PENDAHULUAN
Salah satu bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu Nickel yang
merupakan baja nirkarat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Adapun
sifat-sifat nickel merupakan logam berwarna putih keperak – perakan, ringan, kuat antin
karat, mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Spesifik gravity nya 8,902
dengan titik lebur 14530C dan titik didih 27320C, resisten terhadap oksidasi, mudah
ditarik oleh magnet, larut dalam asam nitrit, tidak larut dalam air dan amoniak, sedikit
larut dalam hidrokhlorik dan asam belerang. Memiliki berat jenis 8,8 untuk logam padat
dan 9,04 untuk kristal tunggal.
Batuan ultra basa yang mengandung unsur nikel adalah gabro, basalt, peridotit dan
norit. Endapan nickel tembaga sulfide dihasilkan dari pemisahan lelehan sulfida oksida
dari lelehan silikat bersulfur pada sebelum, selama atau sesudah proses alihan pada suhu
diatas 9000C, mineral utamanya adalah pentlandit (Fe,Ni)gS8. mineral lainnya antara lain
nikolit (NiAs), skuterudit (Co, Fe, Ni)As3 dan violurit (FeNi2S4). Selain bijih nikel
bahan galian yang bernilai ekonomis juga banyak terdapat di indonesia antara lain adalah,
bijih besi, mangan, emas, chrom, dll.
1
1.2 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui lebih dalam proses pengolahan bahan galian dengan metode
concetration , dewatring, dan flotation pada mineral bijih.
2. alat yang di gunakan dalam proses concentration, dewatring dan flotation.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kawasan hutan lindung dan 803,3 ribu Ha masuk dalam kawasan hutan konservasi. Selain itu
juga terdapat persoalanlain terkait tata kelola pertambangan yaitu belum maksimalnya aspek
potensi penerimaan pajak dari sector pertambangan mineral dan batubara.
4
b. Tindak Pidana Menyampaikan Data Laporan Keterangan Palsu
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan diperlukan data atau keterangan.
Keterangan yang benar dibuat oleh pelaku usaha yangbersangkutan seperti data studi
kelayakan, laporan kegiatan usahanya, dan laporan penjualan hasil tambang tujuannya
agar hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh pelaku usaha tambang. Perbuatan
memberikan data yang tidak benar diberikan sanksi yang diatur dalam Pasal 263 KUHP
tentang pemalsuan surat. Oleh karena pemalsuan suratnya dibidang pertambangan dan
sudah diatur secara khusus terhadap pelakunya dapat dipidana berdasarkan Pasal 159 UU
Pertambangan yang dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
5
sesuai dengan izinnya langsung melakukan kegiatan operasiproduksi padahal belum
menjadi pemegang IUP eksploitasi.
6
dilewati menuju proyek sebelum rusak berat segera diperbaiki untukmenghindari
kekesalan warga.
7
i. Pidana Tambahan
Pelaku tindak pidana dibidang pertambangan dijatuhi pidana penjaradan denda disebut
hukuman pokok. Selain hukuman tersebut para pelakutindak pidana juga dapat dijatuhi
hukuman tambahan berupa:
1) Perampasan barang yang digunakan dalam melakukan tindak pidana
2) Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana
3) Kewajiban membayar biaya yang timbul akibat tindak pidana
kemudian hakim juga dapat menjatuhkan hukuman tambahan terhadapbadan hukum
berupa pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan statusbadan hukum.
8
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individudalam masyarakat
sebagai organisasi
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagistruktur sosial
dalam masyarakat.Pemerintah adalah penyelenggaraan Negara dalam rangka mencapaitujuan
bersama. Tujuan bersama adalah untuk meningkatkan kesejahteraandaerah yang merupakan
suatu proses dimana pemerintah daerah danmasyarakatnya mengelola sumber daya yang ada
dan membentuk suatu polakemitraan antara pemerintah daerah.Peranan pemerintah
merupakan suatu perbuatan pemerintah atas sesuatu pekerjaan dari sesuatu kedudukan
mengenai tugas dan kewajiban serta fungsipemerintah di dalam masyarakat sebagai suatu
organisasi. Dalam halpertambangan, pemerintah memiliki peranan yang sangat penting
diantaranyamembuat peraturan pemerintah mengenai izin pertambangan, mengaturwilayah
pertambangan serta berhak untuk menertibkan pertambangan liaryang memberi dampak
negatif kepada masyarakat di lingkunganpertambangan.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
1. Waktu Tempuh Perjalanan ( TIME )
Waktu tempuh kendaraan yang dibutuhkan masing-masing moda dari tambangbatubara untuk
mencapai stockpile masing-masing perusahaan dalam satuanjam.
2. Jumlah Keberangkatan Perhari
Yaitu banyaknya keberangkatan perhari masing-masing moda untukpengangkutan batubara
dari tambang batubara menuju stockpile perusahaan .
3. Jarak
Jarak yang ditempuh kereta api dan truk dalam penyaluran batubara daritambang batubara
menuju stockpile perusahaan.
4. Kapasitas stockpile
Jumlah tempat penampungan batubara sementara tiap-tiap perusahaan
5. Volume Muatan
Volume muatan per masing-masing kendaraan, untuk truk dan 1 rangkaian
kereta api babaranjang.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk Membebaskan
mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), Memisahkan mineral berharga
dari pengotornya, Mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya
(reduksi ukuran), Mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam,
Mengontrol agar bijih mempunyai kadar yang relative seragam, Membebaskan mineral
berharga, Menurunkan kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga).
Dengan demikian kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa Mengurangi
ongkos / biaya pengangkutan, Mengurangi ongkos / biaya peleburan, serta Mengurangi
kehilangan mineral berharga pada saat peleburan.
4.2. Preparasi
Preparasi merupakan proses tahap awal dalam pengolahan bahan galian yang meliputi :
1. Sampling
Sampling merupakan pengidentifikasian bahan galian baik sifat fisik, kimia,
kemagnetan, serta kelistrikan dari mineral yang terkandung dalam bahan galian
diantaranya Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian, Kadar masing-
masing mineral dalam bahan galian, Besar ukuran dan distribusi ukuran, Distribusi
mineral-mineralnya, Macam dan tipe ikatan mineral-mineralnya, Derajat liberasi
mineral-mineralnya, Sifat-sifat fisik mineralnya seperti berat jenis, kemagnetan,
konduktivitas listrik, sifat-sfat permukaan mineralnya dan sebagainya.
2. Kominusi
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi
lebih kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian
12
tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi bahan galian
meliputi kegiatan berikut :
a. Crusher
yait
u suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan agar
terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Dimana proses ini bertujuan juga
untuk reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM
= run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Alat yang digunakan pada
Primary Crusher dan Secondery Crusher yaitu antara lain:
- Jaw crusher
- Gyratory crusher
- Cone crusher
- Roll crusher
- Impact crusher
- Rotary breaker
- Hammer mill
b. Grinding
13
merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding yaitu Mengadakan liberalisasi mineral berharga, Mendapatkan
ukuran yang memenuhi persyaratan industri, Mendapatkan ukuran yang
memenuhi persyaratan proses selanjutnya. Alat yang digunakan meliputi ball
mill, rod mill, hammer mill, serta impactor.
3. Sizing
4.
Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi sesuai ukuran
yang dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah satu pemisahan
berdasarkan ukuran adalah proses pengayakan (screening). Sizing dibagi menjadi dua
antara lain :
a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
14
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu antara lain :
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium yaitu antara lain :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
b. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu antara lain:
1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah
(dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
15
4.3. Kosentrasi
Merupakan proses pengambilan kosentrasi mineral berharga dari percampuran berbagai
mineral dalam suatu bahan galian. Pengambilan kosentrat tersebut dapat dilakukan
dengan berdasarkan tegangan permukaan (Flotasi), Sifat kelistrikan (HTS), sifat
kemagnetan (MS), hand sorting (Kilap), serta berdasarkan gravitasinya (jigging, tabling,
sharking table, sluice box, DMS, HMS).
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media
berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar atau pengambilan konsentrat itu ada bermacam-macam, yaitu
antara lain :
1. Pemilahan (Sorting)
2.
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
16
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya
akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai
berikut :
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat
mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil
berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu antara lain:
a. Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi.
b. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
c. Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.
Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam medium liquid berat yang
tergantung daripada kesanggupan penetrasi suatu bed yang semi stationary yang
disebabkan karena perbedaan Specific Gravity.
17
Prinsip Kerja Alat ini adalah semakin besar perbedaan Specific Gravitasi,
semakin baik jalan mineral-mineral yang mengalami proses tersebut. Bila dalam
bijih menpunyai Specific Gravity yang berbeda-beda maka untuk meramalkan
pemisahan baik dengan bantuan CC (Concentration Criteria). CC lebih besar dari
2,s pemisahan makin baik.
Tiga gaya yang bekerja pada proses jigging adalah :
a. Hindred Setting Classifier, formasi jatuh atau pengendapan dari material
yang Specific Gravitasinya besar dengan ukuran kecil akan sama dengan
material dengan SG kecil tapi ukuranyya besar.
b. Differential Trickling : Partikel berat atau SG tinggi akan mempunyai
kecepatan jatuh lebih tinggi, maka partikel berat akan lebih cepat mengendap
daripada material ringan.
c. Consolidation Trackling adalahsuatu proses dimana partikel halus menerobos
melalui bed pada waktu akhir portion.
18
Concentration). Alat yang digunakan disebut “Shaking Table” atau “Meja
Goyang”.
Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang
sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila ssspecific
Gravitynya berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar
daripada partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan
akan terdorong / terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran.
Karena gerakan relative Horizontaldari motor maka partikel berat akan bergerak
lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu
dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga
partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat relative
dibawah.
Prinsip Kerja Alat Humprey Spiral adalah Gaya sentrifugal, Gaya ini arahnya
kebagian luar dari area yang berputar, sehingga akan memberikan pengaruh
kepada mineral-mineral ringan untuk terlempar keluar dan terkumpul sebagai
tailing.
19
4. Sluice box
Sluice box merupakan suatu alat kosentrat mineral bijih berdasarkan atas
perbedaan “specific Gravity” diharapkan dalam proses ini mineral yang
mempunyai SG tinggi akan mengendap yang nantinya kan diambil sebagai
konsentrat, sedang minera yang ringan akan ikut terbawa aliran air sebagai tailing
prinsip Kerja Sluice Box adalah Pada dasarnya, operasi mineral-mineral dengan
menggunakan sluice box dipegaruhi oleh factor-faktor sebagi berikut :
a. Kecepatan aliran
Pada dasar aliran, krecepatan nya nol, semakin mendekati permukaan maka
kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan maksimum akan terjadi di
bawah permukaan aliran, sebab pada permukaan aliran kecepatannya di
pengaruhi oleh gaya gaya gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip
kecepatan aliran inilah maka mineral yang mempunayi spesifik gravity yang
berlainan akan di pisahkan.
b. Kemiringan dari Lounder
Kemiringan semakin besar, kosentrat yang dihasilkan semakin bersih.
c. Lebar dan panjang Lounder
Semakin sempit Lounder maka konsentrat makin bersih , semakin panjang
lounder maka recovery makin tinggi tetapi kadanya akan rendah.
d. Perbedaan Density Mineral
Perbedaan density yang besar, maka operasi pemisahan akan semakin mudah
dan mengakibatykan kadar konsentrat semakin tinggi.
e. Kekentalan
Semakin kental fluida, maka kadar konsentrat yang dihasilkan semakin
renda, tetapi jumlah konsentrat semakin tinggi.
f. Tinggi Riffle
Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang berkadar tinggi.
20
g. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga partikel berat
akan tertahan, untuk feed yang kasar atau berdiameter besar maka akan
digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck juga cukup besar, bila
feednya halus untuk mengatur tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar
butirnya dan harus seragam.
21
b. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
a. Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
b. Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
22
permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang
terdiri dari senyawa hidrokarbon.
Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung
udara. Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral
yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid,
asam oleik, dll.
c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral
pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4
untuk menekan Zn S.
d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat
keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
4.4. Flotation
Flotasi adalah proses pengapungan. Di bidang metalurgi, flotasi atau lebih spesifik lagi
flotasi buih adalah metode fisika kimia di mana partikel-partikel dari mineral yang
berbeda dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan mengapungkan mineral tertentu ke
permukaan air.
Mekanisme flotasi didasarkan pada gejala bahwa beberapa jenis partikel mudah basah
(hydrophil) dan lainnya tidak demikian mudah (hidrofhob). Menurut sifat permukaannya,
mineral dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hidrofilik
23
Mineral yang permukaannya mempunyai lapisan polar, sehingga sukar dibasahi air,
tetapi mudah melekat pada gelembung udara.
2. Hidrofobik
Mineral yang permukaannya mempunyai lapisan non polar, sehingga mudah
dibasahi air, tetapi sukar melekat pada gelembung udara. Keterapungan (float
ability) dari suatu mineral ditentukan dengan kecenderungannya untuk menempel
pada permukaan gelembung udara, dan hali ini dipengaruhi oleh sifat-sifat
permukaan mineral. Dengan menggunakan berbagai reagent flotasi, sifat-sifat
permukaan mineral dapat diubah dan dikendalikan.
A. Sudut Kontak
Kontak antara permukaan padatan dan gelembung udara di dalam air ditunjukkan pada
gambar di bawah ini (permukaan padatan-udara dan padatan-air digambarkan di atas
bidang yang sama).Sudut kontak sering digunakan sebagai ukuran kehidrofobian
permukaan partikel mineral dan perhatian dipusatkan pada adsorbsi, pada antarfasa
padatan-air yang akan menurunkan tegangan antar muka.
B. Reagent Flotasi
Proses flotasi merupakan proses yang bergantung sifat adhesi mineral tertentu terhadap
udara (hidrofob), dan terhadap air (hidrofil). Untuk membantu proses flotasi dengan
mengubah sifat-sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan zat-zat kimia berupa
reagent.
Reagent-reagent yang digunakan dalam proses flotasi dapat digolongkan menjadi :
1. Collector
24
Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan partikel mineral menjadi suka
udara, yaitu dengan cara melapisi permukaan polar dari partikel mineral dengan
reagent. Sehingga pada bagian luar dari mineral terjadi reaksi kimia yang
membentuk lapisan non polar yang mudah menarik udara, dan mineral kan mudah
menempel pada gelembung udara. Contoh kolektor untuk mineral sulfida adalah
Xanthate, dan Dithiophosphate. Sedangkan untuk mineral non sulfida adalah Fatty
acid jenuh dan tidak jenuh.
2. Frother
Frother zat kimia yang digunkan untuk membantu menstabilkan gelembung udara
yang terbentuk, sehingga tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung udara yang
terbentuk harus dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat mengambil partikel-
partikel mineral berharga, kemudian diapungkan ke dalam pulp. Contoh dari frother
adalah DOWFROTH Flotation Frother Series, MIBC, dan Polyalkoxyparaffins.
25
lebih baik. Contohnya adalah Cu++ untuk mengapungkan sfalerit, dan Ca++
untuk mengapungkan kuarsa.
c. Depresant
Mencegah pengapungan mineral tertentu tanpa menghalangi pengapungan
mineral lainnya. Digunakan apabila float ability mineral yang tidak diinginkan
mengapung sama dengan mineral yang akan diapungkan oleh kolektor tertentu.
Contohnya adalah CN- (pyrit, sfalerit), dan Zn++(sfalerit).
d. Mekanisme Flotasi
Gelembung-gelembung udara yang terbentuk karena adanya udara yang dihisap
ke dalam pulp, dan frother yang membentuk energi bebas permukaan pada antar
muka air dan udara. Untuk membantu proses flotasi, partikel-partikel mineral
feed harus berukuran halus. Hal ini karena walaupun densitynya besar, ukuran
partikel yang halus akan menyebabkan density asosiasi partikel-gelembung
menjadi lebih kecil dari density air.
Karena ion permukaan dilapisi melalui reaksi secara adsorbsi fisik atau kimia
dengan bagian ionik kolektor dan bagian organiknya merubah sifat permukaannya
misalnya menjadi hidrofob. Dengan sifat tersebut partikel menjadi adhesif terhadap
gelembung udara, sehingga gelembung-gelembung udara akan mengalami aerasi.
Partikel-partikel mineral yang menempel pada permukaan gelembung akan terbawa
naik ke permukaan pulp, dan terpisahkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah :
1. Penghancuran dan penghalusan (Kominusi)
2. Desliming
3. Pulp Concentration
4. Conditioning
5. Aeration
6. Pemisahan
26
Ukuran butir mineral yang akan mempengaruhi partikel mineral akan lebih besar
dari density air, sedangkan jika terlalu kecil akan menimbulkan slime yang akan
mengganggu jalannya proses flotasi.
- Pulp preparation
Penyediaan pulp diusahakan supaya cocok untuk proses pengolahan yang umumnya
berkaitan dengan persen solid yang sesuai.
- Intensitas pengadukan dan pemberian udara
- Pengadukan dalam flotasi dilakukan dengan mesin flotasi.
- Kekentalan pulp
Untuk suspensi pulp yang lebih kental akan diperoleh recovery yang lebih baik.
- Waktu kontak dan waktu flotasi
- Kenaikan recovery terjadi pada suatu waktu tertentu, yang tergantung pada :
1. Komposisi mineral bijih
2. Keadaan dari partikel-partikel bijih
3. Jumlah kolektor yang ditambahkan
4. Lama pengadukan
5. Ukuran kemudahan mengapung suatu mineral (float ability)
6. Ukuran butir
7. Pengaruh Ph
27
menurun. Percobaan dilakukan pada suhu kamar antara 25-40 C, masih dalam batas
normal dan cukup memenuhi syarat untuk flotasi. Kecepatan putar impeler antara
1000-1200 rpm cukup memadai untuk menciptakan kondisi pengadukan merata dan
menyebar reagen keseluruh bagian sel flotasi.
Putaran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gelembung udara mudah pecah
sehingga akan menurunkan efisiensi alat. Jika terlalu rendah akan memperpanjang
waktu conditioning. Dari data kelompok terlihat gejal ketidakteraturan (teoritis)
hubungan antara yield dengan waktu flotasi.
Penambahan kolektor dalam flotasi batubara akan meningkatkan yield sampai batas
optimal. Dari data percobaan diektahu bawa yield terbesar 70,02% diperoleh dari
penambahan kolektor sebanyak 2,5 kg/ton.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam flotasi batubara :
1. Air yang dipakai ber-pH 6 – 7,5
2. Persen solid pulp 10% sampai 30%
3. Temperatur ideal adlah di ats 40O , meski suhu kamar cukup memenuhi
syarat.
4. Kecepatan impeller
5. Penambahan kolektor dan frother.
28
Perbedaan utama flotasi batubara dengan flotasi mineral sulfida adalah :
1. Kolektor pada flotasi batubara adalah minyak solar (diesel) yang bersifat non
ionizing collector, sedangkan pada flotasi mineral sulfida digunakan amyl
xanthate, yaitu sulphydril clollector.
2. Ukuran partikel flotasi batubara berukuran halus yang tidak dapat diproses
dengan konsentratsi gravimetri. Untuk mineral sulfida untuk semua selang
ukuran dapat diproses, tapi umumnya berukuran 65 mesh agar dieroleh derajat
liberasi yang tinggi.
3. Umpan flotasi dapat dipakai pada metode Sink and Float menggunakan Heavy
Media Separator karena ukuran -28 mesh sampai 325 mesh. Untuk ukuran
kuranf dari 0,1 mm, HMS tidak efisien.
29
3. Untuk mengolah batubara halus yang tidak dapat diolah dengan proses lain jika
sudah tidak ekonomis.
4.5. Dewatering
Dewatering merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah kosentrat
didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsure), Filtering
(Pemilihan), Drying (Pengeringan).
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous).
30
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik). b. Shaft drier,
ada dua macam, yaitu :
- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah.
31
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini meliputi :
1. Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara
ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang.
2. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga
tahapan proses, yaitu Tahap Preparasi, Tahap Pemisahan, dan Tahap Dewatering.
3. Concentration yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam
suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral-mineral yang ada.
4. Flotation adalah proses pengapungan. Di bidang metalurgi, flotasi atau lebih
spesifik lagi flotasi buih adalah metode fisika kimia di mana partikel-partikel dari
mineral yang berbeda dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan mengapungkan
mineral tertentu ke permukaan air.
5. Dewatring merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah kosentrat
didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsure), Filtering (Pemilihan),
Drying (Pengeringan).
5.2. Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan yaitu semoga apa yang telah kita pelajari pada
pelajaran Pengolahan Bahan Galian ini dapat kita terapkan dengan kemampuan kita
masing-masing.
32