Anda di halaman 1dari 13

Nama : Bryan Agung Raharjo

NPM : 3016210069

TUGAS!
Perbedaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2020

Pasal dalam Undang- Pasal dalam Undang-Undang Undang-Undang Nomor 3


Undang Nomor 4 Tahun Nomor 4 Tahun 2009 yang Tahun 2020
2009 yang dihapus diubah
Pasal 1 ayat 8 berbunyi Pasal 1 Ayat 1 berbunyi Pasal 1 Ayat 1 Pertambangan
IUP Eksplorasi adalah Pertambangan adalah adalah sebagian atau seluruh
izin usaha yang sebagain atau seluruh tahapan tahapan kegiatan dalam rangka
diberikan untuk kegiatan penelitian,
melakukan tahapan dalam rangka, pengelolaan pengelolaan dan pengusahaan
kegiatan penyelidikan dan pengusahaan mineral atau
umum, eksplorasi, dan mineral atau batubara yang batubara yang meliputi
studi kelayaka meliputi penyelidikan umum,
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
eksplorasi, studi konstruksi,
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
penambangan pemurnian,
dan/atau pemanfaatan, pengangltutan dan penjualan,
pengangkutan dan serta kegiatan
penjualan, serta kegiatan pascatambang.
pascatambang
Pasal 1 ayat 9 berbunyi Pasal 1 Ayat 6 berbunyi Pasal 1 Ayat 6 Usaha
IUP Operasi Produksi Usaha Pertambangan Pertambangan adalah kegiatan
adalah izin usaha yang adalah kegiatan dalam rangka dalarn
diberikan setelah selesai pengusahaan rangka pengusahaan mineral
pelaksanaan IUP Mineral atau Batubara yang atau batubara
Eksplorasi untuk meliputi yang meliputi tahapan kegiatarl
melakukan tahapan tahapan kegiatan penyelidikan penyelidikan umum, eksplorasi,
kegiatan operasi umum, studi
produksi eksplorasi, studi kelayakan, kelayakan, konstrultsi,
konstruksi, penambangan,
penambangan, pengolahan pengolahan dan pemurnian,
dan/atau pengangkutan
pemurnian atau dan penjualan, serta
pengembangan dan/atau pascatambang.
pemanfaatan, pengangkutan
dan penjualan,
serta pascatambang.
Pasal 1 ayat 12 Pasal 1 Ayat 17 berbunyi Pasal 1 Ayat 17 Operasi
berbunyi IUPK Operasi Produksi adalah Produksi adalah tahapan
Eksplorasi adalah izin tahapan kegiatan Usaha kegiatan
usaha yang diberikan Pertambangan yang usaha pertambangan yang
untuk melakukan meliputi konstruksi, meliputi
tahapan kegiatan penambangan, konstruksi, penarnbangan,
penyelidikan umum, pengolahan dan atau pengolahan,
eksplorasi, dan studi pemurnian atau pemurnian, termasuk
kelayakan di wilayah pengembangan dan/atau pengangkutan dan
izin usaha pemanfaatan, penjualan, serta sarana
pertambangan khusus. termasuk pengangkutan dan pengendalian
penjualan, serta dampak lingkungan sesuai
sarana pengendalian dampak dengan hasil
lingkungan studi kelayakan,
sesuai dengan hasil studi
kelayakan.
Pasal 1 ayat 13 Pasal 1 Ayat 19 berbunyi Pasal 1 Ayat 19 Penambangan
berbunyi IUPK Operasi Penambangan adalah adalah bagian kegiatan usaha
Produksi adalah izin kegiatan Usaha Pertambangan pertambangan untuk
usaha yang diberikan untuk memproduksi mineral
setelah selesai melakukan pembangunan dan/atau batubara dan mineral
pelaksanaan IUPK seluruh fasilitas ikutannya.
Eksplorasi untuk operasi produksi, termasuk
melakukan tahapan pengendalian
kegiatan operasi dampak lingkungan.
produksi di wilayah izin
usaha pertambangan
khusus
Pasal 7 berbunyi Pasal 1 Ayat 20 berbunyi Pasal 1 Ayat 20 Pengolahan
Pengolahan adalah dan Pemurnian adalah kegiatan
(1) Kewenangan upaya meningkatkan mutu usaha pertambangan untuk
pemerintah provinsi komoditas meningkatkan
dalam pengelolaan tambang Mineral untuk mutu mineral dan/ atau
pertambangan mineral menghasilkan batubara serta untuk
dan batubara, antara produk dengan sifat fisik dan memanfaatkan dan
lain, adalah: kimia tidak memperoleh mineral
a. pembuatan peraturan berubah dari sifat komoditas ikutan.
perundang-undangan tambang asal
daerah; untuk dilakukan pemurnian
atau menjadi
b. pemberian IUP, bahan baku industri.
pembinaan,
penyelesaian konflik
masyarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan pada
lintas wilayah
kabupaten/kota dan/atau
wilayah laut 4 (empat)
mil sampai dengan 12
(dua belas) mil;
c. pemberian IUP,
pembinaan,
penyelesaian konflik
masyarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan operasi
produksi yang
kegiatannya berada
pada lintas wilayah
kabupaten/kota dan/atau
wilayah laut 4 (empat)
mil sampai dengan 12
(dua belas) mil;

d. pemberian IUP,
pembinaan,
penyelesaian konflik
masyarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan yang
berdampak lingkungan
langsung lintas
kabupaten/kota dan/atau
wilayah laut 4 (empat)
mil sampai dengan 12
(dua belas) mil;

e. penginventarisasian,
penyelidikan dan
penelitian serta
eksplorasi dalam rangka
memperoleh data dan
informasi mineral dan
batubara sesuai dengan
kewenangannya;

f. pengelolaan informasi
geologi, informasi
potensi sumber daya
mineral dan batubara,
serta informasi
pertambangan pada
daerah/wilayah
provinsi;

g. penyusunan neraca
sumber daya mineral
dan batubara pada
daerah/wilayah
provinsi;

h. pengembangan dan
peningkatan nilai
tambah kegiatan usaha
pertambangan di
provinsi;

i. pengembangan dan
peningkatan peran serta
masyarakat dalam usaha
pertambangan dengan
memperhatikan
kelestarian lingkungan;

j. pengoordinasian
perizinan dan
pengawasan
penggunaan bahan
peledak di wilayah
tambang sesuai dengan
kewenangannya;

k. penyampaian
informasi hasil
inventarisasi,
penyelidikan umum,
dan penelitian serta
eksplorasi kepada
Menteri dan
bupati/walikota;

l. penyampaian
informasi hasil
produksi, penjualan
dalam negeri, serta
ekspor kepada Menteri
dan bupati/walikota;

m. pembinaan dan
pengawasan terhadap
reklamasi lahan
pascatambang; dan

n. peningkatan
kemampuan aparatur
pemerintah provinsi dan
pemerintah
kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan
pengelolaan usaha
pertambangan.

(2) Kewenangan
pemerintah provinsi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8 berbunyi Pasal 1 Ayat 21 berbunyi Pasal 1 Ayat 21 berbunyi
Pengangkutan adalah kegiatan Pengangkutan adalah kegiatan
(1) Kewenangan usaha pertambangan untuk Usaha Pertambangan
pemerintah memindahkan mineral untuk memindahkan Mineral
kabupaten/kota dalam dan/atau batubara dari daerah dan/atau Batubara dari
pengelolaan tambang dan/atau tempat daerah tambang dan/atau
pertambangan mineral pengolahan dan pemurnian tempat Pengolahan
dan batubara, antara sampai tempat penyerahan dan/atau Pemurnian sampai
lain, adalah: tempat penyerahan.

a. pembuatan peraturan
perundang-undangan
daerah;

b. pemberian IUP dan


IPR, pembinaan,
penyelesaian konflik
masyarakat, dan
pengawasan usaha
pertambangan di
wilayah kabupaten/kota
dan/atau wilayah laut
sampai dengan 4
(empat) mil;

c. pemberian IUP dan


IPR, pembinaan,
penyelesaian konflik
masyarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan operasi
produksi yang
kegiatannya berada di
wilayah kabupaten/kota
dan/atau wilayah laut
sampai dengan 4
(empat) mil;

d. penginventarisasian,
penyelidikan dan
penelitian, serta
eksplorasi dalam rangka
memperoleh data dan
informasi mineral dan
batubara;

e. pengelolaan
informasi geologi,
informasi potensi
mineral dan batubara,
serta informasi
pertambangan pada
wilayah kabupaten/kota;

f. penyusunan neraca
sumber daya mineral
dan batubara pada
wilayah kabupaten/kota;

g. pengembangan dan
pemberdayaan
masyarakat setempat
dalam usaha
pertambangan dengan
memperhatikan
kelestarian lingkungan;

h. pengembangan dan
peningkatan nilai
tambah dan manfaat
kegiatan usaha
pertambangan secara
optimal;

i. penyampaian
informasi hasil
inventarisasi,
penyelidikan umum,
dan penelitian, serta
eksplorasi dan
eksploitasi kepada
Menteri dan gubernur;

j. penyampaian
informasi hasil
produksi, penjualan
dalam negeri, serta
ekspor kepada Menteri
dan gubernur;

k. pembinaan dan
pengawasan terhadap
reklamasi lahan
pascatambang; dan

l. peningkatan
kemampuan aparatur
pemerintah
kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan
pengelolaan usaha
pertambangan.

(2) Kewenangan
pemerintah
kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan
Pasal 1 Ayat 31 berbunyi Pasal 1 Ayat 31 berbunyi
Wilayah Izin Usaha Wilayah Izin Usaha
Pertambangan, yang Pertambangan, yang
selanjutnya disebut WIUP, selanjutnya
adalah wilayah yang diberikan disebut WIUP, adalah wilayah
kepada pemegang IUP atau yang diberikan kepada
pemegang SIPB. pemegang IUP atau pemegang
SIPB.
Pasal 1 Ayat 34 Wilayah Pasal 1 Ayat 34 berbunyi
Usaha Pertambangan Khusus, Wilayah Usaha Pertambangan
yang selanjutnya disebut Khusus, yang
WUPK, adalah wilayah yang selanjutnya disebut WUPK,
telah memiliki ketersediaan adalah wilayah yang telah
data, potensi, dan atau memiliki ketersediaan data,
informasi geologi yang dapat potensi, danf atau
diusahakan untuk kepentingan informasi geologi yang dapat
strategis nasional. diusahakan untuk
kepentingan strategis nasional.
Pasal 1 Ayat 36 berbunyi Pasal 1 Ayat 36 berbunyi
Pemerintah Pusat adalah Pemerintah Pusat adalah
Presiden Republik Indonesia Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara pemerintahan negara
Republik Indonesia yang Republik Indonesia yang
dibantu oleh Wakil Presiden dibantu oleh Wakil Presiden
dan Menteri sebagaimana dan Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Undang- dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia Tahun
1945 1945.

Pasal 1 Ayat 37 berbunyi Pasal 1 Ayat 37 berbunyi


Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah adalah
kepala daerah sebagai unsur kepala daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan unsur penyelenggara
daerah yang memimpin pemerintahan daerah yang
pelaksanaan urusan memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi pemerintahan yang
kewenangan daerah otonom. menjadi kewenangan daerah
otonom.
Pasal 4 Pasal 4

(1) Mineral dan batubara (1) Mineral dan Batubara


sebagai sumber daya alam sebagai sumber daya alam yang
yang tak terbarukan tak terbarukan merupakan
merupakan kekayaan nasional kekayaan nasional dikuasai
yang dikuasai oleh negara oleh negara untuk sebesar-
untuk sebesar-besar besar kesejahteraan rakyat
kesejahteraan rakyat.
(2) Penguasaan mineral dan (2) Penguasaan Mineral dan
batubara oleh negara Batubara oleh negara
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselenggarakan oleh ayat (1) diselenggarakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Pusat sesuai
pemerintah daerah dengan ketentuan Undang-
Undang ini.

