rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan modul bahan ajar paket
keahlian Administrasi Perkantoran untuk mata pelajaran SARANA DAN PRASARANA
ini dengan sebaik-baiknya.
Modul Bahan Ajar ini disusun agar siswa dapat mengetahui dan memahami tentang
“Administrasi sarana dan prasarana” yang disusun berdasarkan berbagai sumber bacaan.
Dalam menyelesaikan modul bahan ajar ini saya telah banyak memperoleh bantuan dan
masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
Ibu Dra. Sri Mutnainnah, M.Si , Selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar yang telah memberikan tugas modul ini sehingga pengetahuan saya setelah
penyusunan dapat bertambah.
Pihak-pihak yang telah turut ikut serta membantu dalam penyusunan modul bahan ajar ini
sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa penyusunan modul bahan ajar ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga modul bahan ajar ini
dapat berguna bagi para siswa pada khususnya dan semua yang berkonstribusi dalam
modul bahan ajar ini yang budiman pada umumnya.
Nurul Hikmah
kelas X | SARANA DAN PRASARANA
A. Deskripsi K3
D
alam rangka memasuki era pasar/ perdagangan bebas tingkat negara negara Asean
yang dikenal dengan istilah Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan perdagangan
bebas ting kat asia pasifik (APEC) serta per dagangan bebas tingkat dunia World
Trade Organization (WTO) yang akan diberlakukan pada tahun 2020, dan dalam
perdagangan bebas ter sebut K3 merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi bagi industri di Indonesia.
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
atau keselamatan kerja;
Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan;
Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat ke selamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan ; Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
dimana syarat kesehatan dan keselamatan ker ja serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan oleh nya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai peng awas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan
Tujuan dari SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan
segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sedang
kan manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3 bagi industri atau perusahaan
yakni :
B
erdasarkan pembahasan tentang deskripsi K3 di atas, lakukan wawan cara dengan
tenaga kerja dan atau pengusaha dari suatu perusahaan yaitu berkisar tentang :
C. Persyaratan produksi
Keselamatan kerja di tempat kerja
Kesadaran tentang penerapan K3LH dewasa ini semakin meningkat, ter utama
pada organisasi perusahaan yang bergerak di bidang usaha perta nian atau
perkebunan. Kesadaran tentang penerapan K3LH tersebut sejalan dengan
penerapan peraturan sistem manajemen mutu ISO 14000 yaitu bagi organisasi
perusahaan yang memerlukan pe ngakuan standar Internasional. Untuk
mempermudah pelaksanaan penerapan K3 LH tersebut, perlu di ketahui beberapa
pengertian atau istilah-istilah umum yang biasa diper gunakan yaitu sebagai berikut :
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan erat dengan mesin,
peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan
serta cara-cara me lakukan pekerjaan.
Sasaran Program K3
Sasaran program K3 adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat tempat kerja
tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian/ perkebunan,
peternakan, perikanan, industri pengolahan, pertambangan, perhubungan,
jasa dan sebagainya.
Tempat Kerja
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup maupun terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering digunakan
oleh tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha.Tempat kerja tersebut terdapat
sumber-sumber bahaya, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air, maupun di udara yang menjadi ke wenangan suatu badan usaha
atau perusahaan. Dalam bidang perkebunan, yang disebut dengan tempat kerja
adalah tempat dimana kegiatan perkebunan biasa dilaksanakan, yaitu areal
pembibitan, areal penanaman, termasuk laboratorium, dan bengkel pertanian.
Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik perorangan, kelompok,
swasta maupun milik negara.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di
dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi standar kebutuhan masyarakat.
Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan semua unsur-unsur
yang terdapat da lam suatu instansi atau perusahaan dimana dilakukan
kegiatan kerja. Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah
semua personil dan suatu instansi atau perusahaan termasuk didalamnya
adalah pihak manajer, tenaga kerja dan orang-orang yang terkait dengan
kegiatan perusahaan tersebut.
Penerapan Prosedur K3
Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan :
Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap pe nerapan
sistem manajemennya
Merencanakan pemenuhan ke bijakan, tujuan dan sasaran pe nerapan K3
Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan
dan mekanisme pen dukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran K3.
Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melaku kan tindakan
perbaikan dan pen cegahan.
Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara
berkesinambungan de ngan tujuan meningkatkan kinerja.
Pada setiap laboratorium atau bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang
harus dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan.
Didalam tata tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan serta ancaman sanksi yang akan dikenakan jika
melanggar tata tertib.
Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan
instruksi kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau
di tempat-tempat tertentu sedemiki an rupa, sehingga setiap operator alat yang
akan menggunakan alat dapat membaca petunjulk peng operasian alat. Hal ini
untuk meng hindari terjadinya kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat.
Selain itu, dengan adanya pe tunjuk pengoperasian maka siapa pun yang akan
mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan yang dapat
menyebabkan kecelakaan operator atau kerusakan alat.
Pada setiap ruangan agar dibuat kan poster-poster keselamatan kerja dan
label-label yang me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi.
Pem buatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga
mudah dibaca bagi setiap orang.
Bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida,
rodentisida, herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan
label dan tanda dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada
wadah adalah suatu tindakan pencegahan yang sangat penting.
Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang
ada. Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan
lambang yang sudah diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat
mudah mengenal dan me respon maksud dan tujuan label atau tanda atau
lambang yang telah dipasang.
Mengingat sangat bervariasinya per kakas, mesin, bahan kimia berbahaya dan
cara kerja yang diguna kan dalam bidang pertanian (perkebunan), maka tidak
semuanya akan dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin dan
bahan kimia berbahaya tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan .
Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam
pertanian (perkebunan) harus :
Peralatan tangan
Penggunaan peralatan tangan banyak digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan
yang ringan dan memerlu kan spesifikasi kerja tertentu. Ada beberapa hal yang
harus diperhati kan dalam penggunaan peralatan tangan, yaitu :
Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat dari
baja berkualitas baik sehingga menjaga sisi pe motongan dan efektivitasnya de
ngan pemeliharaan minimum.
Bagian alas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang
dengan aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku
keling atau baut.
Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus terbuat dari
kayu berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai
Spesifikasi perkakas, seperti ukur an, panjang tangkai dan berat harus sesuai
untuk memenuhi ke butuhan dari pekerjaan dan keada an fisilk dari pemakai.
Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan alat
yang sesuai.
Mesin portable
Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus
ditempatkan dengan nyaman dan fungsinya ditandai dengan jelas.
Posisi dan dimensi tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua sikap
kerja normal.
Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang berbahaya harus
serendah mungkin sesuai dengan kemajuan teknologi.
Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus da pat dihancurkan
secara biologis (ramah lingkungan) sehingga me ngurangi bahaya polusi gas
buang dan tumpahan.
Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa
kerusakan yang timbul.
Pakaian kerja
Pakaian kerja yang dipakai di lapangan, bagi pekerja bidang pertanian, harus
memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah :
Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap
kering dan berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah
yang ber iklim panas dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk
menghindari radiasi panas yang berlebihan dan memudah kan pengeluaran
keringat.
Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jilka ada suatu resiko radiasi
UV atau potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan
binatang.
Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian
untuk memastikan bah wa para pekerja kelihatan dengan jelas.
Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir,
bila pengurangan resiko dengan cara-cara teknis atau organisatoris tidak
mungkin dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang
berhubungan dengan resiko spesifik tersebut digunakan.
Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian dilapangan harus
memiliki fungsi yang spesifik.
Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat
pelindung diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan
kimia ditempat kerja.
Alat pelindung diri harus meme nuhi standar internasional atau nasional.
Pengujian peralatan tersebut harus dilakukan oleh lembaga atau institusi yang
berwenang menguji dan me miliki sertifikat untuk peralatan yang menggunakan
mesin dan sensitifitas tinggi. Sedangkan untuk peralatan manual, jika
memungkinkan operator dapat melakukannya sendiri. Pengu jian dilakukan secara
reguler, dan hasil pengujian dilaporkan kepada perusahaan, untuk dilakukan
tindak an semestinya. Peralatan yang me menuhi standar keselamatan kerja
diterbitkan sertifikat. Sedangkan peralatan yang rusak, disarankan untuk
diperbaiki agar dapat berfungsi se bagaimana mestinya.
Sifat bahan padat; yaitu sangat mudah atau agak mudah atau bersifat sukar
terbakar
Ukuran zat; jika suatu zat atau bahan berjumlah sedikit maka tidak cukup
menimbulkan panas sehingga kebakaran tidak akan te jadi.
Keadaan zat padat
Cara menyalakan
Penyinaran
Terbakarnya bahan-bahan yang ber sifat mudah terbakar oleh benda pijar atau
nyala api, tidak harus terjadi karena persentuhan. Semua sumber panas akan
memancarkan gelom bang elektromagnetis yaitu sinar infra merah. Jika
gelombang elektromagnetis me ngenai benda, maka pada benda tersebut akan
dilepaskan energi yang berubah menjadi panas. Akibatnya benda yang disinari
akan bertambah panas dan bila panas tersebut sampai pada titik nyala maka benda
tersebut akan terbakar.
Percikan api
Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya
campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api
tidak dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas
yang ditim bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek,
ataupun oleh terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda
yang bergerak.
Terbakar sendiri
Kebakaran yang terjadi secara sendiri disebabkan karena seonggok an bahan
bakar mineral padat atau zat-zat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar,
terutama minyak tumbuh-tumbuhah. Banyaknya panas yang tejadi ditentukan oleh
luas permukaan yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden
tifikasi bahan-bahan yang mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang
aman.
Reaksi kimia
Reaksi-reaksi kimia dapat menghasil kan panas yang dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran. Fospor kuning teroksidasi sangat cepat bila bersing gungan
dengan udara. Natrium dan kalium akan cepat bereaksi bila tercampur dengan air,
dan akan me lepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar jika suhu udara di atas
400 oC. Asam nitrat yang mengenai bahan-bahan organik akan menye babkan
terjadinya nyala api.
Sakelar
Adapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis, harus
memenuhi syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan motor, pesawat listrik,
instalasi cahaya dan tenaga, harus ditutup.
Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian terbuka yang
bertegangan akan menimbulkan bahaya tekanan arus listrik sehingga dapat
meng akibatkan loncatan api, bila sakelar diputuskan arusnya.
Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel) harus
dihubungkan ke tanah
Sakelar tuas harus di pasang sedemikian rupa sehingga bagian yang dapat
digerakkan dalam ke adaan tidak ada hubungan (tidak bertegangan)
Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di
luar batas jangkauan tangan dan pelayanannya dilakukan dengan
menggunakan tongkat pengaman.
Bila pemasangan seperti butir 3 dan 4 tidak dimungkinkan, sakelar tersebut
harus tertutup atau di pagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan
pela yanannya tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman.
Untuk keperluan pemakaian se cara umum, dianjurkan agar di pakai sakelar
putar dan tombol tekan, karena bagian yang bertegangan berada di tempat
tertutup. Sakelar yang dapat me nimbulkan loncatan api harus di pasang dalam
peta penghubung.
Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.
Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya ke bakaran, beberapa hal yang perlu dilakukan
pencegahan dan per lindungan yaitu :
Penyimpanan
Dalam pengorganisasian usaha ke selamatan kerja terhadap bahaya
kebakaran, perhatian yang cermat harus diberikan tehadap lokasi dan disain
gudang. Aneka bahan, khusus nya zat-zat yang dapat terbakar merupakan sumber
utama terjadinya. Dalam perencanaan gudang atau tempat penyimpanan bahan,
baik sifat maupun bentuk bahan harus diperhatikan. Zat cair yang memiliki titik
nyala lebih kecil dari 320C harus ditempatkan dalam wadah atau tangki tertutup
dan disimpan dalam tangki dan ditempatkan di tempat yang terpisah atau di luar
gudang dan jauh dari bahan-bahan lain yang mudah terbakar.
Pengolahan
Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan yang kurang
berbahaya ditinjau dari segi kebakaran, maka resiko dapat dikurangi atau
ditiadakan. Jumlah bahan yang mu dah terbakar sedapat mungkin di kurangi
dalam penggunaannya pada proses produksi. Zat padat yang mudah terbakar harus
diletakkan tersusun rapi dan aman, sehingga memudahkan pekerjaan. Bahan cair
yang mudah terbakar harus disalur kan ke tempat kerja melalui pipa-pipa penyalur
atau drum-drum yang di lengkapi dengan pompa tangan. Perlu dilakukan
pengaturan agar ba han cair tidak tumpah ke sekitar, misalnya dengan penempatan
drum- drum pada landasan yang me nampung bahan tertumpah.
Keracunan Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk mengen dalikan
hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida tersebut sangat berbahaya terhadap
kesehatan karena dapat menyebabkan sakit atau ke matian. Berdasarkan cara
pengguna annya dikenal insektisida yang di semprotkan dalam bentuk aerosol
maupun pengasapan (fumigan). Keracunan insektisida cepat terjadi melalui
beberapa cara, seperti kulit, mulut atau hisapan udara melalui hidung. Keracunan
melalui kulit mudah terjadi jika kulit terbuka. Ka rena itu, proses pembuatan
larutan dan penyemprotan pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan meng
gunakan peralatan pelindung agar pestisida tidak terkena tubuh, seperti
penggunaan masker, sarung tangan, pakaian yang tertutup dan lainya.
Beberapa hal penting agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida antara
lain :
Semua pestisida adalah racun berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu
harus dijauhkan dari makanan, minuman dan he wan ternak.
Jangan mencampur pestisida me lebihi takaran yang ditentukan pabrik
pembuatnya.
Perhatikan tanda-tanda peringatan pada kaleng kemasan, cara pe nyimpanan
dan cara pencampur annya, dan penggunaan.
Alatt pencampur dan penyimpan pestisida harus diletakkan terpisah dari
gudang dan dijauhkan dari jangkauan anak anak.
Hindari kontak langsung antara tubuh dengan pestisida. Kontak dengan
pestisida tidak boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi
penyerapan melalui kulit.
Hindari makan, minum dan me rokok sewaktu menyemprot insektisida.
Setelah menyemprot dengan pes tisida, cucilah pakaian dan badan dengan air
yang mengalir dan menggunakan sabun.
Jangan menyemprotkan pestisida berlawanan arah angin
Jika alat penyemprot pestisida tersumbat, jangan sekali-kali ditiup atau dihisap
dengan mulut.
Gunakan pelindung badan, ketika melakukan penyemprotan.
Kewajiban pekerja :
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
atau ahli K3.
Memakai alat pelindung diri.
Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
Hak pekerja :
Meminta kepada pengusaha agar melaksanakan semua syarat K3 yang
diwajibkan.
Menyatakan keberatan untuk bekerja apabila syarat-syarat K3 dan alat
pelindung diri tidak memenuhi syarat.
Hak Perusahaan :
Meminta pekerja untuk mentaati syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk K3
Tindakan Pidana Pelanggaran UU No. 1 Tahun 1970 dengan ancaman
hukuman maksimum 3 (tiga) bulan penjara atau denda setinggi-tingginya Rp
100.000,- (Pasal 15 ayat 2 UU No. 1/1970).
Pendahuluan
Latar belakang
Maksud
Tujuan
Ruang lingkup
Pengertian
III. Proses Penanganan pasca panen kakao
Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen
Kakao adalah:
Mempertahankan dan meningkat kan mutu biji kakao
Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
Memudahkan dalam pengangkut an hasil kakao
Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
Meningkatkan daya saing hasil kakao
Meningkatkan nilai tambah hasil kakao
Pastikan Anda bukan menjadi kor ban berikutnya. Seringkali lengah atau
kurang berpikir panjang bila menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum menolong
korban, pe riksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam
bahaya.
Pakailah metode atau cara per tolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Pergunakanlah sumber daya yang ada; baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila bekerja dalam tim, buatlah pe rencanaan yang
matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
Buatlah catatan usaha-usaha per tolongan yang telah dilakukan yakni memuat
identitas korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut berguna bagi
penderita untuk mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
Sedangkan tahapan secara umum pertolongan pertama yaitu :
Jangan Panik
Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Perhatikan tanda-tanda shock
Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
· Mata cekung
· Kejang-kejang
Asma yaitu penyempitan/ gangguan saluran pernafasan
Gejala Penanganan
· Kesadaran menurun
(gelisah/meracau)
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari
benturan keras
Gejala Penanganan
Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba
karena kekerasan/injury.
Gejala Penanganan
Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat
membakar).
Gejala Penanganan
Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu
yang me ngancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua
jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya
resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa.
Gejala Penanganan
- Lakukan kompres es
· Perawatan luka
Gigitan lipan
Gejala Penanganan
· Ada sepasang luka bekas gigit an · Kompres dengan air dingin dan
cuci dengan obat antiseptik
· Sekitar luka bengkak, rasa ter
bakar, pegal dan sakit biasanya hilang · Beri obat pelawan rasa sakit, bila
dengan sendirinya se telah 4-5 jam gelisah bawa ke paramedik
Alat Pengangkutan
Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan,
kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pe
ngangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas
penolong satu orang maka korban dapat dievakuasi dengan cara :
Bila petugas penolong dua orang maka korban dapat dievakuasi dengan
memperhatikan yaitu pengangkutannya tergantung cidera penderita tersebut dan
diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk
mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. Karena itu cara
evakuasi dapat dilakukan dengan cara:
Tandu permanen
Tandu darurat
Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
Tali/webbing
Para pekerja dan wakil mereka harus diberi informasi yang tepat oleh
pengusaha, mengenai pengaturan, pelaporan, pencatatan dan pemberi tahuan
informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut
merupakan hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan :
Hamdani D. & Sutisna A., 2002, Surat Niaga & Kearsipan, CV.Yrama
Widya,Bandung.
Maruyama, Keisuke dkk, 1999, Writing Business Letters in Japanese, The Japan
Times, Tokyo Japan.
Nakamaki H. & Hioki K.,Ed., 1997, Keiei Jinruigaku Koto Hajime (Antropologi
Administrasi), Toho Shuppasn, Osaka Japan.
Nugroho, Adi, 1996, Penuntun Teknis Surat Menyurat., Penerbit Indah, Surabaya.
Ooishi, Yutaka,1998, Komyunikeeshon Kenkyu, (Suatu Penelitian Tentang
Komunikasi), Keio Gijuku Daigaku Shuppankai, Tokyo Japan.
Puspitasari, Devi, 2007, Menangani penerimaan dan pengiriman Surat/ Dokumen,
Arya Duta, Depok.
________, 2007, Bekerja Sama Dengan Kolega dan Pelanggan, Arya Duta Depok.
Puspitasari D. & Aulia R., 2007, Berkomunikasi Melalui Telepon, Arya Duta,Depok.
Hodo Mi Ni Tsuku Hon (Buku Pedoman Menarik Tentang Cara Melayani Tamu),
Chukei Shuppan, Tokyo Japan.
Suma’mur, 1987, Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kesehatan, CV. Haji Mas
Sumpriana, Euis, 2004, Melakukan Pekerjaan Surat Menyurat, CV. Armico, Bandung.
Takashi, Ryuzaki, 2002, Giin Hisho (Sekretaris Anggota Parlemen), PHP Kenkyuujo,
Tokyo, Japan.
UU no.13 Th 2003,Ketenagakerjaan.
Wuryantari, Sri, 2007, Melakukan Proses Administrasi Transaksi, Arya Duta Depok.