Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MAGANG

PADA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Disusun Oleh:

SHERLY WIDYA SARI


B1 C1 21 192

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
LAPORAN HASIL MAGANG
PADA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Disusun Oleh:

SHERLY WIDYA SARI


B1 C1 21 192

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Hasil Magang pada tanggal 10 Juli
2023 sampai dengan 10 Agustus 2023.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan,

Dr. Erwin Hadisantoso, SE., M.Si. Ak., CA


Nip. 19790730 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Bawaslu Kepala Bagian Administrasi

Iwan Rompo Banne Tien Novita U. Silondae, S.Pi., M.AP.


Nip. Nip.
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tanggan dibawah ini:

Nama : Sherly Widya Sari


Nomor Induk Mahasiswa : B1 C1 21 192
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Tempat Magang : Kantor Badan Pengawasan Pemilihan Umum Prov.
Sulawesi Tenggara
Pelaksanaan : 10 Juli Agustus -10 Agustus 2023

Menerangkan bahwa apa yang tertulis dalam laporan ini adalah benar.

Kendari, 16 Agustus 2023

Penulis
KATA PENGANTAR
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Magang yang dilaksanakan di Kantor Badan
Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Sulawesi Tenggara dan ditempatkan di
bagian divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Penyusunan laporan ini merupakan salah
satu persyaratan bagi penulis untuk memenuhi syarat konversi mata kuliah Manajemen Risiko
dalam rangka menyelesaikan magang.
Laporan magang ini disusun berdasarkan pengalaman selama melakukan magang di
Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Sulawesi Tenggara yang
dilaksanakan dari tanggal 10 Juli 2023 – 10 Agustus . Sehingga begitu banyak pelajaran yang
telah diperoleh di sana. Berbagai tantangan dan kendala pun telah dihadapi oleh penulis.
Ungkapan terima kasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang sudah banyak membantu
baik itu membantu dalam hal memberikan bimbingan, arahan, maupun dorongan positif
kepada penulis.
Dalam kesempatan ini, dan dalam pelaksanaan magang serta dalam penyusunan laporan
penulis Menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
magang, antara lain;
1. Bapak Dr. Erwin Hadisantoso, SE., M.Si. Ak., CA Selaku Ketua Prodi Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo.
2. Bapak I Made Selaku Koordinator Magang Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi & Bisnis Universitas Halu Oleo
3. Bapak Iwan Rompo Banne, S.Sos., M.Si. Selaku Ketua Badan Pengawas Pemilihan
Umum (BAWASLU) Provinsi Sulawesi Tenggara
4. Bapak Rapiuddin, M.T. Selaku Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
(BAWASLU) Provinsi Sulawesi Tenggara
5. Ibu Tien Novita U. Silondae, S.Pi., M.AP. Sebagai Kepala Bagian Administrasi Badan
Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Sulawesi Tenggara
6. Rekan-rekan PKL : Andika Putri Cahyani Balaka, Alim Ramadhani Isfandy,
Zauhariatuz Nur Azizah, Aliadin, dan Afifah Diva Anastasya.
Atas Segala dukungan dan partisipasinya baik moril maupun material dalam
setiap kegiatan magang dengan berkat serta dukungan dari segala pihak saya dapat
menyelesaikan kegiatan ini dengan baik.

“Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat Magang
C. Waktu dan Tempat Kegiatan Magang

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI ATAU LEMBAGA


A. Sejarah Singkat BAWASLU
B. Visi Dan Misi
C. Struktur Organisasi
D. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban
E. Tujuan Strategis
F. Nilai-Nilai Dasar

BAB III KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Aktivitas Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


B. Pelaksanaan Kerja
C. Kendala yang Dihadapi
D. Cara Menghadapi Kendala

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Magang


Lampiran 2 Surat Balasan Magang
Lampiran 3 Aktivas Penting
Lampiran 4 Penarikan Mahasiswa Magang
Lampiran 4 Presensi Kehadiran Peserta Magang
LAMPIRAN
1. LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN MAGANG
2. LAMPIRAN PRESENSI KEHADIRAN PESERTA MAGANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapaangan


Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di era
globalisasi dan persaingan dunia yang sangat ketat saat ini, maka setiap generasi baru harus
mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya
dengan cara membekali diri dengan pendidikan. Menyadari sulitnya untuk menciptakan
tenaga kerja yang terampil dan berkualitas, maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk
meningkat kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan sarana-sarana pendukung agar dihasilkan lulusan-lulusan yang handal.
Lembaga pendidikan tinggi atau universitas harus menetapkan sistem pembelajaran
yang dapat membentuk mahasiswa yang berkaraktek profesional dan menciptakan tenaga
kerja yang handal serta siap pakai dalam mengaplikasikan ilmunya dilapangan yang akhirnya
dapat mengurangi tingkat pengangguran di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Magang merupakan salah satu kegiatan akademik dalam hal penerapan ilmu yang
sudah ada di lingkungan fakultas, kemudian di praktekkan di lapangan dalam bentuk
pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja yang
berkualitas termasuk Universitas Halu Oleo terutama Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Halu Oleo. Selain itu, magang juga dilaksanakan sebagai sarana
pengembangan diri mahasiswa untuk berlatih bekerja pada lingkungan kerja sesungguhnnya
dan melatih interaksi dengan tenaga professional pada lingkungan kerja.
Dengan pelaksanaan kegiatan seperti ini, diharapkan pula mahasiswa mampu bersaing
di dunia kerja setelah lulus dari perguruan tinggi nantinya. Diadakannya kegiatan ini
ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas intelektual yang
baik dan mampu memahami ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan dan pada akhirnya
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap persoalan-persoalan yang ada.
Dalam pelaksanaan magang, mahasiswa dituntut untuk lebih peka terhadap
lingkungan dan tanggap akan permasalahan serta mampu berinteraksi yang baik dengan para
karyawan. Kegiatan magang ini bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa, melatih
kedisiplinan, keterampilan, tanggung jawab dan penyelesaian permasalahan. Selain itu,
seorang mahasiswa juga harus mampu membuat keputusan dan menentukan jalan keluar dari
permasalahan yang dihadapinya kelak. Mahasiswa harus mampu menganalisis pemasalahan
tersebut, mencari materi tambahan mengenai permasalahan tersebut agar lebih memahami
permasalahan lalu kemudian dapat menentukan solusi yang paling baik hingga permasalahan
tersebut mendapatkan penyelesaian. Melalui magang inilah mahasiswa dapat secara langsung
tidak hanya mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapatkan selama bangku perkuliahan
tetapi dapat melakukan analisis dan juga memberikan koreksian terhadap sistem yang
digunakan pada perusahaan tempat praktikan melaksanakan kegiatan magang ini.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo mewajibkan
mahasiswa untuk mengambil mata kuliah PKL. Hal ini dikarenakan sebagai cara berlatih
mahasiswa untuk mempraktikan ilmu yang sudah didapatkan dan mendapatkan pengetahuan
baru, keterampilan serta pengalaman sebagai latihan sebelum terjun ke dalam dunia kerja
sesungguhnya.

B. Tujuan dan Manfaat Magang


Adapun tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan magang ini yaitu sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman secara nyata di dunia kerja secara langsung.
2. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan
membandingkannya di dunia kerja.
3. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di dunia kerja salah
satunya yaitu tentang interaksi kepada pegawai yang lain dan tentang etika profesi
yang harus dijalani.
4. Dapat mengenal lebih jauh tentang ilmu yang selama ini diberikan di perkuliahan
melalui praktik kerja di lingkungan kerja sebenarnya
5. Melatih kemampuan Praktik untuk mampu bersikap mandiri serta bertanggung jawab.

C. Waktu dan Tempat Kegiatan Magang


Adapun jadwal waktu pelaksanaan magang di Badan Pengawas Pemilu Provinsi
Sulawesi Tenggara yaitu sebagai berikut:.
a. Waktu Pelaksana
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai tanggal 10 Juli 2023 sampai dengan 10
Agustus 2023.
b. Tempat Pelaksana
Nama Instansi : Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Sulawesi
Tenggara
Alamat : Jalan Dr. Sam Ratulangi, Kemaraya, Kec. Kendari Barat, Kota
Kendari, Sulaawesi Tenggara 93121
Website : http://sultra.bawaslu.go.id//
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI ATAU LEMBAGA
A. Sejarah Singkat BAWASLU
Sejarah berdirinya BAWASLU dimulai pada saat Pelaksanaan Pemilu sendiri
pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada 1955, namun pada saat itu belum dikenal
istilah Pengawasan Pemilu melainkan sebagai Panitia Pengawas Pelaksanaan
(Panwaslak Pemilu) dan saat itu masih bagian dari Kementrian Dalam Negeri.
Panwaslak pada saat itu mengalami perubahan nomenklatur menjadi panitia
pengawas pemilu (Panwaslu). Setelah itu, melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2003 terjadi perubahan mendasar tentang kelembagaan pengawas pemilu. Selanjutnya,
setelah melewati berbagai pertimbangan, kelembagaan pengawas pemilu dikuatkan
melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu
dengan dibentuknya sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu). Awal berdirinya Bawaslu sendiri dilatarbelakangi oleh adanya krisis
kepercayaan pelaksanaan pemilu.
Bawaslu Republik Indonesia didirikan pada 8 April 2008 berdasarkan Undang-
Undang No 15 Tahun 2011. Dengan jumlah anggota Bawaslu sebanyak 5 orang.
Anggota Bawaslu sendiri dipilih berdasarkan hasil seleksi. KPU membentuk tim
seleksi calon anggota Bawaslu. Tim seleksi melaksanakan tugasnya secara terbuka
dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Tim seleksi menyerahkan 15 nama calon
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kemudian DPR memilih dan menyusun
urutan peringkat dari calon anggota Bawaslu berdasarkan hasil uji kelayakan dan
kepatutan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Berdasarkan proses tahapan seleksi tersebut akhirnya terpilih 5 nama sebagai
Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) pertama periode 2008-2013
yang kemudian diangkat berdasarkan Keputusan Presiden. Adapun aparatur Bawaslu
dalam pelaksanaan pengawasan berada sampai dengan tingkat kelurahan/desa dengan
urutan Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota,
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, Pengawas Pemilu Luar Negri (PPLN) dan
Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) di tingkat kelurahan/desa.
Kewenangan utama Pengawas Pemilu adalah mengawasi pelaksanaan tahapan
Pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi,
pidana Pemilu dan kode etik. Setelah hampir 14 Tahun berdiri, lembaga ini mengalami
banyak perkembangan dan kewenangan. Sampai saat ini penguatan terhadap lembaga
pengawas pemilu pun semakin terjadi. Pengawas Pemilu hingga tingkat
kabupaten/kota telah berubah statusnya dari adhoc menjadi permanen.

B. Visi dan Misi


 Visi
Terwujudnya Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai Lembaga Pengawal
Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas.
 Misi
1. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat, mandiri dan
solid;
2. Menjelaskan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien;
3. Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan yang
terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi;
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta meningkatkan
sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif;
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat atas kualitas kinerja pengawasan berupa
pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian penyelesaian secara cepat, akurat
dan transparan;
Membangun Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai pusat pembelajaran
pengawasan pemilu baik bagi pihak dalam negeri maupun pihak luar negeri.
C. Struktur Organisasi
D. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Pengawas Pemilu berdasarkan amanat
Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum adalah
sebagai berikut :
 Tugas Bawaslu :
1. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk
pengawas Pemilu di setiap tingkatan;
2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:
1) Pelanggaran Pemilu; dan
2) Sengketa proses Pemilu;
3. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
1) Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;
2) Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3) Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu; dan
4) Pelaksanaan persiapan lainnya dalam Penyelenggaraan Pemilu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
4. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
1) Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta
daftar pemilih tetap;
2) Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota;
3) Penetapan Peserta Pemilu;
4) Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota
DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Pelaksanaan dan dana kampanye;
6) Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
7) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di
TPS;
8) Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat
hasil penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;
9) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
10) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan,
dan Pemilu susulan; dan
11) Penetapan hasil Pemilu;
5. Mencegah terjadinya praktik politik uang;
6. Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional
Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
7. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan, yang terdiri atas:
1) Putusan DKPP;
2) Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;
3) Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/
Kota;
4) Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
5) Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas aparatur
sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas
anggota Kepolisian Republik Indonesia;
8. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu kepada
DKPP;
9. Menyampaikan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Gakkumdu;
10. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya
berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
11. Mengevaluasi pengawasan Pemilu;
12. Mengawasi pelaksanaan Peraturan KPU; dan
13. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Wewenang Bawaslu :
1. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengahrr
mengenai Pemilu;
2. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu;
3. Memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uarg;
4. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus
penyelesaian sengketa proses Pemilu;
5. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil
pengawasan terhadap netralitas aparatur sipil-negara, netralitas anggota Tentara
Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia; '
6. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
7. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik,
dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu;
8. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
9. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan Panwaslu LN;
10. Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN; dan
11. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

