Anda di halaman 1dari 7

K3 BEJANA TEKAN

PERTANYAAN

1. Apa yang harus dilakukan jika terjadi insiden atau kecelakaan yang melibatkan bejana tekan?

JAWAB

Amanikan Area: Jika mungkin, pastikan bahwa area sekitar bejana tekan aman. Ini dapat mencakup
memastikan bahwa karyawan di sekitar area tersebut telah dievakuasi dan tidak ada yang terpapar
bahaya.

Matikan atau Kontrol Bejana Tekan: Cobalah untuk menghentikan sumber tekanan atau bahaya dari
bejana tekan. Ini bisa melibatkan menutup katup, mematikan peralatan, atau mengurangi tekanan
secara aman.

Berikan Laporan Insiden: Laporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang dan atasan Anda
sesegera mungkin. Ini dapat mencakup pemberitahuan kepada petugas K3 atau manajemen
keselamatan

Investigasi dan Evaluasi: Lakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden atau kecelakaan.
Identifikasi penyebabnya, apakah itu kesalahan manusia, kegagalan peralatan, atau faktor lainnya.
Ini penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan

2. Bagaimana perusahaan Anda mengukur tingkat kepatuhan dengan undang-undang dan regulasi
terkait K3 bejana tekan?

JAWAB

UntuK mengukur tingkat kepatuhan sesuai uud dan regulasi k3 , ada 3 point pembahasan yang di
berlakukan di perusahaan tersebut sesuai hasil diskusi selama pkl dengan manajemen yaitu:

1.Audit Internal: Perusahaan dapat melakukan audit internal secara rutin untuk mengevaluasi sejauh
mana prosedur dan praktik terkait bejana tekan mematuhi undang-undang dan regulasi. Audit ini
harus mencakup pemeriksaan dokumen, inspeksi fisik bejana tekan, dan wawancara dengan
karyawan yang terlibat dalam penggunaan dan pemeliharaan bejana tekan.

2.Pengawasan Rutin: Perusahaan dapat mengatur pengawasan rutin oleh petugas K3 yang terlatih
untuk memeriksa kondisi bejana tekan, pematuhan karyawan terhadap prosedur K3, dan
pelaksanaan langkah-langkah keselamatan yang diwajibkan.
3.Pelaporan Insiden dan Kecelakaan: Melacak insiden dan kecelakaan yang melibatkan bejana tekan
dapat memberikan wawasan tentang ketidakpatuhan atau risiko keselamatan. Data ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan dan mengidentifikasi area yang memerlukan
perbaikan

3. Bagaimana perusahaan Anda mematuhi Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam penggunaan bejana tekan?

JAWAB

dari hasil kami pkl ke pt sinar continental

Kami telah mengidentifikasi semua bejana tekan yang digunakan kami memastikan bahwa mereka
sesuai dengan standar yang diatur dalam Permenaker No. 5 Tahun 2018

perusahaan memiliki prosedur tertulis dan protokol K3 yang mengatur pemasangan, pengoperasian,
dan pemeliharaan bejana tekan sesuai dengan persyaratan undang-undang. Semua karyawan yang
terlibat dalam penggunaan bejana tekan telah diberikan pelatihan yang sesua

K3 TANKI TIMBUN
PERTANYAAN

Apa yang perusahaan Anda lakukan untuk memastikan keselamatan dalam penggunaan
tangki timbun?

JAWAB

1. Identifikasi Tangki Timbun: Perusahaan mengidentifikasi semua tangki timbun


yang digunakan dalam fasilitas mereka dan memastikan bahwa tangki tersebut
sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.
2. Pemeliharaan Rutin: Tangki timbun dijaga dengan baik melalui pemeliharaan rutin,
yang mencakup pemeriksaan visual, pengujian tekanan, dan pemeliharaan
komponen yang aus.
3. Pelatihan Karyawan: Karyawan yang terlibat dalam penggunaan dan pemeliharaan
tangki timbun menerima pelatihan K3 yang sesuai. Mereka harus memahami
prosedur operasi yang aman, tindakan darurat, dan peraturan yang berlaku.
4. Pengujian Tekanan dan Keandalan: Tangki timbun secara rutin diuji untuk
memastikan bahwa mereka beroperasi pada tekanan yang aman dan tidak ada
tanda-tanda kebocoran atau kegagalan.
5. Prosedur Darurat: Perusahaan memiliki prosedur darurat yang jelas untuk
mengatasi situasi seperti kebocoran, tumpahan, atau insiden lain yang melibatkan
tangki timbun. Semua karyawan harus tahu tindakan yang harus diambil dalam
situasi darurat
Apa peran Komite K3 atau pejabat K3 dalam mengawasi dan mengelola aspek keselamatan
tangki timbun di tempat kerja

JAWAB

1. Pengembangan Kebijakan K3: Komite K3 atau pejabat K3 berperan dalam


pengembangan kebijakan K3 yang berlaku untuk penggunaan tangki timbun di
tempat kerja. Mereka memastikan bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan regulasi
dan standar yang berlaku.
2. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan: Mereka memantau pelaksanaan kebijakan K3
terkait tangki timbun dan memastikan bahwa karyawan mematuhi prosedur dan
pedoman yang telah ditetapkan.
3. Inspeksi dan Pemeriksaan Berkala: Komite K3 atau pejabat K3 dapat melakukan
inspeksi rutin dan pemeriksaan berkala pada tangki timbun untuk memastikan
kepatuhan terhadap standar keselamatan dan untuk mengidentifikasi masalah yang
memerlukan perbaikan.
4. Pengujian Tekanan dan Keandalan: Mereka memantau pengujian tekanan dan
keandalan tangki timbun sesuai dengan jadwal yang ditetapkan untuk memastikan
bahwa tangki tetap dalam kondisi yang aman.
5. Pelatihan Karyawan: Komite K3 atau pejabat K3 bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa karyawan yang terlibat dalam pekerjaan dengan tangki timbun
menerima pelatihan K3 yang sesuai, sehingga mereka memahami risiko dan prosedur
yang harus diikuti.
6. Penanganan Insiden: Mereka memiliki peran dalam penanganan insiden atau situasi
darurat yang melibatkan tangki timbun. Mereka membantu mengkoordinasikan
respons darurat, memastikan evakuasi yang aman, dan melaporkan insiden sesuai
peraturan.

Bagaimana Anda menangani situasi darurat, seperti kebocoran atau tumpahan dari tangki
timbun?

JAWAB

1. Amanikan Area: Pastikan bahwa area sekitar tangki timbun aman. Evakuasi
karyawan dari area tersebut jika diperlukan untuk menghindari bahaya potensial.
2. Hentikan Sumber Kebocoran: Upaya pertama adalah untuk menghentikan atau
membatasi kebocoran dari tangki timbun. Ini mungkin melibatkan menutup katup
atau perangkat pengaman yang sesuai.
3. Hubungi Bantuan Darurat: Segera panggil bantuan darurat, termasuk petugas
pemadam kebakaran dan tim penanganan bahan berbahaya jika diperlukan.
Laporkan jenis bahan yang tumpah atau bocor.
4. Lindungi Diri: Pastikan bahwa karyawan yang terlibat dalam penanganan kebocoran
atau tumpahan memakai peralatan pelindung pribadi (PPE) yang sesuai, seperti
pakaian pelindung, sarung tangan, dan kacamata pelindung.

Apakah ada undang-undang atau regulasi lainnya yang berlaku untuk penggunaan tangki
timbun di Indonesia selain Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja?

JAWAB

1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Masyarakat


dan Perlindungan Lingkungan: Undang-undang ini berfokus pada perlindungan
lingkungan dan masyarakat dalam hubungannya dengan industri dan kegiatan
ekonomi. Hal ini dapat mempengaruhi penggunaan tangki timbun yang berpotensi
mencemari lingkungan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Industri:
Peraturan ini mengatur tanggung jawab perusahaan dalam mencegah pencemaran
dan perusakan lingkungan akibat kegiatan industri, yang termasuk penggunaan
tangki timbun.
3. Standar Nasional Indonesia (SNI): Standar Nasional Indonesia yang relevan
mungkin mengatur penggunaan dan spesifikasi tangki timbun yang digunakan
dalam berbagai sektor industri.
4. Peraturan Daerah: Beberapa daerah atau kabupaten-kota di Indonesia mungkin
memiliki peraturan daerah atau ketentuan tambahan yang berlaku untuk industri
atau kegiatan di wilayah mereka, termasuk penggunaan tangki timbun

K3 PESAWAT ANGKAT ANGKUT

PERTANYAAN

Apakah ada undang-undang atau regulasi khusus yang berlaku untuk penggunaan pesawat
angkat angkut di wilayah atau sektor tempat kerja Anda?

JAWAB

Undang-undang dan regulasi yang berlaku untuk penggunaan pesawat angkat angkut dapat
bervariasi berdasarkan lokasi geografis dan jenis industri atau sektor. Di berbagai negara,
terdapat peraturan yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja dalam penggunaan
pesawat angkat angkut.
Apa yang perusahaan lakukan untuk memastikan bahwa semua karyawan memahami dan
mematuhi pedoman K3 yang berlaku untuk penggunaan pesawat angkat angkut

JAWAB

1. Pelatihan K3: Perusahaan memberikan pelatihan K3 kepada semua


karyawan yang terlibat dalam penggunaan pesawat angkat angkut.
Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang risiko dan tindakan yang
harus diambil untuk menjaga keselamatan.
2. Sertifikasi Karyawan: Karyawan yang bertanggung jawab langsung dalam
operasi pesawat angkat angkut mungkin harus mendapatkan sertifikasi
atau lisensi khusus sesuai dengan regulasi yang berlaku. Sertifikasi ini
memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan.
3. SOP (Standard Operating Procedures): Perusahaan mengembangkan dan
menetapkan SOP yang jelas untuk penggunaan pesawat angkat angkut.
Semua karyawan harus memahami dan mematuhi SOP ini.
4. Pemeriksaan dan Pengujian Rutin: Pesawat angkat angkut harus
menjalani pemeriksaan rutin dan pengujian untuk memastikan bahwa
mereka beroperasi dengan baik. Karyawan yang terlibat dalam proses ini
harus terlatih.
5. Komitmen Kepemimpinan: Pemimpin perusahaan mendemonstrasikan
komitmen terhadap K3 dan memotivasi karyawan untuk mematuhi
pedoman dengan baik.
6. Pelatihan Berkelanjutan: K3 bukan hanya sekadar pelatihan awal.
Perusahaan memberikan pelatihan berkelanjutan untuk memastikan bahwa
karyawan selalu up to date dengan perubahan dalam pedoman dan
regulasi K3.
7. Pemeriksaan K3 Internal: Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan
internal untuk memastikan kepatuhan terhadap pedoman K3. Ini mencakup
inspeksi lapangan dan audit keselamatan rutin.
8. Komitmen Karyawan: Karyawan didorong untuk berkomitmen terhadap
keselamatan diri dan rekan kerja mereka. Mereka harus merasa nyaman
untuk melaporkan situasi berisiko atau pelanggaran K3 tanpa takut akan
sanksi.

K3 MEKANIK
PERTANYAAN

1. Apa langkah-langkah keselamatan yang Anda terapkan ketika melakukan pekerjaan


mekanik, terutama ketika bekerja dengan peralatan berat atau alat-alat berpotensi
berbahaya?

JAWAB

1. Pemeriksaan Sebelum Operasi: Sebelum mengoperasikan peralatan atau alat, saya


selalu melakukan pemeriksaan visual untuk memastikan bahwa semuanya dalam
kondisi baik dan berfungsi dengan benar. Ini mencakup pemeriksaan kebocoran,
kerusakan, atau komponen yang aus.
2. Pelatihan dan Kualifikasi: Saya hanya melakukan pekerjaan mekanik yang sesuai
dengan pelatihan dan kualifikasi saya. Sertifikasi dan lisensi yang diperlukan
diperoleh sesuai dengan regulasi yang berlaku.
3. Penggunaan Peralatan Pelindung Pribadi (PPE): Saya selalu mengenakan PPE
yang sesuai, seperti helm, sepatu pelindung, sarung tangan, kacamata pelindung,
dan alat pelindung lainnya sesuai dengan jenis pekerjaan yang saya lakukan.
4. Perencanaan Keselamatan: Sebelum memulai pekerjaan, saya merencanakan
tindakan keselamatan dan mengidentifikasi potensi bahaya. Saya juga berkomunikasi
dengan rekan kerja tentang peran mereka dalam menjaga keselamatan.
5. Komunikasi: Saya selalu berkomunikasi dengan rekan kerja dan supervisor tentang
lokasi saya, pekerjaan yang akan saya lakukan, serta tindakan darurat yang harus
diambil jika terjadi insiden.
6. Pemeliharaan Rutin: Peralatan dan alat yang saya gunakan dijaga dengan baik dan
menjalani pemeliharaan rutin sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

2. Apa jenis pelatihan K3 yang Anda terima untuk menjaga keselamatan dalam
pekerjaan mekanik Anda, dan bagaimana Anda memastikan pemahaman dan
penerapan praktik tersebut?

JAWAB

1. Pelatihan Dasar K3: Pelatihan dasar ini mencakup prinsip-prinsip dasar K3,
pemahaman tentang bahaya umum di tempat kerja, penggunaan peralatan
pelindung pribadi (PPE), dan tindakan darurat.
2. Pelatihan K3 Spesifik Peralatan: Untuk jenis peralatan berat atau mesin tertentu
yang saya operasikan, saya menerima pelatihan khusus yang mencakup cara operasi
yang aman, pemeliharaan, dan pemecahan masalah.
3. Pelatihan K3 Industri: Pelatihan ini berfokus pada risiko K3 yang terkait dengan
industri tertentu, seperti konstruksi atau manufaktur. Ini mencakup praktik
keselamatan industri khusus.
4. Pelatihan Penanganan Bahan Berbahaya: Jika pekerjaan saya melibatkan
penanganan bahan berbahaya, saya menerima pelatihan tentang cara
mengidentifikasi, menyimpan, dan menangani bahan tersebut dengan aman.
5. Pelatihan Evakuasi dan Pertolongan Pertama: Saya juga menerima pelatihan
dalam pertolongan pertama, termasuk penanganan cedera kecil dan tindakan
darurat. Pelatihan evakuasi juga diajarkan untuk situasi darurat

3. Apa jenis pelatihan K3 yang Anda terima untuk menjaga keselamatan dalam
pekerjaan mekanik Anda, dan bagaimana Anda memastikan pemahaman dan
penerapan praktik tersebut?

JAWAB

 Praktik Lapangan: Saya mengimplementasikan praktik K3 yang saya


pelajari dalam situasi nyata di lapangan. Saya selalu menggunakan PPE
yang sesuai, mengikuti SOP, dan meminimalkan risiko potensial dalam
pekerjaan mekanik saya.
 Komunikasi dan Kolaborasi: Saya berkomunikasi secara teratur dengan
rekan kerja dan supervisor untuk memastikan pemahaman yang konsisten
tentang praktik K3 dan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah
keselamatan potensial.
 Audit dan Pemeriksaan K3: Saya terlibat dalam audit atau pemeriksaan K3
yang dilakukan oleh perusahaan atau auditor eksternal. Ini membantu
memastikan kepatuhan terhadap praktik K3 yang sesuai dengan standar
dan regulasi.
 Pendidikan Berkelanjutan: Saya terus mengembangkan pengetahuan K3
saya melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Saya menghadiri
seminar, kursus, atau workshop K3 tambahan jika ada perubahan dalam
praktik atau regulasi.

Anda mungkin juga menyukai