(3) Penguasaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan melalui fungsi
kebijakan, pengaturan,
pengurusan, pengelolaan, dan
pengawasan
Pasal 5 Pasal 5

(1) Untuk kepentingan (1) Untuk kepentingan


nasional, Pemerintah setelah nasional, Pemerintah Pusat
berkonsultasi dengan Dewan setelah berkonsultasi dengan
Perwakilan Rakyat Republik Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia dapat menetapkan Republik Indonesia
kebijakan pengutamaan menetapkan kebijakan nasional
mineral dan/atau batubara pengutamaan Mineral dan/atau
untuk kepentingan dalam Batubara untuk kepentingan
negeri. dalam negeri.

(2) Kepentingan nasional (2) Untuk melaksanakan


sebagaimana dimaksud pada kepentingan nasional
ayat (1) dapat dilakukan sebagaimana dimaksud pada
dengan pengendalian produksi ayat (1), Pemerintah Pusat
dan ekspor. mempunyai kewenangan untuk
menetapkan jumlah produksi,
(3) Dalam melaksanakan Penjualan, dan harga Mineral
pengendalian sebagaimana logam, Mineral bukan logam
dimaksud pada ayat (2), jenis tertentu, atau Batubara.
Pemerintah mempunyai
kewenangan untuk (3) Ketentuan lebih lanjut
menetapkan jumlah produksi mengenai pengutamaan
tiap-tiap komoditas per tahun Mineral dan/atau Batubara
setiap provinsi. untuk kepentingan nasional
sebagaimana dimaksud pada
(4) Pemerintah daerah wajib ayat (1) dan penetapan jumlah
mematuhi ketentuan jumlah produksi, Penjualan, serta
yang ditetapkan oleh harga Mineral logam, Mineral
Pemerintah sebagaimana bukan logam jenis tertentu,
dimaksud pada ayat (3). atau Batubara sebagaimana
(5) Ketentuan lebih lanjut dimaksud pada ayat (2) diatur
mengenai pengutamaan dengan atau berdasarkan
mineral dan/atau batubara Peraturan Pemerintah.
untuk kepentingan dalam
negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan
pengendalian produksi dan
ekspor sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3)
diatur dengan peraturan
pemerintah
Pasal 6 Pasal 6
(1) Kewenangan Pemerintah 1. Pemerintah Pusat dalam
dalam pengelolaan pengelolaan
pertambangan mineral dan PertambanganMineral
batubara, antara lain, adalah: dan Batubara,
a. penetapan kebijakan berwenang:
nasional; a. menetapkan
rencana
b. pembuatan peraturan pengelolaan
perundang-undangan; Mineral dan
Batubara
c. penetapan standar nasional,
nasional;
pedoman, dan kriteria;
b. menetapkan
d. penetapan sistem perizinan kebijakan
pertambangan mineral dan Mineral dan
batubara nasional; Batubara
nasional;
e. penetapan WP yang c. menetapkan
dilakukan setelah peraturan
berkoordinasi dengan
perundang-
pemerintah daerah dan undangan;
berkonsultasi dengan Dewan d. menetapkan
Perwakilan Rakyat Republik standar nasional,
Indonesia; pedoman, dan
f. pemberian IUP, pembinaan, kriteria;
penyelesaian konflik e. melakukan
masyarakat, dan pengawasan Penyelidikan
usaha pertambangan yang dan Penelitian
berada pada lintas wilayah Pertambangan
provinsi dan/atau wilayah laut pada seluruh
lebih dari 12 (dua belas) mil Wilayah Hukum
dari garis pantai; Pertambangan;
f. menetapkan WP
g. pemberian IUP, pembinaan, setelah
penyelesaian konflik ditentukan oleh
masyarakat, dan pengawasan Pemerintah
usaha pertambangan yang Daerah provinsi
lokasi penambangannya sesuai dengan
berada pada lintas wilayah kewenangannya
provinsi dan/atau wilayah laut dan
lebih dari 12 (dua belas) mil berkonsultasi
dari garis pantai; dengan Dewan
Perwakilan
h. pemberian IUP, pembinaan,
Rakyat Republik
penyelesaian konflik
Indonesia;
masyarakat, dan pengawasan
g. menetapkan
usaha pertambangan operasi
WIUP Mineral
produksi yang berdampak
logam dan
lingkungan langsung lintas
WIUP Batubara;
provinsi dan/atau dalam
h. menetapkan
wilayah laut lebih dari 12 (dua
WIUP Mineral
belas) mil dari garis pantai;
bukan logam
i. pemberian IUPK Eksplorasi dan WIUP
dan IUPK Operasi Produksi; batuan;
i. menetapkan
j. pengevaluasian IUP Operasi WIUPK;
Produksi, yang dikeluarkan j. melaksanakan
oleh pemerintah daerah, yang penawaran
telah menimbulkan kerusakan WIUPK secara
lingkungan serta yang tidak prioritas;
menerapkan kaidah k. menerbitkan
pertambangan yang baik; Perizinan
k. penetapan kebijakan Berusaha;
produksi, pemasaran, l. melakukan
pemanfaatan, dan konservasi; pembinaan dan
pengawasan
l. penetapan kebijakan kerja terhadap
sama, kemitraan, dan pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat; kegiatan Usaha
Pertambangan
m. perumusan dan penetapan Mineral dan
penerimaan negara bukan Batubara yang
pajak dari hasil usaha dilakukan oleh
pertambangan mineral dan pemegang
batubara; Perizinan
n. pembinaan dan pengawasan Berusaha;
penyelenggaraan pengelolaan m. menetapkan
pertambangan mineral dan kebijakan
batubara yang dilaksanakan produksi,
oleh pemerintah daerah; pemasaran,
pemanfaatan,
o. pembinaan dan pengawasan dan konservasi;
penyusunan peraturan daerah n. menetapkan
di bidang pertambangan; kebijakan kerja
sama,
p. penginventarisasian,
kemitraan, dan
penyelidikan, dan penelitian
Pemberdayaan
serta eksplorasi dalam rangka
Masyarakat;
memperoleh data dan
o. melakukan
informasi mineral dan
pengelolaan dan
batubara sebagai bahan
penetapan
penyusunan WUP dan WPN;
penerimaan
q. pengelolaan informasi negara bukan
geologi, informasi potensi pajak dari hasil
sumber daya mineral dan Usaha
batubara, serta informasi Pertambangan
pertambangan pada tingkat Mineral dan
nasional; Batubara;
p. melakukan
r. pembinaan dan pengawasan pengelolaan
terhadap reklamasi lahan informasi
pascatambang; geologi,
s. penyusunan neraca sumber informasi
daya mineral dan batubara potensi sumber
tingkat nasional; daya Mineral
dan Batubara,
t. pengembangan dan serta informasi
peningkatan nilai tambah Pertambangan;
kegiatan usaha pertambangan; q. melakukan
dan pembinaan dan
pengawasan
u. peningkatan kemampuan terhadap
aparatur Pemerintah, Reklamasi dan
pemerintah provinsi, dan Pascatambang;
pemerintah kabupaten/kota r. melakukan
dalam penyelenggaraan penyusunan
pengelolaan usaha neraca sumber
pertambangan. daya Mineral
dan Batubara
tingkat nasional;
(2) Kewenangan Pemerintah s. melakukan
sebagaimana dimaksud pada pengembangan
ayat (1) dilaksanakan sesuai dan peningkatan
dengan ketentuan peraturan nilai tambah
perundang-undangan. kegiatan Usaha
Pertambangan;
t. melakukan
peningkatan
kemampuan
aparatur
Pemerintah
Pusat dan
Pemerintah
Daerah provinsi
dalam
penyelenggaraan
pengelolaan
Usaha
Pertambangan.
u. menetapkan
harga patokan
Mineral logam,
Mineral bukan
logam jenis
tertentu, Mineral
radioaktif, dan
Batubara;
v. melakukan
pengelolaan
inspektur
tambang; dan
w. melakukan
pengelolaan
pejabat
pengawas
Pertambangan;
2. Kewenangan
Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
3. Pemerintah Pusat
menetapkan batasan
nilai investasi atau
jumlah persentase
kepemilikan saham
badan usaha penanaman
modal asing yang
bergerak di bidang
Pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai