Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN RESIKO DALAM

KEPERAWATAN

Dosen pengampu:
M.Ricko Gunawan,S.Kep.,M.Kes.

Disusun Oleh:

1. Fajri Irvan Robani (20320018)


2. Ida Rahmatika(20320020)
3. Idfy Dwi Prayogo (20320021)
4. Khoirul Nadira (20320022)
Pengertian Manajemen Risiko

 Manajemen risiko adalah alat untuk melindungi


perusahaan/RS/Puskesmas dari setiap
kemungkinan yang merugikan.
 Manajemen Risiko secara umum didefinisikan
sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan
memastikan risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelolah risiko tersebut
Peran Manajemen Risiko Dalam
Keselamatan Pasien

Peran Manajemen Risiko dalam keselamatan pasien yaitu


untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak yang
biasa terjadi pada pasien di Rumah Sakit.
Seperti; Meminimalkan resiko yang dapat terjadi pada
pasien, Mencegah kemungkinan resiko yang dapat terjadi
dan Menekankan kepada tenaga medis supaya
berhati-hati dalam melakukan tindakan pelayanan
kesehatan.
Pentingnya Manajemen Risiko K3 dalam
Keperawatan

 Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari


setiap kegiatan yang mengandung bahaya.
 Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak
diinginkan.
 Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham
mengenai kelangsungan dan keamanan investasinya.
 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko
operasi bagi setiap unsur dalam organisasi/perusahaan.
 Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
Hirarki Pengendalian Risiko

Cara pengendalian risiko dilakukan melalui:


Eliminasi pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan
sumber bahaya (hazard).
 Substitusi mengurangi risiko bahaya dengan cara mengganti
proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
 Engineering: mengurangi risiko dari bahaya dengan metode
rekayasa teknik pada alat, mesin,lingkungan, dan atau
bangunan.
 Administratif mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan
pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign),
tanda peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor
 Alat Pelindung Diri
Manajemen Risiko K3 di Dalam Gedung

upaya-upaya dalam tindakan pada proses pelaksanaan


yang berkelanjutan (Khurnia, 2012). Upaya-upaya berikut
dapat seperti :
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Peralatan K3
3. Peninjauan ulang kontrak
4. Komunikasi K3
5. Training & Pelatihan
Next…
6. Inspeksi dan Perbaikan K3
7. Prosedur Pemeriksaan
8. Tindakan Perbaikan
9. Prosedur Pengendalian
10. Pengendalian Administratif
11. Fasilitas Kesehatan dan Testing Perobatan
Manajemen Risiko K3 di Luar Gedung
1. Ruang bangunan dan halaman semua ruang/unit dan
halaman yang ada dalambatas pagar RS
2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang
jelas (pagar kuat)
3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir
4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak
berdebu, tidak becek
5. Pencahayaan : lingkungan bangunan RS harus dilengkapi
penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup
6. Dengan menanam pohon (green belt),meninggikan
tembok dan meninggikan tanah (bukit buatan) yang
berfungsi untuk penyekatan/penyerapan bising.
Next...
7. Kebersihan: halaman bebas dari bahaya dan risiko
8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan terpisah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan
10. Disediakan tempat sampah di berbagai tempat RS
11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus bersih agar bebas dari
serangga
12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan
13. Jalur kendaraan: cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang, drainase
baik, memiliki pembatas kecepatan (polisi tidur)
Next...
14. Ketetapan yang diatur oleh the environment protection
act 1990 mendefenisikan; polutan: limbah yang berbahaya
membutuhkan prosedur khusus
15. Kriteria limbah berbahaya: dapat menyala/mudah
menyala, iritan, berbahaya. beracun. karsinogenik, korosif,
dan produk obat-obatan yang hanya diresepkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai