegiatan yang telah dirumuskan sebelumnya. Conyers
yang berlangsung terus menerus dan and Hills (1990) menggambarkan proses
menyeluruh yang terdiri atas penyusunan perencanaan sebagai sebuah siklus tertutup, di
rencana, penyusunan program dan kegiatan, mana setiap tahap terdapat sebuah tujuan
pelaksanaan rencana, serta pengawasan dan tertentu, maka dari itu, diperlukan suatu
evaluasi rencana. pemahaman yang baik terkait tahapan yang
Sistem Perencanaan pembangunan terdapat pada siklus perencanaan tersebut.
Nasional juga menjelaskan tentang empat Tahapan-tahapan tersebut digambarkan oleh
tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan Conyers and Hills dalam gambar berikut:
perencanaan pembangunan di Indonesia, empat
tahapan tersebut terdiri atas:
a. Penyusunan Rencana
Tahap penyusunan rencana dilaksanakan
dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah
rencana menyeluruh dari beragam aspek
yang kemudian siap untuk ditetapkan
menjadi sebuah dokumen perencanaan
resmi.
b. Penetapan Rencana
Tahap penetapan rencana dilakukan untuk
menetapkan payung hukum yang menjadi
landasan bagi rencana yang telah
dirumuskan pada tahapan sebelumnya.
c. Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Tujuan dari keberadaan tahap ini adalah
untuk memberikan jaminan atas Gambar 2. Proses Perencanaan
terwujudnya tujuan serta sasaran Sumber : Conyers dan Hills (1990, h.74)
pembangunan yang telah ditetapkan dalam
rencana melalui penyesuaian-penyesuaian Nordiawan (2006) mengungkapkan
atas rencana yag dilakukan oleh pimpinan bahwa terdapat persamaan antara organisasi
Menteri, pimpinan lembaga atau pimpinan sector publik dan swasta, yakni terkait
organisasi perangkat daerah. keterbatasan dalam sumber daya. Keduanya
d. Evaluasi Pelaksanaan Rencana menurut Nordiawan (2006) memiliki proses
Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan manajemen keuangan dan akuntansi
dan analisis data serta informasi yang manajemen yang relatif samameskipun berbeda
digunakan untuk menilai capaian atas dalam teknis pelaksanaan serta dalam hal
kinerja pembangunan yang dilaksnaakan indicator kinerja pada masing-masing sektor
pada periode waktu tertentu. Tahap evaluasi tersebut Pada sektor publik, sebagaimana
dilakukan mendasarkan pada indicator diungkapkan Nordiawan (2006), agar kegiatan
kinerja serta sasaran yang telah ditetapkan perencanan dan pengendaliannya dapat
yaitu terkait dengan masukan, keluaran, dilakukan dengan baik maka perlu ditopang
hasil manfaat dan dampak. oleh informasi lengkap dalam mendukung
perencanaan dan pengendalian yang dilakukan.
Perencanaan digambarkan oleh Conyers Untuk mendapatkan informasi tersebut, maka
dan Hills (1990:15) dalam tiga aktivitas yang dilakukan melalui proses akutansi manajemen.
salin terkait satu dengan yang lainnya, satu Akutansi manajemen sebagaimana disampaikan
aktivitas diikuti oleh aktivitas lainnya. Aktivitas Nordiawan (2006) mengutip pendapat dari The
tersebut diawali dengan pengambilan Chartered Institute mencakup aktivitas inti yang
kebijakan, lalu dikembangkan lewat proses terdiri dari adanya partisipasi pada proses
perencanaan dan kemudian diimplementasikan. perencanaan di tingkatan strategis dan
Perencanaan digambarkan oleh Conyers dan operasional, pembuatan panduan untuk
Hills seakan-akan sebagai sebuah fase peralihan keputusan manajemen dan memberikan
antar kebijakan yang telah diambil dan

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 51


https://profit.ub.ac.id
kontribusi dalam kegiatan pengawasan dan proses pencapaian tujuan organisasi. Partisipasi
pengendalian kinerja penyusunan anggaran merupakan pendekatan
Tjokroamidjojo (1995) menyampaikan manajerial yang umumnya dinilai dapat
bahwa untuk menunjang keberhasilan meningkatkan efektifitas organisasional melalui
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan peningkatan kinerja setiap anggota organisasi
diperlukan keterlibatan aktif dari masyarakat. secara individual atau kinerja manajerial
Keterlibatan aktif atau partisipasi tersebut dapat (Sukardi, 2002).
berarti keterlibatan dalam proses penentuan Dalam proses penyusunan anggaran,
arah, perumusan strategi serta kebijakan dalam menurut Sukardi (2002) dibutuhkan partisipasi
pembangunan yang akan dilakukan oleh aktif dari manajemen level puncak dalam
pemerintah pusat dan daerah. Ningsih (2012) menelaah dan pengesahan anggaran, sehingga
mengungkapkan bahwa idealnya perencanaan pengesahan anggaran tidak hanya sekedar
dikatakan partisipatif apabila prosesnya stempel saja. Tanpa partisipasi aktif akan dapat
mengikutsertakan semua pihak dalam rangka memberikan peluang bagi para pelaksana
memecahkan masalah yang dihadapi yang anggaran untuk mempermainkan anggaran atau
bertujuan untuk mencapai kondisi yang bahkan memberikan informasi kinerja yang
diinginkan, tetapi dalam proses perencanaan ini tidak sesuai dengan kondisi organisasi yang
hanya melibatkan bagian dari unsur masyarakat sesungguhnya atau biasa dikenal dengan
diantaranya eksekutif dan legislatif. Pada pemberian informasi yang tidak simetris. Hal
organisasi sektor publik, partisipasi hendaknya tersebut biasa terjadi karena adanya
dilakukan oleh semua unsur dalam organisasi ketidaksamaan dalam penguasaan informasi
tersebut. oleh manajer atau pihak eksekutif dibanding
Anggaran, sebagaimana diungkapkan dengan pihak-pihak lain seperti pemegang
oleh Mardiasmo (2009:62) menggambarkan saham atau legislatif dalam tataran sebuah
tentang estimasi kinerja yang akan dilaksanakan pemerintahan. Ujiyantho (2004)
dalam kurun waktu tertentu serta dirupakan mengungkapkan bahwa asimetri informasi yang
dalam nilai uang. Pada sektor publik, anggaran terjadi diantar pihak manajemen selaku agent
dapat berupa rincian rencana kegiatan serta dengan pemilik atau principal membuka
merupakan representasi dari penerimaan dan peluang yang lebar bagi manajer untuk
belanja atau pengeluaran pada kurun waktu mengambil keuntungan pribadi dari kondisi
tertentu. Anggaran pada sektor publik juga yang terjadi.
harus memuat tentang biaya yang diperlukan Teori tentang hubungan kedua pihak
oleh sebuah organisasi publik dalam tersebut populer dikenal sebagai teori keagenan.
melaksanakan rencana kegiatan yang telah Menurut Lane (2003) dalam Halim (2010) teori
disusun serta metode dalam memperoleh tentang keagenan juga disinyalir terjadi pada
pendapatan untuk membiayai rencana tersebut. organisasi sektor publik. Dalam prakteknya,
Freeman dalam Nordiawan (2009:48) Lane menyatakan bahwa negara demokrasi
memberikan definisi anggaran sebagai proses modern didasarkan pada serangkaian hubungan
pada sebuah organisasi sektor publik dalam prinsipal-agen. Jensen dan Meckling (1976)
pengalokasian sumber daya yang dipunyai oleh dalam Halim (2010) menyatakan bahwa
organisasi tersebut dalam memnuhi kebutuhan- hubungan keagenan adalah sebuah kontrak
kebutuhan organisasi yang tidak terbatas. antara manajer (agent) dengan pemegang saham
Pengertian tersebut menggaris bawahi tentang (principal). Hubugan kegenan tersebut
pentingnya peran anggaran dalam mengelola terkadang menimbulkan masalah antara
kekayaan di organisasi publik. Pada suatu manajer dan pemegang saham.
organisasi sektor publik, adanya keterbatasan Menurut Wildavsky dan Caiden (2004)
kepemilikan sumber daya seringkali menjadi dalam Pratiwi (2012) proses penganggaran
penghambat upaya dalam pemberian pelayanan adalah sebuah kondisi dimana bercampurnya
terbaik bagi masyarakat. beragam kepentingan serta kelompok yang
Pada sebuah organisasi publik, dalam berupaya untuk mewujudkan kepentingan
penyusunan anggaran terdapat dua pendekatan mereka masing-masing dan menghasikan
yang lazim dipraktekkan, yaitu pendekatan top keputusan yang beragam. Menurut Rubin
down dan bottom-up. Pendekatan bottom-up (1992) dalam Pratiwi (2012) penganggaran
memungkinkan adanya partisipasi dari pegawai pada organisasi sektor publik merupakan
atau pelaksana anggaran untuk berperan pada cerminan dari beragam aktor yang terlibat

