Anda di halaman 1dari 4

PT.

International Nickel Indonesia

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Sifat Fisik Material (Index Properties)

4.1.1 Bahan Timbunan (fill material) Tanah Dasar

Dari hasil pemeriksaan di laboratorium, diperoleh data indeks properti

sebagai berikut:

Index Property
Material
Kadar air asli (%) Batas cair (%) Batas plastis (%) Indeks plastisitas (%)
Iron cap 37.2 42.4 35.6 6.8
M.G.L 84 73 59.3 13.7

Tabel 1. Indeks property material untuk timbunan

Kadar air asli iron cap cukup baik, namun batas cair-nya terlalu tinggi

sehingga akan mempengaruhi daya dukung tanah. Indeks properti dari

M.G.L. sangat tinggi, sehingga untuk mendekati kadar air optimum

memerlukan penanganan khusus. (Lampiran 3 – hasil pemeriksaan Index

Properties)

4.1.2 Agregat untuk Perkerasan Jalan

Dari pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil sebagai berikut:

4 - 24
PT. International Nickel Indonesia

Tabel 2. Indeks property agregat untuk perkerasan jalan

Ketiga macam agregat yang diperiksa tersebut memenuhi persyaratan

standar indeks properti untuk bahan jalan Petea – SS #9

4.2 Gradasi

Dari hasil analisa saringan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3. Persentase agregat lolos saringan

Material AP 25 berada pada range grading B (lihat lampiran 4).

4.3 Sifat Mekanik Material (Engineering Properties)

4.3.1 Kompaksi (Standar Proctor Test)

Pada pelaksanaan kompaksi, yang dilakukan adalah 25 tumbukan

untuk tiap-tiap lapisan. Angka diambil berdasarkan petunjuk standar

kompaksi untuk mould ukuran 4” (10,2 cm). Hasil yang diperoleh

4 - 25
PT. International Nickel Indonesia

dikorelasikan dalam bentuk grafik, sehingga didapatkan kandungan air

optimum dan berat kering maksimum (untuk jelasnya lihat lampiran 5).

4.3.2 Estimasi CBR (California Bearing Ratio)

a. Cut area

Sebelum dilakukan test CBR, daerah ini terlebih dahulu dikompaksi

dengan menggunakan sheep foot roller. Kemudian test dilakukan pada

sisi kiri, tengah dan sisi kanan jalan. Dari hasil penetrasi DCP diperoleh

estimasi CBR, dan setelah dirata-ratakan, diperoleh nilai CBR sebesar

3,5 (lampiran 6).

b. Fill area

Karena daerah ini belum siap untuk diadakan test CBR, maka dilakukan

simulasi pemadatan dengan asumsi bahwa hasilnya akan sama dengan

test CBR setelah dikompaksi dengan sheep foot roller. Dilakukan 2

(dua) kali percobaan, yaitu terhadap timbunan 1 (satu) meter dan 2

(dua) meter. Setelah ditimbun, kemudian di lakukan 3 tahap kompaksi

dengan menggunakan dozer D85E Komatsu. Kompaksi pertama

sebanyak 6 (enam) pass lalu dilakukan test CBR. Selanjutnya tahap

kedua 8 pass dan tahap ketiga 10 pass. Pada timbunan 2 meter,

dilakukan hal yang sama. Setelah hasil test dirata-ratakan, maka

diperoleh nilai 3 untuk tebal timbunan 1 meter dan 2,5 untuk tebal

timbunan 2 meter (lampiran 7).

4 - 26
PT. International Nickel Indonesia

Pada perhitungan estimasi CBR, nilai di atas 5 tidak diperhitungkan

berdasarkan asumsi bahwa nilai CBR untuk material MGL/OB (lampiran 8).

4 - 27

Anda mungkin juga menyukai