Anda di halaman 1dari 7

Tips Menciptakan Lingkungan

Kerja yang Aman dan Nyaman


Wakhid Pangestu
X-TKJ
SMKN 3 Depok
• Tips Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Produktif – Keamanan dan keselamatan kerja
bukanlah hal yang dapat dianggap enteng oleh siapapun. Baik bagi perusahaan yang memiliki lebih dari
1.000 karyawan ataupun 10 karyawan, dalam industri pihak pemberi kerja serta karyawan harus
memperhitungkan peraturan keselamatan, disiplin dalam tindakan, serta pemberian pelatihan yang
mencakup keselamatan kerja. Tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja adalah kunci untuk
memelihara lingkungan kerja yang sehat, aman, dan produktif.

• Ada beberapa jenis perusahaan yang mungkin tidak sepenuhnya memahami atau menerapkan peraturan
keselamatan kerja. Hal ini dapat berpengaruh pada opsi tindakan keselamatan apabila fasilitas dan
karyawan tidak dibekali dengan pengetahuan dan peralatan yang tepat dalam menangani situasi yang
tidak terduga.

• Sebagai contoh, perusahaan logistik sebagian besar terfokus pada sektor tenaga kerja manual, di mana
proses kegiatan pengangkutan, pengemasan, penumpukan barang, dan pengiriman merupakan kegiatan
operasionalnya sehari-hari. Kegiatan operasional tersebut mungkin lebih membutuhkan kesadaran dan
ketersediaan peralatan safety dibandingkan dengan perusahaan akuntansi, dimana operasional tidak
banyak menuntut aktivitas fisik yang berat. Namun dari contoh tersebut, keduanya masih harus tetap
memperhatikan aturan keselamatan yang serupa, seperti memiliki sistem yang menginformasikan setiap
karyawan tentang tips dan peraturan pencegahan bahaya / kecelakaan, serta akses yang memadai
terhadap peralatan keselamatan penting dalam menghadapi potensi bahaya keselamatan sehari-hari.
• Berdasarkan OSHA Compliance, berikut adalah beberapa tips mengenai peningkatan keselamatan
di tempat kerja yang dapat diaplikasikan oleh perusahaan:

• 1. Manfaatkan Penggunaan Seragam Kerja dan Perlengkapan Safety


• Seragam kerja sebagai salah satu bagian dari perlengkapan keselamatan merupakan salah satu
aspek penting untuk industri konstruksi, tambang, vendor perbaikan, industri pengemasan, industri
kimia, industri manufaktur, hingga industri pelayanan publik lainnya. Selain untuk meningkatkan
keselamatan pekerja, seragam kerja (work wear) juga berfungsi untuk meningkatkan visibilitas
pekerja antar sesama pekerja maupun client, supervisor, dan berfungsi sebagai penandaan
identitas. Sebagai contoh, terdapat beberapa warna helm pada area konstruksi yang menunjukkan
kategori identitas pemakainya.
Selain itu, penggunaan peralatan dan perlengkapan safety wajib diaplikasikan pada industri yang memerlukan
aktivitas fisik tinggi. Seperti contoh pada industri kimia, ahli kimia harus selalu memakai kacamata pengaman
setiap berada di dalam laboratorium, serta pekerja konstruksi harus selalu menggunakan body harness dan helm
safety ketika melakukan pekerjaan di ketinggian.

Pada akhirnya, kedisiplinan pekerja dalam memakai peralatan K3 mencerminkan perusahaan itu sendiri. Oleh
karena itu, pembekalan pelatihan perlu dibarengi dengan kedisiplinan dalam mendidik pekerja untuk tetap
mengikuti peraturan K3 secara proaktif.

2. Tingkatkan Visibilitas Jalur Keluar Darurat


Fasilitas kerja yang baik memberikan tanda, instruksi, dan komunikasi yang tepat terkait pintu / jalur keluar
darurat. Walaupun pelatihan mungkin tidak perlu dilakukan secara rutin, namun perbekalan informasi dibarengi
dengan tanda jalur darurat yang mumpuni dapat membantu semua pengguna fasilitas untuk mendeteksi pintu
keluar darurat. Pelatihan mengenai situasi darurat perlu diterapkan pada setiap bisnis. Dalam hal ini, pelatihan
yang dimaksud bukan hanya memberikan perintah untuk bergegas ke pintu darurat dalam satu waktu, namun
juga perlu dipertimbangkan cara-cara keselamatan umum ketika jalur keluar darurat sedang penuh. Contohnya
seperti edukasi mengenai posisi ketika terjadi gempa bumi, ataupun tindakan lainnya sesuai dengan prosedur
keamanan ketika terjadi kebakaran ataupun bahaya lainnya.
• OSHA merangkum dokumen terkait jalur keluar darurat, dimana perusahaan harus memetakan setiap
pintu keluar dengan memberikan emergency exit sign, memastikan Anda memasang tanda keluar darurat
di setiap titik akses, memeriksa efektivitas detektor asap secara rutin, menandakan akses bagi petugas
pemadam dalam menyemprotkan air ketika terjadi kebakaran, serta menyediakan APAR ataupun alat
pemecah kaca di setiap titik strategis fasilitas.

• 3. Lakukan Diskusi Secara Terbuka


• Menyisihkan waktu di penghujung hari sebulan sekali untuk membahas aturan keselamatan pada
lingkungan kerja secara umum merupakan langkah strategis bagi manajer ataupun supervisor untuk
menilai efektivitas kebijakan serta metode keselamatan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan feedback dari karyawan terkait potensi bahaya yang tidak diketahui sebelumnya, potensi
bahaya yang belum teratasi, seberapa baik kinerja keselamatan di area tertentu, hingga pembaruan
kebijakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan karyawan. Meskipun perusahaan mungkin sudah
menerapkan standarisasi K3, namun aplikasi keselamatan yang baik diharapkan dapat merangkul semua
pihak untuk sama-sama disiplin K3 serta memberikan metode yang menguntungkan bagi semua pihak.
• 4. Penerapan Kode Kesehatan dan Keselamatan
• Kode kesehatan dan keselamatan berperan sebagai penanda maupun pengingat bagi pekerja pada area
tertentu untuk melakukan tindakan tertentu dan menggunakan perlengkapan safety terkait. Sebagai
contoh di fasilitas industri kimia, terdapat penanda untuk mengenakan alas kaki plastik misalnya,
ataupun tanda instruksi cuci tangan dan memakai masker sebelum masuk ruangan laboratorium.
Dengan memiliki penanda maupun instruksi keselamatan pada titik strategis, maka perusahaan dapat
membantu meminimalisir resiko human error yang dapat terjadi. Kode kesehatan dan keselamatan ini
dapat dibuat memanfaatkan sisi humor, emosional, serta hal lainnya untuk meningkatkan kesadaran
pembaca, yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan keamanan bersama.

• 5. Rutin Melakukan Pemeriksaan dan Perawatan Fasilitas


• Fasilitas industri yang sudah menerapkan standarisasi ISO tertentu mungkin sudah memiliki jadwal
maintenance yang terstruktur. Di Indonesia sendiri, pihak building management baik dari perusahaan
terkait ataupun vendor eksternal, perlu melakukan pemeriksaan fasilitas secara rutin. Hal ini untuk
menjamin deteksi bahaya, mengurangi kecelakaan di lingkup kerja, serta meningkatkan kenyamanan
para karyawan agar dapat bekerja lebih produktif. Contoh kecil yang dapat diaplikasikan meliputi
aplikasi material karet pada bagian ujung anak tangga untuk mengurangi resiko terpeleset,
memperbaiki permukaan lantai area loading dock, serta perbaikan / penambahan lainnya yang perlu
dioptimalkan berdasarkan inpeksi fasilitas perusahaan.
• Merangkum poin-poin diatas, berikut ini panduan singkat mengenai langkah-
langkah dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman:

• Pastikan pakaian / seragam kerja (workwear) sesuai dengan kebutuhan kondisi kerja
dan selalu gunakan peralatan keselamatan dengan kondisi bagus (tidak cacat /
usang).
• Komunikasikan rencana tindakan darurat dan pastikan rute keluar ditetapkan
dengan jelas.
• Diskusikan kebijakan serta aturan keselamatan pada praktik kerja setiap bulan.
Dengan mendapatkan feedback dari pekerja secara langsung, maka perusahaan
dapat membantu memastikan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
• Mempromosikan kode standar kesehatan dan keselamatan dengan mendidik
pekerja mengenai pentingnya K3.
• Periksa area kerja dan fasilitas perusahaan lainnya untuk memastikan perangkat
deteksi berjalan lancar, serta menjaga jalur strategis agar tetap bersih dan aman

Anda mungkin juga menyukai