Anda di halaman 1dari 6

Model Deskriptif Endapan

Perlu ditekankan bahwa lebih banyak lagi aspek-aspek deskriptif endapan yang perlu
diperhatikan, karena tujuan dari pembuatan model endapan ini adalah untuk
menghasilkan suatu dasar interpretasi observasi geologi yang lebih lanjut (kemudian)
digunakan sebagai dasar dalam interpretasi dalam proses eksplorasi endapan. Atribut-
atribut (karakteristik) yang diuraikan digunakan sebagai petunjuk ( guide) untuk
pembuktian sumberdaya dalam eksplorasi dan untuk pendukung interpretasi dalam
pembuktian keberadaan endapan tersebut.

Model deskriptif endapan dapat dinyatakan dalam 2 (dua) bagian, yaitu :

Lingkungan Geologi Endapan ;


Langkahnya :

 Mendeskripsikan (menguraikan) kondisi lingkungan geologi dimana endapan


tersebut terbentuk (ditemukan) yang di-identifikasikan melalui karakteristik-
karakteristik geologi yang mendukung.
 Mendeskripsikan tipe dan tekstur batuan yang menutupi keberadaan host
rock, terutama pada endapan-endapan tipe batuan induk.
 Mendeskripsikan kondisi batuan asal (source rock) pada endapan-endapan
yang terbentuk dari fluida hidrotermal, yaitu endapan-endapan epigenetik.
 Mendeskripsikan perkiraan umur geologi dimana endapan tersebut
terbentuk.
 Mendeskripsikan tatanan tektonik (tectonic setting) yang mengontrol
pembentukan endapan, terutama pada endapan-endapan yang terbentuk
akibat struktur utama yang merupakan bagian dari suatu metallogenic
province.
 Mendeskripsikan kontrol struktur geologi, terutama struktur lokal yang
mengontrol penyebaran endapan, umumnya spesifik untuk masing-masing
daerah.
 Mendeskripsikan endapan-endapan ikutan, terutama beberapa tipe endapan
lain yang dapat muncul pada kondisi lingkungan geologi yang mirip sebagai
tambahan pada tipe utama yang dimodelkan.
Deskripsi Endapan ;
Langkahnya :

 Mendeskripsikan (menguraikan) karakteristik geokimia dan geofisika


endapan dengan memberikan penekanan kepada aspek-aspek yang
diperkirakan dapat terdeteksi sebagai anomali-anomali geokimia dan
geofisika.
 Dalam banyak kasus, deskripsi karakteristik geokimia dan geofisika ini akan
digunakan sebagai landasan (dasar) dalam perencanaan program eksplorasi,
yaitu dalam perencanaan pemilihan metode (teknologi) eksplorasi.
 Deskripsi ini harus dapat mengkualifikasi karakteristik-karakteristik utama
(dominan) seperti unsur-unsur asosiasi, maupun karakteristik-karakteristik
penunjang (sekunder/ikutan) seperti mineral pengotor atau unsur-unsur
ikutan.

Tabel Klasifikasi model endapan mineral berdasarkan lingkungan litologi dan tektonik (Cox
& Singer, 1987)

LINGKUNGAN GEOLOGI & TEKTONIK ENDAPAN MINERAL (TIPE LOKASI)

I. Intrusi Mafik dan Ultramafik


A. Area Tektonik Stabil (Komplek
Stratiform)
a. Endapan berbentuk stratiform
- Zona basal Stillwater ; Ni – Cu
- Zona intermedier Bushveld : Cromit ; Merensky Reef : PGE
- Zona terluar (upper zone) Bushveld : Fe – Ti – V
b. Endapan berbentuk pipa (pipe) Cu – Ni pipes ; PGE pipes
B. Area Tektonik Tak Stabil
a. Intrusi berumur sama sebagai batuan Duluth Cu – NI – PGE ; Noril’s Cu – NI – PGE
vulkanik
b. Intrusi yang terjadi selama orogenesa
- Sinorogenik dalam koridor vulkanik Ni – Cu
- Sinorogenik dalam koridor non-vulkanik Anortosit – Ti
- Ofiolit Kromit podiform ; Serpentinit Ni - Co
C. Intrusi Alkalin dalam Area Tektonik Stabil Karbonatit ; Kompleks alkalin ; diamond pipes

II. Intrusi Felsik


A. Tekstur Fenerokristalin
a. Pegmatitik Be – Li ; Sn – Nb – Ta
b. Intrusi Granit
- Pada batuan samping gampingan W – skarn ; Sn – skarn ; Sn – replacement
- Pada batuan samping lain W – vein ; Sn – veins ; Sn – greisen
Low – sulfida Au – urat kuarsa ; Instrusi anortosit
– Ti
B. Intrusi Profiroafanitik
a. Granit dan Riolit high-silica Climax – Co
b. Batuan felsik-mafik termasuk alkalik Porfiri – Cu
- Batuan samping gampingan (dekat Porfiri – Cu ; Skarn – Cu ; Skarn Zn – Pb ; Skarn -
kontak) Fe
- Batuan samping gampingan (jauh dari Replacement polimetalik ; Replacement Mn ;
kontak) Carbonate – hosted Au
- Batuan samping vulkanik (dalam granit) Porfiri – Sn ; Urat Sn – polimetalik
- Batuan samping vulkanik (dalam kalk- Porfiri Cu – Au
alkalin)
c. Batuan samping berupa batuan beku yang
lebih tua dan batuan sedimen
- Endapan dengan intrusi Porfiri Cu – Mo ; Porfiri Mo (low F) ; Porfiri W
- Endapan dengan batuan samping Vulkanik hosted Cu – As – Sb ; Vein Au – Ag – Te
;
Vein polimetalik (epitermal kuarsa – alunit Au)
Urat kuarsa low – sulfida Au

III. Batuan Ekstrusif


A. Batuan ekstrusif mafik
- Kontinental/Benua Basaltik – Cu ; Sediment - hosted Cu
- Samudera (berhubungan dengan ofiolit) Sulfida masif ; Volkanogenik Mn ; Blackbird Co –
Cu ;
Komatitik Ni – Cu
B. Batuan ekstrusif felsik – mafik
Lingkungan sub-aerial
- Endapan utama dengan batuan vulkanik Hot – spring Au – Ag ;
Vein epitermal kuarsa – alunit Au ;
Vulkanogenik – U ; Epithermal – Mn ;
Riolit – hosted Sn ; Volkanik – hosted magnetik
- Endapan dalam batuan gampingan yang lebih Karbonat – hosted Au – Ag ; Endapan Flourspar
tua
- Endapan dalam batuan klastis yang lebih tua Hot – spring Hg ; Almaden Hg ; Silika – karbonat
Hg ;
Lingkungan Marine Kuroko Masif – sulfida ; Algoma Fe

IV. Batuan Sedimen


A. Batuan sedimen klastik
- Konglomerat – sedimen breksi Konglomerat berfragmen kuarsa Au – U ;
Olympic dam Cu – U – Au
- Batupasir Batupasir hosted Pb – Zn ; Sedimen hosted Cu ;
Batupasir U
- Serpih - Batulanau Sedimenter ekshalatif Zn – Pb ; Bedded Barite ;
Emerald vein
B. Batuan karbonatan
- Tidak berasosiasi dengan batuan beku Pb – Zn ; Cu – Pb – Zn ; Bauxite
- Dipengaruhi panas (heat) batuan beku Polimetalik replacement ; Replacement Mn ;
Karbonat hosted Au – Ag ; Endapan Flouspar
C. Sedimen Kimiawi
- Oceanic Nodul Mn
- Shelf Superior Fe ; Sedimenter Mn ; Posfat
- Restricted Basin Marine evaporit ;

V. Batuan Metamorfik Regional


A. Dari batuan eugosinklinal Quartz low – sulfide Au quartz vein ;
B. Dari pelitik dan sedimen lain Unconformity Au – U ; Gold in flat fault

VI. Surficial and Unconformity – related


A. Residual Ni - lateritik ; Bauksit – lateritik ; Bauksit – karst
B. Pengendapan Plaser Au – PGE ; Plaser Ti ; Plaser Diamond ;
Stream Plaser Sn

Contoh :

Gambar. Skema model endapan greisen

Lebih jauh dalam suatu endapan mineral dimana fluidahidrotermal menjadi salah satu
faktor pengontrolnya maka fluidahidrotermal ini dapat di bagi menjadi dua yaitu fase gas
dan fase cair. Pada fase gas inilah yang disebut sebagai fase penumatolitis dan fase cair
sebagai fase hidrotermal. Sistem endapan greisen biasanya beraosiasi dengan beberapa
unsur yaitu Sn, W, Mo, Be, Bi, Li dan F. Sistem ini dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu
endogreisen dimana fluida tetap didalam batuan granitiknya tipe ini juga disebut sistem
tertutup. Kemudian tipe eksogreisen dimana fluida keluar melalui rekahan-rekahan yang
ada pada batuan samping tipe ini juga disebut sebagai sistem terbuka Untuk endapan
timah yang berkaitan dengan intrusi granit dan greisen sangat tergantung dari faktor tipe
granitnya.
Gambar. Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah
(Hedenquist dkk., 1996 dalam Nagel, 2008).

Gambar diatas merupakan model konseptual dari endapan emas sulfidasi rendah. Dari
gambar tersebut dapat dilihat bahwa endapan ephitermal sulfidasi rendah berasosiasi
dengan lingkungan volkanik, tempat pembentukan yang relatif dekat permukaan serta
larutan yang berperan dalam proses pembentukannya berasal dari campuran air
magmatik dengan air meteorit
Gambar. Model Keberadaan sistem sulfidasi tinggi

Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa batuan vulkanik
bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa sesar secara regional
atau intrusi subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-2000 meter dan
temperatur 1000C-3200C. Endapan Epitermal High Sulfidation terbentuk oleh sistem dari
fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida ini
bergerak secara vertikal dan horizontal menembus rekahan-rekahan pada batuan dengan
suhu yang relatif tinggi (200-3000C), fluida ini didominasi oleh fluida magmatik dengan
kandungan acidic yang tinggi yaitu berupa HCl, SO2, H2S (Pirajno, 1992).

Anda mungkin juga menyukai