Anda di halaman 1dari 3

Manfaat HIRARC

Setiap tempat kerja selalu memiliki resiko akan terjadinya kecelakaan. Besarnya resiko
yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan hingga tindakan atau upaya
pengendalian resiko yang dilakukan. Oleh karena itu setiap perusahaan atau industri wajib
menjamin keselamatan pekerjanya melalui manajemen resiko dalam sistem keselamatan dan
kesehatan kerja. Manajemen resiko terbagi atas tiga, yaitu: Hazard Indentification, Risk
Assessment dan Risk Control atau biasa dikenal dengan singkatan HIRARC. Berikut ini manfaat
dari penerapan HIRARC;

1) Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya adalah landasan dari program pencegahan kecelakaan atau
pengendalian terhadap resiko. Tanpa mengenal bahaya, maka resiko tidak dapat
ditentukan sehingga upaya untuk mencegah dan mengendalikan bahaya tidak dapat
dijalankan (Ramli, 2010).
Identifikasi bahaya memberikan manfaat seperti:
a) Mengurangi Peluang Kecelakaan
Identifikasi bahaya dapat mengurangi potensi terjadinya kecelakaan, hal ini
disebabkan karena identifikasi berkaitan dengan faktor penyebab kecelakaan.
b) Untuk memberikan pemahaman kepada semua pihak mengenai potensi bahaya
yang dapat terjadi selama aktivitas pekerjaan berjalan, sehingga dapat
meningkatkan kewaspadaan saat menjalankan aktivitas perusahaan,.
c) Sebagai landasan sekaligus masukan dalm menentukan strategi pencegahan dan
penanganan yang benar dan efektif. Dengan mengenal bahaya yang ada maka
memungkinkan untuk menentukan skala prioritas penanganan sesuai resiko yang
di identifikasi.
d) Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya kepada
semua pihak terutama pemangku kepentingan sebagai gambaran mengenai resiko
suatu aktivitas yang dilakukan.
2) Penilaian Resiko
Setelah semua resiko dapat diindetifikasi, maka dapat dilakukan penilaian risiko
melalui analisa dan evaluasi risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk menentukan
besarnya resiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan seberapa
besar efek yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut. Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan maka dapat dilakukan pemilahan terhadap risiko yang memiliki
dampak besar terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau dapat diabaikan.
Hasil analisia risiko kemudian dievaluasi dan dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan atau standard dan norma yang berlaku untuk menentukan apakah
risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Jika risiko tidak dapat diterima maka harus
dikelola dan ditangani dengan baik.
3) Pengendalian Resiko
Setelah menentukan tingkat resiko suatu pekerjaan, maka hal selanjutnya yang
dapat dilakukan adalah mengklasifikasikan risiko mulai dari tingkatan paling rendah
hingga ketingkat yang tinggi, yang mana tingkat pengendalian pekerjaannya dapat
disesuaikan dengan pengendalian resiko yang ada.
Kendali (kontrol) terhadap bahaya dilingkungan kerja adalah tindakan-tindakan
yang diambil utnuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi,
substitusi, enginering control, warning system, administrative control, alat pelindung
diri.

Dengan melaksanakan manajemen resiko maka diperoleh berbagai manfaat dalam


mengurangi angka kecelakaan kerja atara lain: (Ramli, 2010)

1. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap aktivitas


pekerjaan yang mengandung bahaya
2. Menekan biaya untuk menanggulangi kejadian yang tidak diinginkan
3. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai investasinya
4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsur
dalam menjalankan aktivitas pekerjaan
5. Memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku

Sumber:
Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk Management .
Jakarta: Dian Agung.

Anda mungkin juga menyukai