Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN RESIKO K3 DI LUAR

GEDUNG RUMAH SAKIT


Kelompok 2
Novita Patimang Kalundu
Benedikta Warinussy
Yani Sainab Pappang
Avelina Siburian
Maria Nanaryain
Bernadet SeroMasiku
Erni Fitmawati
Selfi Tandiara
Romario Reyaan
Riris sarma b.sianturi
LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah usaha pencegahan


yang dibuat untuk pekerja atau buruh maupun pengusaha sebagai
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja di dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali potensi yang
akan menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan
yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi RS, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik,
dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya,
gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ekonomi. Semua potensi bahaya
tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS,
para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.
Keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan RS melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit.
PENGERTIAN
Resiko adalah peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan.
Manjemen resiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan resiko.
Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan resiko dan
perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau
perorangan atas kemungkinanan timbulnya kerugian karena adanya suatu
resiko.
Manajemen resiko adalah kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan resiko.
Proses manajemen Resiko
Proses manajemen resiko terdiri dari :
1. Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko adalah proses menemukan, mengenal dan mendeskripsikan
resiko. Identifikasi resiko terbagi menjadi dua, yaitu identifikasi resiko proaktif dan
identifikasi resiko reaktif.
Identifikasi resiko proaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan dengan cara
proaktif mencari resiko yang berpotensi menghalangi rumah sakit mencapai
tujuannya. Metode yang dapat dilakukan diantaranya : pendapat ahli, belajar dari
pengalaman rumah sakit lain, survey.
2. Analisis Resiko
Analisis resiko adalah proses untuk memahami sifat resiko dan
menentukan peringkat resiko. Analisis resiko dilakukan dengan cara
menilai seberapa sering peluang resiko itu muncul serta berat ringannya
dampak yang ditimbulkan. Analisa peluang dan dampak ini paling mudah
jika dilakukan dengan cara kuantitatif.
3. Evaluasi Resiko
Evaluasi resiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa resiko
dengan kriteria resiko untuk menentukan apakah resiko dan/atau besarnya
dapat diterima atau ditoleransi. Dengan evaluasi resiko ini, setiap resiko di
kelola oleh orang yang bertanggung jawab sesuai dengan peringkatnya.
4. Penanganan Resiko
Penanganan resiko adalah proses untuk memodifikasi resiko. Bentuk-
bentuk penanganan resiko diantaranya :
 Menghindari resiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau
melanjutkan aktivitas yang menimbulkan resiko
 Mengambil atau meningkatkan resiko untuk mendapat peluang (lebih
baik, lebih menguntungkan)
 Menghilangkan sumber resiko ; mengubah kemungkinan, mengubah
konsekuensi, berbagi resiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan
pembiayaan resiko), mempertahankan resiko dengan informasi pilihan.
5. Pengawasan (Monitor) dan Tinjauan (Review)
Pengawasan dan tinjauan memang merupakan kegiatan yang umum
dilakukan oleh organisasi manapun. Alat bantu itu adalah Risk
Register (daftar resiko). Risk Register adalah alat manajemen yang
memungkinkan suatu organisasi memahami profil resiko secara
menyeluruh, ini merupakan sebuah tempat penyimpanan untuk semua
informasi resiko.
FAKTOR RESIKO K3 DI LUAR GEDUNG RS
1. Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman yang ada dalam batas pagar RS
(bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan
RS.
2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang
kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas
3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi di daerah rawan banjir harus
menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau tidak terdapat
genangan air, dan dibuat landau menuju ke saluran terbuka atau tutup, bersedia lubang penerima
air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman
5. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan bangunan RS harus
dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup terutama pada area dengan
bayangan kuat dan yang menghadap cahaya yang menyilau
6. Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau
membahayakan kesehatan. Dengan menanam pohon (green belt), meninggikan
tembok dan meninggikan tanah (bukit buatan) yang berfungsi untuk
penyekatan/penyerapan bising
7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan resiko minimum untuk terjadinya
infeksi silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-
masing dihubungkanlangsung dengan instalasi pengolahan air limbah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tersedia tempat parkiryang memadai dan dilengkapi dengan
rambu parkir
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih
dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat
berenang dan berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang
pengganggu lainnya.
12. Jalur lalu lintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan. Jalur
pejalan kaki : lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang cacat, memiliki
rambu yang jelas, bebas penghalang dan memiliki rel pemandu.
Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang, memiliki
pembatas kecepatan (polisi tidur), memiliki tanda petunjuk tinggi atau lebar
maksimum, memungkinkan titik perlintasan dan parkir, menyediakan
penyeberangan bagi pejalan kaki
13. Kriteria limbah berbahaya
 Dapat menyala/mudah menyala
 Iritan
 Berbahaya
 Beracun
 Karsinogenik
 Produk obat-obatan yang hanya diresepkan
DAMPAK DARI MANAJEMEN RESIKO DI LUAR
GEDUNG RUMAH SAKIT
 Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerja dan lingkungan
kerja. Berbagai potensi bahaya kesehatan dan kemungkinan dampaknya, antara lain :
ASPEK FISIK
 Suara tinggi yang bising melalui ambang batas normal bisa mengakinatkan ketulian
 Debu yang bisa menyebabkan pneumoconiosis dan sebagainya
 Temperature tinggi bisa mengakibatkan hyperpireksi, heat cramp, heatstres.
 Getaran bisa mengakibatkan gangguan proses metabolisme polineurutis, masalah
syaraf
 Penerangan yang kurang bisa mengakibatkan kerusakan pandangan
ASPEK KIMIA
 Beberapa bahan kimia (desinfektan) yang masuk lewat aliran pernapasan yang bisa
membuat resiko alergi, iritasi, asphyxia
 Uap serta gas beracun yang bisa mengakibatkan keracunan

ASPEK ERGONOMI
 Tempat kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, langkah kerja yang salah,
konstruksi yang salah hingga bisa mempunyai dampak kelelahan pada tubuh
 Angkat beban yang berat
 Tempat statis
 Tempat membungkuk yang tidak ergonomis.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai