Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kunjungan Industri

PT Pertamina EP Cepu, PT TMMJ DAN PPSDM MIGAS Cepu, Jawa


Tengan Indonesia

Oleh :

MUZHAFFAR

21020074

MATA KULIAH HYGIENE INDUSTRI

PROGRAM STUDY FIRE AND SAFETY

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN

INDRAMAYU

2023
Tugas Analisis Kunjungan Industri PT Pertamina EP Cepu, PT
TMMJ DAN PPSDM MIGAS Cepu, Jawa Tengan Indonesia
Muzhaffar _21020074
Program Studi D-III Fire and Safety, Institut Teknologi Petroleum Balongan, Indramayu 45216, Indonesia.

Abstrak

Setiap perusahaan, baik dalam sektor minyak dan gas maupun konstruksi, harus mematuhi peraturan keselamatan
kesehatan kerja (K3). Saya akan memberikan penjelasan tentang tugas HSSE di institusi yang sudah saya kunjungi
atau bagaimana HIRADC diterapkan. K3 sangat penting untuk mencegah kerugian perusahaan, baik properti
maupun jiwa. Wawancara langsung dengan pengawas atau pemateri di perusahaan yang saya kunjungi adalah
metode kuantitatif yang saya gunakan untuk membuat kertas ini.
Abstract

Every company, whether in the oil and gas sector or construction industry, must adhere to occupational health
and safety (OHS) regulations. I will provide an explanation of Health, Safety, Security, and Environment (HSSE)
responsibilities in the institutions I have visited or how Hazard Identification and Risk Assessment (HIRADC) is
implemented. OHS is crucial in preventing company losses, both in terms of property and lives. Direct interviews
with supervisors or speakers at the companies I visited are the quantitative method I utilized to compose this paper..

1. Latar Belakang
Pertamina EP Cepu adalah bagian dari perusahaan pelayanan jasa dan pengadaan
Subholding Upstream Pertamina yang aktif pengeboran utama di Indonesia yang
dalam kegiatan industri minyak dan gas, bersaing secara global. Misi PT. Tiga
termasuk Eksplorasi, Eksploitasi, dan Musim Mas Jaya melibatkan penyediaan
penjualan produksi migas. alat pengeboran dan jasa pengeboran
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan penyelenggara pengeboran.
PEPC atau Pertamina EP Cepu Pemberian layanan dengan tenaga kerja
dibentuk sesuai dengan hukum negara yang sehat dan pengeboran yang aman
Republik Indonesia sebagai realisasi dari merupakan prioritas utama.
strategi pengelolaan kegiatan hulu migas
pada 14 September 2005. Pembentukan ini
disahkan melalui keputusan Menteri Pusat Pengembangan Sumber Daya
Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
nomor C-26131HT.01.01 tahun 2005 pada Migas) adalah instansi pemerintah pusat di
21 September 2005. Tahun 2005 menjadi bawah Badan Pengembangan Sumber Daya
titik sejarah dengan penandatanganan Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral
Production Sharing Contract (PSC) Blok (BPSDME SDM), Kementerian Energi dan
Cepu. Sumber Daya Mineral (KESDM). PPSDM
Migas memiliki tugas pengembangan
sumber daya manusia.
PT. Tiga Musim Mas Jaya adalah
perusahaan kontraktor yang bergerak di
bidang pengeboran, pengadaan, dan HIRADC (Hazard, Identification, Risk
penyewaan peralatan pengeboran. Assessment and Determining Control)
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1995 adalah unsur kunci dalam sistem
dengan nama PT. Sinar Timur, yang manajemen kesehatan dan keselamatan
kemudian berganti nama menjadi PT. Tiga kerja yang terkait langsung dengan upaya
Musim Mas Jaya pada tahun [masukkan pencegahan dan pengendalian bahaya
tahun]. Visi perusahaan adalah menjadi (OHSAS 18001). HIRADC merupakan
persyaratan dalam OHSAS 18001:2007 2. Rumusan Masalah
(klausal 4.3.1) dan ISO 14001:2004.
OHSAS 18001:2007 juga mengharuskan 1. Apa Analisis Bahaya, Risiko, dan Upaya
perusahaan untuk meninjau HIRADC Pengendalian yang ditemukan selama
minimal setahun sekali. kunjungan ke PT Pertamina EP Cepu, PT
TMMJ, dan PPSDM MIGAS Cepu?
Setiap tempat kerja, baik formal 2. Bagaimana implementasi Tugas HSE di
maupun informal, selalu memiliki risiko PT Pertamina EP Cepu, PT TMMJ, dan
kecelakaan. Jumlah risiko yang terjadi PPSDM MIGAS Cepu?
bergantung pada industri, teknologi, dan
tindakan pengendalian risiko. Evaluasi
3. Pembahasan
risiko sangat penting untuk menilai kinerja,
mengurangi kerugian, meningkatkan
Hasil Analisis Bahaya, Risiko, dan
peluang, dan mencegah kerugian akibat
Upaya Pengendalian di PT Pertamina EP
kecelakaan di tempat kerja. Jika penilaian
Cepu zona 11 Gas Plant Gundih
risiko diabaikan, peristiwa yang
menunjukkan bahwa bahaya potensial
menghambat pencapaian tujuan organisasi
termasuk over temperature, over pressure,
dapat terjadi.
over flow, dan over level yang dapat terjadi
karena banyaknya peralatan industri dan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 instrumen. Peralatan di antaranya GSU (Gas
tentang Keselamatan Kerja menyatakan Separator Unit), AGRU (Asset Gas
bahwa setiap tempat kerja memiliki potensi Remover Unit), DHU (Dehydration Unit),
bahaya bagi pekerja. Undang-undang ini dan BSRU (Bactery Technology). Resiko
menetapkan hak pekerja untuk bekerja termasuk ledakan, kerusakan alat,
dalam lingkungan yang aman guna kecelakaan kerja, dan potensi ledakan.
meningkatkan produksi dan produktivitas Upaya pengendalian mencakup penggunaan
nasional. Perusahaan harus memastikan transmitter control, gas detector, dan PSV
keamanan semua orang di tempat kerja. (Pressure Safety Valve) untuk mengurangi
Dalam setiap tahap atau proses kerja, risiko.
termasuk industri mebel kayu sebagai
sektor informal, perlu diperhatikan potensi Pada PT TMMJ, Analisis Bahaya,
bahaya yang dapat menyebabkan Risiko, dan Upaya Pengendalian
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja menunjukkan bahaya pada Hoisting system,
(PAK). Rotating System, BOP system, Power
system, dan Sirkulasi system pemboran.
Resiko termasuk kerusakan properti,
HSSE (Health, Safety, Security, and kecelakaan kerja, dan potensi ledakan.
Environment), atau dikenal sebagai HSSE, Upaya pengendalian mencakup inspeksi
merupakan divisi yang mendukung setiap berkala, memastikan akumulator pada BOP
fungsi perusahaan dengan peran sebagai berfungsi, memeriksa generator, dan
agen kontrol kerugian, penasihat, regulator, memberikan pemahaman kepada pekerja
dan agen kepatuhan dalam menjalankan tentang penggunaan valve secara manual.
kegiatan dan proses bisnis perusahaan.
Selain itu, HSSE juga bertanggung jawab Pada Kilang PPSDM Migas Cepu,
untuk menyusun dan melaksanakan analisis bahaya melibatkan potensi over
rencana tanggap darurat korporat, temperature, over flow, over level, dan over
mengidentifikasi aspek-bahaya, melakukan pressure pada alat dan instrumen. Resiko
penilaian risiko dampak, serta mencegah termasuk kerusakan properti, pencemaran
terjadinya insiden atau kecelakaan kerja. lingkungan, luka pada pekerja, dan
pelepasan gas. Upaya pengendalian
melibatkan inspeksi rutin, kalibrasi,
penetapan SOP yang sesuai, dan
memastikan fungsi semua sistem kontrol
dan valve.
PT Pertamina EP Cepu
mengimplementasikan program HSSE
dengan Corporate Life Saving Rules
(CLSR) berisi 15 komponen, seperti Tools
& Equipment, Safe Zone Position, Permit
To Work, dan lainnya. Selain itu, mereka
menerapkan prinsip 5R, yaitu Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Di PT
TMMJ, HSE bertanggung jawab membuat
dokumen HSE sesuai untuk RIG, termasuk
PLO (Persetujuan Layak Operasi) setiap 5
tahun dan CSMS (Contractor Safety
Management System) dengan berbagai
komponen seperti HSE Plan, Kebijakan
K3L & Strategi, dan lainnya. PPSDM
Migas Cepu melibatkan HSE dalam
program IAC (Identification, Assesment,
dan Control) untuk memastikan
keselamatan pekerja dan peralatan.

4. Kesimpulan
Kesimpulan dari kajian ini adalah
bahwa setiap perusahaan memiliki potensi
bahaya, risiko, dan metode pengendalian
yang unik, serta memiliki program
Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan
(HSE) yang berbeda-beda. Meskipun
demikian, tujuan utama dari program HSE
tersebut tetap konsisten, yaitu untuk
mencegah terjadinya kerugian di dalam
perusahaan..

Anda mungkin juga menyukai