Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO

PENGENDALIAN RESIKO
Dosen pengampuh : Dr. Erwin Hadisantoso , S.E., M.Si., Ak., CA, ACPA

Disusun oleh :
ALIADIN
B1C121215

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam suatu organisasi setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan selalu akan
bertemu dengan ketidakpastian, sehingga ketidakpastian dalam bisnis akan menimbulkan risiko
yang akan memberikan ancaman (biaya, kerugian dll) bagi perusahaan. Oleh karena itu setiap risiko
yang terjadi didalam aktivitas bisnis harus senantiasa diminimalisasi. Dengan demikian untuk
meminimalisasi risiko, perusahaan menerapkan pengendalian risiko karena dengan adanya
penerapan pengendalian risiko yang efektif dapat menjadi hal yang baik bagi perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik,
maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam
bisnis pada masa kini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Pengendalian Risiko di sebuah Perusahaan ?


2. Apakah yang dimaksud dengan Identifikasi Risiko di sebuah Perusahaan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengendalian Risiko di sebuah perusahaan.


2. Untuk mengetahui Identifikasi Risiko di sebuah perusahaan.
3. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Risiko
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko

Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Seseorang menyatakan bahwa ada risiko yang harus
ditanggung jika mengerjakan pekerjaan tertentu. Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan
dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Oleh karena itu dengan
mempelajari berbagai definisi yang dikemukakan dalam berbagai literatur diharapkan pemahaman tentang
konsep risiko semakin jelas.

Pengendalian risiko adalah tahapan yang harus seseorang atau perusahaan lakukan setelah
mengetahui resiko yang akan dihadapi dan menganalisis risiko tersebut

Menurut Hermanto Darmawi (1997 : 78) ada dua pendekatan dasar dalam menangani risiko, yaitu :
Pengendalian risiko (risk control) dan Pembiayaan risiko (risk financing). Pengendalian risiko di jalankan
dengan metode berikut

1 Menghindari risiko
2 Mengendalikan kerugian
3 Pemisahan
4 Kombinasi atau pooling
5 Pemindahan risiko

Pembiayaan risiko ( risk financing) meliputi :

 Pemindahan risiko melalui pembelian asuransi


 Menanggung risiko ( retetion)

Masing-masing peralatan itu dapat dan biasanya sebaiknya di gunakan dalam kombinasi dengan satu
atau lebih peralatan tersebut.

Jika exposure tidak di hilangkan, maka tidak akan ada alternatif lain, selain dari mengunakan tekning
financing.

B. Menghindari Resiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni, adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari
exposure terhadap risiko dengan jalan

 Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya sementara.
 Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur di terima, atau segera menghentikan kegiatan
ketika di ketahui megandung risiko
Bebeapa karakteristik penghindaran risiko seharusnya di perhatikan :

 Pertama : boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko makin luas risiko yang di
hadapi, makin besar ketidak mungkinan menghindarinya.
 Kedua : faedah laba potensial yang bakal di terima dari sebab pemilikkan suatu harta,
memperkerjakan pengawai tertentu, atau bertangung jawab atas suatu kegiatan, akan
menghilang, jika di laksanakan penghindaran risiko
 Ketiga : makin sempit risiko yang di hadapi, maka akan semakin besar peluang mengatasi
resiko

C. Pengendalian Kerugian ( Loss Control )

Pengendalian kerugian di jalankan dengan :

 Merendahkan peluang(chance) untuk terjadinya kerugian


 Mengurangi keparahannya jika kerugian itu memang terjadi,

Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Tindakkan pencegahan
kerugian atau tindakan pengurangan kemungkinan terciptanya risiko baru, implementasi dan
evaluasi hasilnya.

Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus diadakan penetapan semua
harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko yang ingin di hindarkan.

Pengendalian risiko dikatakan berhasil jika tidak terjadi kerugian yang di sebabkan risiko yang ingin
dihindarkan itu.

1 Kerugian
2 Menurut sebab akan terjadinya yang akan di kontrol.
3 Menurut lokasi dari pada kondisi yang akan di kontrol.
4 Menurut timingnya.

Metode pencegahan kerugian dan metode pengurangan kerugian

Program pengurangan kerugian bertujuan untuk mengurangi keparahan potensial dari kerugian.

