SARI
Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok dengan sekala 1 : 250.000 adalah
merupakan salah satu program pemetaan geokimia regional sistematik yang dilakukan lembar demi
lembar di daratan Indonesia oleh Sub Direktorat Geokimia dan Informasi Mineral, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Geologi daerah Lombok dimulai dengan terbentuknya batuan gunung api Tersier yaitu Miosen Awal
yang terdiri dari Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung yang saling menjemari. Kedua formasi ini
diterobos oleh dasit, diorit, tonalit dan basal berumur Miosen Tengah yang ditafsirkan menyebabkan
mineralisasi di beberapa tempat. Di atasnya diendapkan Formasi Ekas yang terdiri dari batugamping
yang berumur Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas hingga Plistosen diendapkan batupasir
tufaan, batulempung tufaan dengan sisipan tipis karbon yang tergolong kedalam Anggota Selayar
Formasi Kalipalung, lalu Formasi Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava
kemudian Formasi Kalibabak yang terdiri dari breksi dan lava serta Formasi Lekopiko (tuf
berbatuapung, breksi lahar dan lava). Formasi Kalipalung dan Formasi Kalibabak saling menjemari.
Pada waktu Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi
Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan Formasi
Kalibabak, sedangkan di Holosen Atas terhampar endapan permukaan aluvium.
Luas daerah penyelidikan adalah sebesar 6000 Km² dengan jumlah conto sedimen sungai aktif yang
terkumpul sebanyak 343 buah, sehingga kerapatannya adalah 1 conto mewakili daerah seluas 18 Km².
Metode analisis unsur majemuk menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan unsur, antara lain : Li -
K, Pb - Cu - Ag dan Co - Ni - Mn - Zn - Cr.
Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan pengamatan di lapangan
terpilih beberapa daerah yang perlu dilakukan prospeksi untuk ekplorasi mineral logam mulia dan
logam dasar yaitu bagian hulu S.Ledang termasuk Gunung Dodo, Sungai Litoh. Pringgabaya – Aikmel,
Aik Sayang – Sekotong, Daerah aliran S.Sejorang, Bagian hulu Sungai Ree – Bangkatmonteh.
1
menggunakan tromol dan pemisahan emas seperti di Biang Bambu, Dodo, Senggoro,
dilakukan dengan cara amalgamasi. Pelanggan, Donggamas, Sori Pesa,
Di sekitar aliran Sungai Ledang dan Penggembur dan Bangkatmonteh.
Sungai Litoh ditemukan batuan-batuan guling Kerikil, pasir, lempung dan batugamping
yang mengalami pengersikan berderajat yang terdapat di beberapa tempat seperti
sedang hingga kuat, propilitisasi dan ubahan di daerah Praya, Pujut, Taliwang dan
argilik (DW/RF.10.610, DW/RF.10.611 dan Sumbawa Besar dapat digunakan untuk
DW/RF.10.609 ) sehingga kemungkinan pada membuat bangunan dan batugamping
bagian hulu Sungai Ledang terdapat dibakar untuk bahan tembok.
mineralisasi yang menarik. Batuapung terdapat di sekitar lereng-
lereng Gunung Rinjani seperti di sekitar
Sumber Daya Mineral Sukamulia dan Kupang.
Tembaga, emas dan perak tipe porfiri
Tabel.1 Pemerian Conto Batuan
ditemukan daerah Batu Hijau kawasan Singkapan/Hanyutan
pertambangan PT. Newmont Nusa (Float) dan Mineralisasi
Lembar Peta Lombok
Tenggara. Selain itu terdapat pula di
beberapa daerah dengan tipe epitermal, NO NO.CONTO LOKASI LITOLOG
1 DW/RC.10.604 Batuhijau ubahan argilit,
kehijauan, lunak,
2 DW/RC.10.605 Batuhijau Tonalit, abu tua, ura
kuarsa 1-3mm,
terubah argilik.
3 DW/RC.10.606 Batuhijau Diorit, coklat tua, k
keras,
terkonsentrasi d
terserak, kristal kuar
4 DW.RF.10.607 Batuhijau Tonalit, abu-abu
urat-urat kuarsa
Kalkopirit, pirit, bo
vivianit hadir secara
(5-10% dari total vo
5 DW/RF.10.608 Bangkat Ubahan pengersik
monte argilik, putih kotor,.
6 DW.RF.10.609 S.Litoh Ubahan argilit sedan
lunak, sebagian peng
derajat sedang, keras
7 DW/RF.10.610 S.Ledang Pengersikan kuat,
muda - tua, pirit ters
dari total volume),
kuarsa.
8 DW/RF.10.611 S.Ledang Pengersikan, putih
sebagian terpro
hijau muda,.lunak
9 AS/RF.10.612 Sukamulia Batuapung,
vesiculer, ringan
10 DW/RF.10.613 Batuhijau Konsentrat tembaga
2
Tabel.2
Hasil Analisis Conto Batuan di Lembar Lombok
No KODE CONTOH Cu Pb Zn Ag Fe As Mo Au
(ppm) (ppm (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppb)
1 DW/RC 10604 3520 34 71 2 31000 0 6 16
2. DW/RC 10605 12370 21 73 3 82000 0 0 596
3. DW/RC 10606 3350 26 132 3 71000 0 6 48
4. DW/RC 16067 4780 20 62 3 81000 5 0 834
5. DW/RF 10608 40 494 29 5 7000 35 9 804
6. DW/RF 10609 56 76 21 1 18000 10 34 302
7. DW/RF 10610 29 160 77 2 17000 1270 34 438
8. DW/RF 10611 442 27 26 0 22000 2,5 32 16
9. AS/RF 10612 1220 45 104 2 36000 0 2 4
10. DW/RC 10613 288200 869 2873 9 209000 770 6 9130
Litium (Li)
Lokasi nilai-nilai anomali
terkonsentrasi di anak-anak Sungai Litoh dan
1
Sungai Blongas yang ditempati oleh batuan
sedimen Tersier terdiri dari batugamping, Perak (Ag)
kalkarenit, batulempung, batupasir kuarsa dan Rentang nilai perak di daerah
breksi. penyelidikan tidak menunjukkan variasi nilai
yang menarik, hanya berkisar antara 0,7
Potasium (K) hingga 2 ppm dengan nilai aritmatik sebesar
Lokasi pengambilan conto yang 1,03 ppm. Nilai 0,7 ppm adalah sebagai
memiliki kadar unsur lebih dari 12.699 ppm pengganti dari nilai nol yang diperoleh dari 2/3
terdapat di daerah Amoramor dan Anyar di dikalikan nilai batas deteksi. Lokasi anomali
bagian utara Gunung Rinjani dan Sungai perak yaitu yang memiliki kadar sebesar 2 ppm
Bremang di bagian barat Sumbawa Besar. tersebar di kedua pulau tersebut, namun perlu
Lokasi titik-titik anomali tersebut dihuni oleh diperhatikan lagi hubungannya dengan
batuan gunungapi Kuarter andesit-basaltik, mineralisasi.
ditafsirkan peninggian unsur potasium ini Analisis Multivariat
berasal dari batuan gunungapi tersebut . Pengolahan data multivariat (unsur
majemuk) sangat penting dilakukan dalam
Krom (Cr) eksplorasi geokimia. Hal tersebut perlu
Kadar unsur di atas nilai 160 ppm dilakukan karena setiap fenomena geologi,
dianggap sebagai anomali dan hanya baik litologi, alterasi dan mineralisasi
terkonsentrasi di sungai-sungai daerah Pujut, mempunyai karakteristik asosiasi unsur
bagian utara Pringgabaya dan Sungai Rebah di tertentu yang dapat dijadikan sebagai panduan
Bangkatmonte. Nilai anomali yang relatif tidak untuk menafsirkannya.
tinggi ditafsirkan berhubungan dengan kondisi Oleh karena itu, untuk mengetahui
litologi yang dihuni oleh batuan gunungapi asosiasi antar unsur di daerah penyelidikan
Tersier dan Kuarter dengan komposisi andesit maka digunakan metode-metode di bawah ini
hingga basal. yang keseluruhannya menggunakan piranti
lunak Datamine (Johnson, 1993) :
Besi (Fe)
Lokasi nilai-nilai anomali yang Korelasi Unsur
berkadar diatas 32,0% tersebar di beberapa Analisis korelasi unsur dilakukan
sungai bagian selatan Pulau Lombok sebanyak untuk mengetahui kekerabatan antar unsur
3 lokasi, 1 lokasi di bagian utara dan bagian berdasarkan nilai korelasi. Dengan anggapan
utara Pulau Sumbawa yang keseluruhannnya nilai korelasi antar unsur >0,5 mencerminkan
dihuni oleh batuan gunungapi berkomposisi hubungan yang kuat. Nilai korelasi antar unsur
andesit-basalt berumur Tersier dan Kuarter. tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar di
bawah ini:
2
Tabel.4
Matriks Korelasi Unsur
Cu Pb Zn Co Ni Mn Li K Cr Fe Ag
Cu 1.0000 0.0193 -0.0489 0.0156 0.1304 0.0615 0.1282 0.1615 -0.0705 -0.2025 0.1116
Pb 1.0000 0.0210 -0.1125 -0.0986 -0.1890 0.0133 0.1545 -0.0808 -0.1128 0.1932
Zn 1.0000 0.3899 0.1542 0.4576 -0.1553 -0.4594 0.3117 0.3326 0.0711
Co 1.0000 0.5709 0.4335 -0.2702 -0.3912 0.4863 0.3348 0.2270
Ni 1.0000 0.2665 -0.1255 -0.3049 0.5603 0.1398 0.1838
Mn 1.0000 -0.0579 -0.3171 0.2163 0.1707 0.0434
Li 1.0000 0.4865 -0.4482 -0.5780 -0.0147
K 1.0000 -0.5210 -0.5669 -0.0366
Cr 1.0000 0.6326 0.0402
Fe 1.0000 -0.1188
Ag 1.0000
Analisis Gugus (Cluster Analisys) besarnya nilai korelasi antar unsur sebagai
Hasil dari perhitungan analisis gugus acuannya maka terlihat kekerabatan unsur
berupa dendogram yang menggambarkan seperti gambar di bawah ini :
kekerabatan beberapa unsur terdekat, dengan
1
Gambar.2 Dendogram dari analisis kelompok n=343,
nilai > 0,19 signifikan pada level 1%
Analisis R-Mode Non Linear Mapping. “Signifikan”, sedangkan nilai positif dan
Teknik R-Mode NLM adalah salah negatif sumbu tidak menunjukkan kadar unsur.
satu cara yang digunakan untuk menguji Berdasarkan gambar.22 di bawah ini
asosiasi unsur dalam suatu daerah secara dua maka ditafsirkan bahwa di daerah penyelidikan
dimensi serta dapat menggambarkan seberapa terdapat asosiasi unsur sebagai berikut : K - Li
kuatnya hubungan antara satu faktor unsur yang ditafsirkan dikontrol oleh litologi, Co-Ni-
dengan faktor yang lainnya. Semakin jauh dari Cr-Fe-Mn-Zn yang berhubungan dengan
titik salib sumbu maka asosiasi ini semakin kontrol litologi dan Cu-Pb-Ag yang ditafsirkan
berhubungan dengan mineralisasi.
Gambar.4 Diagram Plot R-Mode Non Linear Mapping
ditunjang oleh hasil analisis batuan yang cukup signifikan menunjukkan adanya mineralisasi di
daerah tersebut. Misalnya pada conto dari conto batuapung di daerah
DW/RC.10605 yang diambil di daerah Pringgabaya - Aikmel memiliki kada
Batuhijau memiliki kadar tembaga sebesar tembaga 1.220 ppm dan emas 4 ppb.
12.370 ppm dan emas 596 ppb, Peta Rangking Skor.3 menunjukkan
DW/RF.10.608 di daerah Bangkatmonte kekerabatan unsur Co - Ni - Mn - Zn - Cr,
memiliki kandungan timbal 494 ppm dan hubungan positif kekerabatan unsur-unsur
emas 804 ppb, DW/RF.10.611 di aliran tersebut umumnya terdapat di Pulau
S.Ledang memiliki kadar tembaga 442 Lombok dan sebagian di Pulau Sumbawa
ppm dan emas 16 ppb dan AS/RF.10.613 yang batuan penyusunnya berupa batuan
gunungapi berkomposisi andesit-basalt
yang berumur Tersier - Kuarter.
KESIMPULAN
Mineralisasi emas, perak, tembaga dan ditindaklanjuti adalah daerah Pringgabaya
logam dasar lainnya dengan besar - Aikmel dan Aik Sayang - Sekotong
kandungan tertentu dapat ditemukan Daerah aliran S.Sejorang yang termasuk
secara merata di bagian selatan Pulau kawasan Batuhijau yang mana merupakan
Lombok dan Pulau Sumbawa pada daerah Kuasa Pertambangan PT.Newmont
daerah-daerah intrusi yang umumnya Nusa Tenggara (PT.NNT) termasuk ke
menerobos batuan gunungapi dan sedimen dalam daerah yang mengandung logam
Tersier. mulia danlogam dasar. Namun daerah ini
Tipe mineralisasi di daerah penyelidikan direkomendasikan untuk dilakukan
antara lain berupa porfiri di daerah penyelidikan yang bersifat konservasi
Batuhijau, tipe urat di Bangkatmonte dan terhadap bahan galian yang ditambang,
tipe epitermal pada beberapa tempat tailing dan aspek lingkungannya
lainnya. sehubungan dengan aktivitas
Berdasarkan hasil pengambilan conto penambangan oleh PT.NNT.
batuan, conto sedimen sungai aktif dan
Bagian hulu Sungai Ree yang termasuk
pengamatan di lapangan maka beberapa
daerah Desa Bangkatmonteh
daerah yang perlu ditindaklanjuti untuk
direkomendasikan untuk dilakukan
ekplorasi mineral logam mulia dan logam
prospeksi pada beberapa daerah di
dasar dengan tujuan melakukan prospeksi
sekitarnya. Namun karena adanya
lebih lanjut di Pulau Sumbawa antara lain
aktivitas penambangan emas tanpa izin
adalah daerah bagian hulu S.Ledang
(PETI) oleh rakyat di sekitarnya dengan
termasuk sekitar Gunung Dodo dan daerah
menggunakan tromol dan amalgamasi,
aliran Sungai Litoh. Sedangkan di daerah-
maka perlu dilakukan penyelidikan
daerah di Pulau Lombok yang perlu
terhadap efek amalgamasi tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Adjat Sudradjat, 1975, Peta Geologi Tinjau Lembar Sumbawa, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka
Puslitbang Geologi Bandung.
Andi Mangga, Dkk, 1994, Peta Geologi Lembar Lombok, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka Puslitbang
Geologi Bandung.
Clode.C, Proffett.J, Mitchell P, Munajat.I, 2001, Timing Relationship of Intrusion, Wall-rock Altration
and Mineralization in the Batu Hijau Copper-Gold Porphyry Deposit, PT.Newmont NT,
Mataram.
Ghazali.S.A. dkk, 1986, Penyelidikan Geokimia Endapan Sungai Aktif, Metoda dan Teknik, DSM, No.27,
DSM, Bandung.
Manurung.Y.S dan Karno, 1997, Hasil Eksporasi Mineral Logam Di Daerah Mataram, Kabupaten Lombok
Barat dan Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat, DSM, Bandung.
Meldrum, SJ, dkk, 1994, The Batu Hijau porphyry copper-gold deposit, Sumbawa Island, Indonesia,
Journal of Geochemical Exploration, Elsevier.
1