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 52


https://profit.ub.ac.id
dalam penganggaran yang masing-masing integrasi akan memberikan pemahaman yang
memilki agenda masing-masing terhadap lebih baik antar pimpinan organisasi terkait
anggaran. kegiatan dan anggaran yang mendukung tugas
Tahapan penyusunan anggaran yang dan fungsi organisasi.(Better Practice Guide
dilakukan sebuah organisasi sektor publik Penganggaran Berbasis Kinerja Kemenkeu ,
menurut Nordiawan (2009) meliputi empat 2014).
langkah yaitu ; Anggaran berbasis kinerja menurut
a. Penetapan Visi, Misi dan Strategi Mardiasmo (2009) merupakan sebuah sistem
Visi dan Misi merupakan sebuah pandangan penganggaran yang menitikberatkan pada
jauh kedepan yang akan dituju oleh sebuah usaha-usaha dalam mencapai hasil atau kinerja
organisasi beserta cara dalam atau output atas biaya atau input yang telah
mewujudkannnya. dialokasikan melalui mekanisme perencanaan.
b. Pembuatan Tujuan Anggaran berbasis kinerja sangat menjunjung
Tujuan merupakan sebuah titik yang akan tinggi pencapaian hasil kinerja secara efektif,
dituju oleh sebuah organisasi dalam satuan efisien, ekonomis dan adanya pengawasan
waktu tertentu atau biasa dikenal dengan dalam kinerja output, alokasi berdasarkan
tujuan operasional. Tujuan operasional prioritas tujuan, serta menuntut
merupakan penjabaran dari visi misi dikedepankannya rasionalitas dalam proses
organisasi sehingga akan menjadi panduan pengambilan keputusan.
dalam mengalokasikan segenap sumber daya Tiga komponen dasar yang disyaratkan
yang tersedia oleh pemerintah dalam penerapan
c. Penetapan Aktivitas penganggaran berbasis kinerja sebagaimana
Tahapan selanjutnya adalah menetapkan tercantum dalam PP 21 Tahun 2004 Tentang
aktivitas yang akan ditempuh sesuai dengan Penyusunan Rencana Kerja Anggaran bagi
tujuan dan strategi yang telah ditentukan Kementerian Negara atau Lembaga yaitu:
d. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan 1. Indikator Kinerja. Indikator kinerja dapat
Langkah selanjutnya setelah pengajuan berperan dalam penilaian atas
anggaran disiapkan adalah proses evaluasi keberhasilan program atau kegiatan yang
dan pengambilan keputusan. telah dilaksanakan. Indikator kinerja
Kemenkeu (2014) menjabarkan beberapa dapat berupa Indikator Kinerja Utama
prasyarat agar penganggaran sebuah organisasi pada tataran program, Indikator Kinerja
sektor publik dapat dikatakan efektif, yaitu Kegiatan pada tataran kegiatan serta
adanya penyelarasan proses penganggaran indikator keluaran pada level sub
dengan perencanaan serta tata kelola organisasi, kegiatan.
penerapan perencanaan dan penganggaran 2. Standar Biaya. Standar biaya merupakan
secara komprehensif melalui koordinasi serta estimasi biaya dan acuan tertinggi biaya
quality assurance secara efektif serta adanya yang diperlukan dalam melaksanakan
monitoring dan evaluasi dalam penerapan sebuah aktivitas dalam pelaksanaan
anggaran berbasis kinerja. sebuah kegiatan, terdiri dari standar
Integrasi antara penganggaran dengan biaya masukan yang dikeluarkan oleh
perencanaan sangat diperlukan oleh sebuah Menteri Keuangan serta standar biaya
organisasi sector publik dalam mencapai khusus yang disusun oleh Kementerian
tujuannya serta menetapkan prioritas tertentu atau lembaga. Standar biaya dapat
dalam pengalokasian sumber daya yang berfungsi dalam proses perencanaan
dimilikinya. Ketika sebuah organisasi sektor serta penyusunan anggaran.
publik menyusun perencanaan strategis, 3. Evaluasi Kinerja. Evaluasi kinerja dapat
hendaknya didukung pula dengan perencanaan berperan dalam menilai dan mengungkap
aktivitas dan sumber daya, baik berupa manusia permasalahan dalam pelaksanaan sebuah
maupun sumber daya yang lain. Hal tersebut kebijakan serta memberikan masukan
perlu dilakukan untuk memastikan ketersediaan terkait efektifitas dan efisiensi dari
sumber daya dalam melaksanakan strategi guna program atau kegiatan yang
mencapai tujuan dan sasaran.Dengan adanya dilaksanakan.
integrasi tersebut, penganggaran tahun berjalan Mardiasmo (2009) menjabarkan sistem
dan tahun-tahun berikutnya akan sejalan dengan pengukuran kinerja sektor publik sebagai
tujuan dan prioritas organisasi. Selain itu, sebuah sistem yang bertujuan untuk melakukan

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 53


https://profit.ub.ac.id
penilaian atas capaian sebuah strategi baik tersebut. Value for money menurut Mardiasmo
dalam ukuran finansial maupun non finansial. (2009) adalah bagian inti dilakukannya
Pengukuran tersebut sebagaimana disampaikan pengukuran terhadap kinerja pada organisasi
Mardiasmo (2009) mempunyai maksud untuk sektor publik.Indikator kinerja,
membantu memperbaiki kinerja pemerintah, pengembangannya hendaknya memperhatikan
kemampuan dalam mengalokasikan sumber faktor ekonomi, efisiensi dan efektivitas
daya yang tersedia, serta sebagai program dan kegiatan. Aspek ekonomis, efisien
pertanggungjawaban publik dan perbaikan dan efektif dapat memiliki arti hasil yang
komunikasi kelembagaan. Untuk melakukan diperoleh merupakan nilai terbesar berbanding
pengukuran kinerja, variabel kunci yang dengan jumlah input yang telah dikeluarkan
melekat dijabarkan menjadi indikator kinerja serta mampu melebihi standar yang telah
sebuah organisasi sector publik. Mekanisme ditetapkan serta dampak yang besar di
dalam menentukan indikator kinerja dijelaskan masyarakat dibanding periode sebelum
oleh Mardiasmo (2009) hendaknya dilakukan aktivitas serta melampaui capaian
mempertimbangkan: target yang telah ditetapkan. Mardiasmo
1. Sistem perencanaan serta pengendalian yang (2009:132) berkesimpulan bahwa ketiga unsur
diterapkan dalam value for money yaitu ekonomi, efisiensi
2. Spesifikasi teknis dan pengendalian dan efektivitas sangat terkait satu dengan yang
3. Kompetensi yang bersifat teknis serta lainnya.
profesionalisme
4. Mekanisme terkait Ekonomi dan Pasar C. METODE PENELITIAN
5. Mekanisme SDM Metode yang dipergunakan oleh peneliti
Monitoring dan pengkajian ulang dalam melaksanakan penelitian ini adalah
terhadap indikator kinerja yang ditetapkan dengan pendekatan kualitatif dengan metode
sebuah organisasi sektor publik harus terus deskriptif. Data yang digunakan oleh peneliti
menerus dilakukan sebagai bagian dari upaya berupa data primer dan sekunder. Teknik
perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
kepada masyarakat. Mardiasmo (2009:128) wawancara, dan dokumentasi. Dokumen-
menyebutkan bahwa dalam sebuah organisasi dokumen yang dikaji dalam penelitian ini
sektor publik, indikator kinerja dapat berupa Renstra Polbangtan Malang, Rencana
mempunyai beberapa peran,yaitu: Kerja, Rencana Kerja Anggaran
1. Untuk membantu memperjelas tujuan Kementerian/Lembaga (RKAKL) Polbangtan
organisasi Malang, LAKIP, Daftar Isian Pelaksanaan
2. Untuk mengevaluasi target akhir yang Anggaran (DIPA) serta dokumen-dokumen lain
dihasilkan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3. Masukan dalam memformulasi insentif bagi Analisis data yang diginakan dalam penelitian
jajaran manajer ini menggunakan model Miles and Hubberman
4. Membuka kemungkinan bagi pengguna jasa yang meliputi 4 aktivitas utama, yaitu Data
layanan publik untuk menentukan pilihan Collection, Data Condensation, Data Display,
5. Untuk menunjukkan standar kinerja serta Conclusion Drawing atau Verifications
6. Untuk menunjukkan efektifitas
7. Membantu dalam penentuan aktivitas D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan efektifitas penggunaan biaya Sumber anggaran yang membiayai
terendah dalam menuju target sasaran kegiatan pendidikan di Polbangtan Malang
8. Menuntun dalam memberikan masukan berasal dari anggaran Pemerintah (Kementerian
untuk perbaikan dalam melakukan Pertanian) yang bersumber dari APBN.
penghematan biaya Kebijakan operasional penggunaan anggaran
Mardiasmo (2009) mengungkapkan tersebut sepenuhnya dilaksanakan oleh
bahwa digunakannya indikator kinerja sangat Polbangtan Malang sebagai penyelenggara
diperlukan dalam mendeteksi dan mengukur pendidikan, dan sekaligus sebagai unit
efektifitas dan efisiensi dari kegiatan yang telah pelaksana teknis. Pelaksanaan Angaran
dilaksanakan. Indikator kinerja yang terdapat Pendapatan dan Belanja Negara pada suatu
pada organisasi sector public berbeda beda tahun anggaran, menurut Undang-Undang
tergantung pada kegiatan serta layanan kepada Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
masyarakat yang dilaksanakan oleh organisasi Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 54


https://profit.ub.ac.id
2004 tentang Perebendaharaan Negara dimulai Pada jenis belanja modal, dari tahun ke tahun
dengan tahapan penyusunan dan pengesahan juga mengalami kenaikan mengingat besarnya
dokumen pelaksanaan anggaran. Pada kebutuhan untuk rehab bangunan fisik kelas
pemerintah pusat, dokumen pelaksanaan serta laboratorium yang di beberapa titik sudah
anggaran tersebut dikenal sebagai DIPA (Daftar dalam kondisi rusak berat. Kenaikan pagu
Isian Pelaksanan Anggaran). DIPA pada anggaran tersebut, selain dialokasikan untuk
Kementerian atau Lembaga disusun oleh kegiatan pembelajaran, rehab, serta pemenuhan
pengguna anggaran mengacu pada rencana sarana prasarana pembelajaran juga disebabkan
kerja dan anggaran yang terdapat pada masing- oleh adanya penugasan-penugasan khusus yang
masing Kementerian atau Lembaga setelah diberikan oleh eselon I dalam mendukung
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari tercapainya swasembada dan swasembada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). DIPA pangan berkelanjutan di Indonesia yang
sebuah Kementerian atau Lembaga ditetapkan merupakan sasaran utama dari Kementerian
dalam sebuah Peraturan Presiden yang memuat Pertanian dalam Nawacita pemerintahan
detail rincian APBN yang telah terlebih dahulu Presiden Joko Widodo. Penyelenggaraan
ditelaah dan disetujui oleh Menteri Keuangan pendidikan pertanian di Indonesia, sebagaimana
selaku Bendahara Umum Negara. Pada sebuah tercantum dalam dokumen Renstra BPPSDMP
Kementerian atau Lembaga, Rencana Kerja dan 2014-2019, saat ini menghadapi beberapa
Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) persoalan utama yang kemudian juga menjadi
berfungsi sebagai rujukan dalam penyusunan tugas Polbangtan Malang untuk berkontribusi
DIPA yang merupakan dasar dalam dalam mengatasi permasalahan tersebut, yaitu:
melaksanakan program, kegiatan dan anggaran 1. Menurunnya minat generasi muda untuk
pada suatu tahun anggaran yang ditetapkan melanjutkan pendidikan ke SMK PP
pada tahun sebelumnya melalui payung hukum maupun STPP;
Keputusan Presiden. 2. Menurunnya minat generasi muda untuk
Dalam siklus penganggaran pada bekerja di sektor pertanian;
pemerintah pusat dimana Polbangtan Malang 3. Belum memadainya kondisi sarana
menjadi bagian didalamnya, penyusunan RKA- prasarana penunjang pendidikan;
K/L merupakan sebuah tahapan penting yang 4. Rendahnya kompetensi dan profesionalisme
dilalui oleh sebuah satuan kerja pada SDM pendidikan pertanian.
pemerintah pusat karena merupakan sebah titik
dimana keputusan terkait pelaksanaan suatu Upaya dalam mewujudkan Visi
kegiatan yang akan dilaksanakan pada suatu Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
tahun anggaran beserta alokasi pendanaan yaitu Menjadi Perguruan Tinggi yang Berdaya
dilakukan pada tahap ini. RKAKL pada suatu Saing dan Berwawasan Global dalam Mencetak
tahun anggaran merupakan sebuah penjabaran Sumber daya Manusia Profesional di Bidang
dari dokumen perencanaan yang terdapat pada Rumpun Ilmu Hayat Pertanian, menjadikan
Kementerian atau Lembaga yang diturunkan Renstra Polbangtan Malang 2015-2019 menjadi
kebawah sampai level satuan kerja atau Unit pedoman utama dalam mencapai tujuan
Pelaksana Teknis pada Kementerian atau organisasi dalam jangka panjang. Rencana
Lembaga Tersebut. Penysunan RKAKL strategis 2015 -2019 ini menjadi landasan
merupakan tanggungjawab dari suatu penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian atau Lembaga sebagaimana Tahunan Polbangtan Malang. Operasionalisasi
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 90 rencana strategis ini akan dilengkapi oleh
tahun 2010 tentang Rencana Kerja dan dokumen rencana kerja tahunan yang
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. dilengkapi dengan penetapan target dan
Kementerian atau Lembaga juga berperan indikator kinerja serta unit kerja yang menjadi
sebagai Chief Operational Officer (COO) dalam penanggung jawab dalam implementasi.
pengelolaan keuangan negara. Berdasarkan beberapa isu strategis dalam
Pagu anggaran Polbangtan Malang dalam penyelenggaran pendidikan pertanian tersebut,
penyelenggaraan pendidikan DIV terus maka dilakukanlah berbagai upaya dalam
mengalami kenaikan pada tahun 2016-2019. memperbaiki dan memajukan pendidikan
Pada periode tersebut, kenaikan pagu anggaran pertanian yang salah satunya dilakukan melalui
terus terjadi pada jenis belanja barang meskipun penambahan alokasi anggaran pada Polbangtan
sempat mengalami penurunan pada tahun 2018. untuk memperbaiki performa bangunan, sarana

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 55


https://profit.ub.ac.id
prasarana penunjang serta kualitas forum pimpinan tersebut selanjutnya di upload
pembelajaran. ke dalam aplikasi E-Proposal Kementerian
Proses perencanaan yang dilakukan oleh Pertanian serta Aplikasi Sistem Informasi
Polbangtan Malang mengacu pada tahapan Perencanaan dan Anggaran (Sicanda) lingkup
yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor BPPSDMP. Aplikasi E-Proposal merupakan
25 Tahun 20004 Tentang Sistem Perencanaan aplikasi perencanaan lingkup Kementerian
Pembangunan Nasional. Undang-Undang Pertanian berbasis internet yang bertujuan
tersebut memuat 4 tahapan dalam proses untuk menampung usulan kegiatan dari level
perencanaan, yaitu penyusunan rencana, UPT maupun dari Pemerintah daerah dalam
penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan pembangunan pertanian atau lebih dikenal
rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana. dengan pendekatan bottom up planning.
Kegiatan penyusunan rencana yang dilakukan Adapun Sicanda adalah aplikasi online yang
di Polbangtan Malang diawali dengan mewadahi pengajuan usulan kegiatan dan
melakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan anggaran lingkup BPPSDM Pertanian.
di tahun sebelumnya melalui sebuah forum Pengajuan usulan kegiatan dan anggaran yang
rapat kerja akhir tahun yang diikuti oleh diajukan Polbangtan melalui apliaksi E-
beragam unsur yang terdapat di Polbangtan proposal dan Sicanda dilakukan pada waktu
Malang. Dalam forum tahunan yang yang hampir bersamaan dengan menyertakan
dilaksanakan pada bulan Desember tersebut, kerangka acuan kerja (KAK), rencana anggaran
dipaparkan capaian kinerja organisasi ditahun biaya (RAB), dan rencana operasional kegiatan
sebelumnya, hambatan dalam pelaksanaan (ROK) serta beragam data dukung lainnya.
kegiatan, serta potensi pengembangan atas Pengajuan usulan kegiatan dan anggaran ke
kegiatan yang telah dilaksanakan. Output yang Eselon I BPPSDM Pertanian serta Biro
dihasilkan melalui forum rapat evaluasi berupa Perencanaan Kementerian Pertanian melalui
informasi terkait evaluasi atas tingkat keluaran mekanisme E-Proposal dan Sicanda
(output); capaian Hasil (outcome); konsistensi menyertakan kelengkapan dokumen berupa
antara perencanaan dan implementasi; dan Kerangka Acuan Kerja atau Term Of Reference
realisasi penyerapan anggaran yang kemudian (TOR), Rencana Anggaran Belanja (RAB) serta
akan menjadi masukan bagi perumusan Rencana Operasional kegiatan (ROK).
perencanaan untuk tahun depan. Pada tataran Kerangka Acuan Kerja dibuat oleh masing-
teknis di Internal Polbangtan Malang, bahan masing pelaksana kegiatan dengan
penyusunan rencana kerja dan anggaran pertimbangan bahwa merekalah yang mengerti
disiapkan atau dilakukan oleh Staff Subbagian kondisi riil di lapangan serta pelaksana
keuangan yang menangani perencanaan langsung kegiatan.
dikarenakan belum tersedianya bagian dalam Polbangtan Malang sebagai satuan kerja
struktur organisasi yang secara khusus unit eselon II menyusun RKA-K/L pada tingkat
menangani perencanaan. Bahan-bahan unit operasional yang kemudian disampaikan
penyusunan rencana tersebut meliputi usulan kepada Bagian Perencanaan unit eselon I
rencana kegiatan dari jurusan, program studi, dengan terlebih dahulu dilakukan review oleh
unit, bagian, unit penunjang, instalasi dan Pusat Pendikan Pertanian sebagai koordinator
laboratorium yang ada di Polbangtan Malang penyelenggaraan pendidikan pertanian, untuk
dengan tetap berpedoman pada Renstra selanjutnya dihimpun dan diharmonisasi
Polbangtan Malang serta arahan dari direktur sebagai dokumen RKAK/L BPPSDMP
terkait program pengembangan serta sasaran Pertanian. BPPSDM Pertanian sebagai unit
dalam pembangunan pendidikan pertanian. eselon I menyampaikan dokumen RKAKL
Data yang sudah terkumpul diolah dan disusun tersebut kepada Biro Perencanaan Sekretariat
menjadi logframe rencana kerja dan anggaran. Jenderal (Setjen) yang selanjutnya
Logframe tersebut kemudian disajikan kepada menghimpun dan mengharmonisasi sebagai
direktur untuk kemudian dibawa ke forum RKA-K/L tingkat K/L. Pada tahap berikutnya,
pimpinan serta dilakukan harmonisasi dengan dokumen RKAKL disampaikan ke Inspektorat
target keluaran, arah kebijakan dan strategi Jenderal Kementerian Pertanian selaku Aparat
yang telah ditetapkan oleh unit eselon I Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) untuk
BPPSDM Pertanian. dilakukan review RKAK/L unit eselon I. Biro
Logframe rencana kerja dan anggaran Perencanaan Setjen pada tingkat K/L
yang sudah dibicarakan dan disepakati dalam melakukan penelitian RKA-K/L dengan cara

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 56


https://profit.ub.ac.id
memverifikasi dan memeriksa kebenaran dan Keuangan (PMK) Nomor 94 Tahun 2017,
kesesuaian dokumen dengan aturan dan batasan pengesahan DIPA ditandai dengan
yang telah ditentukan. Verifikasi tersebut diterbitkannya Surat Pengesahan (SP) DIPA
terkait dengan beberapa aspek, yaitu: yang ditandatangani oleh Dirjen Anggaran
1. Kesesuaian dan akurasi dalam pencantuman Kementerian Keuangan yang berisi DIPA Induk
sasaran kinerja yang terkait dengan volume unit eselon I Kementerian atau Lembaga dan
keluaran, dan Indikator Kinerja kegiatan SP DIPA petikan yang berisi rincian anggaran
dalam RKAK/L dengan sasaran kinerja yang untuk satuan kerja vertical lingkup
tertera dalam Rencana Kerja Kementerian Kementerian. SP DIPA petikan bagi satuan
atau Lembaga serta Rencana Kerja kerja dapat dicetak dari aplikasi RKAKL oleh
Pemerintah (RKP); masing-masing satker yang terdapat kode
2. Kesesuaian total pagu dalam RKA-K/L pengaman berupa digital stamp yang berfungsi
dengan pagu anggaran K/L; sebagai penanda keaslian menggantikan
3. Kebenaran dan kesesuaian dalam keberadaan tanda tangan pejabat yang
mencantumkan sumber pendanaan yang berwenang mengesahkan pada DJA Kemenkeu.
tertera dalam RKAK/L dengan sumber Pengendalian atau pengawasan
pendanaan yang telah ditetapkan pada pagu pelaksanaan rencana yang dimaksudkan oleh
anggaran suatu Kementerian atau Lembaga; UU 25 tahun 2004 dilakukan dengan tujuan
4. Kepatuhan dalam pencantuman tematik untuk memastikan tercapaianya sasaran dan
APBN pada tingkat keluaran (output); tujuan dalam pembangunan yang telah
5. Kebenaran serta kelengkapan dokumen- dituangkan dalam rencana yang dilakukan
dokumen pendukung RKAK/L yang terdiri melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan
dari Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja penyesuaian selama pelaksanaan rencana
atau UPT, Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut oleh pimpinan. Kegiatan pengendalian
dan RAB serta dokumen terkait lainnya. atas pelaksanaan rencana kegiatan pada
Polbangtan Malang dipimpin dan dilakukan
Berdasarkan program yang akan secara langsung oleh Direktur Polbangtan serta
dilaksanakan oleh Polbangtan Malang, usulan dibantu oleh tim Satlak SPI yang dibentuk oleh
DIPA Polbangtan Malang selanjutnya direktur Polbangtan Malang dan tercantum
dihimpun dalam DIPA induk BPPSDM dalam SK struktur organisasi setiap tahunnya.
Pertanian yang merupakan unit eselon I dari Tim Satlak SPI Polbangtan Malang secara
Polbangtan Malang sesuai dengan mekanisme periodik atas perintah direktur, melakukan
yang tertera dalam Peraturan Menteri Keuangan kegiatan pengendalian pada beragam kegiatan
(PMK) 94 Tahun 2017 tentang Petunjuk dengan terlebih dahulu dilakukan pemetaan atas
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan kemungkinan risiko yang mungkin terjadi pada
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan kegiatan yang sudah terpetakan.
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Dalam prakteknya, untuk menunjang
Anggaran. Dalam PMK tersebut dijelaskan kegiatan pemantauan seringkali direktur
bahwa dasar dalam penyusunan DIPA induk memberikan penugasan khusus kepada wakil
bersumber dari Rencana Kerja Anggaran pada direktur atau Kepala Bagian untuk melakukan
unit eselon I yang telah disetujui oleh DPR RI, kegiatan pengawasan atas kemajuan atau
sesuai dalam alokasi anggaran Kementerian, capaian suatu kegiatan. Kegiatan pengendalian
melewati tahap penelaahan oleh Direktorat yang dilakukan pada Polbangtan malang masih
Jenderal Anggaran dan telah ditetapkan dalam menitikberatkan pada aspek keuangan atau
Perpres rincian APBN. Pengesahan DIPA anggaran, yaitu pada realisasi anggaran dan
menurut PMK Nomor 94 Tahun 2017 pada pelaksanan Rencana Operasional Kegiatan
intinya merupakan penetapan dari Menteri (ROK) serta Rencana Kinerja Tahunan yang
Keuangan serta merupakan jaminan terkait telah disusun di awal tahun . Rencana
ketersediaan pendanaan dari DIPA tersebut Operasional Kegiatan (ROK) adalah sebuah
dalam APBN tahun berjalan serta menjadi dasar dokumen rencana pelaksaan kegiatanyang
dalam pencairan dana oleh Kementerian didalamnya memuat capaian dan prosentase
Keuangan selaku bendahara umum negara serapan anggaran. Hal tersebut dilakukan
melalui Kantor Pelayanan Perebendaharaan karena anggaran juga merupakan salah satu
Negara (KPPN) di wilayah kerja masing- indikator dilaksanakannya suatu kegiatan
masing. Sesuai dengan Peraturan Menteri meskipun belum dapat menggambarkan secara