Contoh : kans tanggung gugat produk bisa dikurangin dengan memperketat pengawasan mutu,
memilih distributor ynag lebih hati-hati.

Program pengurangan kerugian dapat di bagi atas

 Minimization program
 Salvage program

Perbedaan antara keduanya ialah minimization program di jalankan sebelum kerugian terjadi atau
sedang berlansug sedangkan salvage program adalah program sesudah kerugian itu terjadi.
Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya.

Secara tradisional teknik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut pendekatan yang di


lakukan :

 Pendekatan engineering, menekankan kepada sebab sebab yang bersifat fisikal dan
mekanikal, misalnya memperbaiki kabel yang tidak memenuhi sarat,
 Pendekatan hubungan manusia ( human relation), menekankan sebab-sebab kecelakaan
yang di sebakan oleh faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya,
sengaja tidak memakai alat pengaman yang haruskan , dan lain-lain faktor psikologis.

Haddon mengemungkakan 10 strategi untuk mengendalikan musibah

1. Mencegah lahirnya hazard pada kesempatan pertama


2. Mengurangi jumlah atau besarnya hazard.
3. Mencegah keluarnya hazard
4. Mengubah kecepatan atau kekuatan keluarnya hazard dari sumbernya.
5. Memisahkan dari objek yang dapat di hancurkan
6. Memisahkan hazard dari objek yang harus di lindungi dengan sekat pemisah
7. Mengubah kualitas dasar yang relevan dari hazard
8. Menjadikan obyek lebih tahan terhadap hazard
9. Mulai melakukan tidakan kontrak untuk menambah bertahanya kerusakkan
10. Menstabilkan, mereparasi, dan merehabilitasi objek yang terkena msibah.

Pengendalian kerugian menurut lokasi

Tindakkan pengendalain risiko dapat pula di klasifikasikan menuru lokasi dari pada kondisi yang
direncanakan untuk di kendalikan.

Menurut Dr. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakan lalu-
lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :

1. yang mempergunakan jalan


2. Kendaraan
3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti desain, pemeliharaan,
keadaan lalu lintas, dan peraturan

Pengendalian menurut timing

Pendekatan ini mepertanyakan apakah metode ini di pakaikan

1. Sebelum kecelakaan
2. Selama kecelakaan terjadi
3. Sesudah kecelakaan itu

Klasifikasi ini juga digunakan untuk pembeda antra minimization dan salvage. Tidakkan pencegahan
kerugian ( berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian

Klasifikasi kedua yang berdasarkan timing juga mengenalkan


1. Phase perencanaan : phase ini di perlukan segala pertimbangan untuk mengadakan
perubahan di mana perlu perencanaan yang matang.
2. Phase pengaman-perawatan meliputi program untuk memeriksa pelaksanaan dan
mengusulkan perubahan bila perlu.
3. Phase darurat meliputi program-program yang menjadi evektife dalam keadaan darurat,
misalnya pengadaan fasilitas pemadam kebakaran.

1. Analisis Kerugian dan Analisis Hazard

Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis :

1. Kerugian yang telah terjadi


2. Hazard yang menyababkan kerugian itu atau yang mungkin menyebabkan kerugian di
masa akan datang

Langkah ini memerlukan:

1. Suatu sistem pelaporan yang komprehensif


2. Inspeksi secara berkala

2. Analisis Kerugian

Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali kerugian perlu untuk membnagun :

1. Jaringan pemberi informasi


2. Formulir untuk melaporkan kerugian

Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utama tempat terjadinya kecelakaan ialah yang
bertangung jawab memberikan informasi tentang kronolagi terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir
dengan sempurna merekan akan lebih waspada terhadap kecelakaan.

Informasi yang tersedia dapat di gunakan untuk

1. Mengukur peformance manajer lini


2. Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan
3. Mengidentifikasikan hazard yang tersangkut dengan kerugian itu
4. Menyediakan informasi yang dapat di guanakan untuk memotifasi manajer dan para
karyawan.

Informasi selanjutnya dapat di peroleh dari data statistik.dengan informasi dari statistik ini dapat
dibandingkan pengalaman perusahaan sendiri. Selanjutnya dengan memanfaatkan informasi statistik dapat
dapat mengetahui karakterisitk kecelakaan yaang sering terjadi.

