Anda di halaman 1dari 2

Pembuatan & Pelaksanaan Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kerja di Perusahaan.

SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu standar operasi dari Unit Manajemen untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap pekerja yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja atau pekerja.

Secara umum, K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) adalah sebuah prosedur yang
wajib diterapkan pada sebuah perusahaan.

K3 ini berlaku juga pada sebuah kegiatan, aktivitas produksi, dan tugas pekerjaan yang dijalankan
tenaga kerjanya meskipun diluar perusahaan/tempat kerjanya.

Isu yang terjadi dalam dunia kerja sangat beragam dari mulai jenis isu yang harus dihadapi,
beragam hal yang perlu dikerjakan, beragam pula aturan-aturan yang mengikatnya. Apa pun
bentuknya, dunia kerja sudah semestinya memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi
pekerjanya. Meski begitu, risiko di lapangan terkadang bisa terjadi di luar prediksi. Maka tidak
heran kalau kemudian banyak perusahaan yang membekali karyawanannya dengan budaya
keamanan dan keselamatan kerja (K3).

Mendukung dalam artian mengakomodasi secara sarana, keselamatan kerja, kondisi kerja, pun
komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan.

Kondisi maupun keselamatan kerja merupakan syarat mutlak terciptanya iklim kerja yang
mendukung bagi semua pihak. Hal ini juga sesuai dengan amanat dari pasal 86 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi, “Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.”Pembuatan Standar
Operasional Prosedur (SOP) K3
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan set instruksi yang dibuat untuk membantu
karyawan melakukan suati tindakan atau proses kerja. Tujuan pembuatan SOP ini untuk efisiensi,
keseragaman kualitas otput dan kinerja, sekaligus menghindari miskomunikasi dan kegagalan.
Pembentukan SOP tentang K3 sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar ada standar dalam
proses kerja demi terjaminnya keselamatan dan mengurangi resiko kecelakaan.

Dalam standar sistem manajemen SMK3 atau OHSAS sudah tertulis bagaimana prosedur K3
yang perlu diterapkan. Namun penting untuk tetap memperhatikan aktivitas setiap divisi yang ada
di perusahaan, karena belum tentu sesuai dengan standar sistem manajemen yang ada.

Langkah penerapan budaya K3 sop


Pertama: reaktif atau insting natural. Di tahap ini, K3 baru tercipta setelah terjadi insiden
kecelakaan, otomatis target zero accident bakal mustahil tercapai.
Kedua: dependen. Dalam pelaksanaannya, tahap K3 ini membutuhkan pengawasan khusus;
target zero accident sulit diwujudkan.
Ketiga: independen. Terdapat kesadaran diri atas pentingnya K3, dampaknya para pekerja akan
berhati-hati karena begitu memperhatikan keselamatan diri sendiri. Di sini, tercapainya zero
accident ada kesempatan untuk berhasil.
Keempat: interdependen. Di sini pentingnya K3 tidak hanya disadari buat diri sendiri, melainkan
para pekerja sudah saling mengingatkan apabila ada yang lalai dan sebagainya. Terwujudnya
zero accident di tahap ini sangat terbuka lebar.

Cara Penerapan Budaya K3 dalam Perusahaan


Manajemen harus aktif memonitoring dan mengevaluasi penerapan SOP K3 yang sudah disusun,
sebab penerapan K3 sendiri membawa kontibusi praktis terhadap efektifitas proses bisnis
perusahaan. Beberapa tips yang bisa diterapkan dalam penerapan budaya K3 di perusahaan:

1. Pembuatan kebijakan tertulis;


Kebijakan tertulis ini berupa penerapan kebijakan K3 berupa penyusunan petunjuk pelaksanaan
program untuk mencegah kecelakaan kerja di lapangan, baik berupa pelatihan, cek kesehatan,
maupun pelaporan; serta adanya pengukuran kinerja terhadap pelaksanaan program-program K3
dari manajemen

2. Komunikasikan kepada karyawan


Visi misi yang mencakup K3 harus dikomunikasikan ke semua karyawan, bahkan ke mitra kerja.
Aturan serta SOP harus disosialisasikan dan dipastikan semua karyawan paham benar apa yang
menjadi tanggung jawab, kewajiban, serta haknya dalam keselamatan kerja.

3. Pelaporan Inseden dan kecelakaan


Tekankan kepada karyawan bahwa pelaporan insiden kerja atau keceleakaan sangat penting
dilakukan, bahkan yang belum terjadi atau hampir celaka (near miss). Hal ini sebagai bahan untuk
antisipasi adanya insiden kedepannya.

4. Sediakan wadah komunikasi untuk pelaporan insiden kecelakaan


Jika perusahaan anda adalah perusahaan besar dengan ratusan karyawan, tentu dibutuhkan
sebuah wadah untuk menampung keluhan dan pelaporan insiden K3 yang terjadi di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai