PERTAMBANGAN
Pekerjaan dibidang pertambangan memang memiliki resiko yang tinggi untuk terjadi kecelakaan.
Sehingga kementerian ESDM mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja Pertambangan (SMK3P) di seluruh prosedur pekerjaan yang ada.
Lalu, bagaimana penerapan SMK3P pada perusahaan pertambangan? Beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh perusahaan untuk membekali karyawannya dengan SMK3P adalah sebagai
berikut:
Tidak semua Staff paham dengan aturan dan hak yang mereka dapatkan. Salah satunya adalah
kebijakan K3 yang bermanfaat untuk keselamatan masing masing pekerja. Hal ini bisa diatasi
dengan diadakannya sosialisasi dari perusahaan mengenai pentingnya K3. Sosialisasi ini
bertujuan agar setiap Staff mampu menjalankan peraturan keselamatan kerja yang berlaku dan
mendapatkan hak sesuai dengan porsinya, sehingga kecelakaan kerja juga bisa
diminimalisir. Ada beberapa instansi yang menyediakan pelatihan penerapan K3 di perusahaan
pertambangan agar pekerja tahu harus melakukan apa ketika terjadi suatu hal yang tidak
diinginkan.
2. Standarisasi Perlengkapan dan Alat-alat Kerja
Selain memberikan sosialisasi kepada para karyawan, pihak managemen juga bertanggung jawab
untuk memastikan seluruh peralatan dan semua piranti yang digunakan sudah sesuai dengan
stkamur keamanan. Hal ini penting untuk meminimalisir adanya kecelakaan kerja karena alat
yang digunakan tidak sesuai dengan stkamur yang sudah ditetapkan kementrian. Saat ini
Stkamur Nasional Indonesia (SNI) bisa dijadikan patokan minimum sebagai parameter apakah
perusahaan sudah memiliki perlengkapan yang stkamur.
Tidak hanya pengadaan alat yang digunakan secara umum, namun pihak perusahaan juga
mempunyai tugas dalam menyediakan peralatan yang diperlukan saat terjadi kejadian tidak
terduga. Dengan begitu, kecelakaan kerja yang dikarenakan kesalahan teknis bisa lebih
diminimalisir atau ditangani lebih dini.
Lingkungan kerja yang aman dan kondusif tentu menjadi idaman setiap pekerja. Agar
produktivitas para karyawan di area tersebut bisa terjaga dengan baik, maka perusahaan harus
memperhatikan hal ini. Jika bagian teratasi, bukan tidak mungkin perusahaan juga memiliki
produktivitas yang tinggi. Bagian bagian yang tidak boleh luput dari pemantauan biasanya dicek
pada intensitas cahaya, kebersihan dan sanitasi area, polusi, dan lain lain.
Kegiatan ini perlu dibekalkan untuk para personel teknis yang mempunyai resiko kecelakaan
kerja tinggi ketika mengoperasikan alat-alat berat. Singkatnya, tenaga ahli ini sudah dibekali
dengan keahlian yang sah sebelum diperbolehkan menjalankan mekanisme alat berat tersebut.
Selain personel teknis, personel non teknis juga perlu disertifikasi untuk mengetahui kompetensi
dibidangnya, salah satunya dengan mengikutsertakan personel tersebut untuk mengikuti program
pelatihan dan sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan sertifikasi BNSP.