3.Analisis Hazard

Analsis hazard tidak dapat dibatasi pada analisi hazard yang telah menybabkan kecelakaan saja.
Perlu menyelidiki hazard yang mungkin akan muncul, berdasarkan pengalam perusahaan.
Misalnya hazard dalam produk baru seperti obat baru merupakan hazard yang belum pernah dialami
bahkan oleh perusahaan lain, tetapi melalui percobaan labotorium hazard mungkin ditemukan.

Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah :

 Checklist
 Fault tree analysis

D. Menentukan Kelayakan Ekonomis

Walaupun pencegahan segala kerugian diinginkan, tetapi ditinjau dari sisi ekonomis ada biaya yang
harus di keluarkan untuk mencegahnya di antaranya pertimbangan yang bersifat ekonomis adalah

Biaya yang timbul karena kecelakaan

1. Biaya karna hilangnya waktu kerja


2. Biaya karna hilangnya waktu kerja pengawai lainya
3. Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan form laporan
kecelakaan dan waktu untuk mengajarkan penganti karyawan yang cedera
4. Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainya
5. Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera
6. Hilangnya waktu produksi

Biaya Pengendalian Kerugian

Biaya pemasangan dan perawatan peralatan pengendalian kerugian dibagi 3 kategori :

1. Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencengahan


2. Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya, training, dan sebagainya
3. Pengeluaran untuk menjalankan program

Membandingkan Manfaat dan Biaya

Pertama karena manfaat biaya tidak pasti, maka benefit itu harus dikalikan dengan probobilitas
mafaat itu akan terjadi. Baik manfaat (benefit) maupun biaya bisa di sebarkan pada biaya unurk beberapa
tahun. Akibatnya orang harus mebnadingkan present value dari expected cost.

Evaluasi

Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan

1. Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha tersebut.


2. Apakah kebijakan keselamatan ( safety policy) dan prosedur yang di anjurkan oleh
manajer risiko ada di jalankan.

Pemisahan

Maksudnya adalah menyebarkan harta yang menghadapi risiko yang sama menggantikan
penetapan dalam suatu lokasi. Misalkan ada begitu banyak stock yang ada maka dari itu jagan
memnyimpan stock dalam satu gudang saja, usahakan terbagi dalam bebrapa gudang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengendalian Risiko adalah metode pengendalian risiko yang tidak melibatkan uang/dana. Metode ini
terdiri dari 3 tahapan, yaitu sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi kontak dengan kerugian. Di sini
kejadian-kejadian yang mengakibatkan kerugian keuangan diupayakan untuk dikurangi kemungkinan
terjadinya dan besarnya kerugian keuangan yang terjadi diminimalkan. Risiko operasional adalah sebagai
risiko dari kerugian atau ketidakcukupan dari proses internal, manusia dan sistem yang gagal dari peristiwa
eksternal. Risiko operasional adalah sebuah risiko yang mempengaruhi semua bisnis karena risiko
operasional tidak dapat dipisahkan dalam melakukan aktivitas proses atau operasional.

3.2 Saran

Dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, kita harus selalu mengidentifikasi risiko-risiko yang
kemungkinan terjadi. Baik itu nanti risiko yang berklasifikasi dan berakibat tinggi, sedang atau rendah bagi
perusahaan. Tidak hanya bagi perusahaan, namun juga bagi masyarakat yang tidak lain adalah masysrakat
Indonesia sendiri. Mengembangkan inovasi terbaru itu juga perlu, apalagi dijaman yang sekarang sudah
modern atau era globalisasi seperti ini. Harus banyak berkreatifitas agar mampu bersaing.

Pengendalian risiko yang semaksimal mungkin, akan menghasilkan risiko yang seminimal mungkin.
Sehingga juga akan meminimalkan kerugian bagi perusahaan dan pengguna jasa kereta api yaitu
masyarakat. Dengan kenyamanan, perlindungan, asuransi, ketepatan waktu datang dan berangkat kereta
api, harga tiket yang sesuai, peringatan dini bencana, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Risk Management – Principles and Guidelines.

Berrado, Abdelaziz, dkk. 2011. The Open Transportation Journal: A Framework for Risk Management in
Railway Sector: Application to Road-Rail Level Crossings.

Muslich, Muhammad. 2007. Manajemen Resiko Operasional-Teori & Praktek, Jakarta: Sinar Grafika Offset,
PT. Bumi Aksara

http://mancaria.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai