MATERI
Oleh
ADELLA KAMBU
NIM. 202313201001
Manajemen Risiko K3
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola resiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam satu
kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil
dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang ada
Manajemen Risiko dapat diartikan sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan
memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelolah risiko tersebut.
Manajemen risiko akan melibatkan prosesproses, metode serta teknik yang membantu
manajer proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan minimasi
probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan
Pasal 3 UU No. 1 Tahun 1970, 18 syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap
perusahaan 1. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 2. Mencegah dan
mengurangi bahaya peledakan 3. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran dan kejadian-kejadian lain yang berbahaya 4. Mencegah dan mengurangi
kecelakaan 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
Memberi alat pelindung diri pada para pekerja 7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, embusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, serta suara dan getaran 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan 9.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesua
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik 11. Menyelenggarakan penyegaran
udara yang cukup 12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban 13. Memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya 14.
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 16. Mengamankan dan
memperlancar pekerjaan bongkar mua, perlakukan dan penyimpanan barang 17. Mencegah
terkena aliran listrik yang berbahaya 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaanya menjadi bertambah tinggi.
(Soputan) Risiko adalah manifestasi atau perjuwudan potensi bahaya yang mengakibatkan
kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari cara pengolahannya, tingkat
resiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap yang paling
berat atau tinggi. (The Standards Australia/New Zealand 4360:2004) Risiko adalah suatu
kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi suatu
aktivitas atau objek
Tipe risiko.
Risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Risiko ini bisa terjadi pada saat
perusahaan akan membangun pabrik baru atau saat meluncurkan produk baru, jika salah
memprediksi, perusahaan akan menerima risiko berupa kerugian 2. Risiko yang sulit
dikendalikan manajemen perusahaan, contohnya adalah risiko kebakaran akibat adanya
hubungan pendek arus listrik
Jenis Risiko
1 Financial risk adalah risiko yang berdampak pada kinerja keuangan perusahaan, seperti
kejadian risiko akibat dari tingkatan fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga, termasuk juga
risiko pembelian kredit, likuidasi dan pasar 2. Operational risk adalah kejadian risiko yang
berhubungan dengan operasi organisasi perusahaan, mencakup risiko yang berhubungan
dengan sistem. 3. Strategic risk adalah risiko yang mencakup kejadian tentang strategis
perusahaan, politik ekonomi, peraturan dan perundagan, pasar bebas, risiko yang berkaitan
dengan reputasi perusahaan, kepemimpinan dan perubahan keinginan perusahaan 4. Hazard
risk adalah risiko yang berhubungan dengan kecelakaan fisik, seperti kejadian risiko sebagai
akibat bencana alam dan berbagai kerusakan yang menimpa perusahaan dan karyawan
Macam Risiko
1. Risiko murni adalah risiko yang apabila terjadi menimbulkan kerugian dan terjadinya
tanpa disengaja. Contoh: terjadinya kecelakaan di jalan raya, kebakaranm dan tersengat
listrik.
2. Risiko fundamental adalah risiko yang tidak hanya dirasakan oleh satu individu saja
contohnya adalah risiko akibat bencana alam.
3. Risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan dan menyebabkan ketidakpastian
untuk memberikan keuntungan atau tujuan tertentu. Contoh: perusahaan melakaukan
pinjaman untuk modal produksi .
4. Risiko dinamis adalah risiko yang ditimbulkan karena perkembangan pola pikir manusia
dalam ilmu tekonologi maupun bidang ekonomi. Contoh: upaya pencarian tempat tinggal
alternatif selain bumi.
5. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa tunggal dan pada umumnya
mudah untuk diketahui penyebabnya. Contoh: kapal kandas, dan jatuhnya pesawat.
6. Risiko statis adalah kebalikan dari risiko dinamis. Contohnya adalah risiko yang harus
dihadapi saat usia senja, dan risiko kematian.
Kategori Tingkat Risiko
1. Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya berisiko sangat
membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan serta
terganggunya kegiatan konstruksi.
2. Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya dpt berisiko
membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya
kegiatan konstruksi.
3. Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya tidak membahayakan
keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan konstruksi.
RINGKASAN TUGAS
NILAI AMBANG BATAS
Nilai Ambang Batas dan Indeks Pemaparan Biologis (Biological Exposure Indices), bila
pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat kerja maka
perlu dilakukan :
1. Pemantauan biologis (biological monitoring)
2. Indeks pemaparan biologis (biological exposure Indices) Yaitu suatu nilai panduan untuk
menilai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya ditentukan dengan mengacu pada
nilai NAB
NAB tertimbang rata-rata 8 jam (Thershold Limit Value – Time Weighted Average TLV-
TWA), NAB-Pajanan singkat yang diperkenankan (TLVShort Term Exposure Limit- TLV-
STEL 15 Menit),serta NAB-Konsentrasi tertinggi yang diperkenankan (TLV Ceiling),
NAB/NBP menggunakan satuan mg/m3 atau ppm.
Di Indonesia batas pajanan dikenal dengan NAB zat kimia di udara tempat kerja yang
mengacu pada SNI 19-0232-2005.Standar ini memuat tentang NAB rata-rata tertimbang
waktu (Time Weighted Average) zat kimia di udara tempat kerja, dimana terdapat tenaga
kerja yang dapat terpapar zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam/hari atau 40
jam/minggu.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental seseorang yakni berupa
tingkah laku dan proses atau kegiatannya Psikologi ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental
Ilmu psikologi
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan
sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok, agar temuannya dapat
diterapkan dalam industri untuk kepentingan dan kemanfaatan bersama
Munsterberg (dalam Berry 1998) Psikologi Industri adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia dalam dunia kerja Suatu keseluruhan pengetahuan (a body of knowledge) yang
berisi fakta, aturan- aturan dan prinsip-prinsip tentang perilaku manusia pada pekerjaan.
Pengetahuan ini dapat disalah gunakan sehingga dapat membahayakan dan merugikan pihak2
yang terlibat
Psikologi industri harus ditujukan untuk kepentingan dan kemanfaatan pihak-pihak yang
terlibat, baik perusahaan sebagai organisasi maupun karyawannya
1. Perilaku manusia dipelajari dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen
2. Perilaku manusia dalam interaksi dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan lingkungan
psiko-sosialnya di pekerjaan
Peran Psikologi
1. Mentalistik perubahan individu pekerja
2. Kondisional perubahan kondisi kerja atau faktor-faktor di luar diri si pekerja
1.Menjaga dan meningkatkan efektifitas dari orang-orang yang bekerja di dalamnya, dalam
proses produksi dan distribusi. Mis : pelatihan
2.Menjaga dan meningkatkan human value dari orang yang bekerja, dengan cara memenuhi
kebutuhan tenaga kerja
MATERI RINGKASAN
SISTEM MANAGEMENT K3
➢Di Sektor Pelayanan Publik misalnya, Menteri Kesehatan melalui Permenkes No. 66
Tahun 2016 meminta seluruh layanan kesehatan baik itu Klinik, Posyandu, Puskesmas,
hingga Rumah Sakit wajib menerapkan SMK3
➢Di sektor Konstruksi, melalui Permen PU No. 05 Tahun 2014 seluruh perusahaan bidang
konstruksi WAJIB menerapkan SMK3. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan
efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur
dan terintegrasi; dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja;
serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktifitas.
1. Penetapan Kebijakan
❖ Tinjauan awal kondisi K3 di tempat kerja.
❖ Menyusun naskah
❖ Kebijakan K3 disahkan oleh pucuk pimpinan perusahaan.
❖ Sosialisasikan kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pemasok dan pelanggan.
Kebijakan K3 ini perlu ditinjau secara berkala.
1. Menjamin bahwa kebijakan tersebut masih sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan dan peraturan perundang-undangan.
2. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan;
menyediakan anggaran, menyediakan tenaga kerja yang berkualitas, dan menyediakan sarana
pendukung yang diperlukan di bidang K3
3. Menetapkan personil yang memiliki tanggung jawab, memiliki wewenang dan kewajiban
yang jelas dalam penanganan K3.
2. Perencanaan K3
1. Hasil Penelaahan Awal.
2. Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko.
3. Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya.
4. Sumber Daya yang Dimiliki.
3. Pelaksanaan K3
1. Tindakan Pengendalian.
2. Perancangan dan Rekayasa.
3. Prosedur dan Instruksi Kerja.
4. Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan.
5. Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa.
6. Produk Akhir.
7. Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri.
8. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat.
Unsur SMK3
12 Elemen SMK3 (PP No. 50 Tahun 2012)
1.Pembangunan dan pemeliharaan komitmen 2.Strategi pendokumentasian 3.Peninjauan
ulang perancangan dan kontrak 4.Pengembalian dokumen 5.Pembelian 6.K3 pekerja sesuai
SMK3 7.Standar pemantauan 8.Pelaporan dan perbaikan kekurangan 9.Pengelolaan material
dan perpindahannya 10.Pengumpulan dan penggunaan data 11.Audit SMK3
12.Pengembangan keterampilan dan kemampuan
Ilmu yang mempelajari kerusakan/cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang
diakibatkan oleh suatu materi, substansi, dan/atau energi. Ilmu yang mempelajari racun, tidak
saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme.
Ilmu yang mempelajari secara kuantitatif dan kualitatif pengaruh jelek dari zat kimiawi, fisis,
dan biologis terhadap sistem biologis. Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme kerja dan
efek yang tidak diinginkan dari bahan kimia yang bersifat racun serta dosis yang berbahaya
terhadap tubuh manusia.
Toksin atau Racun 1. Zat yang dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan kerusakan pada
jaringan hidup (Sax, 1957). 2. Zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis cukup,
bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian/kerusakan berat pada orang sehat
(Goodman & Gilman,1956). 3. Semua zat pada hakekatnya adalah racun, dosisnyalah yang
membedakan racun dari obat (Paracelsus, 1493- 1541). 4. Zat yang bila dapat memasuki
tubuh dalam keadaan cukup, secara konsisten menyebabkan fungsi tubuh jadi tidak normal.
Toksin atau racun dapat berupa kimia, fisik, dan biologi
Keracunan atau Intoksikasi 1. Keadaan tidak normal akibat efek racun. 2. Perubahan
morfologi, fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, ataupun pengurangan usia hidup
suatu organisme dan mengakibatkan kerusakan kapasitas fungsi atau gangguan kemampuan
bertahan terhadap racun ataupun meningkatkan kerentanan organisme terhadap zat beracun
berasal dari lingkungan
Toksisitas adalah kemampuan racun (molekul) untuk menimbulkan kerusakan apabila masuk
ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya. Taraf toksisitas dapat dinyatakan
dengan angka 1-6
Taraf Toksisitas Digunakan untuk menilai taraf toksisitas suatu racun yang sedang diuji-coba
pada berbagai organisme. Taraf toksisitas tergantung pada faktor: 1. Spesies uji, 2. Cara
racun memasuki tubuh/potal entri, 3. Frekuensi dan lamanya paparan, 4. Konsentrasi zat
pemapar, 5. Bentuk, sifat kimia/fisika zat pencemar, 6. Kerentanan berbagai spesies terhadap
pencemar.
3. Lamanya pemajanan Gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis 4. Interanksi
bahan kimia Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia mis.
Organophosphat dan enzim cholinesterase Sinergistik : efek yang terjadi lebih berat dari
penjumlahan jika diberikan sendiri2 ex. Pajanan asbes dengan merokok Antagonistik : bila
efek menjadi lebih ringan
5. Distribusi Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah
sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh 6. Pengeluaran Ginjal merupakan organ
pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru 7. Faktor tuan rumah (host) -
Faktor genetic - Jenis kelamin : pria (peka bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati) - Factor
umur - Status kesehatan - Hygiene perorangan dan perilaku hidup
JENISNYA
1. Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang: Nikotin 2. Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB):
Timbal arsenat 3. Amat beracun: (50-500 mg/kgBB): Hidrokinon 4. Beracun sedang: (0.5-5
g/kgBB): Isopropanol 5. Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB): Asam ascorbat 6. Tidak beracun:
(>15 g/kgBB): Propilen gliko
EFEK
1. Efek aditif, yaitu efek yang terjadi bila kombinasi dua atau lebih bahan kimia saling
mengkuatkan. 2. Efek akut, yaitu efek yang terjadi sesudah terpajan dalam waktu singkat
(jam, hari) 3. Efek kronis, yaitu efek yang terjadi setelah pajanan yang cukup lama (bulanan,
tahunan). 4. Efek sistemik, yaitu efek toksik pada jaringan seluruh tubuh.
b. Efek Reversibel dan Irreversibel - Reversible: bila efek yang terjadi hilang dengan
dihentikannya paparan bahan berbahaya. Biasanya konsentrasi masih rendah dan waktu
singkat. - Irreversible: bila efek yang terjadi terus menerus bahkan jadi parah walau pajanan
telah dihentikan (misal karsinoma, penyakit hati), biasanya konsentrasi tinggi dan waktu lama
c. Efek Langsung dan Tertunda - Efek langsung: segera terjadi setelah pajanan (misal
sianida). - Efek tertunda: efek yang terjadi beberapa waktu setelah pajanan (efek
karsinogenik) d. Reaksi Alergi dan Idiosynkrasi - Reaksi alergi (hipersensitivitas) terjadi
karena sensitisasi sebelumnya yang menyebabkan dibentuknya antibodi oleh tubuh. - Reaksi
Idiosynkrasi merupakan reaksi tubuh yang abnormal terhadap genetik (misal kekurangan
enzim succynicholin)
RINGKASAN MATERI
PROMOSI DAN PROGRAM K3
Pengertian
Promosi Berbagai kebijakan dan aktivitas di tempat kerja yang dirancang untuk membantu
pekerja dan perusahaan di semua level untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan
mereka dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan stakeholder lainnya (WHO)
Memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yg sehat (Kemenkes)
Promosi K3
1.Membuat meningkatkan pengendalian seseorang terhadap keselamatan dan kesehatannya
sendiri
2.Meningkatnya perilaku sehat dan selamat tenaga kerja
3.Didasari intervensi lingkungan dan sosial sehingga seseorang dapat hidup yang berkualitas
dengan pencegahan penyebab terjadinya penyakit dan kecelakaan
PENTINGNYA PROMOSI K3
1.Salah satu strategi pemecahan masalah dan pencapaian tujuan K3 2.Upaya pemeliharaan
kesehatan dan keselamatan pekerja melalui pemberdayaan tenaga kerja agar mampu
memelihara kesehatan dan keselamatan diri sendiri di tempat kerja atau saat bekerja
3.Menciptakan lingkungan yang kondusif/ mendukung terbentuknya dan terpeliharanya gaya
hidup sehat
Tujuan Promosi K3
Memberi informasi dan merubah perilaku pekerja agar kondusif bagi kesehatan optimal :
keseimbangan fisik, emosi, spritual, intelektual, dan sosial
Ruang Lingkup
1.Orang => Pekerja 2.Organisasi => Manajemen perusahaan 3.Masyarakat => Kelompok
pekerja 4.Lingkungan kerja
PRINSIP PROMOSI K3
1.Komprehensif
2.Partisipasi dan Pemberdayaan
3.Kerjasama multisektoral
4.Keadilan sosial
5.Berkesinambungan
TAHAPAN PROMOSI K3
1. Komitmen Manajemen
2.Koordinasi
3. Rekognisi Kebutuhan
4.Prioritas
5. Perencanaan
6.Pelaksanaan
7. Evaluasi
8.Perbaikan
Langkah Promosi K3
a. Mengadakan inventarisasi permasalahan kesehatan di tempat kerja maupun di lingkungan
masyarakat
b.Penyampaian program promosi kesehatan kepada pimpinan perusahaan
c. Menetapkan prioritas program kegiatan berdasarkan kemampuan perusahaan dan kondisi
lingkungan
d.Mengevaluasi kegiatan setiap kurun waktu dan melaporkan hasilnya kepada pimpinan
perusahaan
e. Memberikan penghargaan kepada perorangan atau kelompok yang telah berhasil
melaksanakan program promkes
Manfaat Promosi K3
Bagi Manajemen 1. Meningkatkan dukungan terhadap PKDTK 2. Citra perusahaan positif 3.
Meningkatnya moral pekerja 4. Menurunnya PHK 5. Menurunnya angka absensi 6.
Meningkatkan produktivitas 7. Menurunnya biaya kesehatan/asuransi
Bagi Pekerja
1. Meningkatkan percaya diri 2. Meningkatnya produktivitas 3. Menurunnya risiko penyakit
4. Menurunnya stress 5. Meningkatkan kepuasan dan semangat kerja 6. Meningkatkan
pengetahuan pencegahan penyakit 7. Meningkatkan kesehatan individu 8. Meningkatkan
kesehatan keluarga
SASARAN PROMOSI K3
1. Primer Manajemen dan pekerja pada semua tingkatan 2. Sekunder Keluarga manajemen
dan pekerja 3.Tersier Pihak yang memiliki kaitan dengan kesehatan pekerja
Pelayanan Kesehatan
1.Pelayanan promotif
2.Pelayanan preventif
3.Pelayanan kuratif
4.Pelayanan rehabilitative
Program K3
1.Penyelidikan/ ivestigasi kecelakaan kerja
2.Penyebaran statistic kecelakaan kerja
3.Safety monitoring
4.Safety talk
5.Pelatihan
6.Emergency response
RINGKASAN MATERI
HIGIENE DAN SANITASI INDUSTRI
Hygiene Upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya
seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan,
mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta beragai usaha untuk
mempertahankan atau memperbaiki kesehatan. Hygiene juga mencakup upaya perawatan
kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh. Upaya hygiene mencakup perlunya
perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan agar terhindar dari sakit,
baik sakit yang terjadi pada umumnya serta sakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.
Secara garis besarnya, hygiene merupakan usaha seseorang atau individu dan sanitasi
merupakan faktor dari lingkungan sesorang atau individu
Sanitasi
Suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci
tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang
sembarangan (Kementerian Kesehatan).
sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya
kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan
Ruang Lingkup Sanitasi
1. Penyediaan air bersih/air minum “water supply” ini meliputi pengawasan terhadap
kualitas, kuantitas dan pemanfaatan air. 2. Pengolahan sampah “refuse disposal” ini meliputi
cara pembuangan sampah, peralatan pembuangan sampah dan cara penggunaannya. 3.
Pengolahan makanan dan minuman “food sanitation” ini meliputi pangadaan, penyimpanan,
pengolahan dan penyajian makanan. 4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang
pengerat “insect and rodent control” ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang
pengerat. 5. Kesehatan dan keselamatan kerja, ini melakukan kegiatan K3 meliputi ruang
kerja “misalnya dapur”, pekerjaan, cara kerja dan tenaga kerja.
Sanitasi makanan merupakan salah satu dalam usaha menjaga kebersihan serta keamanan
makanan untuk terhindar dari keracunan dan penyakit-penyakit. Sanitasi pangan/makanan
adalah upaya untuk mencegah kemungkinan bertumbuhnya dan berkembang jasad renik
pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan yang dapat
merusak pangan dan membahayakan manusia
Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan Prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah
pengendalian terhadap tempat bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan. Prinsip ini
penting untuk diketahui karena berperan sebagai factor kunci keberhasilan usaha makanan.
Suatu usaha makanan yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik, jika melalaikan
prinsipprinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman, besar kemungkinan pada suatu saat
akan merugikan.
Prinsip hygiene makanan dan minuman 1. Pemilihan Bahan Makanan 2. Penyimpanan
bahan makanan 3. Pengolahan Makanan 4. Penyimpanan makanan 5. Pengangkutan makanan
6. Penyajian makanan
Faktor peralatan
1. Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan diantranya adalah : 2. Permukaan
alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan 3. Lapisan permukaan alat tidak mudah
larut dalam asam/basa atau garam yang lazim dipakai dalam proses makanan. 4. Apabila alat
tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak akan mengeluarkan bagian berat
beracun berbahaya