Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dewa Boby Putra Atmika

NIM : 17106022
Prodi/Kelas : MAH/A

TUGAS MANAJEMEN RISIKO


1.
Pengendalian Risiko

A. Tujuan Pengendalian Risiko

Pengendalian resiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam


keseluruhan manajemen resiko. Jika pada tahapan sebelumnya lebih banyak bersifat
konsep dan perencanaan, maka pada tahap ini sudah merupakan realisasi dari upaya
pengelolaan resiko dalam perusahaan.

Resiko yang telah diketahui besar dan potensi akibatnya harus dikelola dengan
tepat, efektif dan sesuai dengan kemampuan dan kondisi perusahaan. Pengendalian resiko
dapat dilakukan dengan berbagai pilihan, misalnya dengan dihindarkan, dialihkan kepada
pihak lain, atau dikelola dengan baik. OHSAS 18001 memberikan pedoman pengendalian
resiko yang lebih spesifik untuk bahaya K3 dengan pendekatan eliminasi, substitusi,
pengendalian teknis (engineering control), pengendalian administrative, penggunaan alat
pelindung diri (APD).

Menurut standar AS/NZS 4360, pengendalian resiko secara generik dilakukan


dengan pendekatan sebagai berikut:

 Hindarkan resiko dengan mengambil keputusan untuk menghentikan


kegiatan atau penggunaan proses, bahan, alat yang berbahaya.

 Mengurangi kemungkinan terjadi (reduce likelihood).

 Mengurangi konsekuensi kejadian (reduce concequences).

 Pengalihan resiko ke pihak lain (risk transfer).


 Menanggung resiko yang tersisa. Penanganan resiko tidak mungkin
menjamin resiko atau bahaya hilang seratus persen, sehingga masih ada
sisa resiko (residual risk) yang harus ditanggung perusahaan.

B. Strategi Pengendalian Risiko

1. Menekan Likelihood

Strategi pertama dalam pengendalian risiko adalah dengan menekan


kemungkinan terjadinya (likelihood). Pengurangan kemungkinan ini dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan sebagai berikut:

a. Pendekatan teknis

 Eliminasi

Resiko dapat dihindarkan dengan menghilangkan


sumbernya. Jika sumber bahaya dihikangkan maka resiko yang
akan timbul dapat dihindarkan. Contohnya mesin yang bising
dimatikan atau dihentikan sehingga tempat kerja bebas dari
kebisingan.

 Subtitusi

Teknik substitusi adalah mengganti bahan, alat atau cara


kerja dengan yang lain sehingga kemungkinan kecelakaan dapat
ditekan. Sebagai contoh penggunaan bahan pelarut yang bersifat
racun diganti dengan bahan lain yang lebih aman dan tidak
berbahaya.

 Isolasi

Kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kejadian dapat


dikurangi atau dihilangkan menggunakan teknik isolasi artinya
sumber bahaya dengan penerima diisolir dengan penghalang atau
dengan dengan pelindung diri.

 Pengendalian jarak

Kemungkinan kecelakaan atau resiko dapat dikurangi


dengan melakukan pengendalian jarak antar sumber bahaya
dengan penerima.

b. Pendekatan administratif

Pendekatan ini dilakukan untuk mengurangi kontak antara


penerima dengan sumber bahaya. Sebagai contoh untuk mengendalikan
proses yang berbahaya di dalam pabrik, dapat dilakukan dengan
memasang pembatas operator memasuki area berbahaya hanya sewaktu-
waktu untuk memeriksa dan melakukan pemantauan secara berkala.

c. Pendekatan manusia (human control)

Memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai cara kerja yang


aman, budaya keselamatan dan prosedur keselamatan.

2. Menekan konsekuensi

Pendekatan berikut untuk mengendalikan resiko adalah dengan menekan


keparahan atau konsekuensi yang ditimbulkan. Berbagai pendekatan yang dapat
dilakukan untuk mengurangi konsekuensi antara lain:

a. Tanggapan darurat (contigency plan)

Keparahan suatu kejadian dapat ditekan jika perusahaan memiliki


sistem tanggap darurat yang baik dan terencana. Sebagai contoh, tanggap
darurat untuk kebakaran.

b. Penyedia alat pelindung diri (APD)

Penggunaan APD bukan untuk mencegah kecelakaan tetapi untuk


mengurangi dampak atau konsekuensi dari suatu kejadian.
c. Sistem pelindung

Dengan memasang sistem pelindung, dampak kejadian akan


ditekan. Misalnya dengan memasang tanggul sekeliling tangki, jika ada
kebocoran atau tumpahan, maka cairan tidak akan menyebar ke daerah
sekitarnya sehingga dampak kejadian dapat dikurangi.