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 57


https://profit.ub.ac.id
menyeluruh terkait proses yang dilakukan serta mewujudkan tujuan organisasi secara
dalam melaksanakan kegiatan, kendala yang keseluruhan.
ditemui serta strategi-strategi dalam Evaluasi juga dilakukan pada Rencana
memecahkan permasalahan di lapangan yang Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana
mungkin saja dapat berimplikasi hukum bagi Operasional Kegiatan (ROK) guna
organisasi secara keseluruhan. Mekanisme mengidentifikasi kendala-kendala yang
pengendalian pada aspek anggaran atau dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan yang
keuangan dilakukan melalui pembuatan laporan sudah direncanakan sebelumnya agar bisa
bulanan oleh Pejabat Pembuat Komitmen menjadi masukan dalam proses perencanaan
kepada direktur selaku kuasa pengguna tahun berikutnya. Pada aspek keuangan,
anggaran terkait serapan anggaran dan progress dilakukan evaluasi atas realisasi dan efisiensi
kemajuan proyek pengadaan barang atau jasa penggunaan dana. Hasil dari pertemuan tersebut
yang dilakukan oleh pihak ketiga berdasarkan kemudian menjadi masukan dalam penyusunan
masukan dari sub bag keuangan selaku LAKIN Polbangtan Malang. Komponen dalam
pengadministrasi keuangan. Pelaksana kegiatan LAKIN yang disusun oleh staff sub bagian
sendiri juga masih banyak yang beranggapan keuangan memuat evaluasi terkait penerapan
atau berpandangan bahwa ukuran keberhasilan komponen manajemen kinerja yang meliputi
pelaksanaan kegiatan mereka adalah Perencanaan kinerja, Pengukuran kinerja,
terserapnya anggaran dan cenderung Pelaporan kinerja,Evaluasi internal, dan
mengabaikan outcome, dan impact atas Capaian kinerja. Terkait monitoring dan
kegiatan yang dilaksanakannya tersebut. evaluasi atas kinerja keuangan dan pengelolaan
Metode yang dilakukan dalam pengendalian anggaran di, Kementerian Keuangan juga
adalah melalui supervisi langsung kepada mengeluarkan pedoman dalam menilai kinerja
penanggung jawab serta pelaksana kegiatan pelaksanaan anggaran melalui PMK
oleh direktur dan unsur pimpinan. 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan
Evaluasi menurut definisi PP 39 tahun Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L .
2016 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Komponen dalam evaluasi kinerja pelaksanaan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan anggaran tersebut terdiri dari 12 komponen,
merupakan sebuah rangkaian kegiatan menilai yaitu: Revisi DIPA; Deviasi Halaman III DIPA;
realisasi masukan (input), keluaran (output) dan Pengelolaan Uang Persediaan;Laporan
hasil (outcome) terhadap rencana dan standar Pertanggungjawaban Bendahara; Penyampaian
yang telah ditetapkan. Indikator dan sasaran Data Kontrak; Penyelesaian Tagihan;
kinerja yang tertera dalam rencana Penyerapan Anggaran; Retur Surat Perintah
pembangunan menjadi dasar dilakukannya Pencairan Dana; Perencanaan Kas;
kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi secara Pengembalian atau Kesalahan Surat Perintah
menyeluruh atas pelaksanaan rencana salah Membayar;Pagu Minus; dan Dispensasi SPM.
satunya dilakukan oleh Polbangtan Malang Secara umum, tahapan dalam proses
melalui sebuah forum rapat kerja akhir tahun perencanaan yang digariskan dalam Undang-
yang diikuti oleh beragam unsur yang terdapat Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
di Polbangtan Malang. Dalam forum tahunan Perencanaan Pembangunan Nasional sudah
yang dilaksanakan pada bulan Desember dilaksanakan oleh Polbangtan Malang.
tersebut, dipaparkan capaian kinerja organisasi Meskipun demikian, masih terdapat beberapa
serta pengukuran atas capaian ditahun hal yang belum dilakukan secara optimal
sebelumnya, hambatan dalam pelaksanaan sehingga dalam pelaksanaan atau implementasi
kegiatan, serta potensi pengembangan atas masih sering terjadi perubahan atas apa yang
kegiatan yang telah dilaksanakan. Selain direncanakan sebelumnya. Hal tersebut terjadi
evaluasi menyeluruh atas capaian kinerja karena pada tahap penyusunan rencana,
organisasi secara keseluruhan, evaluasi kinerja pengajuan usulan rencana kegiatan yang
individu jajaran dibawahnya juga dilakukan diajukan oleh pelaksana masih terbatas pada
oleh direktur. Evaluasi kinerja tersebut kegiatan rutinitas serta proyeksi keinginan dan
dilakukan mengingat masing-masing pejabat belum mengacu pada rencana strategis institusi
struktural tersebut di awal telah yang telah digariskan. Selain itu, pengajuan
menandatangani perjanjian kinerja sebagai usulan rencana belum didukung oleh data
yang berfungsi sebagai indikator kinerja dukung yang valid serta studi pendahuluan atau
kontribusi mereka dalam pencapaian output kajian yang bersifat mendalam sehingga dalam

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 58


https://profit.ub.ac.id
pelaksanaanya masih diperlukan penyesuaian- sangat ditentukan oleh pengendalian yang
penyesuaian atau bahkan tidak dapat didesain dan diimplementasikan oleh
dilaksanakan sama sekali. Hal tersebut manajemen. Kemampuan manajemen dalam
bertentangan dengan pendapat Tjokroamidjodjo mendesain berbagai tipe pengendalian yang
(1995) yang menyampaikan bahwa dalam cocok dengan situasi yang dihadapi akan
penyusunan rencana hendaknya didahului oleh menjadi penentu keberhasilan organisasi dalam
suatu tinjauan keadaan atau review yang bisa mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
berupa tinjauan sebelum dimulai suatu rencana dalam proses perencanaan. Penyebab
serta tinjauan tentang pelaksanaan rencana diperlukannya pengendalian dan tipe
sebelumnya. Setelah tinjauan keadaan, perlu pengendalian yang efektif digambarkan oleh
juga dilakukan perkiraan atas keadaan masa Mulyadi (2001) sebagai berikut:
yang akan dilalui oleh rencana, pemilihan cara-
cara pencapaian tujuan rencana, serta Tabel 2. Penyebab diperlukannya pengendalian dan
identifikasi kebijaksanaan atau kegiatan yang Tipe Pengendalian
Penyebab Tipe Pengendalian yang
perlu dilakukan dalam rencana. Sejalan dengan diperlukannya Efektif
pendapat Tjokroamidjodjo, Akhadi K (2013) Pengendalian
dalam penelitiannnya juga menyampaikan
bahwa penggunaan data dan informasi yang Ketidaksesuaian antar Pengendalian Utama:
tujuan individu dengan Pengendalian terhadap
valid serta terbaru dalam penyusunan tujuan organisasi personel
perencanaan sangatlah diperlukan, karena
dapat menjadi dasar untuk menyusun alternatif Pengendalian
strategi. Conyers and Hills (1990) juga tambahan:
Pengendalian terhadap
menyertakan tahap penggumpulan dan analisis
Keterbatasan keluaran
data dalam proses perencanaan, yaitu collect Individu: Pengendalian terhadap
and analyse data. Menurut Conyers and Hills Kurangnya atau tindakan tertentu
(1990) pada tahap ini dibutuhkan analisa situasi ketiadaan kompetensi
untuk menentukan sifat dan masalah Personel Pengendalian terhadap
Keterbatasan yang personel
perencanaan. Pengumpulan data dan analisa bersifat manusiawi
data merupakan bagian dari identifikasi Penghindaran organisasi
masalah, membutuhkan sumber daya keuangan, dari masalah
tenaga kerja terlatih dan akses ke berbagai pengendalian
macam fasilitas. Sumber: Mulyadi (2001:647)
Tahapan lain dalam proses perencanaan
yang belum dilakukan dengan baik oleh Dalam pelaksanaan penganggaran
Polbangtan Malang adalah pengendalian dalam berbasis kinerja, akuntabilitas pengelolaan
pelaksanaan rencana. Sering berubah-ubahnya anggaran dan pencapaian kinerja dapat
kegiatan yang dilaksanakan oleh Polbangtan diwujudkan melalui kegiatan evaluasi. Tahap
Malang merupakan gambaran nyata kurang evaluasi sebagai bagian dari proses perencanaan
efektifnya metode pengendalian melalui yang dilaksanakan Polbangtan Malang masih
supervisi langsung kepada penanggung jawab terbatas pada penggunaan dana dan persentase
serta pelaksana kegiatan yang dilakukan oleh pelaksanaan kegiatan dan belum mencakup
direktur dan unsur pimpinan. Pengendalian evaluasi secara menyeluruh terkait dampak
terhadap personel saja menurut Mulyadi (2001) pelaksanaan program. Praktek evaluasi tersebut
tidaklah cukup, karena masih terdapat belum sepenuhnya sesuai dengan yang telah
kemungkinan terjadi ketidakselarasan tujuan digariskan dalam PP Nomor 90 Tahun 2010
individu dengan tujuan organisasi dan yang menyebutkan beberapa indikator dalam
ketidakmampuan individu untuk mencapai melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja
tujuan organisasi karena minimnya kompetensi atas pelaksanaan yang paling sedikit terdiri atas
yang dimiliki. Oleh karena itu, menurut tingkat efisiensi penggunaan anggaran, realisasi
Mulyadi (2001:649) diperlukan pengendalian anggaran, capaian keluaran (output), capaian
tambahan yaitu terhadap keluaran, hasil (outcome), dan konsistensi antara
pengendalian terhadap tindakan tertentu dan perencanaan dan implementasi. Instrumen
penghindaran organisasi dari penyimpangan evaluasi dalam PP 90 tahun 2010 tentang
yang dilakukan individu. Menurut Mulyadi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
(2001:645) keberhasilan perwujudan rencana Kementerian Negara/Lembaga tersebut

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 59


https://profit.ub.ac.id
meskipun sudah terakomodir dalam LAKIN pimpinan kepada penanggung jawab serta
Polbangtan Malang yang disusun setiap pelaksana kegiatan perlu disikapi dengan
tahunnya, namun penyusunannya dilakukan merumusukan kembali metode pengendalian
sebatas memenuhi kewajiban administratif yang efektif diterapkan di Polbangtan Malang.
lembaga dalam hal pelaporan kinerja dan belum Tahap evaluasi sebagai bagian dari proses
menjadi dasar dalam evaluasi proses perencanaan yang dilaksanakan Polbangtan
perencanaan serta penganggaran. Artinya, Malang masih terbatas pada penggunaan dana
mekanisme pengalokasian penganggaran belum dan persentase pelaksanaan kegiatan dan belum
menjadikan hasil evaluasi sebagai rujukan mencakup evaluasi secara menyeluruh terkait
utama dan masih berprinsip follow structure dampak pelaksanaan program. Mekanisme
dengan tetap memfasilitasi anggaran setiap pengalokasian anggaran yang dilakukan
unsur yang ada di Polbangtan Malang dan Polbangtan Malang belum menjadikan hasil
belum berbasis kinerja yang akan dicapai. evaluasi kinerja sebagai rujukan utama dan
Mulihartanti (2013) juga mengungkapkan belum berorientasi pada kinerja yang akan
fenomena serupa dengan yang terjadi pada dicapai
Polbangtan Malang dalam penelitiannya di
Kota Administrasi Jakarta Utara. Hasil dari Saran
penelitian tersebut mengungkapkan masih Pada tahap penyusunan rencana, guna
diterapkannya pendekatan tradisional dalam memastikan ketersediaan data dan informasi
praktek penyusunan anggaran, terutama dalam valid serta terbarukan sebagai input dalam
perencanaan anggaran, serta belum adanya penyusunan rencana, maka perlu dilakukan
sistem pengukuran kinerja terhadap outcome studi pendahuluan atau kajian terkait kegiatan
yang dihasilkan. Afandi dan Tarigan (2016) yang hendak dilaksnakan. Studi pendahuluan
dalam penelitiannya di Dinas Tenaga Kerja atau kajian perlu dilakukan agar bisa dihasilkan
Kota Tanjungbalai juga mengungkapkan dokumen perencanaan yang baik dan akurat
tentang proses perencanaan anggaran berbasis serta mudah dalam implementasinya. Dalam
kinerja yang belum disusun dengan pendekatan pengimplementasian penganggaran berbasis
kinerja, hal tersebut terlihat dari pengukuran kinerja, maka diperlukan acuan atau pedoman
capaian kinerja yang masih dilihat dari besaran di internal Polbangtan Malang terkait
penyerapan anggaran yang dikeluarkan. Dari penggunaan ketiga unsur yang merupakan ciri
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa utama dari anggaran berbasis kinerja, yaitu
dalam melaksanakan proses perencanaan adanya indikator kinerja, penggunaan standar
diperlukan dukungan data valid dan terbaru, biaya serta evaluasi kinerja. Dalam
adanya metode pengendalian rencana yang mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
efektif serta adanya evaluasi atas pelaksanaan dalam proses perencanaan, maka diperlukan
rencana yang telah ditetapkan. sebuah desain pengendalian yang cocok, baik
terhadap personel, terhadap keluaran, serta
E. KESIMPULAN DAN SARAN pengendalian terhadap tindakan tertentu
Kesimpulan
Secara umum, tahapan dalam proses
perencanaan yang diamanatkan oleh sistem DAFTAR PUSTAKA
perencanaan pembangunan nasional telah Adiwirya, M. F., & Sudana, I. P. (2015).
dilaksanakan oleh Polbangtan Malang. Akuntabilitas, Transparansi, dan
Meskipun demikian, masih ditemui beberapa Anggaran Berbasis Kinerja Pada Satuan
tahapan yang pelaksanaannya belum optimal Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar.
sehingga dalam pelaksanaan atau implementasi E-Jurnal Akuntansi, 611-628
masih sering terjadi perubahan atas apa yang
direncanakan sebelumnya. Pada tahap Afandi, M. N., & Tarigan, F. F. A. (2016).
penyusunan rencana, pengajuan usulan rencana Analisis Perencanaan Anggaran Berbasis
kegiatan belum berdasar atas target kinerja yang Kinerja Pada Dinas Tenaga Kerja Kota
akan dicapai serta belum didukung oleh data Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara.
dukung yang valid serta studi pendahuluan atau Jurnal Ilmu Administrasi: Media
kajian yang bersifat mendalam. Kurang Pengembangan Ilmu dan Praktik
efektifnya kegiatan pengendalian melalui Administrasi, 13(1), 93-110.
supervisi langsung yang dilakukan oleh unsur

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 60


https://profit.ub.ac.id
Akhadi, K., Wijaya, A. F., & Hardjanto, I. Kabupaten Lombok Barat). Jurnal
(2013). Perencanaan Pembangunan Dinamika Akuntansi, 5(2).
Kehutanan Daerah dalam Perspektif
Good Governance. Jurnal Penelitian Halim, A., & Abdullah, S. (2010). Hubungan
Kehutanan Wallacea, 2(1), 51-64. dan Masalah Keagenan di Pemerintah
Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintah,
Andi, A., & Sumartono, H. I. DOI https://doi. 2(1), 53-64.
org/10.18551/rjoas. 2018-01.02
Agricultural Development Planning Indonesia, Kementerian Keuangan Republik.
Based On Local Resources In Depok Better Practice Guide Penganggaran
City, Indonesia. Russian Jurnal Of Berbasis Kinerja. 2014.
Agricultural and Socio-Economic
Science,10. Kemenkeu (2009) Pedoman Penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja: Jakarta
Andriani, W., & Hatta, E. (2012). Analisis
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
Pada Pemerintah Pusat (Studi pada Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Politeknik Negeri Padang). Jurnal Rosdakarya
Akuntansi & Manajemen, 7(1), 24-35.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik.
Anton, M. G., Tinangon, J. J., & Elim, I. (2016). Yogyakarta: Andi
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
Untuk Menunjang Akuntabilitas Publik Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J.
Pada Badan Lingkungan Hidup Kota (2013). Qualitative data analysis. Sage
Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Mulihartanti, Mirna Tri (2013) Analisis
Akuntansi, 4(3). Penerapan Penganggaran Berbasis
Kinerja Pada Pemerintah Kota
Anugerahani, I. D., & WAHJONO, S. I. (2013). Administrasi Jakarta Utara (Studi Kasus
Pengaruh Implementasi Anggaran Untuk Tahun Anggaran 2011)
Berbasis Kinerja terhadap Kinerja
Pegawai (Studi pada Badan Pengelola Mulyadi, J. S. (2001). Sistem Perencanaan dan
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Kabupaten Kediri). Jurnal Ilmu Salemba Empat.
Manajemen, Revitalisasi, 2(2), 147-162.
Nainggolan, A. (2016). Penganggaran Berbasis
Conyers, Diana And Peter Hills. 1990. An Kinerja dan Upaya Mewujudkan Good
Introduction to Development Planning in Government Governance. Jurnal Ilmiah
The Third World. John Wiley & Sons METHONOMI, 2(1).
Chichester. New York
Conyers, Diana, 1994, Perencanaan Sosial di Ningsih, Y. T. (2012). Perencanaan
Dunia Ketiga: Suatu Pengantar, Gadjah Pembangunan Berbasis Masyarakat
Mada University Press, Yogyakarta. Yang Partisipatif (Studi Tentang
Penyusunan Rencana Pembangunan
Direktorat Jenderal Anggaran. 2006.Reformasi Jangka Menengah Daerah Provinsi
Sistem Penganggaran, Konsep dan Kepulauan Bangka Belitung) (Doctoral
Implementasi 2005-2007.Jakarta dissertation, Universitas Terbuka).

Fitri, S. M., Ludigdo, U., & Djamhuri, A. Pradana, B. A., Handayani, B. D., & Murtini, H.
(2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, (2014). Determinan Implementasi
Komitmen, Organisasi, Kualitas Sumber Anggaran Berbasis Kinerja Badan
Daya, Reward, Dan Punishment Layanan Umum (Pada Universitas
Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja Negeri Semarang). Accounting Analysis
(Studi Empirik Pada Pemerintah Journal, 3(1).

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 61


https://profit.ub.ac.id
Pratiwi, R. N. (2012). Politisasi Anggaran Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sektor Publik. Interaktif: Jurnal Ilmu- Sistem Perencanaan Pembangunan
Ilmu Sosial, 1(2). Nasional

Purnamasari, P. (2018). Pengaruh Penerapan


Anggaran Berbasi Kinerja terhadap
Kinerja Keuangan (Penelitian Pada Dinas
Bina Marga Provinsi Jawa Barat: Balai
Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan
V). Jurnal Edukasi (Ekonomi,
Pendidikan dan Akuntansi), 5(2).

Robinson, Marc and D. Last. 2009. A Basic


Model of Performance-Based Budgeting.
Technical Notes and Manuals.
International Monetary
Fund.Washington.

Sukardi, S. (2002). Hubungan Antara


Partisipasi Penyusunan Anggaran
Dengan Kinerja Manajerial Peran
Motivasi Icerja Dan Kultur
Organisasional Sebagai Variabel
Moderating (Studi Empiris pada Badan
Usaha Koperasi di Jawa Tengah.)
(Doctoral dissertation, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro).

STPP Malang (2014) Renstra Sekolah Tinggi


Penyuluhan Pertanian Malang: Malang

Syuliswati, A., & Asdani, A. (2017). Pengaruh


Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan
dan Evaluasi Anggaran Berbasis Kinerja
terhadap Akuntabilitas Kinerja pada
Politeknik Negeri Malang. Jurnal
Akuntansi Bisnis dan Manajemen, 24(1),
1-17.

Tjokroamidjojo, B. (1995). Perencanaan


pembangunan. Jakarta: Gunung Agung.

Ujiyantho, M. A. (2004). Asimetri informasi


dan manajemen laba: Suatu tinjauan
dalam hubungan keagenan. Simposium
Nasional Akuntansi.

Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara

Jurnal Profit| Volume.13 No. 1 2019| 62


https://profit.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai