Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DENGAN MENGGUNAKAN JOB HAZARD ANALYSIS


(STUDI KASUS PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU)
Hangestya Luri1, Dyah Ika Rinawati2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, 50275
Telp. (024) 7460052
E-mail: hangestyaluri@gmail.com

ABSTRAK
Seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja, mendorong
banyak perusahaan untuk meningkatkan upaya penerapan dan perbaikan program K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja). Proses produksi di PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu ini sendiri memiliki
rangkaian kerja yang tidak terlalu kompleks, namun potensi risiko yang ditimbulkan cukup tinggi, seperti
terpapar bahan kimia berbahaya, berkerja di ketinggian, dan lain sebagainya. Selain itu, dalam rentan
tahun 2014-2015 terjadi kecelakaan kerja dengan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Hal ini
mendasari penulis untuk melakukan penelitian potensi risiko yang berkaitan dengan permasalahan K3 di
Main Gathering Station PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, kemudian menganalisanya untuk
mendapatkan peringkat risiko, dan memberikan rekomendasi yang dapat mungkin dilakukan oleh
perusahaan. Analisis risiko yang dilakukan menggunakan Job Hazard Analysis dengan mengacu pada
Manajaemen Risiko AS/NZ 4360:2004. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa beberapa langkah
kerja masih memiliki nilai risiko yang tinggi dan masuk kategori ekstrem, yaitu pekerja menghirup
benzene yang berbahaya, terpapar gas H2S, menghirup bensin saat uji laboraturium, serta pekerja
terpeleset dan terjatuh dari ketinggian. Perusahaan direkomendasikan untuk mengawasi pemakaian alat
pelindung diri secara ketat, memasang handrail saat melakukan pekerjaan di tempat tinggi, menerapkan
prosedur kerja dan prosedur alat, mengurangi posisi tubuh yang tidak ideal, seperti membungkuk dan
jongkok yang terlalu lama, serta melakukan pembersihan rutin pada area loading dan unloading.

Kata kunci : K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), Risiko, AS/NZ 4360:2004 Risk Management, Job
Hazard Analysis

ABSTRACT
Following the increasing awareness of workers' safety and health had induced corporations to
amplify the applications and the improvement of Safety, Health and Environment's (SHE) program.
Production process in PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu has relatively simple series of works,
nevertheless imposing high potential risks and hazards; similarly a constant exposure to dangerous
chemicals, working on a height, etc. Furthermore, according to the data provided, within 2014 until 2015
workers' accidents had caused a considerably huge amount of loss to the company. These issues insinuate
a further research concerning potential risks affiliated with SHE's predicament specifically within Main
Gathering Station PT Pertamina Asset 4 Field Cepu to be able to analyse and arrange a risk rating, in
addition to suggest a possible recommendation to the respective company. Job Hazard Analysis is first
applied, refer to the Risk Management AS/NZ 4360:2004. The result indicates that some of the working
procedures have a high risk rating and concluded to be within the extreme range of level, for instance;
the possibility of inhaling benzene, continual exposure to H2S gas, insufflating gasoline in the process of
laboratorium check, and the occurence of slipping and falling. The advanced analysis advices company
to tightly supervise the usage of protective equipment, installing handrails in height working area,
applying working procedure and tool procedure, decreasing uncomfortable body-posture in working
process, e.g. bending down and squating down for lengthy-time, and finally a regular cleaning-up routine
in the loading and unloading area.

Keywords : SHE (Safety, Health, and Environment), Risk, AS/NZ 4360:2004 Risk Management, Job
Hazard Analysis

PENDAHULUAN
PT Pertamina EP adalah salah satu dengan SKK Migas yang bergerak dalam usaha
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas (migas) dalam mengelola
wilayah kerja yang meliputi kegiatan eksplorasi,
eksploitasi dan produksi. Wilayah kerja PT Asset 4. PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
Pertamina EP hampir mencakup seluruh mengelola 3 lapangan produksi, yaitu Tiung Biru
wilayah di Indonesia, yang saat ini terdiri atas (TBR), Tapen dan Main Gathering Station
lima wilayah kerja yang disebut dengan Asset. Menggung.
PT Pertamina EP Field Cepu ini masuk dalam Proses produksi di PT Pertamina EP Asset
4 Field Cepu memiliki rangkaian kerja yang atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
tidak terlalu kompleks, namun risiko yang akibat kerja yang pada akhirnya dapat
ditimbulkan cukup tinggi. Hal ini karena meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
pekerjaan yang dilakukan setiap harinya dinilai Suma’mur (1992) menyatakan bahwa tujuan
cukup berisiko, mulai dari bekerja di ketinggian, dari keselamatan dan kesehatan kerja sendiri,
pengangkutan bahan kimia yang ekplosif, yaitu melindungi tenaga kerja atas hak dan
menghirup bahan kimia berbahaya, dan lain keselamatannya dalam melakukan
sebagainya. Pada tahun 2014 hingga 2015 pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan
sendiri, tercatat bahwa terjadi 4 kecelakaan di meningkatkan kinerja, menjamin keselamatan
PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, yaitu orang lain yang berada di tempat kerja, serta
terpantul kawat saat memotong rumput, terjatuh sumber produksi dipelihara dan dipergunakan
saat pekerjaan pelepasan deck scaffolding, jari secara aman dan efisien.
telunjuk robek, kebakaran akibat short circuit b. Risiko
kabel power ke breaker terbakar, dan kebakaran Menurut Gratt dalam Merna dan Al-Thani
akibat terbakarnya kabel power pompa. Oleh (2008), risiko merupakan hasil dari probabilitas
karena itu perlu dilakukan analisis penilaian terjadinya suatu kejadian dalam jangka waktu
risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada tertentu dan konsekuensi yang dapat
kegiatan proses produksi di PT Pertamina EP ditimbulkan akibat kejadian tersebut.
Asset 4 Field Cepu untuk mengetahui tingkat Konsekuensi atau dampak hanya akan terjadi
risiko yang ada serta rekomendasi pengendalian jika ada bahaya dan kontak atau exposure antara
yang dapat dilakukan guna mencegah dan manusia dengan peralatan ataupun material
meminimalisir terjadinya kecelakaan. yang terlibat dalam suatu interaksi. Formula
Analisis risiko pada penelitian ini mengacu yang digunakan dalam melakukan perhitungan
pada standar AS/NZ 4360:2004 dengan metode risiko adalah sebagai berikut :
kualitatif. Tahap pertama dalam penelitian ini Risk = Probability x Consequence……(1)
yaitu dengan mengidentifikasi bahaya dan risiko c. Manajemen Risiko
K3 dengan menggunakan formula Job Hazard Manajemen risiko menurut AS/NZS
Analysis (JHA). Kemudian, untuk menentukan 4360:2004 merupakan aplikasi sistematik
tingkat risikonya, yaitu dengan menentukan kebijakan manajemen, prosedur, dan praktik
nilai konsekuensi dan kemungkinan dari setiap terhadap komunikasi tugas, penetapan konteks,
risikonya. Kedua nilai tersebut akan dihitung, identifikasi, analisis, pengendalian, monitoring,
lalu hasilnya dibandingkan dengan standar level dan peninjauan ulang risiko. Manajemen risiko
risiko untuk mendapatkan tingkatan risiko yang merupakan metode yang sistematis yang terdiri
ada pada setiap langkah kerja dalam proses dari menetapkan konteks, mengidentifikasi,
produksi. meneliti, mengevaluasi, perlakuan, monitoring,
dan mengkomunikasikan risiko yang
TINJAUAN PUSTAKA berhubungan dengan aktivitas apapun, proses,
a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau fungsi sehingga dapat memeperkecil
Menurut ILO/WHO (1998) Keselamatan kerugian perusahaan. Pelaksanaan manajemen
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu risiko haruslah menjadi bagian integral dari
promosi, perlindungan dan peningkatan derajat suatu bentuk manjemen yang baik. Proses
kesehatan yang setinggi-tingginya mencakup manajemen ini merupakan salah satu langkah
aspek fisik, mental, dan sosial untuk yang dapat dilakukan untuk terciptanya
kesejahteraan seluruh pekerja di semua tempat perbaikan yang berkelanjutan (continuous
kerja. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu improvement). Langkah-langkah dalam
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja melakukan manajemen risiko menurut AS/NZS
yang aman, sehat, bebas dari pencemaran 4360:2004 adalah sebagai berikut :
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan 1. Identifikasi Bahaya dan Risiko
Identifikasi merupakan suatu metode yang
digunakan untuk mengenal dan mengevaluasi
berbagai bahaya yang terdapat di tempat kerja,
sehingga kemungkinan kecelakaan dapat
ditekan. Salah satu metode yang dapat
digunakan yaitu Job Hazard Analysis (JHA).
Menurut OSHA 3071, Job Hazard Analysis
merupakan teknik yang berfokus pada tahapan
pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi
bahaya sebelum kejadian yang tidak diinginkan
terjadi. Teknik ini lebih berfokus terhadap mengidentifikasi bahaya dan untuk memperkirakan
interaksi antara pekerja, tugas pekerjaan, suatu risiko terhadap individu, populasi, bangunan,
peralatan, dan lingkungan kerja. atau lingkungan (Kolluru, 1996). Metode analisis
2. Analisis Risiko risiko yang digunakan dapat bersifat kualitatif,
Analisis risiko merupakan sistematika semi-kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi
penggunaan dari informasi yang tersedia untuk
dari ketiganya tergantung dari situasi dan hasil analisis risiko dapat ditentukan risiko
kondisi. mana saja yang akan dikendalikan dan prioritas
a. Metode Kualitatif pengendalian risiko. Kegiatan evaluasi risiko
Analisis kualitatif digunakan untuk juga termasuk membandingkan level risiko
melihat seberapa besar potensi yang telah ditemukan selama proses analisis
konsekuensi yang dapat timbul dan dengan kriteria risiko yang telah ditentukan
peluang konsekuensi tersebut dapat terjadi. (ISO 3100:2009).
Metode kualitatif ini bersifat kasar dan
belum jelas perbedaan antara tingkat risiko Tabel 1 Ukuran Kualitatif untuk Consequence
rendah, medium, atau tinggi. Untuk ukuran Level Deskriptor Keterangan
potensi konsekuensi suatu risiko Tidak terjadi cedera,
ditunjukkan oleh tabel 1, sedangkan 1 Insignificant kerugian finansial kecil
ukuran kualitatif peluang konsekuensi Membutuhkan
ditunjukkan oleh tabel 2. Setelah tindakan pertolongan
mengetahui seberapa besar potensi 2 Minor
pertama, kerugian
konsekuensi dan peluang konsekuensi finansial sedang
maka dilakukan pengkategorian risiko Membutuhkan
dengan menggunakan matriks risiko. perawatan medis,
Kategori risiko tersebut terdiri atas low, penanganan di tempat
medium, high, dan extreme seperti 3 Moderate
dengan bantuan pihak
ditunjukkan oleh tabel 3. luar, kerugian finansial
b. Metode Semi-kuantitatif besar
Dalam analisis semi kuantitatif, skala Cedera berat, kerugian
kualitatif yang telah disebutkan tersebut produksi, penanganan
kemudian diberi nilai. Setiap nilai yang 4 Major luar area tanpa efek
diberikan haruslah menggambarkan derajat negative, kerugian
konsekuensi maupun probabilitas dari finansial besar
risiko yang ada. Fatal, toxic release
c. Metode Kuantitatif dengan dampak luas,
Analisis kuantitatif menggunakan nilai 5 Catastrophic
kerugian finansial yang
numerik baik untuk konsekuensi maupun sangat besar
keseringan dengan menggunakan data dari Sumber : Cross, 2004
berbagai sumber.
3. Evaluasi Risiko Tabel 2 Ukuran Kualitatif untuk Probability
Tujuan dari evaluasi risiko ini adalah Level Deskriptor Keterangan
untuk membantu pengambilan keputusan. Dari 5 Almost Terjadi hampir di semua
hasil analisis risiko dapat ditentukan risiko certain keadaan
mana saja yang akan dikendalikan dan prioritas 4 Likely Sangat mungkin terjadi
pengendalian risiko. Kegiatan evaluasi risiko hampir di semua keadaan
juga termasuk membandingkan level risiko 3 Possible Dapat terjadi sewaktu-
yang telah ditemukan selama proses analisis waktu
dengan kriteria risiko yang telah ditentukan 2 Unlikely Kemungkinan terjadi
(ISO 3100:2009). jarang
4. Evaluasi Risiko 1 Rare Hanya dapat terjadi pada
Tujuan dari evaluasi risiko ini adalah keadaan tertentu
untuk membantu pengambilan keputusan. Dari Sumber : Cross, 2004

5. Pengendalian Risiko
Metode pengendalian risiko dapat
diurutkan menjadi sebuah hierarki yang disebut
hierarki pengendalian risiko. Tindakan
pengendalian biasanya merupakan kombinasi
beberapa tindakan tergantung dari jenis bahaya
yang ada di tempat kerja. Hierarki pengendalian
bahaya ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 3 Matriks Analisis Risiko Kualitatif (level risiko)
Consequences
Probability Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 2 3 4 5
5 (almost certain) H H E E E
4 (likely) M H H E E
3 (moderate) L M H E E
2 (unlikely) L L M H E
1 (rare) L L M H H

Tabel 4 Hierarki Pengendalian Risiko


Merancang dan memasang peralatan untuk menghindari
Engineering Controls kontak dengan bahaya. Pengendalian engineering dapat
merubah jalur transmisis bahaya atau mengisolasi dari bahaya.
Mengatur pekerjaan untuk mengurangi waktu kerja orang-
orang yang berada di sekitar sumber bahaya. Contoh
Administrative pengendalian administrative yaitu:
Controls  Rotasi dan penempatan pekerja
 Perawatan secara berkala
 Monitoring
Personal Protective Menggunakan alat pelindung diri ketika berada di dekat
Equipment sumber bahaya.
Sumber : Cross, 2004

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini berisi diagram alir Mulai
penelitian mengenai analisis risiko keselamatan
dan kesehatan kerja dengan menggunakan Job Studi Pendahuluan
Hazard Analysis di PT. PERTAMINA EP PT
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Diagram alir
penelitian disajikan pada gambar 1. Penelitian Identifikasi & Perumusan Masalah
ini dimulai dengan melakukan studi
pendahuluan, yaitu studi literatur berupa
Penentuan Tujuan Penelitian
mempelajari dasar-dasar teori yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini Pengumpulan Data
yaitu adanya risiko bahaya yang ditimbulkan di Data kecelakaan kerja
tempat kerja berkaitan dengan minyak dan gas Observasi langsung dan wawancara
pada PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu,
sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan
analisis risiko. Pengolahan Data
Berdasarkan hal tersebut maka, tujuan Identifikasi risiko dengan JHA
penelitian ini adalah (1) mengetahui potensi Estimasi nilai risiko (consequence, exposure, probability)
bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan Mengevaluasi risiko
kerja yang terdapat pada proses produksi, (2) Pengendalian risiko
mengetahui besarnya nilai consequence dan
probability dari bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja yang terdapat pada area
produksi, (3) mengetahui tingkat risiko Analisis
keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat
pada area produksi, (4) memberikan
rekomendasi pengendalian yang masih mungkin Kesimpulan dan Saran
dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan observasi secara lagsung dan juga
wawancara. Kemudian, data diolah dan akan
didapatkan hasil nilai risiko yang kemudian Selesai
akan dievaluasi, sehingga akan didaptkan Gambar 1 Flowchart Metodologi Penelitian
pengendalian risiko yang mungkin dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menggunakan Job Hazard Analysis yang
Pada langkah pertama, yaitu mengacu pada AS/NZ 4360:2004 Risk
mengidentifikasi semua potensi risiko Management didapatkan hasil bahwa terdapat 18
kecelakaan dan gangguan kesehatan untuk risiko yang terdiri atas risiko kecelakaan dan
semua langkah kerja di Main Gathering Station gangguan kesehatan. Risiko-risiko tersebut
PT PERTAMINA EP Asset 4 Field Cepu termasuk kebakaran, kecelakaan lalu lintas,
kelelahan, tergores benda tajam, jari tangan dengan bahan kimia kolor kut, terpeleset karena
terjepit dan putus, terjatuh dari ketinggian, ceceran crude oil, tersandung hose loading,
terpeleset, gangguan pendengaran, gangguan terjepit saat memasang hose loading, terkilir
penglihatan dan syaraf, kanker, serta saat membuka kerangan, berkontak langsung
musculoskeletal disorder. Setelah itu, setiap dengan bensin saat uji laboraturium, mengalami
risiko dinilai probabilitas terjadinya gangguan pendengaran akibat kebisingan,
(probability) dan tingkat konsekuensi jika risiko gangguan mata dan saraf akibat getaran, terjepit
tersebut menjelma menjadi sebuah mesin yang berputar, serta posisi kerja tidak
kecelakaan/gangguan kesehatan (consequence) ideal saat melakukan pengukuran level kadar air
dengan melihat pada tabel 1 dan tabel 2 yang dalam minyak dan saat mengambil sampel.
menunjukkan ukuran kualitatif dari probability Untuk kategori medium yang berarti risiko
dan consequence, sehingga nantinya akan sedang yaitu termasuk risiko kecelakaan lalu
didapatkan skor risiko. Misalnya untuk risiko lintas dan kebakaran. Sedangkan kategori
kecelakaan lalu lintas, kemungkinan terjadinya extreme yang berarti sangat berisiko, yaitu
diberi nilai 1 hal ini dikarenakan perusahaan pekerja menghirup benzene yang berbahaya,
telah melakukan pengendalian risiko, seperti terpapar gas H2S, menghirup bensin saat uji
inspeksi rutin kendaraan, defensive driving laboraturium, serta pekerja terpeleset dan
training, pembatasan kecepatan kendaraan terjatuh dari ketinggian membutuhkan tindakan
(stiker di kendaraan), dan alat pelindung diri secepatnya.
yang terdiri dari coverall, helm, dan safety Apabila risiko telah dikategorikan, maka
shoes sehingga dapat menurunkan nilai langkah yang terakhir, yaitu menentukan
kemungkinan terjadinya risiko. Sedangkan rekomendasi pengendalian risiko. Untuk
untuk nilai konsekuensi dari risiko tersebut pengendalian risiko bahan kimia, seperti gas
diberi nilai 3, hal ini dikarenakan bahan kimia H2S dan benzene dapat dilakukan dengan
flammable yang dibawa melalui roadtank pengawasan yang lebih ketat pada pekerja
apabila terjadi kecelakaan maka dapat dalam penggunaan APD, seperti kacamata
menimbulkan penanganan di tempat dengan pelindung dan masker. Pengendalian yang telah
bantuan pihak luar dan perawatan medis dilakukan perusahaan mengaharuskan pekerja
sehingga menimbulkan kerugian finansial yang untuk memakai kacamata pelindung dan
besar. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, masker, namun pekerja di Main Gathering
masih terdapat beberapa risiko dengan nilai Station Menggung pada kenyataannya tidak
yang besar seperti yang ditunjukkan oleh tabel memakainya. Hal ini juga perlu ditinjau kembali
5, di antaranya pekerja menghirup benzene yang mengenai ketersediaan kedua APD tersebut.
berbahaya, terpapar gas H2S, menghirup bensin Sedangkan risiko berkontak lansung dan
saat uji laboraturium dengan nilai risiko masing- menghirup bensin dapat dilakukan dengan
masing 12, serta pekerja terpeleset dan terjatuh menyediakan eye wash dan body wash, prosedur
dari ketinggian dengan nilai risiko 9. mencuci tangan dengan benar, pengawasan
Kemudian, nilai-nilai risiko tersebut yang lebih ketat pada pekerja dalam
dievaluasi dengan memetakannya ke matriks penggunaan APD kacamata pelindung dan
risiko seperti tabel 3, sehingga akan terlihat masker, serta penerapan prosedur penanganan
risiko-risiko mana saja yang termasuk dalam bahan kimia. Di sini juga perlu adanya
kategori low, medium, high, dan extreme. pengadaan sarung tangan lateks yang berfungsi
Kategori low berarti risiko rendah, seperti supir untuk melindungi tangan pada saat uji
menabrak pekerja dan fasilitas saat laboraturium seperti yang seharusnya
memposisikan roadtank, pekerja tergores ujung direkomendasikan perusahaan, namun pada
besi pengukur, tertelan dan berkontak mata nyatanya tidak ada. Kemudian, untuk risiko
terjatuh dan terpeleset dari ketinggian
pengendalian yang direkomendasikan yaitu
pembersihan ceceran crude oil secara rutin pada
tangga dan tangki baik sebelum maupun
sesudah bekerja mengingat banyaknya ceceran
crude oil akibat kegiatan laoding maupun
unloading serta pengawasan yang lebih ketat
pada pekerja dalam pemasangan handrail.
