ARTIKEL GEOPARK/GEOTOURISM
Disusun Oleh :
2019
GEOPARK KARANGSAMBUNG-KARANGBOLONG, KEBUMEN,
JAWA TENGAH
Sedangkan menurut PERPRES no. 9 tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi
(Geopark), ”Geopark adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki
Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan
Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati
(Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola untuk keperluan
konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan
dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat
digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan
lingkungan sekitarnya” (PERPRES no. 9 tahun 2019).
Ada terdapat begitu banyak situs geologi di Indonesia, salah satu diantaranya adalah
situs geologi Karangsambung yang saat ini sudah berstatus sebagai Geopark Nasional. Situs
geologi Karangsambung ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional Karangsambung-
Karangbolong pada tanggal 30 November 2018 oleh Deputi Kemaritiman Setkab, Agustina
Murbaningsih kepada Wakil Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, di Geopark Pongkor,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Syarat utama agar sebuah kawasan dapat ditetapkan sebagai sebuah kawasan Geopark
adalah kawasan tersebut harus memilki perpaduan 3 jenis keragaman yaitu keragaman
geologi (geo-diversity), keragaman biologi (bio-diversity), dan keragaman budaya (cultural-
diversity). Geopark Karangsambung-Karangbolong memiliki ketiga keragaman tersebut.
Ada terdapat 41 jenis keragaman geologi (geo-diversity) di Geopark Karangsambung-
Karangbolong ini yang dibagi/disusun berdasarkan periodisasi sejarah geologinya.
Pembagian tersebut sebagai berikut :
Situs pada pada lokasi batuan masa awal pembentukan Pulau Jawa /
Pra-Tersier (117 - 55 jtyl)
1. Rijang merah berlapis, Sadang Wetan
2. Sekis mika, K. Brengkok, Sadang Kulon
3. Lava bantal dan rijang merah, K. Muncar, Seboro
4. Serpentinit, Pucangan
5. Gabro dan basalt, K. Lokidang
6. Marmer, Totogan
7. Filit, G. Sipako, Wonotirto
8. Basalt terbreksikan, K. Mandala, Karangsambung
9. Rijang dan gamping merah, G. Wagirsambeng, Wonotirto
Situs yang berada pada batuan hasil proses Sedimentasi Longsoran Laut Dalam
(55 – 25 jtyl)
1. Batu lempung, Cangkring
2. Diabas, G. Parang,Karangsambung
3. Batugamping Numulites, LIPI, Karangsambung
4. Konglomerat, Pesanggrahan, Karangsambung
5. Diabas, Bukit Bujil-2, Banioro
6. Batugamping terumbu, Bukit Jatibungkus, Langse
7. Museum Melange LIPI
8. Embung Cangkring
9. Gua Sikempul dan Silodong, Langse
Geosite Masa Gunung Api Purba OAF (25 - 16 jtyl)
1. Breksi Andesit, Waturanda, Kaligending
2. Wisata Alam Pentulu Indah, Karangsambung
3. Wisata Alam Brujul Adventure Park, Peniron
4. Curug Sindaro, Wadasmalang
5. Curug Sudimoro, Somagede
6. Waduk Sempor
7. Pantai Menganti, Karangduwur
8. Pantai Lampon, Pasir
9. Pantai Watubale, Pasir
10. Pantai Karangbolong, Karangbolong
Geosite Masa Pembentukan Paparan Karbonat (16 - 10 jtyl)
1. Batupasir Kalkarenit, Kalikudu
2. Pemandian Air Panas, Krakal
3. Wisata Alam Pesona Kayangan, Karanggayam
4. Kalianget, Wadasmalang
5. Morfologi Karst, Tugu
6. Gua Barat, Kalisari
7. Gua Jatijajar, Jatijajar
8. Gua Petruk, Redisari
9. Bukit Wanalela, Argopeni
10. Sawangan Adventure Park, Karangduwur
11. Bukit Hud, Karangbolong
Situs pada batuan masa Gunung Api Purba Halang (10 - 2 jtyl)
1. Wisata Alam Bukit Pranji, Pengaringan
Situs yang berada pada batuan hasil pembentukan endapan Alluvial dan pantai
( < 2 jtyl)
1. Pantai Logending
Perbukitan-pegunungan Lipatan
3. Dataran Alluvial
Bentang alam ini berada di bagian tengah kawasan disekitar kota Pusaka
Gombong. Batuan penyusun terdiri dari endapan aluvial seperti lempung, lanau,
kerikil dan kerakal.
Ketinggian dataran ini berkisar antara 0 hingga 10 m diatas permukaan laut
dengan kemiringan <3%. Disepanjang pantai berkembang morfologi gumuk
pasir yang memanjang disepanjang garis pantai. Perkembangan gumuk pasir ini
sangat mempengaruhi perubahan muara sungai yang terdapat di sisi barat
pegunungan Karangbolong, sehingga muara Sungai Ijo yang semula lurus
kearah selatan menjadi membelok kearah timur sebelum membuang airnya ke
laut.
4. Perbukitan Karst
Secara umum bentang alam karst dapat dibedakan antara morfologi
permukaan kawasan karst (atas) dan morfologi bawah permukaan kawasan
karst. Karena sifat batuan karbonat yang mudah larut terbentuklah gua dan pola
air sungai bawah tanah. Gua-gua yang berair umumnya keluar sebagai fonor
(mata air karst) yang terdapat pada bagian utara dan timur morfologi karst ini,
yang disebabkan oleh kemiringan struktural ke utara dan timur laut yang
mendasari aliran sungai bawah tanah.
Perbukitan Karst
Selain itu juga terdapat berbagai macam keragaman non-geologi yaitu keragaman
biologi (bio-diversity) berupa flora & fauna dan situs biologi lainnya di Geopark
Karangsambung-Karangbolong ini. Sebagian besar spesies flora & fauna yang terdapat di
kawasan Geopark ini termasuk kedalam jenis spesies flora & fauna kategori langka yang
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Berikut daftar keragaman biologi (bio-
diversity) flora & fauna di Geopark Karangsambung-Karangbolong :
Flora :
1. Aren (Arenga pinnata) 15. Mangir (Ganophyllum falcatum)
2. Bayur (Pterospermum javanicum) 16. Mundu (Garcinia dulcis)
3. Bedali (Radermachera gigantean) 17. Nam-nam (Cinometra cauliflora)
4. Butun darat (Barringtonia racemosa) 18. Pinang (Areca catechu)
5. Cempaga (Dysoxylum densiflorum) 19. Ploso (Butea monosperma)
6. Cempaka putih/kantil (Michelia alba) 20. Pohon tuwa (Terminalia sp.)
7. Cendana (Santalum album) 21. Pucung (Pangium edule)
8. Gembulung (Metroxylon sagu) 22. Pulai (Alstonia scholaris)
9. Gempol (Nauclea orientalis) 23. Putat (Planchonia valida)
10. Katilayu (Erioglossum rubiginosum) 24. Serut (Streblus asper)
11. Kayu putih (Melaleuca leucadendron) 25. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
12. Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) 26. Trembalo (Cassia javanica)
13. Kweni (Mangifera odorata) 27. Walisongo (Schefflera grandiflora)
14. Mangga podang (Mangifera indica)
Fauna
1. Alap-alap (Falco moluccensis) 20. Sikatan (Ficedula hyperythra)
2. Bubut besar (Centropus sinensis) 21. Tengkek (Halcyon cyanoventris)
3. Cekakak jawa (Halcyon chloris) 22. Trenggiling (Manis javanica)
4. Elang bido (Spilornis cheela) 23. Ular taliwangsa (Cacomantis merulinus)
5. Elang garis dagu (Accipiter virgatus) 24. Buaya muara (Crocodylus porosus)
6. Elang hitam (Ictinaetus malayensis) 25. Kepiting (Scylla serrata)
7. Elang jawa (Nisaetus bartelsi) 26. Labi-labi (Carettochelys insculpta)
8. Elang laut (Haliaeetus leucogaster) 27. Lobster bambu (Panulirus polyphafus)
9. Emprit gantil (Arachnothera longirostra) 28. Lobster batu (Panulirus penicillatus)
10. Kedasih (Cacomantis merulinus) 29. Lobster hijau (Panulirus homarus)
11. Kijang (Muntiacus muntjak) 30. Lobster merah (Panulirus longipes)
12. Kucing hutan (Felis bengalensis) 31. Lobster mutiara (Panulirus ornatus)
13. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) 32. Rajungan (Portunus pelagicus)
14. Kuntul kerbau (Bubulcus ibis) 33. Sidat (Anguilla sp. )
15. Kupu-kupu (Troides helena) 34. Terumbu karang (Pavona spp. )
16. Landak (Hystrix javanica) 35. Terumbu karang (Favia spp. )
17. Macan kumbang (Panthera pardus) 36. Terumbu karang (Favites spp. )
18. Madu kelapa (Anthreptes malacensis) 37. Terumbu karang (Goniastrea spp. )
19. Prit gantil gunung (Nectarinia sperata)
https://bappeda.kebumenkab.go.id/web/download_process/73?from=post
http://www.academia.edu/35531443/POSITIONING_KARANGSAMBUNG_KARANGBO
LONG_SEBAGAI_KAWASAN_GEOPARK_NASIONAL
https://www.kanal.web.id/pengertian-geopark
https://bappeda.kebumenkab.go.id/web/download_process/81?from=post