PENDAHULUAN
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien
secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan
berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator
dan pendidik.
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaimana konsep kesehatan dan keselamatan kerja dalam bidang
keperawatan?
2. Bagaimana pengaplikasian kesehatan dan keselamatan kerja pada bidang
keperawatan?
3. Bagaimana peran perawat dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan
kerja di tempat kerja?
1
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaplikasian kesehatan dan keselamatan kerja dalam bidang
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami konsep kesehatan dan keselamatan kerja
dalam bidang keperawatan.
b. Mengetahui dan memahami peran perawat dalam meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan pembaca mengenai aplikasi kesehatan dan
keselamatan kerja dalam keperawatan.
2. Sebagai sarana pendamping belajar selain buku induk dan literatur lain
yang telah ada.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diartikan bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Selain risiko, seorang perawat dank lien juga dihadapkan pada bahaya
atau hazard akibat asuhan keperawatan. Hazard merupakan semua sumber,
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan
kerja) atau penyakit akibat kerja berdasarkan OHSAS 18001:2007. Hazard
juga dapat di definisikan sebagai keadaan yang dapat menimbulkan atau
meningkatkan terjadinya kerugian (chance of loss) dari suatu bencana yang
terjadi. Hal-hal seperti pemeliharaan rumah-tangga yang buruk, jalan raya
yang rusak berlobang, mesin yang tidak terawat, dan pekerjaan yang
berbahaya adalah hazards, karena itu semua merupakan keadaan yang dapat
meningkatkan terjadinya kerugian. Macam hazard yang dapat dialami oleh
perawat antara lain:
1) Hazard bilogis : Terpapar dengan penyakit menular, missal TBC, HIV
AIDS, Hepatitis B dan C, Clostridium Difficile, dan lain-lain.
2) Hazard kimia : Antineoplastic agents. ethylene oxide, anesthetic gases,
formaldehyde, glutaraldehye, elemental mercury.
3) Hazard fisik: Suhu, tekanan, getaran, pencahayaan, dan radiasi.
4) Hazard ergonomic : Mengangkat beban berat, melakukan gerakan yang
sama berulang-ulang, posisi canggung (meraih di atas ketinggian bahu,
berlutut, jongkok, membungkuk di samping tempat tidur, memutar badan
sambil mengangkat).
5) Hazard psikologi : Ketidakstabilan emosi, gangguan tidur, perawat
mungkin merasa terisolasi, letih, marah, dan tidak berdaya karena rasa
depersonalisasi yang diciptakan oleh sistem birokrasi yang besar.
4
2.2 Aplikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Keperawatan
Dalam pengaplikasian kesehatan dan keselamatan kerja dalam keperawatan ini
focus utamanya adalah bagaimana mengendalikan atau meminimalkan risiko
dan hazard yang dapat membahayakan klien dan perawat. Berikut uraiannya.
1. Hazard biologis
Dalam meminimalkan terjadinya hazard biologis, focus utamanya adalah
memutus rantai infeksi yang mencakup beberapa hal berikut:
a) Good Hand Hygiene
5
e. Untuk melindungi kulit dan pakaian selama prosedur atau kegiatan
dimana kontak dengan darah atau cairan tubuh di antisipasi.
f. Jangan memakai gaun yang sama untuk perawatan lebih dari satu
klien gunakan perlindungan mulut, hidung dan mata selama
prosedur yang cenderung menghasilkan percikan atau semprotan
darah atau cairan tubuh lainnya.
c) Injection Safety
Penggunaan jarum suntik tunggal, baik jarum maupun spuitnya
digunakan 1 klien 1 obat. Kemudian persiapan obat sebisa mungkin
dekat dengan persediaan atau peralatan yang digunakan untuk
mengoplos. Berikut langkah praktek injeksi yang aman:
a. Gunakan teknik aseptik (menyiapkan obat)
b. Jangan pernah berikan obat dari jarum suntik yang sama ke
beberapa klien (bahkan jika suntikan diberikan melalui selang
intravena panjang)
c. Jangan menggunakan kembali syringe untuk memasukkan botol
atau larutan obat
d. Jangan berikan obat dari botol tunggal, ampul, atau kantong atau
botol larutan intravena ke lebih dari satu klien
e. Tutup jarum dengan satu jari
f. Buang jarum suntik bekas
d) Environmental Cleaning
Berbicara mengenai kebersihan lingkungan, baik lingkungan yang
ditempati klien selama berada di rumah sakit maupun peralatan klien
harus bersih, misalnya linen yang digunakan klien. Fokus utamanya
pada permukaan yang dekat dengan klien dan yang sering disentuh.
Kebersihan lingkungan juga berhubungan dengan desinfeksi dan
sterilisasi.
Desinfeksi umumnya merupakan proses yang kurang mematikan dari
inaktivasi mikroba dibandingkan dengan sterilisasi yang
menghilangkan hampir semua mikroorganisme patogen.
6
Desinfeksi maupun sterilisasi melibatkan tindakan fisik scrubbing
dengan surfaktan atau deterjen dan air, atau proses berbasis energi
(misalnya, pembersih ultrasonik) dengan bahan kimia yang tepat.
e) Medical Equipment
a. Peralatan medis diberi label oleh produsen sebagai alat yang hanya
dapat digunakan kembali atau sekali pakai, sehingga siapapun yang
menggunakannya harus teliti membacanya.
b. Semua peralatan medis yang dapat digunakan kembali harus
dibersihkan dan dipelihara sesuai dengan instruksi pabrik untuk
mencegah penularan agen infeksi klien-ke-klien
2. Hazard kimia
Hal yang perlu dilakukan untuk mecegah bahaya ini sampai pada klien dan
perawat adalah
a. Pendidikan pada petugas
b. Memakai gaun non-permeabel dan sarung tangan ganda
c. Kontrol lingkungan
d. Penanganan tumpahan yang tepat
3. Hazard fisik
Hal yang perlu dilakukan untuk meminimalkan atau bahkan meniadakan
dampak dari hazard fisik ini adalah sebagai berikut:
7
a. Melengkapi pakaian kerja/perlindungan dari radiasi
dengan kacamata timah dan baju apron dan pelindung leher dari
apron
b. Klien diberi pembatas leher dan sudut hamburan serta pemilihan
tegangan tabung.
c. Substitusi
d. Kontrol lingkungan
4. Hazard ergonomic
Yang dapat dilakukan untuk meminimalkan bahaya ini adalah dengan
menggunakan posisi yang efektif dan efisien. Misalnya dalam
memindahkan klien, yang harus kita perhatikan adalah:
a. Tidak memindahkan/mengangkat klien pada saat kehilangan
keseimbangan.
b. Mengangkat klien dengan mendekatkan ke tubuh
c. Tidak mengangkat sendiri
d. Hindari mengangkat klien dengan tulang belakang diputar.
e. Pelatihan kapan dan bagaimana menggunakan peralatan mekanik.
5. Hazard psikologi
Untuk mengurangi terjadinya hazard ini, yang dapat dilakukan adalah:
a. Rapat staf yang dijadwalkan secara berkala
b. Pengembangan program manajemen stres dan mekanisme koping
yang memadai
c. Tersedianya program bantuan karyawan
d. Fleksibilitas dan partisipasi pekerja dalam pengembangan jadwal
kerja
e. Pelatihan dan sesi pendidikan yang tepat
f. Penciptaan lingkungan kerja yang terorganisir dan efisien
g. Pengakuan dan tindakan yang tepat atas keluhan yang sah
h. Grup terapi / kelompok dukungan untuk staf yang menangani
masalah profesional yang sulit.
8
2.3 Peran Perawat dalam Meningkatkan Kesehatan Keselamatan Kerja di
Tempat Kerja
Perawat tidak hanya bekerja di rumah sakit. Suatu saat perawat juga dapat
bekerja sebagai perawat kesehatan kerja di sebuah perusahaan. Sehingga
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam meningkatkan kesehatan
keselamatan kerja (K3), dapat dijabarkan sebagai berikut
1. Fungsi Perawat
a. Mengkaji masalah kesehatan
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan tehadap pekerja
d. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
dilakukan
2. Tugas Perawat
a. Mengawasi lingkungan pekerja
b. Memelihara fasilitas kesehatan rumah sakit
c. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
d. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja
e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawat di
rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah
kesehatan
f. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) terhadap pekeja
g. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja
h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja
dan keluarganya
i. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
j. Mengoordinasi dan mengawasi pelaksaan keselamatan dan kesehatan
kerja (k3)
9
Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang
lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah :
4. Primary Care
5. Counseling
10
7. Research
8. Legal-Ethical Monitoring
9. Community Organization
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Utamanya, konsep K3 dalam pemberian asuhan keperawatan
adalah usaha mencegah (sarana utama) terjadinya kecelakaan (kecacatan)
dan penyakit akibat memberikan asuhan keperawatan kepada klien agar
perawat dan klien selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar
setiap sumber asuhan keperawatan dapat digunakan secara aman dan
efisien.
Konsep aplikasi K3 dalam keperawatan berfokus pada perawat dan
klien yang sehat dan selamat dari beberapa hazard dan risiko yang
mungkin terjadi pada saat, sebelum, maupun sesudah dilakukan asuhan
keperawatan, sehingga berikut ini adalah contoh pengaplikasian K3 dalam
keperawatan.
Dalam meminimalkan terjadinya hazard biologis, focus utamanya adalah
memutus rantai infeksi yang mencakup beberapa hal berikut:
a) Good Hand Hygiene
b) Personal Protective Equipment (PPE)
c) Injection Safety
d) Environmental Cleaning
e) Medical Equipment
f) Respiratory Hygiene/Cough Etiquette
Perawat tidak hanya bekerja di rumah sakit. Suatu saat perawat juga
dapat bekerja sebagai perawat kesehatan kerja di sebuah perusahaan.
Sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam meningkatkan
kesehatan keselamatan kerja (K3), dapat dijabarkan sebagai berikut:
3. Fungsi Perawat
a. Mengkaji masalah kesehatan
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan tehadap pekerja
12
d. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
dilakukan
4. Tugas Perawat
a. Mengawasi lingkungan pekerja
b. Memelihara fasilitas kesehatan rumah sakit
c. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
3.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan, diharapkan perawat
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja yang baik, efektif, dan
efisien baik bagi dirinya sendiri maupun klien agar kedua belah pihak sehat
dan selamat baik sebelum, saat, maupun sesudah dilakukan asuhan
keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.
Diunduh pada tanggal 08 April 2018
14