 Kewajiban Bawaslu :
1. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenang;
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas
Pemilu pada semua tingkatan;
3. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR sesuai dengan
tahapan Pemilu secara periodik darr/atau berdasarkan kebutuhan
4. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan
yang ditakukan oleh KPU dengan memperhatikan data kependudukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
5. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
E. Tujuan Strategis
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah lembaga independen di Indonesia
yang memiliki peran strategis dalam pengawasan dan pengawalan pelaksanaan
pemilu. Beberapa tujuan strategis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) antara lain:
1. Menjaga Keberlangsungan Demokrasi
Bawaslu bertujuan menjaga keberlangsungan sistem demokrasi di Indonesia.
Dengan memastikan pelaksanaan pemilu yang bersih, adil, dan transparan,
Bawaslu berperan dalam memelihara fondasi demokrasi di negara tersebut.
2. Menjamin Keadilan Pemilu
Bawaslu memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemilu
berlangsung secara adil. Ini mencakup mengawasi distribusi keadilan dalam
pemilihan calon, alokasi dana kampanye, dan perlakuan yang setara terhadap
semua peserta pemilu.
3. Mencegah Kecurangan
Salah satu tujuan utama Bawaslu adalah mencegah terjadinya pelanggaran dan
kecurangan dalam pemilu. Ini mencakup pengawasan terhadap penyebaran
informasi palsu, money politics, atau segala bentuk upaya untuk memanipulasi
hasil pemilu.

4. Menjaga Netralitas
Bawaslu harus tetap netral dan independen dalam menjalankan fungsi
pengawasannya. Netralitas ini penting agar Bawaslu dapat diakui sebagai lembaga
yang adil dan dapat dipercaya oleh semua pihak yang terlibat dalam pemilu.

5. Memberikan Perlindungan kepada Peserta Pemilu


Bawaslu juga bertanggung jawab memberikan perlindungan kepada peserta
pemilu, termasuk calon, partai politik, dan pemilih. Hal ini dapat melibatkan
penanganan aduan, penyelidikan, dan tindakan korektif jika ditemukan
pelanggaran.

6. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat


Bawaslu berupaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pemilu dengan menyediakan informasi yang jelas, memberikan pemahaman
tentang pentingnya pemilu, dan mendorong partisipasi yang aktif dalam memilih.

Tujuan-tujuan tersebut memberikan landasan bagi Bawaslu untuk menjalankan


fungsinya sebagai lembaga pengawas pemilu yang efektif dan memberikan
kontribusi positif terhadap demokrasi di Indonesia
F. Nilai-Nilai Dasar

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Indonesia memiliki beberapa nilai dasar yang menjadi
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai tersebut mencerminkan prinsip-
prinsip dasar yang mendukung keberhasilan Bawaslu dalam melaksanakan pengawasan
pemilu. Beberapa nilai dasar Bawaslu meliputi:

1. *Netralitas:* Bawaslu harus tetap netral dalam semua keputusan dan tindakan yang
diambil. Netralitas ini diperlukan agar Bawaslu dapat dianggap sebagai lembaga yang adil dan
tidak terikat pada kepentingan politik tertentu.
2. *Keadilan:* Prinsip keadilan menjadi dasar dalam menanggapi pelanggaran atau sengketa
pemilu. Bawaslu berkomitmen untuk memberikan perlakuan yang adil kepada semua pihak
yang terlibat dalam proses pemilu.

3. *Ketelitian dan Keterbukaan:* Bawaslu mengutamakan ketelitian dalam mengumpulkan


dan menganalisis informasi terkait pemilu. Keterbukaan juga menjadi prinsip utama, di mana
Bawaslu berupaya memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat.

4. *Partisipasi Masyarakat:* Bawaslu menghargai partisipasi aktif masyarakat dalam


pengawasan pemilu. Nilai ini tercermin dalam upaya Bawaslu untuk melibatkan masyarakat
dalam proses pengawasan dan memberikan informasi yang dapat meningkatkan pemahaman
publik tentang pemilu.

5. *Independensi:* Bawaslu harus menjaga independensinya dari tekanan politik atau


kepentingan tertentu. Independensi ini penting agar Bawaslu dapat bekerja tanpa adanya
intervensi yang dapat memengaruhi integritasnya.

6. *Akuntabilitas:* Bawaslu bertanggung jawab untuk memberikan pertanggungjawaban atas


tindakan dan keputusannya. Ini melibatkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan
serta kemampuan untuk mempertanggungjawabkan langkah-langkah yang diambil.

7. *Profesionalisme:* Anggota Bawaslu diharapkan menjalankan tugas mereka dengan


tingkat profesionalisme yang tinggi. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang aturan
dan regulasi pemilu, serta kemampuan untuk menilai situasi secara objektif.

8. *Kerja Sama:* Bawaslu berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait,
seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum), DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu),
dan pihak-pihak lainnya, guna mencapai tujuan bersama dalam menyelenggarakan pemilu
yang adil dan demokratis.
Nilai-nilai dasar tersebut membentuk landasan moral dan etika bagi Bawaslu dalam
menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengawas pemilu.

1. Netralitas
Bawaslu harus tetap bebas dari preferensi atau kecenderungan politik tertentu.
Netralitas memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh Bawaslu didasarkan pada
fakta dan hukum, bukan pada pertimbangan politik atau kepentingan pribadi.
Netralitas adalah dasar untuk kepercayaan publik terhadap lembaga pengawas pemilu.
Tanpa netralitas, Bawaslu dapat kehilangan kredibilitasnya dan dianggap tidak adil
oleh berbagai pihak.

2. Keadila
Bawaslu berkomitmen untuk memberikan perlakuan yang adil kepada semua pihak
yang terlibat dalam proses pemilu. Keadilan mencakup penanganan sengketa
dengan objektif dan tanpa diskriminasi. Prinsip keadilan mendukung kepercayaan
masyarakat bahwa Bawaslu akan menanggapi pelanggaran atau sengketa dengan
cara yang adil dan sesuai dengan norma hukum.

3. Ketelitian dan Keterbukaan


Bawaslu harus melakukan pengawasan dengan teliti dan transparan dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan menyampaikan informasi terkait pemilu.
Keterbukaan memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang cukup terhadap
informasi yang relevan. Ketelitian dan keterbukaan memperkuat integritas Bawaslu
dan memberikan keyakinan bahwa proses pengawasan dilakukan dengan baik.

4. Partisipasi Masyarakat
Bawaslu menghargai peran aktif masyarakat dalam pengawasan pemilu. Masyarakat
diundang untuk berpartisipasi dalam pengawasan dan memberikan masukan yang
dapat memperkaya pemahaman Bawaslu terhadap dinamika pemilu. Dengan
melibatkan masyarakat, Bawaslu dapat mendapatkan informasi lebih banyak dan
menjaga agar proses pemilu tetap terbuka dan transparan.

5. *Independensi:*
- *Makna:* Bawaslu harus menjaga jarak dari tekanan politik atau kepentingan
pribadi. Independensi memastikan bahwa Bawaslu dapat beroperasi secara bebas dan
tanpa campur tangan yang dapat memengaruhi hasil pengawasannya.
- *Pentingnya:* Independensi adalah prasyarat untuk lembaga pengawas pemilu
agar dapat diakui sebagai lembaga yang adil dan dapat dipercaya.

6. *Akuntabilitas:*
- *Makna:* Bawaslu harus dapat bertanggung jawab atas setiap keputusan dan
tindakan yang diambilnya. Ini mencakup transparansi dalam proses pengambilan
keputusan dan kemampuan untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan
tindakan kepada publik.
- *Pentingnya:* Akuntabilitas memperkuat kepercayaan publik dan meyakinkan
masyarakat bahwa Bawaslu bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip demokratis.

7. *Profesionalisme:*
- *Makna:* Anggota Bawaslu diharapkan menjalankan tugas mereka dengan tingkat
profesionalisme yang tinggi. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang aturan
dan regulasi pemilu, serta kemampuan untuk menilai situasi secara objektif.
- *Pentingnya:* Profesionalisme memastikan bahwa Bawaslu dapat bekerja secara
efisien dan efektif, serta dapat menghadapi tantangan kompleks yang mungkin timbul
selama pemilu.

8. *Kerja Sama:*
- *Makna:* Bawaslu berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait,
seperti KPU, DKPP, dan pihak-pihak lainnya, guna mencapai tujuan bersama dalam
menyelenggarakan pemilu yang adil dan demokratis.
- *Pentingnya:* Kerja sama memungkinkan pertukaran informasi yang efektif,
koordinasi tindakan, dan pencapaian tujuan bersama dalam menjamin pelaksanaan
pemilu yang berkualitas.

