Safety Induction merupakan program mendasar dalam mendisiplinkan pegawai atau pekerja,
yaitu dengan memberikan induksi atau pengarahan dan orientasi tentang pekerjaan dan aspek
keselamatan kerjanya. Induksi dilakukan terutama bagi pegawai baru atau baru dipindahkan.
Selain itu, induksi juga diberlakukan bagi tamu atau kontraktor yang akan memasuki
kawasan perusahaan.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Safety Induction diwajibkan
bagi setiap perusahaan. Bab V tentang pembinaan pada pasal 9 ayat 1 dan 2 pada UU tersebut
menyatakan bahwa:
Ayat (1) menyebutkan bahwa Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang:
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
Ayat (2) menyebutkan bahwa Pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang
bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut diatas.
Safety induction sangat diperlukan bagi para pekerja baru karena banyak penelitian
menyebutkan bahwa tingkat kecelakaan pada pekerja baru, Menurut penelitian dari Health
and Safety Executive dan institute for work and health:
8 dari 16 kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian terjadi pada 10 hari pertama di
tempat kerja, Setengah dari mereka terjadi pada hari pertama
Risiko keselamatan kerja cidera hilang waktu (lost time injury) ditemukan sangat tinggi
pada bulan pertama pekerjaan, risiko tersebut menjadi 3 kali lipat lebih besar daripada
pekerja yang sudah punya pengalaman kerja 1 tahun.
Jenis-jenis Safety Induction di Perusahaan
Yaitu pengarahan tentang K3 yang bersifat umum. Induksi ini diberikan kepada
karyawan baru atau karyawan yang kembali setelah 6 bulan atau lebih meninggalkan
kegiatan atau setelah pulang dari masa cuti. Diperlukannya pekerja yang sehabis masa
cuti untuk mengikuti safety induction karena sebagai upaya merefresh kembali
ingatan pekerja tentang K3 dan memberitahu jika ada perubahan dari lingkungan
kerja seperti perubahan akses kendaraan, assembly point, dan lain sebagainya yang
dapat menjadi bahaya bagi pekerja.
Yaitu pengarahan tentang K3 secara singkat yang diberikan khusus untuk tamu atau
pengunjung yang akan memasuki area operasional perusahaan. Induksi yang
disampaikan minimal tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan perusahaan
tentang K3, kewajiban tamu selama berada di lingkungan pekerjaan, tanggap darurat,
dan tata cara penyelamatan apabila ada kebakaran.
Induksi Ulang
Berikut ini adalah poin-poin penting dan contoh materi yang harus disampaikan oleh petugas
saat melakukan Safety Induction:
3. Kewajiban para tamu/pegawai baru yang harus dipatuhi ketika berada di lingkungan
perusahaan, termasuk kewajiban menggunakan Alat Pelindung Diri (APD);
8. Jadwal kegiatan HSE diperusahaan seperti: HSE Talk, latihan keadaan darurat dll.
siapapun memiliki wewenang untuk memberikan Safety Induction asalkan sudah ditunjuk
oleh perusahaan dengan pertimbangan bahwa yang bersangkutan telah memahami kondisi
dan prosedur-prosedur safety induction.
Apalagi untuk Local Safety Induction maka departemen terkaitlah yang lebih paham seluk
beluk dan potensi bahaya yang berada lingkup pekerjaannya. Jadi wewenang pemberian
pelatihan safety induction sebaiknya disampaikan oleh masing-masing departemen
perusahaan.