ABSTRACT
HIRARC is one way of preventing potential hazards that exist in each type of work.
Steps begin by way of danger, then assess the risk and perform the control. PT OSI
Electronics has a logistics area as a place to receive or delivering of goods that using
forklifts. For that researchers interested to be held in the area. This research is a
qualitative research. Techniques used in data collection are field HIRARC observation,
company document, and interview. Calculates data starting with risk value with score
form. Based on the results of the research, it is known that there are 6 types of activities in
logistic areas that have different source of danger. In terms of safety still have some
deficiencies, especially safety on APD equipment, as well as awareness of the workers.
Suggestion from the researcher is that company will improve safety at every job in logistic
area to reduce unsafe action and unsafe condition. For APD equipment should be
emphasized as well as awareness of the workers in maintaining safety at work and
distinguishing specific paths for forklifts and people.
PENDAHULUAN
Identifikasi bahaya (hazards beberapa rak tempat penyimpanan material
identification), penilaian risiko (risk yang sempit serta banyak dilalui karyawan
assessment) dan pengendalian risiko (risk dari departemen lain untuk pengambilan
control) atau yang disingkat HIRARC material dari store dan logistik ini juga
merupakan suatu elemen pokok dalam sistem sebagai pintu keluar ketempat pembuang
manajemen Keselamatan dan Kesehatan sampah ke TPS ( Tempat pembuang sampah
Kerja yang berkaitan dengan upaya ) yang ada di perusahaan karena untuk
pencegahan dan pengendalian bahaya. menuju ke store dan ke TPS tersebut harus
HIRARC dilakukan pada seluruh aktivitas melalui logistik, salah satu proses bongkar
organisasi untuk menentukan kegiatan muat yang menggunakan forklif sangatlah
organisasi yang mengandung potensi bahaya besar berpotensi bahaya kecelakaan. Menurut
dan menimbulkan dampak serius terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Septia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Wulandari di area produksi Line 3 PT. Coca
Keseluruhan proses dari HIRARC yang Cola Amatil Indonesia Central Java pada
disebut juga dengan manajemen risiko (risk tahun 2011, diketahui bahwa perusahaan
management), kemudian akan menghasilkan telah melakukan identifikasi, penilaian dan
dokumen HIRARC yang sangat berguna pengendalian risiko di bagian produksi Line
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja 3 sehingga dapat mencegah kecelakaan kerja
(Soehatman Ramli, 2010: 79). PT OSI sesuai dengan undang-undang, Permenaker
Electronics memiliki area logistik sebagai dan Kepmenaker. Sedangkan, menurut
tempat penerimaan atau pengiriman barang, penelitian yang dilakukan oleh Wildan
didalam area logistik tersebut terdapat Zamani di Unit Spinning I PT. Sinar Pantja
Djaja Semarang pada tahun 2013, diperoleh lainnya yang tergantung pada pengalaman
hasil identifikasi bahaya menunjukan bahwa masing-masing, sikap dalam menghadapi
pada area carding terdapat 22 potensi bahaya resiko, famelieritas tehadap proses
dan pada area ring spinning terdapat 40 bersangkutan, dan sebagainya. Menurut
potensi bahaya. Hasil penilaian risiko Ridley (2008) dengan mengurangi atau
menunjukkan pada area carding terdapat 4 menjalankan sebuah teknik pengidentifisian,
aktivitas dengan risiko medium dan pada jumlah bahaya residual akan dapat dikurangi.
area ring spinning terdapat 5 aktivitas dengan Kita tidak mungkin langsung menghilangkan
tingkat risiko medium. Berdasarkan 2 seluruh bahaya tersebut. Temuan pada setiap
penelitian diatas, identifikasi potensi bahaya inspeksi harus dicatat sehingga dapat
dilakukan untuk mengetahui berbagai jenis dijadikan acuan ketika memutuskan tindakan
potensi bahaya yang ada di tempat kerja, korektif yang diperlukan dan untuk
yang kemudian dilakukan penilaian risiko membandingkannya dengan inspeksi
terhadap bahaya yang ditemukan, sehingga sebelumnya. Banyak teknik identifikasi yang
diperoleh rekomendasi pengendalian salah satunya dapat dipilih sebagai yang
terhadap risiko-risiko tersebut. Proses mungkin paling efektif di organisasi tertentu
identifikasi bahaya dan penilaian risiko perlu atau yang dapat menyediakan informasi yang
dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dibutuhkan dalam proses tertentu.