D. Manajemen Risiko di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

Manajemen risiko di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah suatu proses yang
dirancang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko-risiko yang mungkin
terjadi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bawaslu. Berikut adalah penjelasan
mengenai manajemen risiko di badan pengawas pemilu:
1. Identifikasi risiko:
1) pelanggaran hukum:* potensi terjadinya pelanggaran hukum dalam proses
pemilu, seperti politik uang, pemalsuan dokumen, atau intimidasi terhadap
pemilih.
2) teknologi dan keamanan informasi:* risiko terkait dengan keamanan data
dan informasi dalam penggunaan teknologi untuk pemilu, termasuk potensi
serangan siber atau manipulasi data.
3) ketidaknetralan dan kepentingan politik:* risiko konflik kepentingan atau
ketidaknetralan dalam pengawasan pemilu karena afiliasi politik atau
tekanan eksternal.
2. Evaluasi risiko:
1) probabilitas dan dampak:* menilai seberapa mungkin suatu risiko terjadi
(probabilitas) dan seberapa besar dampaknya jika risiko tersebut terjadi.
2) prioritasi risiko:* mengidentifikasi risiko yang memiliki tingkat prioritas
tinggi untuk diatasi dengan cepat dan efektif.

3. Pengelolaan risiko:
1) Pengembangan kebijakan dan prosedur:* membuat kebijakan dan prosedur
yang jelas untuk mengurangi risiko, seperti pedoman penanganan pelanggaran
atau langkah-langkah keamanan data.
2) Penguatan sumber daya manusia:* pelatihan bagi personel bawaslu agar
mampu mengidentifikasi, melaporkan, dan menangani risiko dengan efektif.
3) Penggunaan teknologi secara aman:* memastikan sistem dan teknologi yang
digunakan aman dari ancaman siber, serta memiliki keandalan dalam
mendukung proses pemilu.
4) Kerjasama dengan pihak eksternal:* bekerjasama dengan lembaga-lembaga
terkait dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengurangi risiko konflik
kepentingan atau tekanan politik.

4. Monitoring dan evaluasi:


1) Pemantauan kontinu:* melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
2) Evaluasi periodik:* melakukan evaluasi secara periodik terhadap manajemen
risiko untuk menilai efektivitasnya dan menyesuaikan strategi manajemen
risiko jika diperlukan.
5. Komunikasi dan transparansi:
1) komunikasi efektif:* membangun komunikasi yang efektif dengan pemangku
kepentingan, termasuk pihak terkait dan masyarakat, untuk menjelaskan
tindakan yang diambil dalam mengelola risiko.
- transparansi:* menjaga tingkat transparansi dalam setiap langkah-langkah yang diambil
untuk mengatasi risiko.

Manajemen risiko yang baik di bawaslu akan membantu memastikan integritas, keamanan,
dan keadilan dalam pelaksanaan pemilu serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
proses demokratis.
[12.18, 3/1/2024] sherly widya sari: baik, mari kita jabarkan poin-poin tersebut lebih detail:

### 1. Identifikasii risiko:

- *pelanggaran hukum:*
- mencakup potensi pelanggaran hukum seperti politik uang, pemalsuan dokumen, atau
intimidasi terhadap pemilih.
- langkah-langkah identifikasi dapat melibatkan analisis historis pemilu sebelumnya,
laporan pengamat pemilu, dan pemantauan berkelanjutan terhadap potensi pelanggaran.

- *teknologi dan keamanan informasi:*


- menilai risiko terkait dengan keamanan data dan informasi, termasuk serangan siber atau
upaya manipulasi teknologi pemilu.
- perlu ada audit keamanan terhadap sistem teknologi yang digunakan dan pengembangan
kebijakan keamanan informasi.

- *ketidaknetralan dan kepentingan politik:*


- mengidentifikasi potensi konflik kepentingan atau tindakan yang tidak netral dalam
pengawasan pemilu.
- pemberian pelatihan etika dan netralitas kepada personel bawaslu serta pemantauan ketat
terhadap potensi pengaruh politik eksternal.

### 2. Evaluasi risiko:


- *probabilitas dan dampak:*
- menilai seberapa mungkin suatu risiko terjadi (probabilitas) dan seberapa besar
dampaknya jika risiko tersebut terjadi.
- penilaian risiko ini dapat menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk
menghasilkan pemahaman yang holistik.

- *prioritasi risiko:*
- memberikan prioritas kepada risiko yang memiliki dampak tinggi dan probabilitas tinggi.
- memastikan fokus utama pada mitigasi risiko yang paling signifikan untuk keberhasilan
pemilu yang adil dan transparan.

### 3. Pengelolaan risiko:

- *pengembangan kebijakan dan prosedur:*


- menetapkan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mengurangi risiko, seperti prosedur
penanganan pelanggaran dan kebijakan keamanan data.
- dokumen-dokumen ini harus dapat diakses dan dimengerti oleh semua personel bawaslu.

- *penguatan sumber daya manusia:*


- melibatkan pelatihan dan pendidikan bagi personel bawaslu dalam mengidentifikasi,
melaporkan, dan menangani risiko.
- mendorong etika kerja dan netralitas untuk menjaga integritas pemilu.

- *penggunaan teknologi secara aman:*


- memastikan keamanan sistem dan teknologi yang digunakan untuk pemilu, termasuk
penerapan tindakan keamanan siber.
- mengevaluasi dan menguji keandalan teknologi secara berkala.

- *kerjasama dengan pihak eksternal:*


- membangun kemitraan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, pihak
berwenang, dan pemangku kepentingan lainnya.
- mengurangi risiko konflik kepentingan dengan berkolaborasi secara terbuka.

### 4. Monitoring dan evaluasi:

- *pemantauan kontinu:*
- melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap implementasi kebijakan dan prosedur
yang telah ditetapkan.
- menyusun laporan kemajuan dan mengidentifikasi perubahan situasional yang dapat
mempengaruhi risiko.

- *evaluasi periodik:*
- melakukan evaluasi teratur terhadap program manajemen risiko untuk memastikan
relevansi dan efektivitasnya.
- menyesuaikan strategi manajemen risiko jika terjadi perubahan dalam lingkungan
operasional atau ancaman potensial.

### 5. Komunikasi dan transparansi:

- *komunikasi efektif:*
- membangun sistem komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan, termasuk
publik, untuk menjelaskan tindakan yang diambil dalam mengelola risiko.
- menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan responsif.

- *transparansi:*
- menjaga tingkat transparansi dalam setiap langkah-langkah yang diambil untuk
mengatasi risiko.
- memberikan informasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang diambil untuk
memastikan integritas pemilu.

Manajemen risiko yang efektif di badan pengawas pemilu menjadi kunci untuk mengamankan
proses pemilu dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap integritas demokrasi
BAB III
KEGIATAN MAGANG
A. Aktivitas Kegiatan Magang
Adapun Pelakanaan Kegiatan Praktik Kerja Yang dilakukan Selama di Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) yaitu :
No Hari, Tanggal Keterangan
.
1. Senin, 10 Juli Upacara dan penerimaan mahasiswa magang serta pembagian
2023 divisi
2. Kamis, 13 Juli Mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis “Aparatur Pengawas Pemilu
2023 Dalam Rangka Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024 Lingkup
Sekretariat Bawaslu Provinsi Dan Bawaslu Kabupaten/Kota” di
Hotel Claro Kendari sebagai penyelenggara.
3. Kamis, 13 Juli Sosialisasi Penyelesaian Sengketa “Identifikasi Potenai Sengketa
2023 Pada Pemilu Tahun 2023” di Swiss Bell Hotel Kendari sebagai
penyelenggara.
4. Jumat, 14 Juli Mengikuti kegiatan Sosialisasi “ Penyelesaian Sengketa Proses
2023 Pada Pemilu Tahun 2024” di Swiss Bell Hotel Kendari sebagai
penyelenggara
5. Jumat, 18-21 Mengikuti kegiatan Tes Wawancara “Calon Anggota Bawaslu
Juli 2023 Kabupaten/Kota Bombana, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah,
dan Buton Utara Periode 2023-2028”
6. Sabtu, 22 juli Mengikuti Kegiatan Outbound di Agraa Wisata, Pondidaha,
2023- minggu, Kabupaten Konawe
23 juli 2023
7. Senin, 14 Penarikan mahasiswa magang di kantor Bawaslu Prov Sulawesi
Agustus 2023 Tenggara dan Mengikuti Penutupan kegiatan magang dengan
makan bersama pegawai Bawaslu Prov. Sulawesi Tenggara
8. Selasa, 1 Mengantarkan Surat di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, di
Agustus 2023 Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo, dan di Rektorat
Universitas Halu Oleo
9. Rabu, 2 Ikut menyelenggarakan kegiatan Evaluasi Kerawanan Tahapan
Agustus 2023 Pemilu Tahun 2024 di SwissBell Hotel Kendari
8. Jumat, 4 Pemeriksaan Kebugaran dan Skrining PTM Oleh Dinas Kesehatan
Agustus 2023 Kota kendari
B. Pelaksanaan Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 30 (tiga puluh)
hari kerja, yaitu dimulai pada tanggal 10 Juli 2023 sampai dengan tanggal 10
Agustus 2023 (tanggal dimulainya pekerjaan pertama sampai selesai), saya
diarahkan mengenai tugas yang akan dikerjakan selama melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
1. Menginput Surat Masuk di EXCEL
Tugas yang pertama adalah menginput setiap surat-surat masuk baik surat internal
maupun eksternal. Setelah itu surat yang masuk tersebut saya disposisi untuk ditinjau
oleh penerima yang dituju seperti Ketua Bawaslu, Kepala Sekretariat, serta para
Kepala Sub Bagian. Lembar diposisi tersebut diserahkan kepaada setiap penerima
yang dituju dalam surat dan ditanda tangani. Tugas selanjutnya adalah memprin out
kertas disposisi dan mengguntingnya jika kertas tersebut telah habis
2. Mengarsip Surat Masuk dan Surat Keluar
Setiap surat masuk yang sudah diinput di dalam excel dan telah didisposisi maka
setiap surat tersebut di arsipkan. Cara mengarsipkan surat tersebut yaitu di bagi
menjadi 3 bagian. Bagian pertama surat masuk Internal berarti surat tersebut berasal
dari Bawaslu Kaabupateen/Kota di sulawesi Tenggara maupun suraat individu dari
pegawai Bawaslu Kabupaaten/Kota. Kedua yaitu surat masuk internal yaang berasal
daari pusat seperti surat masuk dari Bawaslu Republik Indonesiaa dan Lingkup
Kementrian. Ketiga yaitu surat eksternal yang pengirimnya bukan dari pihak Badab
Pengawas Pemilu atau Lingkup Kementrian tetapi dari luar seperti KPU, Puskesmas,
Polda, Universitas, dan lain sebagainya.
Sedangkan surat keluar di arsipkan berdasarkan jenis suratnya seperi KP. Selain itu
memeriksa kembali masing-masing surat masuk dan keluar di masing-masing tempat
arsip agar sesuai dengan formatnya.
3. Membuat Surat perjalanan dinas
Setiap pegawai Badan Pengawas Peemilu setelah melakukan perjalanan dinas akaan
dibuatkan SPPD yaitu biaya transportasi dari asal sampai tempat tujuan maupun dari
tempat tujuan untuk kembali lagi ke tempat asal. Selain itu memprint-out tiap-tiap
SPPD yang telah dibuat masing-masing pegawai.
4. Mengikuti Setiap kegiatan yang dilakukan intansi di luar kantor
Setiap kegiatan di luar kantor kami slalu turut dilibatkan menjadi Notulen, Absensi,
dokumentasi, dan Operator.
5. Mengantar Surat
Setiap ada surat keluar dari intansi berupa surat fisik maka kami akan antarkan ke
tempat yang dituju dan meminta kertas tanda terima terima surat yang sudah
ditandatangi penerima surat dan yang membawakan surat

C. Kendala yang Dihadapi


Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya berusaha agar pekerjaan yang dilakukan dapat
selesai tepat pada waktunya dan selesai dengan hasil yang memuaskan, akan tetapi
dalam melakukan pekerjaan tidak selalu mengahasilkan pekerjaan yang sempurna,
pasti ada yang kurang atau salah. Adapun kendala yang dihadapi adalah jenis surat
yang diarsipkan sebelumnya tidak sesuai dengan format map arsip dan tanggal surat
diarsip tidak teratur sehingga membuat kebingungan dalam pemeriksaan kembali.

D. Cara Menghadapi Kendala


Untuk mengatasi kendala selama melakukan pekerjaan adalah dengan cara
bertanya kembali kepada pegawai yang memberikan tugas tersebut, sehingga ada
penjelasan yang diberikan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah saya melakukan magang, ada beberapa saran yang akan disampaikan
yang berhubungan dengan magang yang telah saya jalani sebagai berikut:
1. Saran Untuk Dunia Pendidikan
2. Saran Untuk Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
1) Sangat diharapkan agar instansi dalam hal ini Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mahasiswa
jurusan akuntansi untuk mengikuti magang di instansi ini.
2) Diharapkan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan kesempatan yang
sebesar-besarnya terhadap mahasiswa dengan membimbing mahasiswa dalam
pekerjaan-pekerjaan di lapangan yang tidak diketahui oleh mahasiswa, sehingga
praktikan dapat memiliki pengetahuan yang sebelumnya tidak didapatkan di
bangku kuliah bisa didapatkan di instansi ini.
L
A
M
P
I
R
A
N
Kegiatan Rutinitas (sehari-hari)

Bimbingan teknis

Sosialisasi
Penarikan Magang

Anda mungkin juga menyukai