Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
“INFARK MIOKARD AKUT”

By : kelompok 1
Pengertian Infark Miokard Akut
Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang
disebabkan oleh karena sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan
akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.

Infark Miokard (IM) adalah kematian sel-sel miokardium


yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini
adalah respon letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang
tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20
menit mengalami kekurangan oksigen. Setelah periode
ini,kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara aerobis lenyap,
dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya. (Elizabeth J
Corwin : 2000)
Faktor penyebab
Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1. FaktorPembuluh darah
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1) Arteriosklerosis
Adalah kondisi yang dikarakteristikan dengan adanya akumulasi abnormal dari
substansi lemak dan jaringan fibrosis dalam dinding pembuluh darah.
2) Spasme pembuluh darah koroner
3) Penyumbatan/oklusi koroner karena emboli/thrombus

Faktor Predisposisi :
Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
Usia lebih dari 40 tahun
Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi
Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
Faktor resiko yang dapat diubah :
Mayor :
Hiperlipidemia, Hipertensi, Merokok, Diabetes, Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
Minor :
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A ( emosional, agresif, ambisius, kompetitif )
Stress psikologis berlebihan
Faktor resiko, obesitas, perokok, ras , umur > 40 , jenis kelamin (laki-laki)

Cedera endotel : interaksi antara fibrin & Endapan lipoprotein


plantelet proliferasi otot tunika media ditunika intima

Invasi dan akumulasi dari lipid Flaque Fribosa Lesi komplikata

Arterosiderosa Ruptur plaque

Penyumbatan Pembulu Darah Pendarahan

Iskemi pembuluh darah Trombus

Ketidakseimbangan suplai Infrak otot jantung Metabolisme anaerob ↑


O2 menuju otot jantung

Asam Laktat ↑
Aritmia Kontraktilitas ↓

Nyeri dada
Kegagalan
pompa jantung
MK : Nyeri Akut

MK : Penurunan Curah Jantung


Gagal Jantung

Kebelakang Kedepan

Ketidakseimbang Suplai
Penurunan COP
Sesak napas & Kebutuhan O2

MK : Pola napas Kelemahan


tidak efektif

MK : Intoleransi aktivitas

MK : Deficit perawatan diri


Manifetasi Klinis
Tanda dan gejala infark miokard adalah :
1. Nyeri :
 Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
 Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
 Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
 Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat
atau nitrogliserin (NTG).
 Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
 Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
 Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan
pengalaman nyeri).
Laboratorium:
 Pemeriksaan Enzim jantung :
 CPK-MB/CPK
 Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali
normal dalam 36-48 jam.
 LDH/HBDH
 Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama
untuk kembali normal
 AST/SGOT
 Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12
jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3
atau 4 hari
Klasifikasi IMA
JANGAN Infark Miokard Subendokardial
NGANTUK Infark Miokard Subendokardial terjadi akibat
aliran darah subendokardial yang relatif menurun
dalam waktu yang lama sebagai akibat
perubahan derajat penyempitan arteri koroner
atau dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti
hipotensi, perdarahan dan hipoksia (Rendy &
Margareth, 2012).
Infark Miokard Transmural
Pada lebih dari 90% pasien infark miokard
transmural berkaitan dengan trombosis koroner.
Trombosis sering terjadi di daerah yang
mengalami penyempitan arteriosklerosik.
Penyebab lain lebih jarang di temukan (Rendy &
Margareth, 2012)
Komplikasi Infark Miokard
Efusi pericardial / Gagal jantung
tamponade jantung

Rupture miokardium Syok kardiogenik

Disritmia Tromboemboli
Pengkajian Fisik
Pengkajian tentang penyakit infark miokard pada pemeriksaan fisik sebagai berikut:

1. Menggunakan metode sistem B1-B6


Breath
.
(Pernafasan)
Gejala :
- Dispenia dengan atau tanpa kerja, dispenia nokturnal
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis
Tanda :
- Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat
- Bunyi napas : krekel/mengi
- Sputum : bersih, merah muda kental
Blood (Sirkulasi)
Gejala : Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner,GJK, mas
alah tekanan darah, diabetes melitus
Tanda :
- TD : dapat normal atau naik turun, perubahan postural dicatat dari tidur sam
pai duduk/berdiri
- Nadi: dapat normal : penuh/tak kuat,atau lemah/kuat kualitasnya dengan pen
gisian kapiler lambat,tidak teratur(distrimia) mungkin terjadi
- Bunyi jantung: bunyi jantung ekstra: s3/s4 mungkin menunjukkan gagal jantu
ng/penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel
- Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi oto papilar
- Friksi : dicurigai perikarditis
- Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur
- Edema : distensi vena jaguler,edema dependen/perifer,edema
umum, krekels,mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel
- Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu,kuku datar pada me
mbran mukosa dan bibir
Brain (Integritas Ego)
Gejala :
- Menyangkal gejala penting/adanya kondisi
- Takut mati, perasaan ajal sudah dekat
- Marah pada penyakit
- Kuatir dengan keluarga,kerja dan keuangan
Tanda :
- Menolak, menangkal, cemas, kurang kontak mata
- Gelisah, marah, perilaku menyerang
- Fokus pada diri sendiri,nyeri
Bowel (Usus)
Tanda : normal atau bunyi usus menurun
Bladder
Bone (Muskulusskleletal)
Skeletal & cardiac muscle Mb identik.Kadar Serum meningkat dalam 2 jam setelah kerusakan otot. Ka
dar puncak pada 6 – 7 jam. Kadar normal setelah 24 – 36 jam. Negative predictoryang sangat baik pada cedera m
iokard. Pemeriksaan dua sampel, 2 – 4 jam terpisah tanpa peningkatan
Pemeriksaan Diagnostik
Dari pemeriksaan EKG hasilnya ST elevasi dan T intervesi.
 Enzimjantungdanisoenzim, CPK – MB menigkatantara 4 – 6 jam, memuncakdal
am 12- 24jam
 elektrolit
. ,ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempe
ngaruhi kontraktilitas
 Sel darah putih, leukosit (10.000-20.000) tampak pada hari kedua sehubungan de
ngan proses inflamasi
 GDA atau oksimetri nadi dapat menunjukan hipoksia
 Kolestrol atau trigliserida serum : meningkat menunjukkan arterisklerosis
 Foto dada, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK
 Ekokardium, evaluasi lebih lanjut mengenai fungsi dasar terutama ventrikel
 Angiografi coroner, menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri coroner.
Penatalaksanaan Medis
1. Medis
Dokter memberikan oksigen yang tujuan penatalaksanaan medis adalah
memperkecil kerusakan jantuang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya ko
mplikasi.
.
2. Farmakologi
Ada 3 kelas obat-obatan yang digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen;
• Vasodilator: Untuk mengurangi nyeri jantung,missal;NTG (nitrogliserin)
• Anti koagulan Missal : heparin (untuk mempertahankan integritas jantung)
• Istirahat total
• Diet makanan lunak / sering serta rendah garam ( bila terdapat gagal jantung )
• Atasi nyeri :
- Morfin 2,5 – 5 Mg iv atau petidin 25 – 50 Mg im bisa di ulang – ulang
- Nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
Diangnosa keperawatan

1. Nyeri akut b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan : penurunan curah jantung
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung, penurunan
preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik, infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel
dan kerusakan septum.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung , penyempitan / penyumbatan pembuluh
darah arteri koronaria
6. Kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air,
peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi penyakit jantung
8. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan
membran alveolar-kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/alveolar edema paru / efusi , sekresi berlebihan / pendarahan aktif )
Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri yang ditandai dengan :
penurunan curah jantung
Kriteria hasil :
a) Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c) Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
d) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa
lampau
h) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
i) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, percahayaan dan
kebisingan
j) Kurangi faktor presipitasi nyeri
k) Pilih dan lakukan penanganan nyeri ( farmakologi, non farmakologi dan interpersonal )
l) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
m) Ajarkan tentanf teknik non farmatologi
n) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
o) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
p) Tingkatkan istirahat
q) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
r) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
s) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor2 listrik, penurunan karakteristik miokard
Kriteria hasil :
• Tanda Vital dalam rentang normal ( Tekanan darah, Nadi, reaspirasi )
• Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
• Tidak ada adema paru, perifer, dan tidak ada asites
• Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi
a) Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, lokasi, durasi )
b) Catat adanya disritmia jantung
c) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
d) Monitor status kardiovaskuler
e) Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
f) Monotor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
g) Monitor balance cairan
h) Monitor adanya perubahan tekanan darah
i) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
j) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
k) Monitor toleransi aktivitas pasien
l) Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
m) Anjurkan untuk menurunkan stress
n) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
o) Catat adanya fruktuasi tekanan darah
p) Monitor VS saat pasien berbaring , duduk, atau berdiri
q) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
r) Monitor TD , nadi , RR, sebelum, seelama dan setelah aktivitas
s) Monitor kualitas dari nadi
t) Monitor adanya pulsus paradoksus
u) Monitor adanya pulsus alterans
v) Monitor jumlah dan irama jantung
w) Monitor bunyi jantung
x) Monitor frekuensi dan irama pernapasan
y) Monitor suara paru
z) Monitor pola pernapasan abnormal
aa) Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
bb) Monitor sianosis perifer
cc) Monitor adanya cushing triad ( tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik )
dd) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan/
penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
Kriteria hasil:
• Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
• Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
• Tidak ada ortostatik hipertensi
• Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial ( tidak lebih dari 15mmHg )
• Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan :
• Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
• Memproses informasi
• Membuat keputusan dengan benar
• Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada
gerakan gerakan involunter
Intervensi
a) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas,/dingin/tajam/tumpul
b) Monitor adanya paretese
c) Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
d) Gunakan sarung tangan untuk proteksi
e) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
f) Monitor kemampuan BAB
g) Kolaborasi pemberian analgenik
h) Monitor adanya tromboplebitis
i) Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

4. Kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan
natrium/ retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma
Kriteria hasil
• Tebebas dari edema, efusi , anaskara
• Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu / ortopneu
• Terbebas dari distensi vena jugularis
• Memelihara tekanan vena sentral , tekananan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas
normal
• Terbebas dari kelelahan , kecemasan atau kebingungan
Intervensi
1) Timbang popok/ pembalut jika diperlukan
2) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
3) Pasang urin kateter jika diperlukan
4) Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin )
5) Monitor status hemodinamika termasuk CVP,MAP,PAP, dan PCWP
6) Monitor vital sign
7) Monitor indikasi retensi/ kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher , asites )
8) Kaji lokasi dan luas edema
9) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
10)Monitor status nutrisi
11)Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi
12)Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
13)Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk
14)Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
15)Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan ( Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis , disfungsi hati, dll )
17) Monitor berat badan
18) Monitor serum dan elektrolit urine
19) Monitor serum dan osmilalitas urine
20) Monitor BP, HR, dan RR
21) Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
22) Monitor parameter hemodinamik infasif
23) Cacat secara akutar intake dan output
24) Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
25) Monitor tanda dan gejala dari odema\
26) Monitor status hemodinamika termasuk CVP,MAP,PAP, dan PCWP
27) Monitor vital sign
28) Monitor indikasi retensi/ kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher , asites )
29) Kaji lokasi dan luas edema
30) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
31) Monitor status nutrisi
32) Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi
33) Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
34) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk
35) Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
36) Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan ( Hipertermia, terapi diuretik , kelainan
renal, gagal jantung, diaporesis , disfungsi hati, dll )
37) Monitor berat badan
38)Monitor serum dan elektrolit urine
39)Monitor serum dan osmilalitas urine
40)Monitor BP, HR, dan RR
41)Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
42)Monitor parameter hemodinamik infasif
43)Cacat secara akutar intake dan output
44)Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
45)Monitor tanda dan gejala dari odem
5. Kerusakan pertukaran gas berhungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru,
perubahan membran alveolar kapiler (atelektasis, kolaps jalan napas/ alveolar edema paru/ efusi, sekresi
berlebihan/ pendarahan aktif)
Kriteria hasil
• Mendemonstrasikan bpeningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
• Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernafasan
• Mendemotrasikan bentuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu ( mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips )
• Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi
1) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4) Pasang mayo bila perlu
5) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7) Auskultasi suara nafas , catat adanya suara tambahan
8) Lakukan suction pada mayo
9) Berikan bronkodilator bila perlu
10) Berikan pelembab udara
11) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
12) Monitor respirasi dan status O2
13)Monitor rata – rata , kedalaman, irama dan usaha respirasi
14)Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan , penggunaan otot tambahan , retraksi otot supraclavicular
dan intercostal
15)Monitor suara nafas, seperti dengkur
16)Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes , biot
17)Cacat lokasi trakea
18)Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan paradoksis )
19)Auskultasi suara nafas , cacat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
20)Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas utama
21)Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk menegtahui hasilnya
Thank You

Anda mungkin juga menyukai