TINJAUAN UMUM
Pulau Gee adalah salah satu pulau kecil dari beberapa pulau yang terdapat di
Tengah propinsi Maluku Utara. Pulau tergolong kecil berbentuk bulat lonjong dengan
arah utara ke selatan, panjang sekitar 2 km dengan lebar bervariasi ( 0,3 – 1,2) km,
walaupun kecil tetapi puncak tertinggi di Pulau Gee adalah 184 m, memiliki luas hanya
Untuk mencapai pulau Gee dapat ditempuh dengan kapal laut dari Ibukota
propinsi Maluku Utara (Ternate) selama ± 36 jam atau dari pulau Gebe ± 4 jam. Atau
dapat menggunakan jasa angkutan udara dengan waktu tempuh ± 30 menit dari Bandara
Babullah Ternate – Buli. Dari desa Buli berjarak ± 5 km dapat diseberangi dengan
128° 15’ - 128° 21’ Bujur Timur sampai 00°45’ - 01°00 Lintang Selatan.
2-1
Sumber : KMPRA - Pulau Gee (2003)
Gambar 2.1
2.2.1 Topografi
2-2
Ciri yang menonjol dari pulau Gee ini adalah topografi yang terjal, ditandai
dengan kemiringan lereng yang curam terutama di bagian Barat, Selatan, Timur dan di
Sumber air tidak ditemukan sehingga pulau ini tidak dihuni atau didiami oleh
bukit yang terdapat di pulau Gee diberi nama sesuai dengan nama perusahaan seperti
2.2.2 Vegetasi
dibedakan secara vertikal terdiri dari vegetasi bakau, vegetasi hutan pantai dan vegetasi
hutan pegunungan.
Hutan tidak lebat, hanya ditumbuhi semak-semak yang tidak rapat sebagai ciri
khas daerah endapan nikel laterit pada umumnya. Sepanjang pesisir di bagian Barat
Vegetasi hutan pantai menempati hampir seluruh garis pantai pulau Gee,
vegetasi yang ada merupakan asosiasi pohon kelapa dan ketapang. Pohon kelapa cukup
dominan di kawasan ini, hanya pada tempat – tempat tertentu yang tidak memungkinkan
Tumbuhan bawah yakni tumbuhan yang tidak berkayu yang merupakan salah
satu penyusun komunitas di kawasan tersebut juga dibedakan menjadi dua bagian. Pada
2-3
daerah punggung gunung, tumbuhan bawah yang hidup adalah jenis pakis, kantong
dan sejenis liana berdaun lebar. Sedangkan vegetasi hutan pegunungan disusun oleh
sebagian vegetasi yang hampir sama dengan vegetasi di kepulauan Halmahera. Pada
bagian punggung, vegetasi yang ada merupakan asosiasi jenis-jenis berdaun jarum
seperti cemara, pinus irian dan hanya sebagian kecil tumbuhan berdaun lebar.
Pada daerah yang lembab tumbuh-tumbuhan bawah yang hidup adalah rotan,
pandan hutan, jenis anggrek pinang dan sebagian jenis rumput-rumputan. Diameter dari
Menurut klasifikasi Schmidt and Fergusson, daerah Pulau Gee memiliki tipe
iklim C atau agak basah dengan nilai Q = 0,333. Maksudnya adalah tiga bulan kering
(curah hujan < 100 mm) dan sembilan bulan basah (curah hujan > 100 mm). Bulan Mei
merupakan bulan paling kering dengan curah hujan rata-rata 50 mm dan bulan Maret
merupakan bulan paling basah dengan curah hujan rata-rata 328 mm.
Musim hujan pada umumnya dimulai pada bulan Nopember dan berakhir pada
bulan April. Perubahan musim cukup drastis terlihat pada beda curah hujan diawal
musim curah hujan dan akhir musim kemarau ataupun akhir musim hujan dan akhir
musim kemarau ( Tabel 2.1). Suhu rata-rata bulanan adalah 27,6°C, kelembaban rata-
Tabel 2.1
2-4
Data Curah Hujan Tahun 2001 – 2003
TAHUN
2001 2002 2003
Bulan CH HH CH HH CH HH
Januari 105,40 11 87 8 110,4 11
Februari 172,30 8 126 13 181,5 9
Maret 304,70 20 304,7 19 376,4 28
April 108,80 6 108,8 14 290 12
Mei 15,30 1 15,3 2 122 14
Juni 354,70 25 142,5 10 219,1 11
Juli 163,80 13 163,8 9 14,8 4
Agustus 198,80 12 120,8 8 26,1 3
September 35,70 3 135,25 11 10,2 1
Oktober 160,25 11 140,25 5 103,2 4
November 165,70 16 49,5 3 141,4 11
Desember 134,15 9 96,5 7 187,17 9
Total 1814,20 135 1490,4 109 1782,27 117
Sumber : KMPRA - Pulau Gee (2003)
Gambar 2.2
Grafik Curah Hujan pada Lokasi Penambangan Pulau Gee
2.3 Geologi Daerah Penelitian
2-5
Secara garis besar, struktur geologi daerah penambangan endapan bijih nikel
pulau Gee di nyatakan terletak dalam jalur lempengan pasifik (The Circum Pacifik
Orogenic Belt), dimana batuan dasar dari lingkungan jalur ini terdiri dari batuan Pra
intrusi dari batuan basa dan ultrabasa yang berfungsi sebagai batuan induk (Hard Rock)
dalam genesa terjadinya endapan nikel laterit. Proses laterisasi yang berarti ekonomis
sangat bergantung pada faktor-faktor : selain batuan induk yang bersifat basa, iklim dan
topografi daerah yang ideal sangat mendukung terjadinya pengkayaan sekunder dalam
proses tersebut.
Formasi batuan ultrabasa dalam lingkungan jalur ini terdapat pula di pulau
Halmahera, pulau Gebe, pulau Obi dan pulau Gag yang memiliki petunjuk adanya
termasuk endapan bijih nikel yang terdapat di pulau Gee, berupa konsentrasi residu
Peridotit merupakan batuan yang terdiri dari mineral-mineral utama seperti olivin
dan piroksin yang mengandung unsur-unsur nikel dalam prosentase kecil. Menurut Bolt,
kandungan Ni yang terdapat dalam batuan peridotit adalah seperti pada tabel 2.2.
2-6
Sumber : KMPRA - Pulau Gee (2003)
Gambar 2.3
Tabel 2.2
2-7
Batuan Asal Bijih Nikel
mengandung nikel 0,2000 %, yang diawali oleh proses serpentinisasi dimana akibat
pengaruh larutan “Hydrotermal” yang terjadi pada akhir pembekuan magma, telah
inti batuan sisa yang keras, dan celah yang ada diisi oleh mineral-mineral garnerit,
krisopras dan kuarsa sedangkan serpentin akan menghasilkan zona saprolit yang relatif
Batuan asal endapan nikel adalah peridotit, dimana olivin (Mg2SiO4) pada
batuan ini mempunyai kandungan nikel sekitar 0,2000 %. Air permukaan yang
mengandung CO2 dari atmosfir dan terkayakan kembali oleh bahan-bahan organis di
permukaan meresap kebawah sampai zona pelindian dimana fluktuasi air berlangsung
( Gambar 2.4). Akibat fluktuasi air tanah yang kaya CO2 akan bersentuhan zona saprolit
2-8
yang masih mengandung jejak-jejak batuan asal dan melarutkan mineral-mineral yang
tidak stabil seperti olivin atau serpentin dan piroksin. Mg, Si, dan Ni juga akan larut
terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral-mineral baru pada
misalnya sebagai magnesis yang di lapangan dikenal sebagai akar-akar pelapukan (Roof
garnerit, kuarsa dan krisopras yang merupakan hasil pengendapan hidrosilika Mg, Si,
dan Ni. Unsur-unsur yang tertinggi seperti ; Fe, Al, Mn, Cr, dan juga Ni di zona limonit
terikat sebagai mineral-mineral oksida seperti hematit, magnetit dan lain-lain. Selain itu
akibat terimigrasinya unsur-unsur Mg dan Si. Jika spinelkhorom yang tidak berubah
selama proses pelapukan ini, diambil sebagai standar untuk melihat semua unsur-unsur
dalam proses pelapukan dan suatu profil laterit nikel maka dapat dibuat suatu model
keseimbangan. Hail analisa kimia menunjukkan bahwa zona tengah yang paling banyak
mengandung nikelnya, sedangkan unsur-unsur Ca, Mg dan karbonat akan mengalir lagi
dan dapat terendap sebagai urat-urat dolomit dan magnesit yang mengisi rekahan-
sebagai petunjuk akan batas dari zona pelapukan dengan batuan segar atau biasa disebut
“Roof Of Weathering”.
2-9
Sumber : KMPRA - Pulau Gee (2003)
Gambar 2.4
2 - 10
Sumber : KMPRA - Pulau Gee (2003)
Gambar 2.5
2 - 11
Sebagai gambaran umum panampang endapan bijih nikel di pulau Gee adalah
sebagai berikut :
besinya (Fe) cukup tinggi yaitu 50 % Fe, terdiri dari tanah laterit yang berwarna
relatif rendah. Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan tanah penutup (Overburden).
b. Lapisan berikutnya atau lapisan kedua diantara lapisan pertama dan ketiga, kadar Fe
berwarna coklat muda. Lapisan ini kadang-kadang dapat dianggap sebagai lapisan
bijih yang ekonomis, dikategorikan dalam “low grade ore” atas yang tebalnya
berkisar 2 – 3 meter.
c. Lapisan ketiga merupakan batuan yang telah lapuk, berwarna coklat kekuningan
Sedangkan kandungan Fe ± 25 %.
d. Lapisan keempat terdiri dari batuan yang kurang lapuk, berwarna hijau terang
mulai turun ± 15 – 24 %.
e. Lapisan kelima merupakan zona konsentrasi bijih nikel dengan kandungan Ni sekitar
3 %. Berupa batuan yang sedikit lapuk dan berwarna hitam kehijauan. Umumnya
2 - 12
Sumber : KMPRA - Pulau Gee (2003)
Gambar 2.6
2 - 13
2.5. Kegiatan Penambangan
yaitu sistem pemotongan sisi bukit atau sistem pemotongan menurut garis kontur.
Umumnya pemotongan dimulai dari puncak gunung menurun pada sisinya untuk
pembuatan jenjang. Hal ini dimaksudkan agar supaya jenjang yang dibuat tidak longsor.
Tahap-tahap dalam penambangan di pulau Gee terdiri dari beberapa tahap yaitu ;
1. Pekerjaan persiapan
3. Penambangan bijih.
dengan menggunakan alat mekanis Bulldozer yang dilakukan sebelum pengupasan tanah
Pada tahap ini dilakukan proses pengupasan lapisan tanah penutup atau over
burden, yaitu tanah dengan lapisan nikel yang masih rendah yang akan di angkut ke
2 - 14
tempat pembuangan (disposal area) atau digunakan untuk menutupi daerah purna
tambang sebagai dasar bagi tanaman penghijauan dalam rangka menghutankan kembali.
Setelah lapisan tanah penutup habis terkupas dan lapisan bijih telah tersingkap,
maka persiapan untuk penambangan dimulai dengan pembuatan jalan naik ke level yang
2 - 15