Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3

1. Agnes Rahayu Putri 9. Poniyem


2. Ali Ababil 10. Pooja Putri
3. Cut Ade Syafitri 11. Poppy Sukma Pitaloka
4. Eka Novrianti 12. Reni Puji
5. Erni Susanti 13. Rinda Agustina
6. Fatliana 14. Rustini
7. Medina Yasmin 15. Vina Febriyola
8. Nur Fadilla Bahri 16. Yenni Syafitri
KONSEP DASAR MANAJEMEN RESIKO K3 DALAM
KEPERAWATAN
LATAR BELAKANG

Keselamatan kerja merupakan kondisi keselamatan yang bebas dari risiko


kecelakaan kerja yang mencakup kondisi tempat kerja, peralatan kerja, dan
pekerja. Perawat adalah pekerja medis yang banyak memiliki potensi bahaya
baik fisik, ergonomi, biologi, kimia, psikososial yang dapat mengakibatkan
penyakit maupun kecelakaan kerja. Banyak potensi bahaya dan risiko K3
yang bisa ditimbulkan di dalam aktifitas pelayanan kesehatan yang ada di
Rumah Sakit. Manajemen risiko digunakan untuk mencegah tejadinya
kejadian yang tidak diinginkan (kecelakaan atau tertular penyakit).
LANJUTAN
Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya
persyaratan dalam  pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam hal ini pemerintah sebagai  penyelenggara Negara
mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada
tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan
dikeluarkannya  peraturan-peraturan seperti : UU RI No. 1 Tahun
1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992
Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem
manajemen K3.
Manajemen Risiko Dalam Keperawatan

Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan,


atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Sedangkan Manajemen risiko  adalah alat
untuk melindungi perusahaan/RS/Puskesmas dari setiap kemungkinan yang
merugikan pekerja.
Manajemen Risiko secara umum didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelolah risiko tersebut.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Merupakan upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan


meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
PENGORGANISASIAN DALAM K3
SUMBER-SUMBER PENYEBAB RESIKO
Menurut sumber-sumber penyebabnya, risiko dapat dibedakan sebagai  berikut:
1. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
2. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau
lingkungan luar perusahaan.
3. Risiko Keuangan, adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi
dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang.
4. Risiko Operasional, adalah semua risiko yang tidak termasuk risiko
keuangan. Risiko operasional disebabkan oleh faktor-faktor manusia, alam,
dan teknologi.
Manajemen Risiko di Luar Gedung

1. Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman yang ada
dalambatas pagar RS (bangunan fisik dan kelengkapannya ) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan RS.
2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi
dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang
 peliharaan keluar masuk dengan bebas
3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi di daerah
rawan banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
LANJUTAN

4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau
tidak terdapat genangan air dll
5. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan bangunan RS
harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup
6. Kebisingan : kontrol terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan kesehatan.
7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum untuk terjadinya
infeksi silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
LANJUTAN
8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-masing
dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan air limbah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu yang menghasilkan
sampah harus disediakan tempat sampah
11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia
fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi  persyaratan kesehatan
12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
13. Kriteria limbah berbahaya: dapat menyala/mudah menyala, iritan, berbahaya,  beracun,
karsinogenik, korosif, dan produk obat-obatan yang hanya diresepkan.
Pengendalian atau upaya pencegahan bahaya ditempat kerja
meliputi :
1. Promosi kesehatan ( peningkatan kesehatan )
2. Perlindungan khusus
3. Pengobatan
4. Batasan disabilitas ( membatasi kemungkinan cacat )
5. Rehabilitasi ( pemulihan kesehatan )
TUGAS PERAWAT DALAM MANAJEMEN RESIKO K3
DALAM KEPERAWATAN
1. Mengawasi lingkungan pekerja

2. Memelihara fasilitas kesehatan Rumah Sakit

3. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja

4. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja

5. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja

6. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai