Anda di halaman 1dari 22

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN BIAK NUMFOR

DAN KABUPATEN SUPIORI, PROVINSI PAPUA

Irwan Muksin, Kusdarto


Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI “Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya mineral non logam di
Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Supiori, sehingga menghasilkan data dan informasi geologi
serta sumber daya mineral non logam yang bermanfaat untuk digunakan dalam menyusun neraca
sumber daya mineral non logam dan perencanaan wilayah pertambangan di Kabupaten Biak Numfor
dan Kabupaten Supiori.

Kabupaten Biak Numfor tersusun oleh Formasi Auwewa (Teoa), Formasi Wainukendi (Tomw),
Formasi Wafordori (Tmw), Formasi Napisendi (Tmn), Formasi Korem (Tmk), Formasi Wardo (Tmpw),
Formasi Manokwari (Qpm), Formasi Mokmer (Qm), Endapan Pantai (Qc) dan Endapan Aluvial (Qa).
Demikian juga dengan daerah Kabupaten Supiori tersusun oleh satuan batuan yang hampir sama
dengan Kabupaten Biak Numfor, yaitu: Batuan Malihan Korido (S), Formasi Auwewa(Teoa), Formasi
Wainukendi (Tomw), Formasi Wafordori (Tmw), Formasi Napisendi (Tmn), Formasi Korem (Tmk),
Formasi Wardo (Tmpw), Formasi Mokmer (Qm) dan Endapan Pantai (Qc).

Mineral non logam yang terdapat di kedua kabupaten tersebut diatas, yang teramati secara langsung
dalam kegiatan lapangan ini adalah batugamping, lempung, serpentinit dan sirtu. Mineral non logam
tersebut cukup baik untuk digunakan bagi keperluan beberapa macam industri (semen,peleburan dan
pemurnian baja serta pertanian).

Sumber daya hipotetik mineral non logam yang terdapat di daerah Kabupaten Biak Numfor adalah
batugamping 2.770.000.000 ton, lempung 1.890.000.000 ton, serpentinit 1.080.000 ton dan sirtu
22.000.000 ton. Sedangkan sumber daya hipotetik mineral non logam yang terdapat di daerah
Kabupaten Supiori adalah batugamping 17.390.000.000 ton, lempung 2.126.000.000 ton, dan sirtu

2.875.000 ton. ’’
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENDAHULUAN

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Pelaksanaan penyelidikan di Kabupaten Biak Numfor GEOLOGI DAN POTENSI BAHAN GALIAN
dan Kabupaten Supiori dimaksudkan untuk mencari
data primer dan data sekunder sumber daya mineral Wilayah kedua kabupaten ini seluruhnya termasuk
non logam agar diperoleh data yang lebih optimal, ke dalam peta geologi lembar Biak dan Lembar
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan Manokwari, Irian Jaya. Stratigrafi daerah
demikian akan diketahui potensi sumberdaya serta penyelidikan (dari Tua – Muda) terdiri dari : Batuan
gambaran prospek pemanfaatan dan Malihan Korido (s), merupakan batuan tertua telah
pengembangan dari mineral non logam di kedua mengalami ubahan yang cukup kuat terdiri dari filit,
kabupaten tersebut. kuarsit, rijang, meta tufa dan meta sedimen.
Diterobos retas basal. Berumur Eosen.
Kabupaten Biak Numfor merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Papua yang berada di sebelah Formasi Auwewa (Teoa), tersusun oleh lava basal,
utara daratan Pulau Papua di daerah leher burung, tufa litis, tufa hablur, setempat terdapat breksi yang
tepatnya di Teluk Cendrawasih. Kabupaten Biak tersusun oleh andesit-basaltis. Formasi ini
Numfor terdiri dari dua pulau yaitu Pulau Biak dan menempati barat laut daerah penyelidikan, berumur
Pulau Numfor, serta lebih dari 42 buah pulau kecil Eosen dan secara tidak selaras menutupi batuan
lain yang termasuk ke dalam Kepulauan Padaido. malihan Korido. Berumur Eosen – Oligosen.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 35 Tahun Formasi Wainukendi (Tomw), terdiri dari
2003, Kabupaten Supiori merupakan pemekaran dari batugamping hablur, setempat lensa konglomerat
Kabupatan Biak Numfor, dengan Ibukota kabupaten serta sisipan napal, batugamping berfosil dan
Sorendiweri. grewake berbutir kasar.Berumur Oligosen Akhir –
Miosen Awal.
Metoda penyelidikan yang digunakan berkaitan
dengan kegiatan inventarisasi ini antara lain: Formasi Wafordori (Tmw), terdiri dari napal,
sebagian tufaan, bersisipan tipis batupasir dan
1. Pengumpulan data sekunder batugamping hablur. Berumur Miosen Awal.

2. Pengumpulan data primer Formasi Napisendi (Tmn), terdiri dari batugamping


berlapis, batugamping klastik tufaan berbutir halus
3. Analisis Laboratorium hingga kasar dan sedikit batugamping pejal; ber
sisipan konglomerat, breksi, batugamping pasiran
4. Pengolahan data dan napal serta batupasir berbutir halus hingga
kasar, terletak selaras diatas Formasi Wafordori dan
Formasi Wainukendi.
Berumur Miosen Awal.

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Formasi Korem (Tmk), terdiri dari napal dan napal

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

kapuran; setempat bersisipan napal pasiran dan pada permukaan hasil pengikisan tersebut.
batugamping napalan, tak selaras di atas formasi Setidaknya ada bagian daerah ini yang mengalami
yang lebih tua dan bagian atas formasi ini menjemari pelekukan, sehingga di berbagai tempat tertentu
dengan Formasi Wardo. Berumur Miosen Akhir. menimbulkan keadaan yang menguntungkan bagi
pengendapan batuan karbonat, misalnya di bagian
Formasi Wardo (Tmpw), hampir seluruhnya terdiri selatan Supiori dan di bagian utara Biak.
dari dari batugamping napalan dan pasiran,
setempat di bagian atas terutama terdiri dari kapur, Selama Oligosen Akhir sampai Miosen Awal seluruh
tertindih selaras oleh Formasi Mokmer sedang daerah ini mengalami penurunan. Gerak menurun
bagian bawahnya menjemari dengan Formasi ini berlangsung terus sampai Miosen Tengah, pada
Korem. Berumur Miosen Akhir – Pliosen. saat mana mulai terjadi gerak yang berlawanan.
Gerak ini tentu disertai penyesaran. Sesar yang
Formasi Manokwari (Qpm), tersusun oleh membentuk Selat Sorendidori misalnya,
batugamping terumbu, kalsidurit, kalkarenit, menunjukkan gerak mendatar dan tegak sehingga
batupasir aneka bahan gampingan, konglomerat, Pulau Biak kelihatan seperti tertinggal oleh Pulau
breksi. Formasi batuan ini hanya terdapat di Pulau Supiori yang berada di seberang selat. Sesar tidak
Numfor sedangkan di Biak dan Supiori, Formasi ini selalu harus nyata, tetap hanya dapat dikenali
tidak tersingkap. Berumur Pliosen sebagai kelurusan pada potret udara.

Formasi Mokmer (Qm), terdiri dari batugamping Sejak Miosen Akhir, seluruh daerah ini mengalami
koral di bagian atas dan kapur di bagian bawah. penurunan secara perlahan dan terus menerus.
Berumur Pliosen Penurunan ini berlangsung terus sampai Plistosen
Akhir, ketika gerak berbalik arah dan terjadi
Endapan Aluvial (Qa), terdiri dari lumpur, pasir, pengangkatan. Gerak naik yang sesekali terjadi
kerikil, bahan tumbuhan. Berumur Holosen. secara tersendat-sendat ini masih terus berlangsung
hingga sekarang, sebagaimana terbukti dari adanya
Endapan Pantai (Qc), tersusun oleh lumpur, pasir beberapa undak.
dan kerikil yang belum mampat. Berumur Holosen.
Potensi Mineral Non Logam, Kabupaten
Dari segi struktur dan tektonik, wilayah Kabupaten Biak Numfor
Biak Numfor dan Kabupaten Supiori harus dianggap
sebagai satu kesatuan. Sejarah tektoniknya dapat • Batugamping
ditelusuri sejak kala Pra Eosen, ketika alas yang
berupa batuan malihan tersembul di permukaan.
Ketika gunungapi selama Eosen dan Oligosen
kemudian menghasilkan bahan yang diendapkan

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Batugamping di daerah Desa Mokmer dan Desa

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Parai, Distrik Biak Kota mempunyai luas sebaran 800 dan mineral opak di dalam masa dasar mikrokristalin
ha, dengan ketebalan rata-rata 40 m sumber daya karbonat (mikrit), batuan tampak berongga ;
hipotetiknya 800.000.000 ton; Desa Ruar, Distrik Kampung Kornasoren, Distrik Numfor Timur
Biak Timur mempunyai luas sebaran 150 ha, mempunyai luas sebaran 2.000 ha, ketebalan 5 m
ketebalan 5 m sumber daya hipotetiknya sumber daya hipotetiknya 250.000.000 ton;
18.750.000 ton; Desa Woniki, Distrik Biak Timur Kampung Serbin, Distrik Numfor Barat mempunyai
mempunyai luas sebaran 20 ha, ketebalan 10 m luas sebaran 1.100 ha, ketebalan 4 m sumber daya
sumber daya hipotetiknya 5.000.000 ton; Desa hipotetiknya 110.000.000 ton, conto Bn-25
Bakkribo dan Desa Sauri, Distrik Oridek mempunyai mempunyai derajat keputihan sebesar 52,5 %;
luas sebaran 2.250 ha, ketebalan 5 m sumber daya Kampung Yanbeda dan Kampung Rawar, Distrik
hipotetiknya 281.250.000 ton; Desa Tanjung Barari, Orkeri mempunyai luas sebaran 3.300 ha, ketebalan
dan Desa Sawadori, Distrik Oridek mempunyai luas 3 m sumber daya hipotetiknya 247.500.000 ton;
sebaran 2.200 ha, ketebalan 3 m sumber daya Kampung Mansamar, Kampung Mandori dan
hipotetiknya 165.000.000 ton; Desa Adoki, Distrik Kampung Inasi, Distrik Bruyandori mempunyai luas
Yendidori mempunyai luas sebaran 200 ha, sebaran 3.600 ha, ketebalan 2 m sumber daya
ketebalan 30 m sumber daya hipotetiknya hipotetiknya 180.000.000 ton, hasil analisis
150.000.000 ton; Desa Manbesak, Distrik Biak Utara petrografi menunjukan tekstur bioklastik, berbutir
mempunyai luas sebaran 400 ha, ketebalan 2 m sangat halus hingga berukuran 0,3 mm, bentuk butir
sumber daya hipotetiknya 20.000.000 ton, menyudut tanggung-membundar, disusun oleh
mempunyai derajat keputihan sebesar 63 %; Desa jejak-jejak fragmen fosil dan mineral opak di dalam
Sumberker, Distrik Samofa mempunyai luas sebaran masa dasar mikrokristalin karbonat (mikrit), batuan
700 ha, ketebalan 7 m sumber daya hipotetiknya umumnya berongga; Kampung Sandau dan
122.500.000 ton, mempunyai derajat keputihan Kampung Bawei, Distrik Poiru mempunyai luas
sebesar 48 %; Kampung Andei, Distrik Biak Utara sebaran 3.000 ha, ketebalan 3 m sumber daya
mempunyai luas sebaran 150 ha, ketebalan 8 m hipotetiknya 225.000.000 ton, mempunyai derajat
sumber daya hipotetiknya 30.000.000 ton; keputihan sebesar 62,3 %; Kampung Andei, Distrik
Kampung Inyobi, Distrik Warsa mempunyai luas Poiru mempunyai luas sebaran 1.500 ha, ketebalan
sebaran 100 ha, ketebalan 10 m sumber daya 3 m sumber daya hipotetiknya 112.500.000 ton. (Bj
hipotetiknya 25.000.000 ton; Desa Sansundi, Distrik batugamping sebesar 2,5 ton/m3).Hasil analisis
Bondifuar mempunyai luas sebaran 110 ha, kimia terhadap conto-conto batuan di daerah
ketebalan 10 m sumber daya hipotetiknya Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya mempunyai
27.500.000 ton, berdasarkan analisis petrografi di kandungan CaO rata-rata sebesar 53.03 % dan MgO
dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur rata-rata sebesar 0.60 %
bioklastik, berbutir sangat halus hingga berukuran
0,5 mm, bentuk butir menyudut tanggung- • Lempung
membundar, disusun oleh jejak-jejak fragmen fosil

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Lempung di daerah Desa Busdori, Distrik Swandiwe

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

mempunyai luas sebaran 3.350 ha, ketebalan 10 m sirtu di daerah Kabupaten Biak Numfor dijumpai
sumber daya hipotetiknya 670.000.000 ton, hasil uji berupa endapan alluvial sungai dan pantai,
bakar PS 14 (1410 °C) telah terbentuk massa sumberdaya endapan sirtu di daerah aliran sungai
gelas/leburan yang menyebabkan wadah conto dan pantai sifatnya “renewable resources”, karena
terkikis, tidak terdapat pori-pori, warna sebelum setelah ditambang akan datang lagi, khususnya bila
dibakar abu-abu dan setelah dibakar abu-abu musim hujan tiba, sistim aliran sungai akan
kehijauan. Dapat dimanfaatkan untuk campuran membawa material sirtu dari arah hulu, yang
pada pembuatan keramik bodi berwarna dengan merupakan hasil rombakan batuan yang tererosi,
suhu pembakaran antara 800 – 900 °C ; Kampung yang umumnya berupa material kuarsa berukuran
Soppen, Distrik Biak Barat mempunyai luas sebaran pasir. Sirtu di Desa Anggaduber, Distrik Oridek
3.050 ha, ketebalan 20 m sumber daya hipotetiknya mempunyai luas sebaran 100 ha ketebalan 1 m
1.220.000.000 ton, hasil uji bakar PS 14 (1410 °C) sumber daya hipotetiknya 2.500.000 ton; Desa
belum terbentuk massa gelas/leburan dan terdapat Tanjung Barari, Distrik Oridek mempunyai luas
banyak pori-pori, warna sebelum dan setelah sebaran 100 ha ketebalan 1 m sumber daya
dibakar abu-abu. Dapat dimanfaatkan untuk hipotetiknya 2.500.000 ton; Desa Wombrisauw,
pembuatan keramik bodi berwarna dengan suhu Distrik Swandiwe mempunyai luas sebaran 50 ha
pembakaran diatas 1200 °C. (Bj lempung sebesar 2 ketebalan 1 m sumber daya hipotetiknya 1.250.000
ton/m3). ton; Desa Napdori, Distrik Swandiwe mempunyai
luas sebaran 70 ha ketebalan 1 m sumber daya
• Serpentinit hipotetiknya 1.750.000 ton, hasil analisis mineral
butir kandungan mineral kalsit 59,69 %; Desa
Serpentinit di daerah Kampung Adibye mempunyai Mardori, Distrik Swandiwe mempunyai luas sebaran
luas sebaran 5 ha, ketebalan 8 m sumber daya 100 ha ketebalan 1 m sumber daya hipotetiknya
hipotetiknya 1.080.000 ton. 2.500.000 ton; Desa Andei, Distrik Biak Utara
mempunyai luas sebaran 120 ha ketebalan 1 m
hasil analisis kimia mengandung: SiO2 55.55 %, Al2O3 sumber daya hipotetiknya 3.000.000 ton, hasil
10.01 %, Fe2O3 7.19 %, CaO 0.41 % dan MgO 11.81 %. analisis mineral butir kandungan mineral kalsit 9,98
Hasil analisis petrografi batuan ini telah mengalami % ; Kampung Wansra, Distrik Orkeri mempunyai luas
ubahan kuat, berbutir sangat halus hingga sebaran 100 ha ketebalan 1 m sumber daya
berukuran 0,7 mm, menunjukkan struktur bastite, hipotetiknya 2.500.000 ton, hasil analisis mineral
susunan mineralnya didominasi oleh serpentin butir kandungan mineral kalsit 10 %; Kampung
dengan sedikit mineral opak. (Bj Serpentinit sebesar Rarsibo, Distrik Numfor Timur mempunyai luas
2,7 ton/m3). sebaran 120 ha ketebalan 2 m sumber daya
hipotetiknya 6.000.000 ton. (Bj Sirtu sebesar 2,5
• Sirtu ton/m3).

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Potensi Mineral Non Logam, Kabupaten


Supiori

• Batugamping

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Batugamping di daerah Kampung Syurdori, Distrik

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Supiori Timur; Kampung Duber dan Kampung gelas/leburan, tidak terdapat pori-pori, warna
Piyabo, Desa Waryesi, Distrik Supiori Timur sebelum dibakar abu-abu dan setelah dibakar coklat
mempunyai luas sebaran 2.200 ha, ketebalan 8 m tua. Dapat dimanfaatkan untuk campuran pada
sumber daya hipotetiknya 440.000.000 ton, hasil pembuatan keramik bodi berwarna dengan suhu
analisis petrografi menunjukkan tekstur klastik, pembakaran antara 800 – 900 °C; Kampung Wakre,
berbutir sangat halus hingga berukuran 0,5 mm, Desa Masram, Distrik Supiori Timur mempunyai luas
bentuk butir menyudut tanggung-membundar, sebaran 20.000 ha, ketebalan 5 m sehingga
disusun oleh fragmen-fragmen fosil di dalam masa diperkirakan sumber daya hipotetiknya
dasar/semen mikrokristalin karbonat (mikrit), 2.000.000.000 ton.
disamping itu terdapat sparry calcite yang
cenderung mengisi rongga-rongga, batuan tampak • Sirtu
berongga; Desa Amyas dan Desa Rusweri, Distrik
Supiori Barat mempunyai luas sebaran 14.320 ha, Sirtu di Desa Wapor, Distrik Supiori Timur
ketebalan 30 m sumber daya hipotetiknya mempunyai luas sebaran 70 ha, ketebalan 1 m
10.740.000.000 ton, mempunyai derajat keputihan sumberdaya hipotetik nya 1.750.000 ton; Kampung
sebesar 80,5 %; Kampung Aminweri dan Kampung Sorendiweri, Distrik Supiori Timur mempunyai luas
Ramerdori, sebaran 25 ha, ketebalan 1 m sumberdaya
Distrik Supiori Timur mempunyai luas sebaran hipotetik nya 625.000 ton, hasil analisis mineral
24.840 ha, ketebalan 10 m sumber daya butir kandungan mineral kalsit 79,97 %; Kampung
hipotetiknya 6.210.000.000 ton, hasil analisis Ababiadi, Distrik Supiori Selatan mempunyai luas
petrografi menunjukkan tekstur holokristalin, sebaran 20 ha, ketebalan 1 m sumberdaya
berbutir sangat halus hingga berukuran 0,1 mm, hipotetik nya 500.000 ton.
bentuk butir anhedral, susunan mineralnya
didominasi oleh karbonat dengan sedikit mineral
opak, batuan tampak berongga. Hasil analisis kimia
terhadap conto-conto batuan di daerah Kabupaten
Supiori dan sekitarnya mempunyai kandungan CaO
ratarata sebesar 53.70 % dan MgO rata-rata sebesar
0.41 %.

• Lempung

Lempung di Kampung Syurdori, Distrik Supiori Timur


mempunyai luas sebaran 900 ha, ketebalan 7 m
sumberdaya hipotetik nya 126.000.000 ton, hasil uji
bakar PS 14 (1410 °C) telah terbentuk massa

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSPEK PEMANFAATAN DAN


PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN

Kabupaten Biak Numfor

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Batugamping merupakan salah satu mineral industri

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun – MgO maksimum 3,5%;
konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan
bangunan, pengapuran untuk pertanian, bahan – Fe2O3 maksimum 0,65%;
keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan
karbid, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk – P maksimum 0,1%.
bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet,
untuk pembuatan soda abu, untuk penjernihan air, • Pertanian
untuk proses pengendapan bijih logam non-ferous
dan industri gula.Sumber daya mineral ini cukup
besar, sehingga pengembangan industri
pertambangannya memiliki prospek yang baik.

• Peleburan dan Pemurnian Baja

Dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam


lainnya, batu batugamping berfungsi sebagai imbuh
pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung silika dan
alumina sebagai unsur tambahan, dalam proses
peleburan unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan
bahan pengimbuh berupa terak cair (slag) yang
mengapung di atas lelehan besi, sehingga mudah
dipisahkan. Di samping itu, batugamping diperlukan
untuk mengikat gasgas seperti SO2, dan H2S. Untuk
itu batugamping yang diperlukan harus mempunyai
kadar CaO yang tinggi, dan batuan tersebut harus
sarang dan keras. Syarat umum yang harus dipenuhi
:

Untuk batugamping:

– CaO minimum 52%;

– SiO2 maksimum 4% (1,5 – 4%);

– Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3%;

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Kesuburan tanah akan lebih baik bila keasamannya

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

(pH) diturunkan melalui pengapuran. Setiap jenis dengan asam fosfat berkadar fluor rendah tersintesa
tanaman memerlukan tingkat keasaman yang produk CaHPO4. Pembuatan soda abu diawali
berbeda; kacang-kacangan, gandum, dan kentang dengan mereaksikan garam laut dengan asam sulfat
misalnya, memerlukan tingkat keasaman (pH) antara membentuk Na2SO4. Produk ini direduksi menjadi
6 – 7,5; 5,75 – 7,5; dan 5 – 6,45. Batugamping yang Na2S. Na2S direaksikan dengan gamping dalam dapur
digunakan dalam pertanian, dapat berupa serbuk suhu tinggi, selanjutnya ditambahkan air
yang ditaburkan atau batugamping tohor (hydrated membentuk Na2CO3.nH2O. Akhirnya setelah
lime). Untuk serbuk batugamping diharapkan diuapkan air kristalnya hilang terbentuk Na2CO3
mempunyai kadar MgCO3 maksimum 10% dan (Soda ash). Pembuatan kedua produk tersebut
ukuran butiran lebih kecil dari 5 mm dengan 95% di belum bisa dilakukan dalam skala industri, masih
dalamnya berukuran kurang dari 3 mm. Pengapuran memerlukan penelitian tahap lanjut. Pembuatan
dapat memberikan beberapa keuntungan. Dengan kedua macam produk ini untuk industri dapat
menurunkan keasaman tanah (pH), pengapuran dikonsultasikan (kerjasama) dengan dinas
memungkinkan nutrient lain lepas dari pupuk. perindustrian setempat, karena kedua produk
Tingkat keasaman yang rendah juga memperbaiki tersebut mempunyai nilai tambah yang besar, baik
peningkatan mikrobiologi alam dari tanah melalui dari segi konsumsinya maupun manfaatnya. Produk
penghancuran bahan organik (penggemburan kalsium hidrofosfat dapat dimanfaatkan sebagai
tanah). Batugamping pada tanah liat (clay) dapat nutrisi kalsium dan fosfor pada ternak, sehingga
memperbaiki struktur fisik, sehingga dapat ternak menjadi sehat, kuat dan pertumbuhannya
membantu pertumbuhan akar. Batugamping juga sempurna.
memberikan kontribusi kalsium terhadap tanaman
tingkat magnesiumnya rendah/hilang akibat Kabupaten Supiori
panenan atau erosi. Untuk melaksanakan proses
pengapuran, jumlah batugamping yang diperlukan Melihat sebaran batugamping dan lempung serta
sangat bervariasi. Menurut Goeswono Supardi infrastruktur yang ada, daerah prospek untuk
(1978), jumlah batugampingyang diperlukan sekitar pendirian industri semen di Kabupaten Supiori
400 kg untuk setiap hektar tanah, sedangkan sumber adalah antara Kampung Wakre, Desa Masram dan
lain menyebutkan antara 2 ton sampai dengan 4 ton Kampung Aminweri, Distrik Supiori Timur.
untuk setiap hektar, bahkan sampai 5 ton per hektar.
Untuk disinfektan dan pembuatan kompos
batugamping yang digunakan berupa batugamping
padam. Secara teoritis batugamping dapat juga KESIMPULAN DAN SARAN
dimanfaatkan untuk keperluan pakan ternak, berupa
kalsium hidrofosfat (CaHPO4) dan pembuatan soda Berdasarkan inventarisasi mineral non logam di
abu. Pembuatan pakan ternak dilakukan dengan daerah Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten
memanfaatkan batugamping tohor direaksikan

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Supiori, Provinsi Papua, maka dapat disimpulkan penyelidikan lebih lanjut dengan skala yang lebih
sebagai berikut: besar terutama terhadap bahan galian yang memiliki
potensi yang cukup besar dan prospek yang baik
Kabupaten Biak Numfor terdapat mineral non logam untuk diusahakan dan dikembangkan.
berupa batugamping dengan sumberdaya hipotetik
sebesar 2.770.000.000 ton, lempung dengan
sumberdaya hipotetik sebesar 1.890.000.000 ton,
serpentinit dengan sumberdaya hipotetik sebesar
1.080.000 ton dan sirtu dengan sumberdaya
hipotetik sebesar 22.000.000 ton.

Di Kabupaten Supiori terdapat mineral non logam


berupa batugamping dengan sumberdaya hipotetik
sebesar 17.390.000.000 ton, lempung dengan
sumberdaya hipotetik sebesar 2.126.000.000 ton
dan sirtu dengan sumberdaya hipotetik sebesar
2.875.000 ton.

Batugamping di wilayah Kabupaten Biak Numfor dan


Kabupaten Supiori dapat digunakan dalam industri:
semen, peleburan dan pemurnian baja serta
pertanian. Daerah prospek untuk pendirian industri
semen di Kabupaten Supiori adalah antara Kampung
Wakre, Desa Masram dan Kampung Aminweri,
Distrik Supiori Timur.

Saran

Dikaitkan dengan adanya berbagai aktifitas


pembangunan di Kabupaten Biak Numfor dan
Kabupaten Supiori, sudah pasti membawa
konsekwensi dibutuhkannya beberapa bahan galian
dengan sumberdaya yang jelas. Mempertimbangkan
hal tersebut, maka disarankan untuk dilakukan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Untuk penambangan pasir dan batu diperlukan

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

pengawasan yang ketat, karena umumnya para


penambang kurang memperhatikan faktor
lingkungan. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan tambang dan minimnya bimbingan
yang dilakukan instansi terkait, sehingga seringkali
mempercepat proses kerusakan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Masria, Ratman, N., dan Suwitodirdjo ,K.,1981, Peta


Geologi Lembar Biak, Irian Jaya (3115), skala 1 :
250.000, P3G Bandung.

-------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
------------------------------, Peta Geologi Lembar
Manokwari, Irian Jaya (3015) skala 1 : 250.000, P3G,
Bandung.

Sukandarrumidi, 1998, Bahan Galian Industri,


Gadjah Mada Unversity Press, Yogyakarta Suhala, S.
dan Arifin, M., 1997, Bahan Galian Industri, PPTM,
Bandung

--------------------------------------------------, 2010,
Kabupaten Biak Numfor dalam Angka, Kantor
Statistik Kabupaten Biak Numfor, Papua

-------------------------------------------------- ,2010,
Kabupaten Supiori dalam Angka,
Kantor Statistik Kabupaten Supiori, Papua

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.16
BIDANG MINERAL

BUKU 2:

Gambar 1. Peta Lokasi Keterdapatan Mineral Non Logam Kabupaten Biak Numfor, Provinsi
Papua

Gambar 2. Peta Lokasi Keterdapatan Mineral Non Logam Kabupaten Supiori, Provinsi Papua

II.16 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

Anda mungkin juga menyukai