Dalam prosedur kerja yang ada, handrail
tersebut wajib dipasang saat melakukan
kegiatan baik unloading maupun loading karena
pekerjaan tersebut dikerjakan di atas roadtank
yang apabila jatuh dapat menyebabkan injury dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan prosedur
mengingat jarak antara tanah dan roadtank yang penggunaan peralatan yang benar dan postur kerja
cukup jauh. yang baik. Pekerja dianjurkan untuk melakukan
Untuk risiko posisi kerja tidak ideal stretching secara berkala karena bekerja pada
melakukan pengukuran, pengendalian yang waktu yang panjang dalam keadaan statis dapat
menyebabkan kelelahan dan ketidkanyamanan menundukkan kepala dan membungkukkan
pada tubuh. Stretching dapat mengurangi punggung lebih dari 300 dapat mengakibatkan
kelelahan, meningkatkan keseimbangan otot rasa sakit pada leher dan tulang belakang,
dan postur tubuh dan meningkatkan koordinasi jongkok terlalu lama dan lebih dari 2 jam, dapat
otot. Hal ini juga bermanfaat agar darah dapat membangun tekanan balik tempurung lutut, dan
mengalir dan mengembalikan energi. dapat menyebabkan kerusakan pada lutut. Posisi
Kemudian, posisi saat pengukuran, seperti ergonomi jongkok, yaitu bekerja dengan posisi
menundukkan kepala, membungkukkan punggung tegak dari bahu, pinggul dan lutut
punggung, dan jongkok tidak boleh lebih dari 2 sampai paha sejajar dengan lantai, pertahankan
jam. Hal ini dikarenakan dengan posisi punggung tetap datar, tumit di
lantai, dan lutut sejajar di atas kaki, perlu dasar
tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan
dalam tubuh dan memudahkan pergerakan, serta
jongkok adalah alternatif yang baik untuk
membungkuk di pinggang, tapi hanya untuk
jangka waktu yang singkat. Untuk rekomendasi
tiap-tiap risiko untuk lebih detailnya dapat
dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Analisis Risiko


Risk
Matrix Nilai Pengendalian yang Pengendalian yang
No Risiko Kategori
Risiko sudah ada direkomendasikan
C P
 Inspeksi rutin,  Pemanasan
defensive sebelum driving
driving training,  Pelatihan baik
pembatasan terhadap lintas
kecepatan sektoral program
kendaraan dan lintas sektor
(stiker di maupun terhadap
kendaraan), masyarakat
Kecelakaan lalu APD  Uji kelayakan dan
1 3 1 3 Medium
lintas keamanan
kendaraan dengan
cara melakukan
pemeriksaan
kelengkapan
fasilitas
keselamatan dan
kelayakan secara
berkala
 Inspeksi rutin,  Pelatihan untuk
defensive pekerja mengenai
driving training, aspek keselamatan
pembatasan dari kebakaran
2 Kebakaran 3 1 3 Medium kecepatan
kendaraan
(stiker di
kendaraan),
APAR, APD
Kecelakaan  Pemasangan  Penerapan
stopper pada prosedur
menabrak
3 1 1 1 Low loading/unloa unloading/loadin
pekerja dan
d ing area g dan safety
fasilitas
driving
Tabel 5 Analisis Risiko (lanjutan)
Risk
Matrix Nilai Pengendalian yang Pengendalian yang
No Risiko Kategori
Risiko sudah ada direkomendasikan
C P
 Pengawasan yang
lebih ketat oleh
pekerja lain saat
pemosisian road
tank di area
unloading/loadin
g
 Basic Safety  Pengawasan yang
Training, Alat lebih ketat pada
Pelindung Diri pekerja dalam
Pekerja tergores (Coverall, helm, penggunaan APD
4 1 1 1 Low
ujung besi safety shoes, hand glove untuk
masker, hand melindungui
glove, safety tangan
eyeware)
 Alat Pelindung  Menyediakan
Diri (Coverall, eye wash dan
helm, safety body wash
shoes, masker,  Prosedur mencuci
Kolor kut hand glove, tangan dengan
5 terkena mata 1 2 2 Low safety benar
dan tertelan eyeware)  Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
penggunaan APD
safety googles
 Alat Pelindung  Pembersihan
Diri (Coverall, ceceran crude oil
helm, safety secara rutin pada
shoes, masker, tangga dan tangka
Pekerja hand glove, baik sebelum
terpeleset dan safety maupun sesudah
6 3 3 9 High
terjatuh dari eyeware) bekerja
ketinggian  Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
pemasangan
handrail
 Prosedur  Menerapkan
operasional, prosedur
Pelatihan postur penggunaan
kerja peralatan yang
Pekerja benar dan postur
mengalami kerja yang baik
7
posisi kerja
1 2 2 Low  Melakukan
tidak ideal stretching secara
melakukan periodik
pengukuran  Menerapkan
prinsip ergonomic
dimana posisi saat
pengukuran
(menundukkan
Risk
Matrix Nilai Pengendalian yang Pengendalian yang
No Risiko Kategori
Risiko sudah ada direkomendasikan
C P
 Penggunaan H2S kepala,
detector & alarm, membungkukkan
Rambu-rambu punggung, dan
peringatan bahaya jongkok) tidak
H2S, Basic Safety boleh lebih dari 2
Training Alat jam
Pelindung Diri  Melakukan
(Coverall, helm, pengawasan yang
Pekerja safety shoes, lebih ketat
menghirup gas masker, hand Pengawasan yang
8 4 3 12 Extreme
H2S yang glove, safety lebih ketat pada
berbahaya eyeware) pekerja dalam
penggunaan APD
kacamata
pelindung
 Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
penggunaan APD
masker
 Pengawasan yang
 Rambu-rambu
lebih ketat pada
peringatan bahaya
pekerja dalam
benzene, Basic
penggunaan APD
Pekerja Safety Training,
kacamata
menghirup Alat Pelindung
9 4 3 12 Extreme pelindung
benzene yang Diri (Coverall,
berbahaya  Pengawasan yang
helm, safety
lebih ketat pada
shoes, masker,
pekerja dalam
hand glove,
penggunaan APD
safety eyeware)
masker
 Pemasangan  Pengawasan yang
exhaust, Basic lebih ketat pada
Safety Training, pekerja dalam
Alat Pelindung  penggunaan APD
Diri (Coverall, kacamata
helm, safety pelindung
Pekerja
shoes, masker,  Pengawasan yang
menghirup
10 4 3 12 Extreme hand glove, safety lebih ketat pada
bensin saat uji
eyeware) pekerja dalam
laboraturium
penggunaan APD
masker
 Penerapan
prosedur
penanganan bahan
kimia
 Pemasangan  Prosedur mencuci
Pekerja
exhaust, Basic tangan dengan
berkontak
Safety Training, benar
langsung
11 1 3 3 Low Alat Pelindung  Pengawasan yang
dengan bensin
Diri (Coverall, lebih ketat pada
saat uji
helm, safety pekerja dalam
laboraturium
shoes, masker, penggunaan APD
Risk
Matrix Nilai Pengendalian yang Pengendalian yang
No Risiko Kategori
Risiko sudah ada direkomendasikan
C P
hand glove, safety masker dan sarung
eyeware) tangan lateks
Penerapan
prosedur
penanganan bahan
kimia
 Basic Safety  Pembersihan
Training, Alat ceceran crude
Pelindung Diri oil secara rutin
(Coverall, helm, pada area
safety shoes, unloading dan
masker, hand loading baik
Pekerja
glove, safety sebelum maupun
terpeleset
12 1 1 1 Low eyeware) sesudah bekerja,
karena ceceran
jika ada bocoran
crude oil
atau ceceran
segera ditangani
 Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
penggunaan APD
hand glove
 Basic Safety  Sebelum dan
Training, Alat sesudah bekerja
Pelindung Diri peralatan
(Coverall, helm, diletakkan pada
safety shoes, posisi yang aman
masker, hand  Menerapkan
glove, safety prosedur
Pekerja
eyeware) penggunaan
13 tersandung hose 1 2 2 Low
peralatan yang
loading
benar
 Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
penggunaan APD
hand glove
melindungi tangan
 Basic Safety  Sebelum dan
Training, Alat sesudah bekerja
Pelindung Diri peralatan
(Coverall, helm, diletakkan pada
safety shoes, posisi yang aman
masker, hand  Menerapkan
glove, safety prosedur
Pekerja terjepit
eyeware) penggunaan
14 saat memasang 1 1 1 Low
hose loading peralatan yang
benar
 Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
penggunaan APD
hand glove
melindungi tangan
 Basic Safety  Melakukan
Training, Alat inspeksi alat
Pelindung Diri  Menerapkan
(Coverall, helm, prosedur
safety shoes, penggunaan
Pekerja terkilir masker, hand peralatan yang
15 saat membuka 1 2 2 Low glove, safety benar
kerangan eyeware)  Pengawasan yang
lebih ketat pada
pekerja dalam
penggunaan APD
hand glove untuk
melindungi tangan
 Penutupan/isolasi  Melakukan
rumah pompa, perawatan mesin
Rambu-rambu (maintenance)
kebisingan,Basic secara berkala
Pekerja
mengalami
Safety Training,  Waktu kerja tidak
Alat Pelindung melebihi NAB
over exposure
16 1 2 2 Low Diri (Coverall, yang telah
suara yang
helm, safety ditetapkan
dikeluarkan
shoes, masker,  Pengawasan yang
pompa
hand glove, safety lebih ketat untuk
eyeware) memakai APD
earplug untuk
melindungi telinga
 Pemasangan  Menerapkan
cover mesin, Alat work permit dan
Pelindung Diri prosedur
(Coverall, helm, penggunaan
safety shoes, peralatan yang
masker, hand benar
Pekerja terjepit
glove, safety  Memasang rambu
17 mesin yang 1 1 1 Low
eyeware) peringatan mesin
berputar
yang berputar
 Pengawasan yang
lebih ketat untuk
memakai APD
hand glove untuk
melindungi tangan
 Pemasangan  Melakukan
dudukan pompa perawatan pada
transfer komponen mesin
Pekerja
mengalami  Alat Pelindung secara rutin
18
over exposure
1 1 1 Low Diri (Coverall,  Pengawasan yang
getaran yang helm, safety lebih ketat untuk
shoes, masker, memakai APD
hand glove, safety hand glove
eyeware)

KESIMPULAN produksi, yaitu bahaya fisik, bahaya kimia,


Berdasarkan peneleitian yang telah bahaya mekanik, bahaya psikososial dan
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : bahaya ergonomi. Sedangkan risiko-risiko
1. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh yang muncul, yaitu kebakaran, kecelakaan
pekerjaan yang dilakukan pada proses lalu lintas, kelelahan, tergores benda tajam,
jari tangan terjepit dan putus, terjatuh dari menghindari risiko kesalahan saat bekerja.
ketinggian, terpeleset, gangguan Mengkaji kembali aturan mengenai alat
pendengaran, gangguan penglihatan dan pelindung diri pengadaannya juga perlu
syaraf, kanker, serta musculoskeletal untuk dilakukan.
disorder.
2. Pada seluruh proses produksi, terdapat 3 DAFTAR PUSTAKA
kategori nilai risiko, yaitu low, medium, Australian/New Zealand Standard. 2004.
dan extreme. Nilai risiko dengan kategori Australian/New Zealand Standard
low, yaitu supir menabrak pekerja dan 4360:2004 “Risk Management”
fasilitas saat memposisikan roadtank, 4360:2004. Sydney and Wellington:
pekerja tergores ujung besi pengukur, Author.
tertelan dan berkontak mata dengan bahan Cross, J. 2004. OHS Risk Management
kimia kolor kut, terpeleset karena ceceran Handbook. Australia: Standards
crude oil, tersandung hose loading, terjepit Australia International Ltd.
saat memasang hose loading, terkilir saat International Organization for Standardization.
membuka kerangan, berkontak langsung 2008. ISO 31000:2009 Risk
dengan bensin saat uji laboraturium, Management. Principle and Guideline of
mengalami gangguan pendengaran akibat Implementation.
kebisingan, gangguan mata dan saraf Kolluru, R.V. 1996. Risk Assessment and
akibat getaran, terjepit mesin yang Management Handbook
berputar, serta posisi kerja tidak ideal saat for Environmental,
melakukan pengukuran level kadar air Health, and Safety Professional. New
dalam minyak dan saat mengambil sampel. York: McGraw-Hill Inc.
Sedangkan nilai risiko yang termasuk Merna, T. & Al-Thani, F.F. 2008. Corporate
dalam kategori medium, yaitu kecelakaan Risk Management 2nd Edition. Chichester:
lalu lintas dan kebakaran. Untuk nilai John Wiley & Sons Ltd.
risiko dengan kategori extreme, yaitu OSHA 3071. 2002. Job Hazard Analysis
pekerja menghirup benzene yang (OSHA 3071 Revised). US. Departement
berbahaya, terpapar gas H2S, menghirup of Labour.
bensin saat uji laboraturium, serta pekerja Suma’mur, P.K., 1992. Higine Perusahaan dan
terpeleset dan terjatuh dari ketinggian. Keselamatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
3. Pengendalian risiko yang ada dapat Gunung Agung.
dilakukan dengan melakukan pengawasan
yang lebih ketat terhadap seluruh
pekerjaan yang ada di bagian produksi,
termasuk pengawasan terhadap pemakaian
alat pelindung diri yang telah
direkomendasikan perusahaan.
Pembersihan ceceran crude oil pada area
unloading dan loading harus juga harus
dilakukan secara rutin serta pemasangan
barrier handrail untuk pekerjaan yang
dilakukan di ketinggian. Pada risiko posisi
tubuh tidak alamiah, pekerja dihimbau
untuk mengurangi gerakan membungkuk
dan jongkok terlalu lama dan tidak boleh
lebih dari 2 jam saat mengukur level cairan
dan mengambil sampel minyak mentah.
Stretching juga perlu dilakukan secara
berkala karena bekerja pada waktu yang
panjang dalam keadaan statis dapat
menyebabkan kelelahan dan
ketidkanyamanan pada tubuh. Kemudian,
di sini pekerja diharuskan untuk mengikuti
prosedur kerja dan prosedur alat untuk

Anda mungkin juga menyukai