Anda di halaman 1dari 10

METODE ANALISA RISIKO KUANTITATIF

(STUDI KASUS :)

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN RISIKO PROYEK KONSTRUKSI

Disusun oleh :

Kelompok 6

Salsabila Abdul Hakim Barayies 41117010034

Egy Putra Pangestu 41117010009

Irvan Fauzi 41117010104

Iksan Maullana Ginoga 41117010040

Mikha Nehemia 41117010086

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko.
Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan dan
batasan biaya dari proyek. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang mungkin terjadi
secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun
tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana.

Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi dapat
dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak lainnya. Bila risiko terjadi akan
berdampak pada pada terganggunya kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat
menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan kualitas pekerjaan.
Para pelaku dalam industri konstruksi sekarang ini makin menyadari akan pentingnya
memperhatikan permasalahan risiko pada proyek - proyek yang ditangani, karena
kesalahan dalam memperkirakan dan menangani risiko akan menimbulkan dampak
negatif, baik langsung maupun tidak langsung pada proyek konstruksi. Oleh karena itu,
dilakukannya analisis risiko. Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko
minor yang dapat diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk
membantu evaluasi dan penanganan risiko. Analisis risiko termasuk pertimbangan dari
sumber risiko, dan konsekuensinya. Faktor yang mempengaruhi konsekuensi dapat
teridentifikasi. Risiko dianalisis dengan mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan
perhitungan terhadap program pengendalian yang selama ini sudah dijalankan.

Pada saat ini, analisis dan manajemen resiko pada proyek-proyek pembangunan
infrastruktur sudah mulai dilakukan, meskipun pada umumnya masih sangat terbatas pada
aspek ekonomi dan pendanaannya saja. Dalam hal ini tentunya tidak cukup. Para pelaku
dalam proyek infrastruktur harus pula mampu menerapkan manajemen resiko dalam
semua aspek proyek, termasuk resiko pada tahap konstruksi.
Mengelola resiko adalah suatu pengelolaan resiko yang dimulai dari identifikasi
resiko secara aktif, lalu menilai tingkat level resiko-resiko tersebut sehingga didapatkan
prioritas pengelolaannya, serta menentukan langkah-langkah penanganannya agar resiko
dapat ditekan semaksimal mungkin. Pengelolaan resiko yang baik akan memberikan
kepercayaan diri pada tim proyek dalam melaksanakan proyek. Pengelolaan ini akan
menghindari adanyakejadian-kejadian tak terduga yang membahayakan proyek.

1.2 Tinjauan Pustaka

Resiko dan Pengertiannya Ada banyak definisi tentang resiko, resiko dapat ditafsirkan
sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya
(future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 1


Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta
pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif
resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen
resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum). Manajemen resiko
adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan
pemberdayaan / pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif
resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.

Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan
bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga harus
didasarkan pada ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat dan
meninggalkan dermaga maupun melakukan bongkar muat barang dengan aman, cepat dan
lancer.

1.3 Metodologi Penelitian


Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk tipe penelitian eksplanatori atau penjelasan.
Tujuan utama penelitian eksplanatori atau disebut juga penelitian kausal adalah
mengidentifikasikan hubungan sebab-akibat antara berbagai variabel. Studi eksplanatori
meninjau apakah semua variabel bebas berpengaruh sama besarnya terhadap variabel
terikat, ataukah ada variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel
terikat.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 2


TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Analisa Risiko Kuantitaif Secara Umum
Analisa Kuantitatif hanya dapat digunakan bila tersedia cukup data untuk
memperkirakan kemungkinan dan dampak risiko dalam bentuk ukuran interval
atau rasio. Selain itu, bila menggunakan teknik probabilitas maka sebaran
distribusi data-data tersebut harus sudah diketahui dengan baik, atau populasinya
cukup sehingga dapat diperkirakan jenis distribusinya.
Salah satu pertimbangan penting lain dalam menggunakan metode kuantitatif
adalah data yang akurat, baik data internal maupun eksternal. Di bawah ini akan
diuraikan secara ringkas mengenai beberapa teknik kuantitatif yang dapat
digunakan untuk menganalisa suatu risiko.
1. Benchmarking merupakan teknik yang digunakan oleh organisasi untuk
melakukan asesmen suatu risiko tertentu dengan tujuan mengurangi baik
ampak maupun kemungkinan terjadinya, melalui cara membandingkannya
dengan organisasi lain yang lebih baik kondisinya.
2. Analisa sensivitas (Sensivity analysis) merupakan metode analisis kuantitatif
nonprobabilistic. Analisa sensivitas bertujuan untuk memahami risiko yang
akan terjadi bila terjadi suatu perubahan dalam elemen-elemen operasional
atau kegiatan rutin. Secara sederhana, analisas sensivitas mengajukan
pertanyaan apakah yang akan terjadi bila ada perubahan pada besaran yang
sudah diperhitungkan . Tujuan analisa sensivitas adalah memahami risiko
yang timbul bila perubahan tersebut memang terjadi,kemudian melakukan
antisipasi untuk melakukan mitigasi guna meredakan atau mengurangi dampak
risiko tersebut. Perhitungan dengan analisa sensivitas relatif sederhana dan
praktis dapat digunakan untuk berbagai macam perubahan. Analisa sensivitas
sering digunakan untuk melengkapi analisis kuantitatif probabilistic. Karena
sifatnya yang khusus maka setiap analisis harus dilakukan tersendiri,
tergantung dari data kunci yang digunakan dalam perhitungan tersebut,
misalnya asumsi dasar, latar belakang, rasional dan pendekatan yang
digunakan

2.1.2 Metode Analisa Risiko Kuantitatif


Analisis Risiko adalah rangkaian proses yang dilakukan dengan tujuan untuk
memahami signifikansi dari akibat yang akan ditimbulkan suatu risiko, baik
secara individual maupun portofolio, terhadap tingkat keberhasilan dan
kelangsungan proyek. Pemahaman yang akurat tentang signifikansi tersebut akan
menjadi dasar bagi pengelolaan risiko yang terarah dan berhasil.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 4


Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi
risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian.
Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan
dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan
mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang ditimbulkan.

Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam
mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif ini
menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini
merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama
dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat
kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua
peristiwa.

Analisa berdasarkan angka-angka nyata (nilai finansial) terhadap besarnya


kerugian yang terjadi. Analisa risiko secara kuantitatif adalah salah satu metode
untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kerusakan atau kegagalan sistem dan
memprediksi besarnya kerugian. Analisa dilakukan berdasarkan pada
formulaformula matematis yang dihubungkan dengan nilai-nilai finansial. Hasil
analisa dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah strategis mengatasi
risiko yang teridentifikasi.

Analisis kuantitatif adalah proses menganalisis secara numerik probabilitas


dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek. Analisis ini
biasanya mengikuti analisis kualitatif.

Analisa kuantitatif adalah proses menganalisa secara numerik probabilitas dari


setiap risiko dan kosekuensinya terhadap tujuan proyek.(Santosa, 2009). Proses
analisa kuantitatif bertujuan untuk menganalisa secara numerik probabilitas dari
setiap risiko dan akibat terhadap proyek. (PMI, 2008).

Cara-cara yang dapat digunakan dalam analisa risiko dengan teknik


kuantitatif, yaitu : (PMI,2008)
1. Interviewing (Wawancara)
2. Probability distributions (Distribusi kemungkinana)
3. Expert judgement (Putusan dari para ahli)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 5


2.2 Pengumpulan Data
1. Data yang diperoleh berupa Dokumen Kontrak
2. Dengan Penyebaran Kuesioner juga didapatkan data mengenai dampak dan
kemungkinan terjadinya resiko dilapangan.
3. Data Kuesioner

Pengelompokan Variabel Resiko Pengelompokan variable resiko diperlihatkan dalam


Tabel 2.

2.3 Analisis Data


Analisis Data Setelah penyebaran angket tentang variabel resiko terhadap dampak (D)
dan Probabilitas (P) pekerjaan konstruksi pembangunan dermaga Pehe, data–data tersebut
diolah dan dianalis.

Nilai Dampak dan Probabilitas variabel Resiko hasil survey/Kuesioner.

Penentuan nilai probabilitas dan dampak resiko

Hasil kuesioner survey utama dilakukan pengolahan data dengan metode nilai rata rata.
Hasil rata-rata dibulatkan kenilai terdekat untuk mempermudah dalam menentukan
tingkat resikonya dengan pendekatan seperti pada Tabel 3.

Penentuan tingkat resiko

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 6


Metode yang digunakan dalam menentukan tingkat resiko menggunakan probability
impact grid Nilai pembulatan.

Penentuan Level Resiko

Setelah melalui tahapan analisa data, pada variabel–variabel resiko baik terhadap dampak
maupun probabilitas.

Evaluasi Penetapan Level Resiko Berdasarkan Level Resiko tersebut maka terdapat 6
variabel resiko yang berada pada level H atau Tinggi yang artinya resiko tersebut tidak
dapat diterima melainkan Resiko dengan level H, harus dilakukan respon yang dapat
memperkecil level resiko hingga resiko tersebut dapat diterima yaitu minimal sampai
level moderat, 3 Variabel resiko berada dalam Level S atau Signifikan yang artinya
resiko masih dapat diterima perlu dilakukan respon atau mitigasi hingga dapat
menurunkan levelnya menjadi Low, dan 25 variabel resiko dalam level Low yang artinya
variabel tersebut dapat diterima tanpa dilakukan langkah mitigasi.

Plan Risk Response Beberapa cara dalam melakukan respon terhadap resiko yang
terjadi dalam pembangunan Dermaga Pehe yaitu : 1. menghindari resiko (avoidance) 2.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 7


memindahkan resiko (transference) 3. mengurangi resiko (mitigation) 4. menerima
resiko (acceptance).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Variabel resiko pada masa konstruksi pembangunan Dermaga Pehe di Kecamatan
Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro sebanyak 42 variabel, yang terbagi dalam
5 kategori resiko. Kategori resiko alam dan situasi terdapat 2 resiko, kategori
resiko sumber daya manusia terdapat 6 sub kategori, variabel resiko Logistik 5
kategori.
2. Berdasarkan Level Resiko tersebut maka terdapat 6 variabel resiko yang berada
pada level H atau Tinggi yaitu resiko akibat alam / cuaca, penyelesaian tidak tepat
waktu, denda akibat keterlambatan, terjadi kenaikan harga besi, terjadi kenaikan
harga pasir beton, terjadi kenaikan harga semen yang artinya resiko tersebut tidak
dapat diterima langsung melainkan Resiko dengan level H, harus dilakukan
respon yang dapat memperkecil level resiko hingga resiko tersebut dapat diterima
yaitu minimal sampai level moderat, 3 Variabel resiko berada dalam Level S atau
Signifikan yaitu force majeur, keterlambatan pengiriman material, material tidak
sempurna yang artinya resiko masih dapat diterima perlu dilakukan respon atau
mitigasi hingga dapat menurunkan levelnya menjadi Low, dan 25 variabel resiko
dalam level Low yang artinya variabel tersebut dapat diterima tanpa dilakukan
langkah mitigasi.
3. Penanganan terhadap resiko tinggi dilakukan dengan cara mengurangi resiko
(mitigasi) baik dari sisi probabilitas maupun dampaknya dan tranfer resiko
terhadap resiko yang sulit dilakukan mitigasi atau resiko masih berpotensi besar
dampaknya meskipun sudah dilakukan mitigasi.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 8


DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Analisa Resiko Proyek Pembangunan Dermaga Study Kasus Dermaga


Pehe di Kecamatan Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA| 9

Anda mungkin juga menyukai