Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN : 2528-3561

Serambi Engineering, Volume VII, No.3, Juli 2022 Hal 3534 - 3539 e-ISSN : 2541-1934

Analisis Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengelolaan Limbah di PT. Socfindo dengan Metode HIRARC
Ranggi Pramvisi1*, T.M Azis Pandria2,
1,2
Jurusan Teknik Industri, Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Indonesia
*Koresponden email: azispandria@utu.ac.id

Diterima: 7 Juli 2022 Disetujui: 18 Juli 2022

Abstract
PT. Socfindo Seunagan plantation is a unit of PT Socfindo Indonesia which is engaged in the production
of crude palm oil (CPO) and palm kernel oil (PKO). Production that is carried out regularly will certainly
produce production waste, so that waste management is needed properly. the purpose of this study is to
identify occupational safety risks to look for risks that have the potential to cause work accidents using the
HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control) method and then formulate
improvement strategies. the results of the identification at PT Socfindo Perkebunan Seunagan obtained 5
risks that have potential hazards. there is 1 extreme level risk, 2 high level risk and 2 low level risk. the risk
improvement strategy that can be carried out is to use ppe completely, comply with K3 sops, create K3
signs, and clean floors that have a hazard effect on workers.
Keywords: CPO, work accident, risk management, HIRARC method, waste

Abstrak
PT. Socfindo Perkebunan Seunagan merupakan unit perusahaan PT Socfindo Indonesia yang bergerak
dalam bidang produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Produksi yang dilakukan secara
berkala tentu menghasilkan limbah hasil produksi, sehingga diperlukan pengelolaan limbah dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk identifikasi risiko keselamatan kerja untuk mencari risiko yang
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment
and Risk Control) lalu merumuskan strategi perbaikan. Hasil identifikasi pada PT Socfindo Perkebunan
Seunagan didapatkan 5 risiko yang memiliki potensi bahaya. Terdapat 1 risiko berlevel ekstrim, 2 risiko
berlevel tinggi dan 2 risiko berlevel rendah. Strategi perbaikan risiko yang dapat dilakukan adalah
menggunakan APD dengan lengkap, mematuhi SOP K3, membuat rambu-rambu K3, dan membersihkan
lantai yang memberi pengaruh bahaya pada pekerja.
Kata kunci : CPO, kecelakaan kerja, manajemen risiko, metode HIRARC, limbah

1. Pendahuluan
Persaingan industri yang semakin luas menuntut perusahaan untuk dapat meminimalisir risiko yang
dapat menghambat proses produksi. Tuntutan tersebut adalah langkah perusahaan dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor
yang menentukan berkualitas atau tidaknya suatu produk [1]. Dalam melaksanakan tugasnya tentunya
tenaga kerja tidak lepas dari risiko-risiko kecelakaan kerja yang disebabkan pada saat bekerja. Menurut ref
[2], terdapat 2 sebab risiko kecelakaan kerja yakni, perilaku dari perbuatan tenaga kerja yang melanggar
peraturan keselamatan kerja dan kondisi lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja.
Oleh karena itu perusahaan harus menjamin lingkungan yang aman dan nyaman bagi para tenaga kerja.
Semakin tersedianya fasilitas yang mumpuni dari keselamatan kerja, maka semakin mempersempit peluang
risiko kecelakaan kerja [3].
Menurut ref. [4], kecelakaan kerja merupakan suatu risiko yang tidak diinginkan berkaitan dengan
pekerjaan sehingga mengakibatkan cedera atau kematian yang dialami oleh pekerja, kerusakan harta benda
maupun berhentinya proses produksi. Teori domino menyatakan bahwa 88% kecelakaan kerja diakibatkan
tindakan berbahaya (unsafe action),10% kondisi tidak aman (unsafe condition), 2% disebabkan oleh takdir,
nasib dan lainnya [5].
PT Socfindo Perkebunan Seunagan merupakan unit perusahaan PT Socfindo Indonesia yang
bergerak dalam bidang produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) yang terletak di Desa
Purwodadi, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Setiap harinya PT Socfindo dapat memproduksi dengan
kapasitas 23 ton/hari dengan CPO dan PKO yang telah ditetapkan. Produksi yang dilakukan secara berkala
tentu menghasilkan limbah hasil produksi, sehingga diperlukan pengelolaan limbah dengan baik. Namun,

3534
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VII, No.3, Juli 2022 Hal 3534 - 3539 e-ISSN : 2541-1934

dalam menjalankan proses pengelolaan limbah di PT Socfindo masih mengalami risiko keselamatan kerja
khususnya pada stasiun pengelolaan limbah. Risiko keselamatan kerja yang pernah terjadi terpeleset tenaga
kerja karena lantai yang licin. Selain itu penyediaan alat keselamatan kerja dan kesadaran dalam mematuhi
peraturan keselamatan kerja masih rendah, sehingga diperlukan manajemen risiko yang baik pada stasiun
pengelolaan limbah agar tenaga kerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Penelitian terdahulu tentang keselamatan kerja pada perusahaan produksi CPO pernah dilakukan oleh
[6], didapatkan hasil risiko kecelakaan kerja pada perusahaan diakibatkan karena pekerja tidak
menggunakan APD, sehingga perbaikan yang dilakukan adalah mendata APD yang perlu digunakan untuk
diusulkan penyediaan ke perusahaan. Selain itu penggunaan metode HIRARC pernah dilakukan oleh ref
[7], didapatkan 9 berpotensi dan Hasil dari tingkat risiko penilaian bahwa 11,1% termasuk dalam kategori
risiko rendah dan ekstrem, 33,3% risiko sedang, dan 44,4% risiko tinggi. Untuk pengendalian risiko
diusulkan dengan eliminasi, pengendalian administratif, rekayasa pengawasan, dan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD).
Berdasarkan permasalahan dan penelitian terdahulu diatas, maka penulis bertujuan untuk melakukan
identifikasi risiko keselamatan kerja untuk mencari risiko yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja
dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control). Lalu, kemudian
penulis merumuskan strategi alternatif perbaikan untuk menjadi salah satu usulan perbaikan keselamatan
kerja.

2. Metode Penelitian
Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian berfokus pada kegiatan penelitian yang dilakukan, maka lingkup
penelitian pun dibatasi berdasarkan tempat dan stasiun kerja penelitian sebagai berikut:
1. Tempat penelitian dilakukan di PT Socfindo Perkebunan Seunagan yang berlokasi di Desa
Purwodadi, Nagan Raya Provinsi Aceh.
2. Objek penelitian adalah melakukan identifikasi manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja
pada stasiun pengelolaan limbah.
Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini, data yang disajikan merupakan hasil dari pengamatan lapangan dan wawancara
bersama supervisor pengelolaan limbah. Tahapan penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian


Sumber : Data penelitian (2022)
Analisis Metode HIRARC
Metode HIRARC adalah metode yang digunakan untuk mengantisipasi dan menanggulangi
kecelakaan kerja dimulai dari menentukan kegiatan pekerjaan, identifikasi kecelakaan kerja, menilai risiko

3535
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VII, No.3, Juli 2022 Hal 3534 - 3539 e-ISSN : 2541-1934

dan mengendalikan risiko dari paparan bahaya [8]. Menurut ref. [9], pengolahan data metode HIRARC
dapat diselesaikan melalui identifikasi risiko bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko. Langkah-
langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hazard Identification (Identifikasi Risiko Bahaya)
Identifikasi risiko dilakukan guna mengetahui proses kegiatan pekerjaan, untuk mengidentikasi
keseluruhan bahaya yang memungkinkan terjadi di lantai produksi [10]. Menurut ref. [11] tujuan
identifikasi risiko dilakukan adalah agar dapat diketahui akar permasalahan risiko sehingga dapat menjadi
usulan menyusun strategi perbaikan yang efektif, efisien dan responsif.
2. Risk Assessment (Penilaian Risiko)
Penilaian risiko bertujuan untuk melakukan pengawasan dari kegiatan pekerjaan melalui penentuan
nilai risk assessment berasal dari likelihood dan severity [12].
Risk = Likelihood x Severity
Likelihood : Frekuensi kegagalan suatu risiko
Severity : Tingkat keparahan dari kecelakaan

Tabel 1. Matrik Risiko


Severity
Likehood
1 2 3 4 5
1 H H VH VH VH
2 M H H VH VH
3 L M H VH VH
4 L L M H VH
5 L L M H H

3. Risk Control (Pengendalian Risiko)


Hasil penilaian risiko dijadikan dasar untuk melakukan pengendalian risiko. Menurut ref [13]
pengendalian risiko merupakan cara untuk mengantipasikan potensi bahaya yang terdapat di kegiatan
pekerjaan. Potensi bahaya dapat dikontrol melalui suatu skala prioritas yang digunakan dalam penentuan
pengendalian risiko yang disebut dengan hierarki pengendalian risiko [14].

Tabel 2. Level Risiko


Risk
Action
Level
12-25 Penghentian aktivitas kerja sampai
resiko dikurangi
5-10 Adanya perbaikan kerja
1-4 Kegiatan dilanjutkan

3. Hasil dan Pembahasan


Identifikasi Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Identifikasi bahaya K3 dilakukan pada stasiun kerja pengelolaan limbah di PT Socfindo Perkebunan
Seunagan. Tabel 3 merupakan hasil identifikasi yang telah didapatkan dalam penelitian.

Tabel 3. Risk identification stasiun pengelolaan limbah


Risk Identification
No.
Risiko Potensi Bahaya Akibat
1. Kulit gatal kemerahan
Pekerja tidak lengkap Limbah/cairan panas 2. Penyebab gangguan
menggunakan APD saat terhirup dan mengenai penyakit paru-paru
1.
aktifitas pengolahan pada bagian tubuh 3. Batuk
limbah. pekerja 4. Asma
5. Kulit melepuh
Pekerja tidak melakukan Sisa limbah/cairan
1. Terkena penyakit kulit
2. dekontaminasi setelah tertempel pada tubuh
2. Gatal-gatal kemerahan
pengolahan limbah. pekerja
Lantai pada stasiun 1. Kepala terbentur lantai
3. pengelolaan limbah tidak Pekerja terpeleset 2. Terkilir
aman/licin

3536
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VII, No.3, Juli 2022 Hal 3534 - 3539 e-ISSN : 2541-1934

Risk Identification
No.
Risiko Potensi Bahaya Akibat
3. Kaki/tangan mengelami
cedera
Kolam pengolahan
Terjatuh pada kolam 1. Pekerja jatuh ke kolam
4. limbah cair belum ada
limbah limbah
pembatas/pagar
Tangga naik turun ke 1. Patah kaki dan tangan
bagian pengolahan Terpeleset di anak 2. Lecet kaki dan tangan
5.
limbah padat licin tangga 3. Keseleo kaki dan tangan
4. Kepala terbentur
Sumber: Hasil wawancara dengan supevisor dan karyawan (2022)

Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 5 risiko yang terjadi pada stasiun pengolahan limbah
yang harus dilakukan penilaian dan pengendalian risiko.
Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Penilaian risiko K3 dilakukan guna untuk mengetahui aspek dalam suatu risiko yang paling memberi
pengaruh pada operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat meminalisir risiko kecelakaan kerja [15].
L dijelaskan sebagai Likelihood, S adalah Severity dan Sc adalah score dari hasil perkalian L dan S. Berikut
merupakan hasil dari penilaian risiko yang telah di identifikasikan terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Risk assessment stasiun pengelolaan limbah


Risk Assessment
No. Level
Risiko Potensi Bahaya Akibat L S Sc
Risiko
1. Kulit gatal
kemerahan
Pekerja tidak
Limbah/cairan 2. Penyebab
lengkap
panas terhirup gangguan
menggunakan
1. dan mengenai penyakit paru- 3 3 9 Tinggi
APD saat aktifitas
pada bagian paru
pengolahan
tubuh pekerja 3. Batuk
limbah.
4. Asma
5. Kulit melepuh
Pekerja tidak
Sisa 1. Terkena penyakit
melakukan
limbah/cairan kulit
2. dekontaminasi 2 3 6 Sedang
tertempel pada 2. Gatal-gatal
setelah pengolahan
tubuh pekerja kemerahan
limbah.
1. Kepala
Lantai pada
terbentur lantai
stasiun
2. Terkilir
3. pengelolaan Pekerja terpeleset 3 3 9 Tinggi
3. Kaki/tangan
limbah tidak
mengelami
aman/licin
cedera
Kolam pengolahan
limbah cair belum Terjatuh pada 1. Pekerja jatuh ke
4. 4 3 12 Extrim
ada pembatas/ kolam limbah kolam limbah
pagar
Tangga naik turun 1. Patah kaki dan
ke bagian tangan
pengolahan limbah 2. Lecet kaki dan
Terpeleset di
padat licin tangan
5. anak 2 3 6 Sedang
3. Keseleo kaki
tangga
dan tangan
4. Kepala
terbentur
Sumber: Hasil wawancara dengan supervisor dan karyawan (2022)

Berdasarkan penilaian risiko pada Tabel 4 dimana terdapat 1 risiko yang level ekstrem, sehingga
memerlukan perencanaan khusus dari perusahaan untuk penanganan segera mungkin (kondisi darurat).

3537
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VII, No.3, Juli 2022 Hal 3534 - 3539 e-ISSN : 2541-1934

Terdapat 2 risiko level tinggi dan perusahaan memerlukan perhatian tindakan perbaikan secepat mungkin
dan terdapat 2 risiko level sedang dan perusahaan waspada mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
Pengendalian Risiko (Risk Control)
Risk control bertujuan untuk meminalisir tingkat risiko melalui pengendalian berupa strategi
perbaikan dan usulan penanganan risiko. Berikut merupakan analisis risk control pada stasiun kerja
pengelolaan limbah.
Tabel 5. Risk Control Pengolahan Limbah
Risk Assessment
No. Level Risk Control
Risiko Potensi Bahaya Akibat
Risiko
1. Menggunakan
APD lengkap saat
kegiatan
1. Kulit gatal
pekerjaan
kemerahan
Pekerja tidak 2. Tetap mematuhi
Limbah/cairan 2. Penyebab
lengkap SOP keselamatan
panas terhirup gangguan
menggunakan dan kesehatan
1. dan mengenai penyakit paru- Tinggi
APD saat aktifitas kerja
pada bagian paru
pengolahan 3. Perusahaan harus
tubuh pekerja 3. Batuk
limbah. meninjau dengan
4. Asma
teliti terkait
5. Kulit melepuh
pelaksaan SOP
K3 dalam
pekerjaan
1. Memberikan
pengetahuan
Pekerja tidak
pekerjaan teknik
melakukan Sisa 1. Terkena
dekontaminasi
dekontaminasi limbah/cairan penyakit kulit
2. Sedang dengan benar
setelah tertempel pada 2. Gatal-gatal
2. Menyediakan
pengolahan tubuh pekerja kemerahan
sarana dan
limbah.
prasarana proses
dekontaminasi
1. Kepala terbentur 1. Rutin
lantai membersihkan
2. Terkilir lantai licin
3. Kaki/tangan 2. Rutin
Lantai pada
mengelami pemeriksaan
stasiun
Pekerja cidera lantai sebelum
3. pengelolaan Tinggi
terpeleset melaksanakan
limbah tidak
kegiatan
aman/licin
3. Pemasangan
Rambu K3
dibagian lantai
licin
1. Pembuatan
pembatas/pagar di
Kolam
kolam pengelolaan
pengolahan
Terjatuh pada 1. Pekerja jatuh ke limbah
4. limbah cair belum Extrim
kolam limbah kolam limbah 2. Pemasangan
ada
Rambu K3 pada
pembatas/pagar
kolam pengolahan
limbah.
1. Patah kaki dan 1. Membersihkan
tangan tangga dari cairan
Tangga naik turun 2. Lecet kaki dan minyak
Terpeleset di
ke bagian tangan 2. Pekerja diwajibkan
5. anak Sedang
pengolahan 3. Keseleo kaki memakai body
tangga
limbah padat licin dan tangan harness saat naik
4. Kepala turun tangga
terbentur
Sumber: Hasil wawancara dengan supervisor dan karyawan (2022)

3538
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VII, No.3, Juli 2022 Hal 3534 - 3539 e-ISSN : 2541-1934

Berdasarkan Tabel 5, strategi alternatif usulan perbaikan yang dilakukan pada risiko berlevel
ekstrim, tinggi, dan rendah dapat menjadi suatu acuan perbaikan dari keselamatan dan kesehatan dalam
bekerja.

4. Kesimpulan
Dasar identifikasi pada PT Socfindo Perkebunan Seunagan didapatkan 5 risiko yang memiliki
potensi bahaya. Terdapat 1 risiko level extreme, 2 risiko level tinggi dan 2 risiko level rendah. Pengendalian
risiko yang dapat dilakukan adalah menggunakan APD dengan lengkap, mematuhi SOP K3, membuat
rambu-rambu K3, dan membersihkan lantai yang memberi pengaruh bahaya pada pekerja.

5. Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Universitas Teuku Umar dan PT Socfindo
yang telah memberikan pengetahuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Referensi
[1] O. Saputra dan G. Putra, “Analisis Potensi Bahaya di Area Produksi Kelapa Sawit Menggunakan
Metode HIRARC di PT. Beurata Subur Persada,” J. Serambi Engineering, Vol. 7, No. 2, Hal 2913 -
2921, 2022.
[2] I. Andesgur dan Fatatulkhairani, “Analisis Perilaku Pekerja Terhadap Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Bagian Produksi Di PT. XYZ,” J. Sains dan
Teknologi, Vol. 17, No. 2, Hal. 41-48, 2018.
[3] M. R.. Al Ma’aarij dan A. E. Nugraha, “Analisis Human Error Guna Meminimalkan Kecelakaan
Kerja Dengan Menggunakan Metode SHERPA dan HEART,” J. Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol.
8, No. 5, Hal. 99-104, 2022.
[4] R. Alfatiyah, “Analisis Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Menggunakan
Metode HIRARC Pada Pekerjaan Seksi Casting,” SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin,
Vol. 11, No. 2, Hal. 88-101, 2017.
[5] Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
[6] M. Z. Ikhsan, “Identifikasi Bahaya, Risiko Kecelakaan Kerja Dan Usulan Perbaikan Menggunakan
Metode Job Safety Analysis (JSA),” J. Teknologi dan Manajemen Industri Terapan, Vol. 1, No. 1,
Hal. 42-52, 2022.
[7] M. A. Purwanto, A. W. Rizqi, dan H. Hidayat, “Analisis Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode
Hirarc (Hazard Identification, Risk Assessment dan Risk Control) Di Divisi Maintenance Cv. Dira
Utama Sejahtera,” Jurnal Teknovasi: Jurnal Teknik dan Inovasi Mesin Otomotif, Komputer, Industri
dan Elektronika, Vol. 9, No. 1, Hal. 20-30, 2022.
[8] F. Rahman dan D. Herwanto, “Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja
dengan Metode HIRARC di PT ABC,” J. Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Hal. 196-201,
2022.
[9] R. Fil Ilmi, “Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dengan Penyusunan Hazard
Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) (Studi Kasus: PT Entri Jaya Makmur),
” Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019
[10] P. Giananta, J. Hutabarat dan Soemanto, “Analisa Potensi Bahaya Dan Perbaikan Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode HIRARC Di PT. Boma Bisma Indra,”
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri), Vol. 3, No. 2, Hal. 106–110, 2020.
[11] M. Rizki dan A. Saputra, “Analisa Risiko Supply Chain Management dengan Metode Grey Failure
Mode and Effect Analysis dan Root Cause Analysis di PT Pertamina Fuel Terminal Meulaboh,” J.
Serambi Engineering, Vol. 7, No. 1, Hal. 2783-2790, 2022.
[12] E. Triswandana, “Penilaian Risiko K3 dengan Metode HIRARC,” U KaRsT, Vol. 4, No. 1, 2020.
https://doi.org/10.30737/ukarst.v4i1.7 88.
[13] F. Rahman dan D. Herwanto, “Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja
dengan Metode HIRARC di PT ABC,” J. Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Hal. 196-201,
2022.
[14] M. H. Hilal, “Analisis Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode Hirarc (Studi Kasus
PT. MK Prima Indonesia),” Disertasi, Universitas Muhammadiyah Gresik, 2018.
[15] D. I. Handayani dan A. Purwanto, “Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,” Dinamika
Rekayasa, Vol. 10, No. 2, Hal. 68-75, 2014.

3539

Anda mungkin juga menyukai