FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 15 001
Nickel bisa berasal dari Laterite (Ni Oxides) hasil proses pelapukan batuan Ultramafik
dan Sulfida (Ni Sulphides) hasil dari proses magmatisme. Sumber batual Ultramafik bisa dari
Dunite, Peridotite, Lherzolite,Serpentinite, dll.
Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari peridotit sebagai batuan induk. Batuan
induk ini akan berubah menjadi serpentin akibat pengaruh larutan hidrotermal atau
larutan residual pada waktu proses pembentukan magma (proses serpentinisasi) dan akan
merubah batuan peridotit menjadi batuan Serpentinit atau batuan Serpentinit Peridotit
Selanjutnya terjadi proses pelapukan dan laterit yang menghasilkan serpentin dan
peridotit lapuk. Adanya proses kimia dan fisika dari udara, air, serta pergantian panas dan
dingin yang kontinu, akan menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan
induk. Batuan asal yang mengandung unsur-unsur Ca, Mg, Si, Cr, Mn, Ni, dan Co akan
mengalami dekomposisi.
Air tanah yang mengandung CO2 dari udara meresap ke bawah sampai ke
permukaan air tanah sambil melindi mineral primer yang tidak stabil seperti olivin,
serpentin, dan piroksen. Air tanah meresap secara perlahan dari atas ke bawah sampai ke
batas antara zone limonit dan zone saprolit, kemudian mengalir secara lateral dan
selanjutnya lebih banyak didominasi oleh transportasi larutan secara horizontal. Proses
ini menghasilkan Ca dan Mg yang larut disusul dengan Si yang cenderung membentuk
koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus sehingga memungkinkan
terbentuknya mineral baru melalui pengendapan kembali unsur-unsur tersebut. Semua
hasil pelarutan ini terbawa turun ke bagian bawah mengisi celah-celah dan pori-pori
batuan.
Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa ke bawah sampai batas
pelapukan dan diendapkan sebagai Dolomit dan Magnesit yang mengisi celah-celah atau
rekahan-rekahan pada batuan induk. Di lapangan, urat-urat ini dikenal sebagai batas
petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar
pelapukan (root of weathering).
Fluktuasi muka air tanah yang berlangsung secara kontinu akan melarutkan unsur-
unsur Mg dan Si yang terdapat pada bongkah-bongkah batuan asal di zone saprolit,
sehingga memungkinkan penetrasi air tanah yang lebih dalam. Dalam hal ini, zone
saprolit akan bertambah ke dalam, demikian juga dengan ikatan yang mengandung
oksida MgO sekitar 30 50%-berat dan SiO2 antara 35 40%-berat. Oksida yang masih
terkandung pada bongkah-bongkah di zone saprolit ini akan terlindi dan ikut bersama-
sama dengan aliran air tanah, sehingga sedikit demi sedikit zone saprolit atas akan
berubah porositasnya dan akhirnya menjadi zone limonit. Sedangkan bahan-bahan yang
sukar atau tidak mudah larut akan tinggal pada tempatnya dan sebagian turun ke bawah
bersama larutan sebagai larutan koloid. Bahan-bahan seperti Fe, Ni, dan Co akan
membentuk konsentrasi residu dan konsentrasi celah pada zona yang disebut dengan
zona saprolit, berwarna coklat kuning kemerahan. Batuan asal ultramafik pada zone ini
selanjutnya diimpregnasi oleh Ni melalui larutan yang mengandung Ni, sehingga kadar
Ni dapat naik hingga 7%-berat. Dalam hal ini, Ni dapat mensubstitusi Mg dalam
Serpentin atau juga mengendap pada rekahan bersama dengan larutan yang mengandung
Mg dan Si sebagai Garnierit dan Krisopras.
Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan ultrabasa
secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup atau top soil,
lapisan limonit, lapisan saprolit, dan bedrock.
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan berukuran
lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-sisa tumbuhan.
Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe-Oksida (mineral
Hematite dan Goethite), dan Chromiferous dengan kandungan nikel relatif rendah.
Tebal lapisan bervariasi antara 0 2 m. Tekstur batuan asal sudah tidak dapat dikenali
lagi.
- Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai pasir,
tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit, dengan tebal
lapisan berkisar antara 1 10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat
hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur yang mudah larut hilang
terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan kadar SiO 2 berkisar 2
5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60 80% berat dan kadar Al2O3
maksimum 7% berat. Zone ini didominasi oleh mineral Goethit, disamping juga
terdapat Magnetit, Hematit, Kromit, serta Kuarsa sekunder. Pada Goethit terikat
Nikel, Chrom, Cobalt, Vanadium, dan Aluminium.
- Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan tekstur
batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang terletak di atas
batuan asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni
keseluruhan lapisan antara 2 4%, sedangkan Magnesium dan Silikon hanya sedikit
yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierite, Mangan, Serpentin,
Kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni-Kalsedon, dan di beberapa tempat sudah
terbentuk limonit yang mengandung Fe-hidroksida.
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam kehijauan,
terdiri dari bongkah bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm, dan secara
umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral mendekati atau
sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe 5% serta Ni dan Co antara 0.01
0.30%.
ENDAPAN BIJIH BESI
Genesis Tembaga
Endapan tembaga terbentuk dengan
berbagai cara antara lain, yaitu :
1.) Terbentuk dengan cara replacement
Proses replacement dibagi 3, yaitu:
- Dimulai dari celah batuan. Dinding celahyang mula-mula direplace kemudian
berlangsung terus-menerus ke dalam sampai padabatuan samping yang merupakan
batas proses replacement. Proses ini menghasilkanmassive ore body. Contoh:
Cebakan bijih Sulphida di Kennecott, Alaska.
- Melalui suatu rekahan yang merupakancenter, kemudian menyebar, sehingga dapat
menyebabkan high grade ore body yangmassive atau tak teratur.
- Secara multiplace center, karena batuansampingnya mudah diserap oleh larutan
mineralisasi sehingga menimbulkan cebakanyang terpencar (dissominated ore).
2.) Terbentuk oleh pembekuan magma, dengan endapan mineral bornit dan kalkopirit
jarang dengan pirit (sulfide)
3.) Terbentuk oleh metasomatisme kontak (kalkopirit dan bornit dengan pirit, pirrhotit,
tembaga sfalerit, molibdenit dan oksida.
Dalam proses magmatic dimana adanya intrusi dari magmaterhadap batuan
sampingnya, maka oleh pengaruh kontak dari gas pada temperaturtinggi yang keluar
dari magma, akan terjadi dua gejala yang penting.
Effect gas panas ini menurut Barrel ada dua macam:
- Contact Metamorphism. Yaitu effect gas panas diikutipenambahan material baru dari
dapur magma.
- Contact Metasomism, yaitu effect gas panas diikutipenambahan material basa dari
dapur magma.
ENDAPAN BIJIH
TIMAH
Rumus Kimia : Ni
Transparansi : Opak
Belahan : -
Asosiasi mineral : Olivine, pyroxenes, emas, platina, beberapa mineral yang hanya di
temukan pada meteorit, dan mineral bijih sulfide lainnya
Ternate.
tahan karat.
KARAKTERISTIK/SIFAT FISIK:
Warna : Hijau
Transparansi : Opak
yang individu tetapi jika hadir selalu dalam bentuk kubus dan
Belahan : -
Karakteristik lain : Lentur, dapat ditempa dan dapat disayat, artinya bahwa emas dapat
Asosiasi mineral : Silver, calcite, malachite, dan mineral tembaga sekunder lainnya
Lokasi ditemukan : Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, NTT, dan Papua.
Kegunaan : Sebagai bijih tembaga utama, sebagai contoh mineral, dan untuk
hiasan
(ornamental stone). Digunakan untuk membuat kawat, komponen
listrik.
KARAKTERISTIK/SIFAT FISIK:
Warna : Kuning
Transparansi : Opak
Belahan : -
Cerat : Kuning
Karakteristik lain : Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik, mudah ditempa
Lokasi ditemukan : Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau
KARAKTERISTIK/SIFAT FISIK:
Transparansi : Opak
Belahan : -
Pecahan : Konkoidal
Cerat : Kuning
Karakteristik lain : Penghantar panas dan listrik yang baik, mudah ditempa atau
dibentuk
sedikik magnetic.
Lokasi ditemukan : Daerah persebaran Bijih besi terdapat di daerah Lampung (Gunung
KARAKTERISTIK/SIFAT FISIK:
Rumus Kimia : Sn
Warna : Abu-abu,hitam
Transparansi : Opak
Belahan : -
Pecahan : Konkoidal
Cerat : Abu-abu
Lokasi ditemukan : Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa,
Pulau