Anda di halaman 1dari 10

TOURISM GEOGRAPHY

ARTIKEL GEOPARK/GEOTOURISM

Disusun Oleh :

Nama : Ivory Fransia


NIM : 16.2077
Kelas : S1-A1 (semester VII)

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM)


YOGYAKARTA

2019
GEOPARK KARANGSAMBUNG-KARANGBOLONG, KEBUMEN,
JAWA TENGAH

Dewasa ini pembangunan kawasan Geopark di Indonesia sedang marak


dipertimbangkan, hal ini tentunya berdasar pada potensi bentang alam Indonesia yang sangat
beragam dan tersebar hampir diseluruh bagian Indonesia. Menurut UNESCO, “Geopark
adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding) –
termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya – di mana masyarakat
setempat diajak berperan-serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan
alam.” (UNESCO, 2004).

Sedangkan menurut PERPRES no. 9 tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi
(Geopark), ”Geopark adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki
Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan
Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati
(Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola untuk keperluan
konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan
dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat
digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan
lingkungan sekitarnya” (PERPRES no. 9 tahun 2019).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa Geopark merupakan


sebuah kawasan (situs geologi) yang memadukan 3 jenis keragaman yaitu keragaman geologi
(geo-diversity), keragaman biologi (bio-diversity), dan keragaman budaya (cultural-
diversity). Selain itu Geopark juga harus memperhatikan pelaksanaan kegiatan konservasi,
edukasi, dan juga pembangunan perekonomian masyarakat disekitar kawasan tersebut.

Ada terdapat begitu banyak situs geologi di Indonesia, salah satu diantaranya adalah
situs geologi Karangsambung yang saat ini sudah berstatus sebagai Geopark Nasional. Situs
geologi Karangsambung ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional Karangsambung-
Karangbolong pada tanggal 30 November 2018 oleh Deputi Kemaritiman Setkab, Agustina
Murbaningsih kepada Wakil Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, di Geopark Pongkor,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Geopark Karangsambung-Karangbolong berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi


Jawa Tengah. Secara keseluruhan kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian kawasan, yaitu Kawasan Karangsambung (Kawasan Cagar Alam
geologi Karangsambung di Bagian Utara), Kawasan Sempor (Bagian Tengah), dan Kawasan
Pesisir Ayah yang merupakan kawasan karst dan vulkanik tua (Bagian Selatan). Geopark
Karangsambung-Karangbolong memilki luas 543.599 km2 yang mencakup 12 kecamatan
dengan 117 desa, dimana desa-desa ini mempunyai morfologi yang bervariasi mulai dari
perbukitan, lembah, pedataran sampai pantai. Morfologi kawasan Geopark ini terbentuk dari
hasil proses geologi Jaman Kapur sampai Kuarter dan tersebar mulai dari bagian utara sampai
dengan bagian selatan kawasan Geopark ini. Keragaman morfologi ini tentunya menjadi
salah satu alasan ditetapkannya situs geologi Karangsambung menjadi sebuah Geopark
Nasional.

Syarat utama agar sebuah kawasan dapat ditetapkan sebagai sebuah kawasan Geopark
adalah kawasan tersebut harus memilki perpaduan 3 jenis keragaman yaitu keragaman
geologi (geo-diversity), keragaman biologi (bio-diversity), dan keragaman budaya (cultural-
diversity). Geopark Karangsambung-Karangbolong memiliki ketiga keragaman tersebut.
Ada terdapat 41 jenis keragaman geologi (geo-diversity) di Geopark Karangsambung-
Karangbolong ini yang dibagi/disusun berdasarkan periodisasi sejarah geologinya.
Pembagian tersebut sebagai berikut :

 Situs pada pada lokasi batuan masa awal pembentukan Pulau Jawa /
Pra-Tersier (117 - 55 jtyl)
1. Rijang merah berlapis, Sadang Wetan
2. Sekis mika, K. Brengkok, Sadang Kulon
3. Lava bantal dan rijang merah, K. Muncar, Seboro
4. Serpentinit, Pucangan
5. Gabro dan basalt, K. Lokidang
6. Marmer, Totogan
7. Filit, G. Sipako, Wonotirto
8. Basalt terbreksikan, K. Mandala, Karangsambung
9. Rijang dan gamping merah, G. Wagirsambeng, Wonotirto
 Situs yang berada pada batuan hasil proses Sedimentasi Longsoran Laut Dalam
(55 – 25 jtyl)
1. Batu lempung, Cangkring
2. Diabas, G. Parang,Karangsambung
3. Batugamping Numulites, LIPI, Karangsambung
4. Konglomerat, Pesanggrahan, Karangsambung
5. Diabas, Bukit Bujil-2, Banioro
6. Batugamping terumbu, Bukit Jatibungkus, Langse
7. Museum Melange LIPI
8. Embung Cangkring
9. Gua Sikempul dan Silodong, Langse
 Geosite Masa Gunung Api Purba OAF (25 - 16 jtyl)
1. Breksi Andesit, Waturanda, Kaligending
2. Wisata Alam Pentulu Indah, Karangsambung
3. Wisata Alam Brujul Adventure Park, Peniron
4. Curug Sindaro, Wadasmalang
5. Curug Sudimoro, Somagede
6. Waduk Sempor
7. Pantai Menganti, Karangduwur
8. Pantai Lampon, Pasir
9. Pantai Watubale, Pasir
10. Pantai Karangbolong, Karangbolong
 Geosite Masa Pembentukan Paparan Karbonat (16 - 10 jtyl)
1. Batupasir Kalkarenit, Kalikudu
2. Pemandian Air Panas, Krakal
3. Wisata Alam Pesona Kayangan, Karanggayam
4. Kalianget, Wadasmalang
5. Morfologi Karst, Tugu
6. Gua Barat, Kalisari
7. Gua Jatijajar, Jatijajar
8. Gua Petruk, Redisari
9. Bukit Wanalela, Argopeni
10. Sawangan Adventure Park, Karangduwur
11. Bukit Hud, Karangbolong
 Situs pada batuan masa Gunung Api Purba Halang (10 - 2 jtyl)
1. Wisata Alam Bukit Pranji, Pengaringan
 Situs yang berada pada batuan hasil pembentukan endapan Alluvial dan pantai
( < 2 jtyl)
1. Pantai Logending

Geopark Karangsambung-Karangbolong memiliki beragam jenis bentang alam.


Bentang alam merupakan suatu unit atau suatu kumpulan geomorfologi yang
dikategorikan atau dikelompokkan berdasarkan elevasi, kelandaian, paparan batuan,
jenis tanah dan stratifikasi. Pada umumnya ada 8 jenis bentang alam yaitu bentang alam
struktural, bentang alam vulkanik, bentang alam denudasional (lapukan), bentang alam
marine (laut), bentang alam fluvial (sungai), bentang alam glasial (es), bentang alam
eolian (angin), dan bentang alam karst (gamping).
Geopark Karangsambung-Karangbolong memiliki 4 jenis bentang alam dalam
morfologinya, yaitu :
1. Perbukitan-Pegunungan Komplek Melange
Bentang alam ini berada di Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung
bagian utara yang memiliki ciri khas berupa bentuk-bentuk gunung prismatik
tidak teratur dengan batuan yang berbeda-beda serta dipisahkan oleh lembah
sempit disekitarnya.
Bentang alam ini terbentuk akibat adanya proses subduksi antara lempeng
samudera Hindia-Australia dengan lempeng benua Eurasia sehingga
menghasilkan retakan, patahan dan bercampur aduknya berbagai jenis batuan
(komplek Melange Lukulo) berumur pra tersier.

Morfologi komplek melange di KCAG Karangsambung utara serta pegunungan lipatan di


bagian selatannya.
2. Perbukitan-pegunungan Lipatan
Bentang alam ini berada/terletak di bagian selatan KCAG Karangsambung
hingga bagian utara kota Kebumen-Gombong serta di bagian selatan bentang
alam karst. Di Karangsambung terdapat sebuah morfologi tapal kuda, yang
terbentuk dari rangkaian G. Paduraksa ( 405 m), G. Brujul (428 m), G.
Selorondo (263 m), G. Bulukuning (337 m), G. Pagerori (316 m), G. Dliwang
(353 m), G. Gandul (547 m), G. Tugel ( 488 m), G. Perahu (522 m) dan G.
Paras (510 m) yang membujur dari arah barat – timur dan membelok ke utara di
G. Dliwang. Kenampakan perbukitan tapal kuda dikontrol oleh struktur lipatan
menunjam, puncak lipatan (antiklin) sekarang telah tererosi dan menjadi
lembah.

Perbukitan-pegunungan Lipatan

3. Dataran Alluvial
Bentang alam ini berada di bagian tengah kawasan disekitar kota Pusaka
Gombong. Batuan penyusun terdiri dari endapan aluvial seperti lempung, lanau,
kerikil dan kerakal.
Ketinggian dataran ini berkisar antara 0 hingga 10 m diatas permukaan laut
dengan kemiringan <3%. Disepanjang pantai berkembang morfologi gumuk
pasir yang memanjang disepanjang garis pantai. Perkembangan gumuk pasir ini
sangat mempengaruhi perubahan muara sungai yang terdapat di sisi barat
pegunungan Karangbolong, sehingga muara Sungai Ijo yang semula lurus
kearah selatan menjadi membelok kearah timur sebelum membuang airnya ke
laut.
4. Perbukitan Karst
Secara umum bentang alam karst dapat dibedakan antara morfologi
permukaan kawasan karst (atas) dan morfologi bawah permukaan kawasan
karst. Karena sifat batuan karbonat yang mudah larut terbentuklah gua dan pola
air sungai bawah tanah. Gua-gua yang berair umumnya keluar sebagai fonor
(mata air karst) yang terdapat pada bagian utara dan timur morfologi karst ini,
yang disebabkan oleh kemiringan struktural ke utara dan timur laut yang
mendasari aliran sungai bawah tanah.
Perbukitan Karst

Selain itu juga terdapat berbagai macam keragaman non-geologi yaitu keragaman
biologi (bio-diversity) berupa flora & fauna dan situs biologi lainnya di Geopark
Karangsambung-Karangbolong ini. Sebagian besar spesies flora & fauna yang terdapat di
kawasan Geopark ini termasuk kedalam jenis spesies flora & fauna kategori langka yang
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Berikut daftar keragaman biologi (bio-
diversity) flora & fauna di Geopark Karangsambung-Karangbolong :

 Flora :
1. Aren (Arenga pinnata) 15. Mangir (Ganophyllum falcatum)
2. Bayur (Pterospermum javanicum) 16. Mundu (Garcinia dulcis)
3. Bedali (Radermachera gigantean) 17. Nam-nam (Cinometra cauliflora)
4. Butun darat (Barringtonia racemosa) 18. Pinang (Areca catechu)
5. Cempaga (Dysoxylum densiflorum) 19. Ploso (Butea monosperma)
6. Cempaka putih/kantil (Michelia alba) 20. Pohon tuwa (Terminalia sp.)
7. Cendana (Santalum album) 21. Pucung (Pangium edule)
8. Gembulung (Metroxylon sagu) 22. Pulai (Alstonia scholaris)
9. Gempol (Nauclea orientalis) 23. Putat (Planchonia valida)
10. Katilayu (Erioglossum rubiginosum) 24. Serut (Streblus asper)
11. Kayu putih (Melaleuca leucadendron) 25. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
12. Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) 26. Trembalo (Cassia javanica)
13. Kweni (Mangifera odorata) 27. Walisongo (Schefflera grandiflora)
14. Mangga podang (Mangifera indica)

 Fauna
1. Alap-alap (Falco moluccensis) 20. Sikatan (Ficedula hyperythra)
2. Bubut besar (Centropus sinensis) 21. Tengkek (Halcyon cyanoventris)
3. Cekakak jawa (Halcyon chloris) 22. Trenggiling (Manis javanica)
4. Elang bido (Spilornis cheela) 23. Ular taliwangsa (Cacomantis merulinus)
5. Elang garis dagu (Accipiter virgatus) 24. Buaya muara (Crocodylus porosus)
6. Elang hitam (Ictinaetus malayensis) 25. Kepiting (Scylla serrata)
7. Elang jawa (Nisaetus bartelsi) 26. Labi-labi (Carettochelys insculpta)
8. Elang laut (Haliaeetus leucogaster) 27. Lobster bambu (Panulirus polyphafus)
9. Emprit gantil (Arachnothera longirostra) 28. Lobster batu (Panulirus penicillatus)
10. Kedasih (Cacomantis merulinus) 29. Lobster hijau (Panulirus homarus)
11. Kijang (Muntiacus muntjak) 30. Lobster merah (Panulirus longipes)
12. Kucing hutan (Felis bengalensis) 31. Lobster mutiara (Panulirus ornatus)
13. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) 32. Rajungan (Portunus pelagicus)
14. Kuntul kerbau (Bubulcus ibis) 33. Sidat (Anguilla sp. )
15. Kupu-kupu (Troides helena) 34. Terumbu karang (Pavona spp. )
16. Landak (Hystrix javanica) 35. Terumbu karang (Favia spp. )
17. Macan kumbang (Panthera pardus) 36. Terumbu karang (Favites spp. )
18. Madu kelapa (Anthreptes malacensis) 37. Terumbu karang (Goniastrea spp. )
19. Prit gantil gunung (Nectarinia sperata)

Berikut daftar keragaman biologi (bio-diversity) berupa situs biologi di Geopark


Karangsambung-Karangbolong :
1. Hutan Mangrove Ayah
2. Jenistri Pujotirto
3. Lebah Madu Klanceng,Kalipoh Ayah
4. Burung Lawet, Karangbolong
5. Agro Wisata Duren, Sadang
6. Kebun Pandan dan Anyaman Pandan, Grenggeng
7. Kebun Kopi Kaliputih
8. Kebun Kelapa dan Gula Semut, Buayan

Keragaman non-geologi lainnya adalah keragaman budaya (cultural-diversity).


Keragaman budaya di Geopark Karangsambung-Karangbolong ini terbagi menjadi 2 kategori
yaitu kategori tangible (kasat mata) dan intangible (tak kasat mata). Keragaman tangible
(kasat mata) di Kabupaten Kebumen sebagian merupakan benda cagar budaya yang
dilindungi, sebagian lagi merupakan benda yang diakui memiliki nilai sejarah. Sedangkan
keragaman budaya intangible (tak kasat mata) berupa kesenian, tarian khas Kebumen, dsb.
Berikut daftar keragaman budaya (cultural-diversity) di Geopark Karangsambung-
Karangbolong :

 Daftar Situs Budaya Kasat Mata (Tangible)


1. Cagar Budaya Untung Suropati
2. Cagar Budaya Mbah Sipako, Wonotirto
3. Cagar Budaya Masjid Soko Tunggal, Sidayu
4. Kota Pusaka Gombong
5. Cagar Budaya Batu Kalbut
6. Gunung Indrakila, Pujotirto
7. Punden Berundak Kretek Rowokele
8. Cagar Budaya Mbah Kajoran/ Mbah Agung
 Daftar Situs Budaya Tak Kasat Mata (Intangible)
1. Tari Cepetan, Karanggayam
2. Angguk, Tunjungseto
Sebuah Geopark harus memiliki unsur pelestarian lingkungan atau konservasi. Hal
ini tentunya sangat bermanfaat bagi keberlangsungan dari Geopark tersebut mengingat
Geopark juga harus mengusung konsep keberlanjutan (sustainable). Di Geopark
Karangsambung-karangbolong kegiatan konservasi difokuskan pada geosite dan
kebudayaan yang ada disana. Kegiatan konservasi ini lebih difokuskan dibagian tengah
Geopark Karangsambung-karangbolong ini, tepatnya di kawasan Karangsambung atau
kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung. Di kawasan ini kegiatan konservasi
situs-situs geologi berlangsung, sedangkan untuk konservasi kebudayaan juga terdapat
banyak cagar budaya di kawasan ini yang memang difokuskan untuk melestarikan
kebudayaan yang ada di kawasan Geopark Karangsambung-karangbolong ini. Kegiatan
konservasi dipercaya akan dapat membantu pelestarian lingkungan (geologi & budaya)
demi keberlanjutan di sebuah kawasan Geopark untuk.
Kawasan Geopark pada umumnya sering dimanfaatkan juga untuk kegiatan
penelitian. Hal ini didasari pada beragamnya situs geologi di kawasan Geopark ini. Di
kawasan ini juga terdapat satu Kampus Lapangan Geologi yang juga akan sangat
mendukung kegiatan pembelajaran di kawasan Geopark ini.
Sebuah Geopark juga harus memiliki unsur pemberdayaan masyarakat lokal. Di
Geopark Karangsambung-karangbolong pemberdayaan masyarakat lebih difokuskan
pada kegiatan wisata, dimana masyarakat lokal lebih dikerahkan untuk mengelola
tempat wisata (mengingat saat ini kawasan geopark ini juga dikembangkan untuk
tujuan geowisata) seperti misalnya penginapan, makan-minum (rumah makan/restoran),
dan fasilitas penunjang pariwisata lainnya demi menunjang kegiatan pariwisata di
Geopark Karangsambung-karangbolong ini. Hal ini juga bermanfaat bagi peningkatan
ekonomi masyarakat setempat.
Daftar Pustaka

https://bappeda.kebumenkab.go.id/web/download_process/73?from=post
http://www.academia.edu/35531443/POSITIONING_KARANGSAMBUNG_KARANGBO
LONG_SEBAGAI_KAWASAN_GEOPARK_NASIONAL
https://www.kanal.web.id/pengertian-geopark
https://bappeda.kebumenkab.go.id/web/download_process/81?from=post

Anda mungkin juga menyukai