3. Pengalihan resiko (risk transfer)

Opsi ketiga adalah pengalihan resiko ke pihak lain, sehingga beban resiko
yang ditanggung perusahaan menurun. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara misalnya:

a. Kontraktual, yang mengalihkan tanggungjawab K3 kepada pihak lain,


misalnya pemasok atau pihak ketiga.

b. Asuransi, dengan menutup asuransi untuk melindungi potensi resiko yang


ada dalam perusahaan.

C. Pemilihan Teknik Pengendalian Risiko

Pemilihan teknik pengendalian resiko yang paling tepat sangat penting untuk
memperoleh hasil yang paling baik. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam
menentukan teknik pengendalian, antara lain dengan teknik hirarki pengendalian.

Metode lain dikembangkan oleh NASA dengan menggunakan metoda peringkat


pengendalian (control ranting code). Menurut sistem ini, efektivitas pengendalian resiko
ditentukan oleh dua faktor yaitu jenis dan strategi pengendalian yang dilakukan yang
dapat dilihat dalam persamaan berikut.

Efektivitas Pengendalian = Jenis Pengendalian X Strategi Pengendalian

D. Penerapan Pengendalian Resiko


Dalam menentukan jenis atau strategi pengendalian juga perlu
mempertimbangkan masalah waktu. Ada langkah pengendalian yang dapat segera
dilaksanakan, dan ada yang menerlukan waktu dan usaha yang lama.

Sebagai contoh, penyedia APD dapat dengan segera dilaksanakan. Akan tetapi
untuk melakukan langkah eliminasi atau perbaikan rancangan akan memerlukan waktu
yang lama untuk dapat dilaksanakan. Namun dampak atau sasaran pengendaliannya akan
berbeda.

Penggunaan APD lebih difokuskan untuk keselamatan manusia secara individu,


sedangkan perbaikan rancangan seperti eliminasi dan substitusi akan menyangkut
keselamatan dan kenyamanan tempat kerja secara menyeluruh.

KOMUNIKASI DAN KONSULTASI

Manajemen harus memperoleh informasi yang jelas mengenai semua risiko yang ada di
bawah kendalinya. Dengan mengetahui dan memahami semua risiko yang ada di lingkungannya,
maka semua pihak akan dapat bertindak hati-hati.

Komunikasi yang digunakan apat berupa edaran, petunjuk praktis, forum komunikasi,
buku panduan atau pedoman kerja. Untuk pekerja tingkat bawah, aspek manajemen risiko harus
di komunikasikan dengan Bahasa yang praktis dan sederhana agar mudah dipahami. Sedangkan
untuk pekerja tingkat yang lebih tinggi, komunikasi dapat dilakukan dalam bahasa dan lingkup
yang lebih rinci dan teknis.

Manajemen risiko perlu partisipasi semua pihak dalam pengembangan dan penerapannya
sesuai dengan porsinya masing-masing. Bentuk konsultasi atau partisipasi dalam manajemen
risiko dapat dilakukan dengan:

a. Membentuk tim manajemen risiko


Penerapan manajemen risiko harus dilakukan secara terencana dan terpadu dengan
melibatkan banyak pihak. Karena itu, manajemen perlu membentuk tim yang akan diberi
tugas untuk mengembangkan dan menerapkan manajemen risiko.
b. Tim identifikasi bahaya
Perusahaan juga membentuk tim khusus ini untuk melakukan identifikasi bahaya di
seluruh area kegiatan.

2. Implementasi Di Industri Hospitsliti


Pengendalian risiko Piutang tak tertagih di hotel
Piutang merupakan asset dari suatu perusahaan atas pendapatan jasa atau produk yang di
jual secara kredit. Apabila dalam suatu perusahaan terdapat piutang yang tak tertagih maka
hal tersebut dapat menghambat kegiatan operasional karena perputaran arus kasnya tidak
berjalan dengan baik dengan kata lain perusahaan mengalami kekurangan modal kerja.
Adapun cara meminimalisir Piutang tak tertagih :
a) Selektif memilih pelanggan/agent dengan melakukan survey atau
melakukan banding ke perusahaan lain.
b) Membuat kebijakan kredit yang ketat, mulai dari penetapan waktu jatuh
tempo dan menetapkan limit kredit hal ini didasari atas track record agent
yang diajak bekerja sama.
c) Memberikan Sanksi apabila ada keterlambatan pembayaran seperti denda
atau pemutusan hubungan kerjasama.
d) Mengirimkan invoice secara berkala
e) Melakukan follow up terhadap piutang yang tersedat untuk
memaksimalkan potensi piutang tersebut dibayar.
f) Apabila sudah melakukan follow up secara baik-baik namun tidak
membuahkan hasil, maka diperlukan tindakan yang lebih agresif bisa
dengan melayangkan surat teguran.
g) Memberlakukan pencadangan piutang ragu-ragu untuk meminimalisir
kerugian diperiode mendatang.

Anda mungkin juga menyukai