terjadinya kecelakaan kerja. Dengan masih
adanya angka kecelakaan kerja dan belum Penilaian Risiko (Risk Assessment)
adanya identifikasi bahaya serta penilaian Menurut B. Boedi Rijanto (2011,)
risiko yang berhubungan dengan penilaian risiko atau risk assessment adalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka proses analisa untuk menilai risiko dan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengidentifikasi tindakan-tindakan kontrol
dengan judul “Identifikasi Bahaya dan yang diperlukan untuk menghilangkan atau
Penilaian Resiko Upaya Mengurangi Tingkat mengurangi risiko yang ada, agar masih
Kecelakaan di Area Logistik Pada PT OSI dalam batas ditoleransi. Sedangkan, menurut
Electronics”. Darminto (2014) penilaian risiko adalah cara-
cara yang digunakan untuk mengelola risiko
KAJIAN PUSTAKA dalam pekerjaan yang dilakukan dan
Manajemen Risiko (HIRARC) memastikan kesehatan dan keselamatan para
Manajemen risiko adalah suatu upaya pekerja terhindar dari risiko pada saat
mengelola risiko K3 untuk mencegah bekerja. Penilaian risiko digunakan sebagai
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan langkah saringan untuk menentukan tingkat
secara komprehensif, terencana dan risiko yang ditinjau dari kemungkinan
terstruktur dalam suatu sistem yang baik kejadian (likelihood) dan keparahan yang
(Soehatman Ramli, 2010: 39). Hazard dapat ditimbulkan (severity) (Ramli, 2010:
Identification, Risk Assessment and Risk 97). Setiap potensi Bahaya yang ditemukan
Control (HIRARC) atau yang disebut juga pada tahap identifikasi bahaya akan
manajemen risiko merupakan elemen pokok dilakukan penilaian risiko untuk menentukan
dalam manajemen. Keselamatan dan tingkat risiko (risk rating) dari bahaya-
Kesehatan Kerja yang berkaitan langsung bahaya tersebut (Shandy Irawan, dkk, 2015:
sebagai upaya pencegahan dan pengendalian 16). Penilaian Risiko (Risk Assessment)
bahaya (Soehatman, 2010: 79). Proses dalam terdiri dari 2 tahapan proses, yaitu:
manajemen risiko ada 3, yaitu:
Tujuan Penilaian Risiko
Identifikasi Bahaya Untuk menentukan pengaruh atau akibat
Menurut Ridley (2008) identifikasi pemaparan potensi bahaya yang digunakan
bahaya sebelum bahaya tersebut sebagai landasan dalam melakukan tindakan
menyebabkan kecelakaan adalah inti seluruh perbaikan mencegah terjadinya incident
kegiatan pencegahan. Akan tetapi, akibat bahaya tersebut.
pengidentifikasian bahaya bukanlah ilmu
pasti tetapi merupakan kegiatan subjektif Tempat kerja
dimana ukuran bahaya yang teridentifikasi Menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang
akan berada diantara orang satu dengan orang keselamatan Kerja pasal 1 ayat 1, yang di-
maksud tempat kerja adalah tiap ruangan kecelakaan/sakit yang terjadi untuk seriap
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak potensi bahaya yang diidentifikasi.
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk Estimasi tingkat keparahan
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat Setelah kita dapat mengasumsikan tingkat
sumber atau sumber-sumber bahaya. kekerapan kecelakaan atau sakit yang terjadi,
Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, selanjutnya kita harus membuat keputusan
tentang seberapa parah kecelakaan/ sakit
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
yang mungkin terjadi. Penentuan tingkat
merupakan bagian-bagian atau yang
keparahan dari suatu kecelakaan juga
berhubungan dengan tempat kerja tersebut. memerlukan suatu pertimbangan tentang
Oleh karena pada tiap tempat kerja terdapat beberapa banyak orang yang ikut terkena
sumber bahaya maka pemerintah mengatur dampak akibat kecelakaan dan bagian-bagian
keselamatan kerja baik di darat, di tanah, di tubuh mana saja yang dapat terpapar potensi
permukaan air, di dalam air, maupun di udara bahaya.
yang berada di wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia. Tempat kerja sangat Penentuan tingkat risiko
mendukung adanya suatu pekerjaan, tempat Setelah dilakukan estimasi atau
kerja yang buruk dapat menurunkan derajat penaksiran terhadap tingkat kekerapan dan
kesehatan dan juga daya kerja para pekerja. keparahan terjadinya kecelakaan atau
Menurut UU No. 1970 tentang keselamatan penyakit yang mungkin timbul, selanjutnya
kerja pengurus perusahaan mempunyai dapat ditentukan tingkat risiko dari masing-
kewajiban untuk menyediakan tenpat kerja masing hazard yang telah diidentifikasi dan
dinilai.
yang memenuhi syarat keselamatan dan
kesehatan.
Prioritas risiko
Setelah penentuan tingkat resiko,
Bahaya selanjutnya harus dibuat skala resiko untuk
Bahaya adalah aktifitas, kondisi, setiap potensi bahaya yang diidentifikasi
kejadian, gejala, proses, material, dan segala dalam upaya menyusun rencana
sesuatu yang ada di tempat kerja pengendalian resiko yang tepat. Potensi
berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi bahaya dengan tingkat resiko ”URGENT”
berpotensi menjadi sumber kecelakaan yang menjadi prioritas utama, ”HIGH",
cidera, penyakit dan kematian. Bahaya ”MEDIUM”, dan ”LOW”. Sedangkan tingkat
pekerjaan adalah faktor-faktor dalam resiko ”NONE” untuk sementara dapat
hubungan pekerjaan yang dapat diabaikan dari rencana pengendalian resiko
mendatangkan kecelakaan. (Tarwaka, 2008) .
Pengendalian Risiko Pengendalian / Minimasi Risiko
Menurut Ramli (2010 : 102) Pengendalian risiko adalah suatu upaya
pengendalian risiko merupakan langkah yang kontrol terhadap potensi risiko bahaya yang
menentukan dalam keseluruhan manajemen ada sehingga bahaya itu dapat ditiadakan
risiko. Berkaitan dengan risiko K3, strategi atau dikurangi sampai batascyang dapat
dalam pengendalian risiko dilakukan dengan diterima. Dalam Permenaker RI.
beberapa cara, yaitu: menekan likelihood, No.05/MEN/1996, diteranglan bahwa
menekan konsekuensi dan pengalihan risiko. perusahaan harus merencanakan manejemen
dan pengendalian kegiatan-kegiatan produk
Estimasi tingkat kekerapan barang dan jasa yang dapat mrnimbulkan
Estimasi terhadap tingkat kekerapan atau risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini
keseringan terjadinya kecelakaan/ sakit dapat dicapai dengan mendokumentasikan
akibat kerja, harus mempertimbangkan dan menerapkan kebijaksanaan standar bagi
tentang nerapa sering dan berapa lama tempat kerja, perencanaan pabrik dan bahan,
seorang tenaga kerja terpapar potensi bahaya. prosedur dan intruksi kerja untuk mengatur
Dengan demikian kita harus membuat dan mengendalikan kegiatan produk barang
keputusan tenteng tingkat kekerapan dan jasa.
Mengestimasi tingkat kekerapan
4 Major Cidera yang mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total, sakit
permanen, memerlukan perawatan medis, (pemeriksaan dan pengobatan oleh
dokter spesialis, rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk perusahaan,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi) dan perawtan jangka
panjang {treatment berkelanjutan (rehabilitasi)} kerugian materi besar (25
juta rupiah-50 juta rupiah), kehilangan waktu kerja lebih dari 2x24 jam.
5 Fatality Menyebabkan kematian, off-site release bahan toksik dan efeknya merusak,
kerugian materi sangat besar (50 juta rupiah -100 juta rupiah)
Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007)
Penentuan jumlah orang terkena paparan
Tabel 3. Jumlah orang yang terkena paparan
Tingakatan Kriteria
1 1 - 2 Orang
2 3 - 7 Orang
3 8 - 15 Orang
4 16 - 50 Orang
5 Lebih dari 50 Orang
Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, n = 44, 44 orang
kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Dalam Teknik pengambilan sampel yang digunakan
penelitian ini populasi yang dimaksud adalah dalam penelitian ini adalah teknik sampling
Karyawan PT OSI Electronics yang berkaitan secara probabilitas dengan menggunakan
langsung dengan departemen logistik yang metode random sampling. Teknik sampling
berjumlah 100 orang. Hal ini dikarenakan probabilitas dengan metode random sampling
bahwa karyawan di departemen tersebut merupakan teknik sampling yang dilakukan
lebih berpotensi menyebabkan bahaya dengan memberikan peluang atau
kecelakaan. kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel. Dengan demikian
Sampel sampel yang diperoleh diharapkan
Sampel 50 orang adalah bagian dari merupakan sampel yang representatif.
populasi yang diambil melalui cara-cara
Metode analisa data
tertentu yang juga memiliki karakteristik
Dari data penelitian yang diperoleh,
tertentu dengan jelas dan lengkap yang
peneliti berusaha untuk menganalisa hasil
dianggap bisa mewakili populasi. Kemudian
identifikasi bahaya, penilaian dan
dalam menetapkan besarnya sampel (size
pengendalian risiko dengan membandingkan
sample) dalam penelitian ini didasarkan pada
data yang diperoleh dengan peraturan
perhitungan sebagai berikut: Rumus
perundang-undangan yang berlaku seperti
Undang-undang, Permenaker, Kepmenaker
N= serta didukung dengan referensi lain yang
Dimana: berhubungan, sehingga dapat yang
n= Ukuran sampel. membantu dan melengkapi yang sekirangnya
N= Ukuran populasi yaitu karyawan PT OSI masih ada yang kurang, dan kemudian
Electronics. disimpulkan. Pokok pembahasan yang
e= Persen kelonggaran ketidak telitian karena dianalisis pada saat pelaksanaan teknik
kesalahan pengambilan. identifikasi bahaya meliputi banyak hal,
Maka jumlah sampel yang akan diteliti antara lain.
adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Soehatman Ramli, 2010, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001, Dian Rakyat, Jakarta.
Ridley, John. 2008. Kesehatan dan
KeselamatanKerja. 12thEd. Jakarta:
Erlangga.