Anda di halaman 1dari 26

BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertambangan dan Pengaturan Penambangan Pasir

1. Pengertian Pertambangan

Pertambangan ialah merupakan salah satu kegiatan dasar yang di lakukan

manusia dan berkembang pertama kali bersama-sama dengan per tanian yang

oleh karena itu keberadaan pertambangan tidak dapat di pisah kan dari suatu

kehidupan atau peradaban manusia. Pertambangan juga dapat disebut juga

sebagai suatu kegiatan yang unik, hal ini di sebabkan karena endapan bahan

galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi baik

jenis, jumlah, kualitas maupun karakteristiknya dari bahan galian tambang

tersebut.

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam upaya pencarian,

pengembangan (pengendalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan

galian (mineral, batubara, panas bumu, migas) ilmu pertambangan merupakan

suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi pekerjaan pen carian penyelidikan,

study kelayakan, persiapan penambangan, penamba ngan, pengolahan dan

penjualan mineral-mineral atau batuan yang memi liki arti ekonomis (berharga).

Pertambangan bisa juga diartikan sebagai kegiatan, teknologi dan bisnis yang

berkaitan dengan industri pertam

10
11

bangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengo

lahan, pemurnian pengangkutan sampai pemasaran.

Pertambangan memiliki banyak pengertian, berikut adalah beberapa

pengertian pertambangan antara lain pengertian dari pertambangan secara

umum adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral

dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi (kegiatan menge luarkan

sumber daya alam dari dalam bumi). Penambangan adalah proses

Pengambilan material yang dapat diektraksi dari dalam bumi dan

pengertian tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan.

Pengertian Pertambangan menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 4

Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara adalah :

“Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dari pengusahaan mineral atau batu bara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengang
kutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti istilah “Pertam

bangan” adalah urusan pekerjaan dan sebagainya yang berkenaan dengan

tambang. Pertambangan merupakan salah satu jenis kegiatan yang

melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi,

sedangkan Istilah “Penambangan” menurut Kamus Besar Bahasa Indo

nesia arti kata penambangan adalah proses, cara, perbuatan menambang.


12
13

Penambangan merupakan proses pengambilan material yang dapat di

ekstraksi dari dalam bumi.4

Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk

memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya. Pertam

bangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih

atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.5

Pengertian lain tentang penambangan adalah :

“kegiatan pengambilan endapan bahan tambang berharga


dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, pada permukaan
bumi, dibawah permukaan air, baik secara mekanis maupun
manual, seperti pertambangan minyak dan gas bumi, batu bara,
pasir besi, biji nikel, biji bauksit, biji tembaga, biji emas, perak, biji
mangan, dan sebagai nya.” 6

Tambang atau disebut (mine) adalah Suatu penggalian yang


dilakukan di bumi untuk memperoleh mineral. Pertambangan atau
(mining) adalah kegiatan, pekerjaan dan industri yang berhubungan
dengan ekstraksi mineral.7
Penambangan adalah kegiatan, teknologi, dan bisnis yang
berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksp
lorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengang
kutan, sampai pemasaran.8
Penambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, peman
faatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi,
migas).9
Penambangan pasir adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya

pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan pen


14

jualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Penambangan

pasir bisa diartikan sebagai mengambil dari dangkal untuk di naikkan ke

atas dengan menggunakan alat manual atau mesin.

Penambangan pasir adalah bagian kegiatan usaha pertambangan

non logam yang bertujuan untuk memproduksi mineral ikutannya. Penam

bangan pasir dari definisi lain adalah penggalihan di bawah permu kaan

tanah baik di lahan ataupun di bawah tanah aliran sungai dengan maksud

pengambilan jenis bahan galian mineral non logam (pasir) yang mem

punyai arti ekonomis.

Pengertian pertambangan dan penambangan di konstruksikan

sebagai suatu kegiatan. Kegiatan ini, meliputi penelitian, pengelolaan, dan

pengusahaan. Mineral merupakan senyawa anorganik yang terbentuk di

alam yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal

teratur atau gabungannya yang membentuk batuan baik dalam bentuk

lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang

terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.

Penambangan pasir pada prinsipnya bersifat industri dan bahan

baku tanahnya diambil dan digali dari tanah, pengelolaannya sangat

berkaitan dengan fungsi lingkungan hidup, maka para pengusaha pertam

bangan pasir tersebut hendaknya lebih memperhatikan aspek kelestarian


15

fungsi lingkungan hidup dalam melakukan kegiatan usahanya karena hal

ini telah diatur dengan tegas oleh undang-undang.

Pengertian tersebut dalam arti luas karena meliputi berbagai

kegiatan pertambangan yang ruang lingkupnya dapat dilakukan sebelum

penambangan, proses penambangan, dan sesudah proses penambangan.

Pasal 1 angka 4 Undang-undang Pertambangan Minerba, kaitannya

dengan pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral

yang berupa bijih atau batuan, diluar panas bumi, minyak dan gas bumi,

serta air tanah. Apabila kita mengacu kepada definisi yang dipaparkan di

atas, kita dapat menelaah objek dan ruang lingkup kajian hukum

pertambangan.

2. Pengaturan Penambangan Pasir

Penambangan pasir atau yang lazim di sebut dengan penambangan

galian C adalah merupakan kegiatan usaha penambangan rakyat yang harus

memiliki izin pertambangan rakyat (IPR). Izin pertambangan rakyat adalah

izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah usaha

pertambangan merupakan usaha untuk melakukan kegiatan eksplorasi,

eksploitasi, produksi, pemurnian, dan penjualan. Usaha pertambangan itu di

lakukan dengan menggunakan alat-alat yang bersahaja namun, tidak

menggunakan teknologi canggih, sebagaimana halnya dengan perusahaan

pertambangan yang mempunyai modal yang besar dan menggunakan


16

teknologi canggih. Kegiatan pertambangan dalam wilayah pertambangan

rakyat dengan luas wilayah dan investasi secara terbatas.13

Pengaturan untuk melakukan kegiatan penambangan rakyat dalam

hal ini penambangan pasir menurut Undang-undang No. 4 Tahun 2009

tentang Minerba ialah:

a. Pasal 1 angka 10, memuat rumusa tentang izin pertambangan

rakyat yang disebut ( IPR );

b. Pasal 1 angka 12 memuat rumusan tentang wilayah dalam

pertambangan rakyat ( WPR );

c. Pasal 20 memuat tentang setiap kegiatan pertambangan rakyat

dilakukan dalam suatu WPR

d. Pasal 21 memuat tentang aturan penetapan wilayah pertambangan

rakyat;

e. Pasal 22 memuat aturan tentang kriteria dalam menentukan WPR;

f. Pasal 24 mengatur tentang wilayah dan tempat kegiatan

pertambangan rakyat yang sudah dikerjakan tetapi belum di

tetapkan sebagai WPR dan harus diprioritaskan untuk ditetapkan

sebagai WPR;
17

g. Pasal 25 mengatur tentang pedoman, prosedur, dan penetapan

WPR, yang dalam kewenangan Bupati/Walikota setelah

berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten/Kota;

h. Pasal 26 mengatur tentang kriteria dan mekanisme penetapan WPR

yang di tetapkan dalam Perda Kabupaten/Kota;

i. Pasal 35 mengatur tentang pelaksaanaan pertambangan dalam

bentuk izin pertambangan rakyat ( IPR );

j. Pasal 67 mengatur tentang badan hukum yang berhak mengajukan

permohonan IPR;

k. Pasal 68 mengatur tentang luas wilayah pertambangan rakyat (

WPR );

l. Pasal 69 mengatur tentang hak-hak tentang pemegang IPR;

m. Pasal 70 dan Pasal 71 mengatur tentang kewajiban pemegang IPR;

n. Pasal 72 mengatur tentang tata cara pemberian IPR, yang diatur

dalam Perda Kabupaten/Kota;

o. Pasal 73 mengatur tentang pembinaan;

p. Pasal 104 mengatur tentang larangan pengolahan dan pemurnian

dalam pertambangan;

q. Pasal 131 dan Pasal 132 mengatur tentang besarnya pajak yang

dibayar oleh pemegang IPR;


18

Ketentuan pelaksanaan lebih lanjut mengenai undang-undang

minerba yang di tuangkan dalam peraturan pemerintah yaitu Peraturan

Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan, Peraturan

Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Usaha Pertambangan, dan

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Minerba.

Pengaturan dasar hukum pertambangan rakyat sejak di berlakukanya

Undang-undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah dalam

setiap urusan perizinan tentang kegiatan pertambangan menjadi

kewenangan dari provinsi.

Unsur-unsur pertambangan rakyat, yakni meliputi :

1) Usaha pertambangan

Bahan galian yang diusahakan meliputi bahan galian strategis,

vital, dan galian C

2) Dilakukan oleh rakyat

3) Domisili di area tambang rakyat

4) Untuk penghidupan sehari-hari

5) Diusahakan sederhana

Pejabat yang berwenang memberikan Izin Pertambangan Rakyat (

IPR ) adalah Bupati/Walikota sesuai dengan Pasal 67 UU No. 4 Tahun

2009. Pengertian Pasal 67 tersebut memberikan kewenangan kepada

Bupati/ Walikota hanya dapat memberikan IPR terutama kepada penduduk


19

setempat, baik kepada perseorangan maupun kelompok masyarakat dan

/atau koperasi. Pelaksanaan kewenangan tersebut dapat dilimpahkan

bupati /walikota kepada camat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan. Pasal 5 Peraturan Pemerintah RI Nomor 75 Tahun

2001 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 32

Tahun 1969, telah ditentukan prosedur dan syarat-syarat untuk

mengajukan permintaan izin pertambangan rakyat dan untuk mendapatkan

izin pertambangan rakyat, maka yang bersangkutan mengajukan

permohonan kepada bupati/ walikota dengan menyampaikan keterangan

mengenai:

a) Wilayah yang akan diusahakan;

b) Jenis bahan galian yang akan diusahakan.

Persyaratan yang tercantum dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah

RI Nomor 75 Tahun 2001 sangat sederhana, persyaratan seperti itu juga

dapat dipenuhi oleh masyarakat setempat. Permohonan penambangan

rakyat cukup menyampaikan kepada bupati/walikota tentang wilayah yang

akan diusahakan dan jenis bahan galian yang akan ditambang. Bahan

galian yang akan ditambang meliputi bahan galian strategis, vital, dan

bahan galian C.

Pengaturan luas wilayah untuk pemberian IPR, tercantum dalam

ketentuan pasal 68 (1) UU No. 4 Tahun 2009 menyebutkan,bahwa luas

wilayah untuk 1 (satu) IPR yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
20

1. Perseorangan paling banyak 1 (satu) ha;

2. Kelompok masyarakat pling banyak 5 (lima) ha, dan/atau;

3. Koperasi paling banyak 10 (sepuluh).

IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan

dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu yang sama.

a. Hak Pemegang IPR

Pemegang IPR sesuai Pasal 69 UU No. 4 Tahun 2009 tentang

Minerba mempunyai hak-hak sebagai berikut:

1) Mendapat pembinaan dan pengawasan di bidang keselamatan

dan kesehatan kerja, lingkungan, teknis pertambangan, dan

manajemen dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

2) Mendapat bantuan modal sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b. Kewajiban pemegang IPR

Pemegang IPR mempunyai kewajiban-kewajiban berdasarkan

Pasal 60 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba yaitu :

1) Melakukan kegiatan penambangan paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah IPR diterbitkan,

2) Mematuhi peraturan perundangan-undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, pengelolaan

lingkungan, dan mematuhi standar yang berlaku,

3) Mengelola lingkungan hidup bersama pemerintah daerah,

4) Membayar iuran tetap dan iuran produksi, dan


21

5) Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan usaha

pertambangan rakyat secara berkala kepada pemberi

IPR.

Ketentuan diatas, memberi kewajiban kepada pemegang

IPR dalam melakukan kegiatan pertambangan rakyat di setiap

wilayah republik indonesia dan pemegang IPR wajib menati

ketentuan persyaratan teknis pertambangan dan pemegang IPR

wajib mengikuti aturan hukum, pemegang IPR wajib mengikuti

aturan teknis pertambangan.

B. SISTEM PENAMBANGAN

Secara umum sistem penambangan yang dapat diterapkan sangat tergantung

kepada variabel berikut ini :

- Besar cadangan, tebal, sifat fisik, dan mekanik tanah penutup

- Bentuk (geometri), kondisi geologi, struktur dan sifat fisik atau mekanik

sumberdaya

- Kondisi hidrogeologi

- Jalan masuk dan fasilitas keteknikan untuk penambangan

- Faktor ekonomi

- Faktor-faktor lingkungan seperti hak guna lahan, air tanah, kebisingan, dan

gangguan getaran akibat penambangan

Berdasarkan variabel tersebut diatas maka, sistem penambangan yang digunakan


22

di CV Putra Mandiri adalah :

1. Penambangan cara konvensional / tradisional

Sistem penambangan yang menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul,

linggis, belincong, sekop dan ember

2. Semi Mekanis

Sistem penambangan pada areal yang mempunyai lapisan tanah penutup yang

relatif lunak dan ketebalan relatif tipis dilakukan dengan menggabungkan alat mk

3. Mekanis

Sistem ini digunakan pada areal tambang yang lapisan tanah penutupnya relatif

keras dan memiliki ketebalan yang tinggi sehingga digunakan alat-alat berat

seperti back hoe, shovel, ayakan (screen) dan pompa untuk pencucian pasir,

sedangkan sebagai alat angkutnya digunakan dump truck.

1. SISTEM PELAYANAN / TRANSAKSI

Transaksi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Cara tunai

- Pembeli dapat langsung datang ke lokasi dengan membawa kendaraan

pengangkut sendiri dan membayar secara tunai sesuai dengan jumlah pasir yang

dibeli.

- Pasir diantar ke pembeli dengan menggunakan kendaraan pengangkut milik CV

Putra Mandiri. (sementara hanya terbatas untuk daerah Tasikmalaya saja)

2. Cara Deposit

- Pembeli menyimpan sejumlah uang sebagai pembayaran di muka (down

payment) untuk pengambilan sejumlah pasir sesuai dengan ketentuan yang


23

disepakati bersama. Kemudian di awal bulan berikutnya dilakukan Contra Bon

untuk menghitung jumlah kubikasi pasir yang dibeli serta untuk mengetahui

besarnya kekurangan/kelebihan pembayaran. Kendaraan pengangkut dapat

menggunakan kendaraan milik CV Putra Mandiri atau milik pembeli.

C. TEKNIS PENAMBANGAN DAN PENANGGULANGAN

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

Sistem pelaksanaan penambangan yang dilakukan oleh CV Putra Mandiri dapat

digambarkan dalam 7 (tujuh) alur kerja sebagai berikut :

1. Pembersihan area kerja (Land Clearing)

Membersihkan daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pepohonan, dan

tanah maupun bongkahan batu yang menghalangi penambangan. Tanah pucuk

yang subur (humus) ditimbun ditempat tertentu lalu ditanami rerumputan atau

semak untuk mengurangi erosi, yang nantinya akan digunakan untuk reklamasi

lahan bekas tambang.

2. Penggalian (Diging)

Kegiatan pengambilan endapan bahan galian pasir.

3. Pengayakan (Screening)

Pasir setelah digali dimasukkan ke dalam ayakan untuk memperoleh pasir dengan

ukuran yang diinginkan.

4. Pencucian (Washing)

Pekerjaan untuk memisahkan pasir dari unsur-unsur pengotornya sehingga

menghasilkan kualitas dan mutu pasir yang lebih baik

5. Pemuatan (Loading)
24

Pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat pasir ke dalam alat

angkut atau ke tempat penampungan pasir sementara (stock yard) dengan

menggunakan alat berat seperti Backhoe atau Loader

6. Pengangkutan (Hauling)

Pekerjaan mengangkut pasir dari tempat penampungan sementara (stock yard) ke

tempat penampungan utama (stock pile) untuk selanjutnya diantar ke konsumen

atau diambil oleh mobil konsumen.

Salah satu dampak yang tidak bisa dihindari dari aktivitas pertambangan adalah

timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak lingkungan yang terjadi

antara lain erosi tanah, penurunan kualitas air, dan udara.

Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, CV Putra Mandiri melakukan

tindakan penanggulangan sebagai berikut :

1. Erosi Tanah

Lahan yang telah ditambang diremajakan/direhabilitasi kembali kondisi tanahnya

dengan cara menutup lapisan permukaannya dengan menggunakan tanah pucuk

yang subur (humus), kemudian ditanami dengan tumbuhan yang berbatang keras

seperti pohon Albasia, Mahoni, Jati dan lain-lainnya. Bahkan hampir sebagian

besar lahan bekas galian, diolah kembali untuk kemudian difungsikan sebagai

lahan persawahan.

Selain untuk mengamankan kemantapan lereng, rehabilitasi juga dilakukan untuk

mengatur jatuhnya aliran air agar air dapat mengalir secara alamiah sehingga

sedapat mungkin mengurangi proses erosi. Selain itu juga sedapat mungkin

memperbaiki bentang alamnya agar estetika lingkungannya menjadi lebih baik.


25

2. Limbah Air

Penanganan masalah limbah air hasil pencucian pasir sudah dilaksakan sesuai

dengan petunjuk teknis yang diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi yaitu

dengan membuat kolam-kolam penampungan air limbah (Tailing Pond) dengan

maksud mengendapkan partikel padat yang terbawa oleh air sebelum air tersebut

sampai ke badan perairan umum (masyarakat).

Bentuk kolam berupa empat persegi panjang (lihat gambar) dengan 4 (empat)

zona penting yang terbentuk karena proses pengendapan material padatan (solid

particle).

4 zona penting tersebut adalah :

1. Zona Masukan

Tempat air lumpur masuk ke dalam kolam pengendapan dengan asumsi

pencampuran air dan padatan terdistribusi secara seragam.

2. Zona Pengendapan

Tempat partikel padatan akan mengendap

3. Zona Endapan Lumpur

Tempat partikel dalam cairan (lumpur) mengalami pengendapan (terpisah dari

cairan) dan terkumpul di dasar kolam pengendapan.

4. Zona Keluaran

Tempat keluarnya air yang telah bersih dari partikel-partikel padatan (jernih)

3. Polusi Udara

Sehubungan dengan banyaknya alat berat dan kendaraan pengangkut pasir yang

beroperasi di areal penambangan, tentu saja asap kendaraan


26

(Karbondioksida/CO2) yang dihasilkan oleh kendaraan tersebut akan cukup

banyak. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan penanaman tanaman-

tanaman berbatang keras dan besar seperti Albasia, Mahoni, Jati dan lain-lainnya

sebagai penghisap gas buang kendaraan sekaligus sebagai penghasil Oksigen

(O2).

D. Jenis-Jenis Barang Di Gudang CV Putra Mandiri

CV Putra mandiri salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) yang bergerak dibidang pertambangan Pasir. CV Putra Mandiri
memiliki manajemen pergudangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pemakaian sendiri untuk menunjang operasional perusahaan. Berikut contoh jenis
barang yang dimiliki CV Putra Mandiri
Tabel 1. Contoh jenis barang pergudangan CV Putra Mandiri

No Jenis Nama Barang

1 Perlengkapan ATK
Suku Cadang seperti: Open
end wrench ukuran 1 inch,
2 Peralatan Baut, Allen Wrench ukuran
0,028 inch – 1 inch,
Sekerup, Mur, dll
4 Bahan Bakar Pertalite, Bio Solar, Solar
Minyak
5 Pelumas Oli

Tabel 1. Menjelaskan jenis-jenis barang yang terdapat di pergudangan CV Putra


Mandiri Barang- barang tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan
operasional perusahaan. Manajemen pergudangan tersebut memiliki aktivitas
penerimaan dan pengeluaran barang. Aktivitas pergudangan terdiri dari kegiatan
penerimaan barang yang diserahkan kepada suatu unit khusus yaitu bagian
penerimaan barang, kegiatan penyimpanan barang yang diserahkan kepada
bagian gudang, kegiatan pengeluaran barang yang diserahkan kepada bagian
pengeluaran.
27

Setiap bagian harus dipisah seperti fungsi menerima barang dengan fungsi
penyimpanannya. Fungsi penerimaan memerlukan keterampilan
pengecekan dan pengujian kualitas, sedangkan fungsi penyimpanan memerlukan
kehati-hatian dan keterampilan dalam mengamankan serta menyelamatkan
barang. Tujuan dari pemisahan ini adalah untuk membangun dan menciptakan
internal check atau mekanisme saling uji antar fungsi yang saling dipisahkan
tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengevaluasi prosedur penerimaan dan
pengeluaran barang pergudangan dengan SOP pergudangan yang berlaku di CV
Putra mandiri apakah sudah diterapkan dengan baik atau belum. Dengan adanya
evaluasi terhadap SOP pergudangan meliputi penerimaan dan pengeluaran
barang perusahaan diharapkan dapat terlaksana dengan baik, tepat waktu, dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

E. Prosedur Penerimaan Barang Masuk dan Keluar CV. Putra Mandiri

Menurut Mulyadi (2013) prosedur, adalah “Suatu urutan kegiatan


klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Dalam prosedur penerimaan barang masuk dan keluar terdapat beberapa tahapan :

1. Prosedur Penerimaan Barang pada CV. Putra Mandiri

Prosedur penerimaan barang pada CV. Putra Mandiri meliputi :

a. Setelah menerima surat permintaan barang, dan syarat-syarat pembelian

barang, suplier akan mengirim barang yang dipesan dari pabrik atau kantor

suplier tersebut ke bagian gudang.

b. Supplier akan memberikan surat jalan disertai copy-an surat permintaan

barang sebagai bukti telah membawa barang.

c. Petugas gudang akan memeriksa kualitas dan kuantitas barang yang


28

datang, disesuaikan dengan surat permintaan barang dan surat jalan.

d. Setelah dilakukan pengecekan dan barang sudah diperiksa, petugas gudang

menerima barang yang dikirim suplier.

e. Petugas gudang selanjutnya menandantangi surat jalan, dari supplier, dan

mengambil salah satu rangkapannya.

f. Petugas gudang menyimpan barang yang baru datang & mencatat

transaksi ke dalam kartu

g. Petugas gudang membuat laporan penerimaan barang.

h. Laporan penerimaan barang ditandatangani dan diserahkan ke bagian

Pembelian.
29

Gambar 3.1 Flowchart Prosedur Penerimaan Barang Masuk


30

2. Prosedur pengeluaran barang pada CV. Putra Mandiri :

a. Bagian yang membutuhkan barang akan mengisi slip pengambilan barang

kemudian ditandantangi oleh peminta barang.

b. Form yang sudah ditandatangi selanjutnya diberikan leader/ pimpinan

subbagian-nya untuk mendapat persetujuan permohonan permintaan

barang.

c. Form yang sudah mendapat persetujuan kemudian dibawa ke bagian

gudang.

d. Setelah menerima slip pengeluaran barang, petugas gudang menyiapkan

barang-barang yang diperlukan sesuai dengan slip pengambilan barang

itu.
31

e. Barang-barang yang sudah disiapkan kemudian diserahkan ke orang yang

meminta, sambil melakukan re-check berdasarkan slip pengambilan

tersebut.

f. Setelah selesai menyerahkan barang, petugas gudang menandatangani

slip, begitu juga yang mengambil barang ikut menandatangani slip

pengambilan barang tersebut

g. Rangkap warna kuning diberikan kepada yang mengambil barang. Putih

untuk arsip gudang dan yang kuning untuk pimpinan.

h. Bagian gudang mencatat transaksi ke dalam kartu stock.


32

Gambar 3.5 Flowchart Prosedur Pengeluaran Barang


33

F. Kendala yang Dihadapi

Dalam menjalankan Praktik Kerja Lapangan Penulis

mengamati adanya suatu hal yang tidak sesuai dengan sistem

yang ada pada CV. Putra Mandiri . Hal tersebut dapat menjadi

hal yang mengganggu dalam kelancaran aktivitas Perusahaan.

Adapun kendala yang dihadapi perusahaan ialah sering

terjadinya kesalahan pada saat pengiriman barang dari supplier

sehingga menimbulkan masalah ketidak sesuaian barang yang

dipesan dan barang yang diterima sehingga mengganggu

jalannya prosedur penerimaan barang.

Kendala berikutnya yang penulis amati adalah sering

terjadinya kesalahan di prosedur pengeluaran barang, pada saat

mencatat pengeluaran barang, barang yang dicatat tidak sesuai

jumlahnya dengan barang yang dikeluarkan.


34

G. Cara Mengatasi Kendala


Dari kendala yang penulis amati ada beberapa cara

mengatasi kendala tersebut agar tidak menimbulkan

terhambatnya proses kerja pada setiap divisi yang terkait. Cara

mengatasi kendala salahnya pengiriman dan penerimaan barang

pada perusahaan adalah, perusahaan harus mengkonfirmasi

ulang barang apa yang dipesan, dan juga supplier wajib

mengecek ulang barang yang akan dikirim agar tidak terjadi

kembali kesalahan penerimaan barang sehingga persediaan

barang yang akan di stok tidak terhambat kembali.

Cara mengatasi kendala berikutnya menurut penulis ialah

bagian gudang diajurkan lebih teliti dalam mencatat

pengeluaran barang pada saat mengeluarkan barang yang

diminta agar tidak terjadinya kesalahan dalam pencatatan

barang keluar atau adapun baiknya CV. Putra Mandiri

meninggalkan sistem manual dan beralih kesistem digital,

terutama proses memasukan data dan laporan stok.

Pengelolahan stok akan lebih baik jika mengunakan sistem

pengelolahan stok otomatis, selain itu perusahan bisa

memperoleh laporan stok yang lengkap serta bisa di akses kapan

saja dan perusahaan akan memiliki laporan yang detil.


35

Anda mungkin juga menyukai