Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2023/2024
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA

Nama Mahasiswa : Bryan Agung Raharjo


Nomor Pokok : 3016210069
Nomor Urut : ............................................................
Kelas :D
Mata Ujian : Hukum Pidana
Nama Dosen : H.Didi Sunardi,S.H.,M.H.
Hari/Tanggal : Kamis / 4 Mei 2022
Semester : Genap 2023/2024

1. Menurut saya A terkena Pasal 363 ayat (1) ke-4(Pencurian dengan keadaan
memberatkan) dan B terkena Pasal 363 ayat 1 ke-4 dan ke-5 KUHP (Pencurian
dengan keadaan memberatkan) sedangkan C dikenakan Pasal 286 jo 53 jo 363
ayat (1) ke 4 (percobaan pemerkosaan disertai dengan pencurian dengan
keadaan memberatkan)
2. Jenis deliknya adalah menurut KUHP adalah Delik kejahatan sedangkan
menurut DOKTRIN adalah Delik Formil
3. Ada dikasus tersebut adanya percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh C
kepada S
4. Terdapat 3 bentuk kesengajaan yaitu
 Kesengajaan sebagai maksud
 Kesengajaan sebagai kepastian
 Kesengajaan sebagai kemungkinan
Dalam kasus ini salah satu kesengajaan terjadi adalah kesengajaan sebagai
maksud yang dilakukan oleh A B dan C yang sengaja untuk beermaksud
mencuri
5. Daya paksa (overmacht) Adanya daya paksa menjadi alasan tidak dipidananya
seseorang yang melakukan perbuatan pidana. Hal ini sebagaimana diatur dalam
Pasal 48 KUHP.Apa yang diartikan dengan daya paksa ini tidak dapat dijumpai
dalam KUHP penafsiran bisa dilakukan dengan melihat penjelasan yang
diberikan oleh pemerintah ketika KUHP Belanda dibuat. Dalam MvT (KUHP
Penjelasan Belanda) dilukiskan sebagai “setiap kekuatan, setiap paksaan atau
tekanan yang tak dapat ditahan”. Hal yang disebut terakhir ini, “yang tak dapat
ditahan”, memberi sifat kepada tekanan atau paksaan itu. Yang dimaksud
dengan paksaan disini bukan paksaan mutlak, yang tidak memberi kesempatan
kepada si pembuat menentukan kehendaknya. Jadi tidak dibenarkan bahwa c
mengaku melakukan pemerkosaan dengan paksaan
6. Seseorang akan memiliki sifat pertanggungjawaban pidana apabila suatu hal
atau perbuatan yang dilakukan olehnya bersifat melawan hukum, namun
seseorang dapat hilang sifat bertaanggungjawabnya apabila didalam dirinya
ditemukan suatu unsur yang menyebabkan hilangnya kemampuan
bertanggungjawab seseorang.
Menurut pasal 44, orang yang tidak dapat dihukum adalah orang yang tidak
dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya karena; kurang sempurna
akalnya, yang dimaksud dengan perkataan akal ialah kekuatan pikiran, daya
pikiran dan kecerdasan pikiran. Orang yang dapat dianggap kurang sempurna
akalnya ialah idiot, buta, tuli, dan bisu mulai lahir. Sakit berubah akalnya, yang
dimaksud ialah sakit gila, epilepsy, dan bermacam-macam penyakit jiwa
lainnya.

7. Apabila terdapat WNI yang melakukan tindak pidana di luar Negeri, sepanjang
tindak pidana tersebut tidak menyebabkan kerugian terhadap sebagian besar
Negara, maka berdasarkan Asas nasional aktif, Yurisdiksi hukum yang berlaku
dan mengatur adalah Yurisdiksi Hukum Republik Indonesia.

Asas nasional aktif ini memberlakukan ketentuan peraturan perundang-


undangan hukum pidana suatu negara terhadap warga negaranya di mana pun
dia berada. Namun dalam konteks Indonesia pemberlakuan asas nasional aktif
ini terkhusus kepada tindak pidana-tindak pidana yang disebut secara limitatif
dalam ketentuan Pasal 5 KUHP. Hal yang berbeda ketika warga negara yang
melakukan tindak pidana di negara lain tetapi keberadaannya telah berada di
Indonesia, maka dalam hal ini ketentuan peraturan perundang-undangan hukum
pidana Indonesia dapat diberlakukan terhadap warga negaranya.
Artinya bahwa asas nasional aktif tidak hanya terbatas terhadap ketentuan yang
ada dalam Pasal 5 KUHP tetapi berlaku juga terhadap Warga Negara yang
melakukan tindak pidana di negara lain yang keberadaannya telah kembali di
negara asalnya.

Anda mungkin juga menyukai