PEMBAHASAN
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas
SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas
SO2berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3bersifat
sangat reaktif. Gas SO3mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara
untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif,
mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan
kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat),
beracun karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa
gasnya. Sox menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-
500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5
ppm menimbulkan bau.
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk
pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia :
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium Bila tertelan berilah asam
hidroksida (NH4OH), Kalium hidroksida (KOH), asetat encer (1%), cuka
Kalsium oksida (CaO), soda abu, dan lain-lain. (1:4), asam sitrat (1%),
atau air jeruk. Lanjutkan
dengan memberi susu
atau putih telur.
Jika racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran pernafasan,
gunakan masker khusus atau kalau terpaksa sama sekali tidak ada,
tahanlah nafas saat memberikan pertolongan di tempat beracun. Bawalah
korban ke tempat yang berudara sesegera mungkin dan berikan pernafasan
buatan secepatnya, apabila korban mengalami kesulitan bernafas. Lakukan
hal tersebut berulang-ulang sampai petugas kesehatan datang.
Jika racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir di mata,
segeralah melakukan pencucian pada kedua mata korban dengan air bersih
dalam jumlah banyak (disini anda dapat mengunakan air hangat-hangat
kuku). Buka kelopak mata atas dan bawah, tarik bulu matanya supaya
kelopak mata tidak menyentuh bola mata. Posisi ini memungkinkan
masuknya air bersih dan dapat mencuci seluruh permukaan bola mata dan
kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini sampai paling sedikit 15 menit.
Gejala klinis awal keracunan gas CO2 tidak khas, menyerupai banyak
gejala penyakit lain, seperti sakit kepala, mual dan pening, gejala seperti
flu, kadang pula didiagnosis sebagai sindrom viral. Karena itu lebih
banyak kasus tidak dilaporkan akibat tidak dikenali/tidak terdiagnosis
dibandingkan yang berhasil ditangani. Dengan kejadian seperti di atas
maka adalah kewajiban dokter di Indonesia untuk mampu mengenali dan
menangani keracunan gas CO2.
2.2.1 Sifat – sifat dan fisik Kimia
Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di
hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas
di membran mukosa dan saliva yang membentuk larutan asam
karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang
bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca Cola).
Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan,
sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan
kehidupan hewan. Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar
sekitar 1,98 kg/m³, kira kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul
karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang
berbentuk linear. Ia tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak
begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu
pembakaran logam seperti magnesium.
INCLUDEPICTURE
"http://0.tqn.com/d/chemistry/1/G/X/a/carbondioxide.jpg" \*
MERGEFORMATINET
Gambar 1. Ikatan ion karbon dioksida (dikutip dari daftar pustaka no:5)
Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida
langsung menyublim menjadi padat melalui proses deposisi. Bentuk
padat karbon dioksida biasa disebut sebagai "es kering". Fenomena ini
pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier,
pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan sebagai zat pendingin
yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis
adalah karbon dioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak
meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah
untuk pembersihan sembur. Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada
tekanan di atas 5,1 atm; titik tripel karbon dioksida kira-kira
518 kPa pada −56,6 °C (Silahkan lihat diagram fase di bawah). Titik
kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 °C.
2.3.2 Perjalanan Toksin Udara Nitrogen Dioksida (No2) Masuk Dalam Tubuh
Paru-paru merupakan organ yang paling peka terhadap pencemaran gas
ini. Dalam konsentrasi tinggi NO2 dapat membahayakan, umumnya dalam jangka
waktu berada di tempat yang tidak terlindung hanya menyebabkan batuk-batuk,
kelelahan, dan mual-mual ringan. NO2 merupakan uap yang iritan yang
menyerang selaput lendir pernafasan bagian atas. Iritasi selaput lendir
menimbulkan sakit pada kelopak mata (conjunctiva) (Saputra, 2009).
Efek lokal gas ini adalah iritasi pada mata, dan iritasi pada membran
mukosa saluran pernapasan atas. Efek sistemik terjadi pada paru. Iritasi pada paru
yang hebat menyebabkan pulmonary edema. Kerusakan pada bronchioles yang
terjadi secara perlahan menyebabakan obstrusi pada saluran napas atas (Ismiyati,
2014).
Konsentrasi uap NO2 yang tinggi dapat membahayakan, rasa sakit dan
mencekik (choking), sewaktu-waktu terjadi refleks pernafasan dan kekejangan
katup pangkal tenggorok (glottis), pengerutan cabang paru-paru yang mendorong
terjadinya pingsan karena tidak bernafas. Kekejangan yang hebat atau edema
pangkal tenggorok dapat mengakibatkan kematian (Ismiyati, 2014).
Bila keracunan tidak fatal, masa kesembuhannya biasanya lambat
dansering mendapat komplikasi seperti kelemahan umum (asthenia), serangan
asma,bronchitis kronis yang kadang-kadang menjalar febrosis paru-paru dan
emphysema (sel-sel jaringan terisi udara) dan kerja jantung tidak teratur. Apabila
udara tercemar oleh gas NO2 dan bereaksi dengan uap air maka akan menjadi
korosif dan memberikan efek terhadap mata, paru dan kulit (Ismiyati, 2014).
Terhadap alat pernafasan, Iritasi terhadap paru akan menyebabkan edema
paru setelah terpapar oleh gas NO2 selama 48-72 jam, apabila terpapar dengan
dosis yang meningkat akan menjadi fatal. Terhadap mata, Iritasi mata dapat terjadi
apabila NO2 berupa uap yang pekat. Terhadap kulit, Iritasi terhadap kulit terjadi
apabila kulit kontak dengan uap air nitrogenakan menyebabkan luka bakar. Efek
lain (terhadap darah) Kadar nitrogen pada konsentrasi tertentu dapat bereaksi
dengan darah.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senyawa beracun dalam bahan pangan dapat terjadi karena
residu/pencemaran. Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang
tak berasa, tak berbau, dan multivalent. Tanda dan gejalanya Karbon dioksida
akan menyebabkan asfiksia karena berkurangnya jumlah oksigen di udara
pernapasan dan proses ini pada tahap awal akan dipercepat dengan adanya efek
langsung CO2 pada pusat pernapasan sehingga akan menyebabkan makin cepat
dan dalamnya pernapasan, sehingga tingkat keracunan perinhalasi tadi makin
berat. Penanggulangannya ada dua yaitu preventive (sebelum pencemaran) dan
sesudah pencemaran.
3.2 Saran
Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahan-bahan kimia itu dalam
kehidupan sehari-hari yang perlu dilakukan adalah meminimalkan penggunaannya
sehingga tidak melewati ambang batas yang disarankan.