Perlu ditekankan bahwa lebih banyak lagi aspek-aspek deskriptif endapan yang perlu
diperhatikan, karena tujuan dari pembuatan model endapan ini adalah untuk
menghasilkan suatu dasar interpretasi observasi geologi yang lebih lanjut (kemudian)
digunakan sebagai dasar dalam interpretasi dalam proses eksplorasi endapan. Atribut-
atribut (karakteristik) yang diuraikan digunakan sebagai petunjuk ( guide) untuk
pembuktian sumberdaya dalam eksplorasi dan untuk pendukung interpretasi dalam
pembuktian keberadaan endapan tersebut.
Tabel Klasifikasi model endapan mineral berdasarkan lingkungan litologi dan tektonik (Cox
& Singer, 1987)
Contoh :
Lebih jauh dalam suatu endapan mineral dimana fluidahidrotermal menjadi salah satu
faktor pengontrolnya maka fluidahidrotermal ini dapat di bagi menjadi dua yaitu fase gas
dan fase cair. Pada fase gas inilah yang disebut sebagai fase penumatolitis dan fase cair
sebagai fase hidrotermal. Sistem endapan greisen biasanya beraosiasi dengan beberapa
unsur yaitu Sn, W, Mo, Be, Bi, Li dan F. Sistem ini dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu
endogreisen dimana fluida tetap didalam batuan granitiknya tipe ini juga disebut sistem
tertutup. Kemudian tipe eksogreisen dimana fluida keluar melalui rekahan-rekahan yang
ada pada batuan samping tipe ini juga disebut sebagai sistem terbuka Untuk endapan
timah yang berkaitan dengan intrusi granit dan greisen sangat tergantung dari faktor tipe
granitnya.
Gambar. Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah
(Hedenquist dkk., 1996 dalam Nagel, 2008).
Gambar diatas merupakan model konseptual dari endapan emas sulfidasi rendah. Dari
gambar tersebut dapat dilihat bahwa endapan ephitermal sulfidasi rendah berasosiasi
dengan lingkungan volkanik, tempat pembentukan yang relatif dekat permukaan serta
larutan yang berperan dalam proses pembentukannya berasal dari campuran air
magmatik dengan air meteorit
Gambar. Model Keberadaan sistem sulfidasi tinggi
Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa batuan vulkanik
bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa sesar secara regional
atau intrusi subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-2000 meter dan
temperatur 1000C-3200C. Endapan Epitermal High Sulfidation terbentuk oleh sistem dari
fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida ini
bergerak secara vertikal dan horizontal menembus rekahan-rekahan pada batuan dengan
suhu yang relatif tinggi (200-3000C), fluida ini didominasi oleh fluida magmatik dengan
kandungan acidic yang tinggi yaitu berupa HCl, SO2, H2S (Pirajno, 1992).