I. PENDAHULUAN
575
sementara tidak diusahakan seluas 38 kilometer persegi atau 1,2
persen, dan areal budidaya lainnya 236,1 kilometer persegi atau
7,4 persen dari seluruh luas wilayah.
576
1.535.884 orang, dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
1.502.690 orang. Dari seluruh angkatan kerja yang bekerja terse-
but, sebagian besar terserap di sektor pertanian (45,98 persen).
Sisanya terserap di berbagai sektor lain, yaitu sektor industri
(19,62 persen) dan jasa (34,4 persen).
577
Jika dilihat dari pangsa sumbangan sektoral terhadap pembentukan
PDRB nonmigas, sektor pertanian memberikan sumbangan terting-
gi, (27,2 persen), diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan res -
toran (20,5 persen), dan sektor perumahan (13,8 persen).
PDRB nonmigas per kapita pada tahun 1990 atas dasar harga
konstan tahun 1983 mencapai Rp371 ribu. Dibandingkan dengan
angka tahun 1983 yang besarnya Rp269 ribu, terjadi peningkatan
dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,4 persen per tahun.
579
kilometer per 1.000 kilometer persegi. Ketersediaan prasarana
transportasi lainnya yang mendukung pembangunan daerah seperti
prasarana transportasi udara juga telah meningkat. Daerah Istime-
wa Yogyakarta memiliki satu bandar udara (bandara), yaitu Bandar
Udara Adi Sucipto di Maguwo sebagai bandar udara utama yang
berfungsi sebagai pintu gerbang Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, prasarana transportasi antar-wilayah yang telah dikem-
bangkan selama PJP I, antara lain jalan lintas propinsi dan jalur
kereta api, telah meningkatkan keterkaitan Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan propinsi lain di Jawa.
580
Daerah Istimewa Yogyakarta telah meningkat dari Rp 11,4 miliar
pada tahun 1989/90 menjadi Rp17,6 miliar pada tahun 1993/94.
Peningkatan yang cukup berarti dari PAD dan bantuan
pembangunan daerah dari tahun ke tahun mempengaruhi pula
peningkatan belanja pembangunan dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD) tingkat I Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada tahun pertama Repelita V belanja pembangunan daerah
berjumlah Rp22,3 miliar dan pada tahun terakhir Repelita V telah
meningkat menjadi Rp25,4 miliar. Bagian terbesar dari belanja
pembangunan digunakan untuk sektor perhubungan dan pariwisata.
581
kesehatan. Namun, disadari pula masih banyak masalah yang
dihadapi.
1. Tantangan
583
tenaga listrik, pengairan, air bersih, dan telekomunikasi. Meskipun
telah meningkat, ketersediaan prasarana dasar di daerah
Yogyakarta belum memenuhi kebutuhan ataupun tuntutan kualitas
pelayanan yang terus meningkat. Untuk daerah yang kondisi
geografisnya seperti Yogyakarta, diperlukan sistem transportasi
perkotaan dan sistem transportasi perdesaan yang dapat
meningkatkan keterkaitan wilayah produksi dengan pasar. Untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi, terutama dalam distribusi barang
dan jasa, diperlukan dukungan prasarana dan sarana transportasi
darat dan udara yang memadai. Di pihak lain, ada keterbatasan
kemampuan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk
membangun prasarana dan sarana transportasi guna mempercepat
pembangunan daerah ini. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi
adalah meningkatkan ketersediaan dan kualitas, serta memperluas
jangkauan pelayanan prasarana dasar, khususnya air bersih dan
tenaga listrik agar investasi sektor pariwisata dapat berkembang,
serta sistem transportasi antarmoda secara terpadu dan optimal,
dengan mengikutsertakan dunia usaha.
584
yaitu 111 desa atau sekitar 25,3 persen dari seluruh desa yang ada
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Masalah kemiskinan yang memer-
lukan penanganan secara khusus dan menyeluruh ini merupakan
tantangan pula bagi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam PJP II, khususnya dalam Repelita VI.
585
2. Kendala
3. Peluang
586
Pariwisata juga merupakan sektor yang berpeluang untuk
dikembangkan. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki obyek
wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah.
Wisata alam meliputi antara lain panorama Kaliurang, rekreasi
pantai Parangtritis. Wisata budaya meliputi antara lain Candi
Kalasan, Ratu Boko, dan Prambanan. Wisata sejarah meliputi
antara lain kawasan keraton Yogyakarta.
587
kegiatan ekonomi Jawa, yaitu antara pusat pengembangan kawasan
Jawa bagian barat dan kawasan Jawa bagian timur melalui jalur
selatan. Hal ini membawa kemungkinan peluang bagi Daerah
Istimewa Yogyakarta untuk memperluas jaringan pariwisata,
pemasaran dan perdagangan antardaerah.
588
meningkatkan aksesibilitas daerah terisolasi; penguatan kelemba-
gaan dan aparatur pemerintah di daerah dalam rangka peningkatan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembangunan di daerah;
pengembangan sumber daya alam yang memiliki potensi dan
keunggulan komparatif dengan memperhatikan pelestarian fungsi
lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan; dan
pengembangan kawasan andalan dengan menciptakan keterkaitan
dengan wilayah sekitarnya.
2. Sasaran
a. Sasaran PJP II
589
buhan penduduk; dan telah mantapnya pemerataan dan peningkatan
kualitas pendidikan dasar dan kejuruan; serta terselesaikannya
pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
b. Sasaran Repelita VI
3. Kebijaksanaan
591
sektor unggulan; pengembangan usaha nasional; pengembangan
sumber daya manusia; kependudukan; peningkatan pemerataan
pembangunan; penanggulangan kemiskinan; pengembangan prasa-
rana dan sarana ekonomi; pendayagunaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup; serta pengembangan kawasan
andalan.
592
b. Pengembangan Sektor Unggulan
Dalam upaya mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan, kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah
dalam Repelita VI diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas sektor unggulan yang diprioritaskan di Daerah Isti-
mewa Yogyakarta. Pembangunan industri dan pertanian serta
sektor produktif lainnya ditingkatkan dan diarahkan untuk mengha-
silkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
593
secara terpadu, didukung oleh pengembangan agrobisnis dan
agroindustri yang mampu menciptakan dan memperluas lapangan
kerja dan kesempatan usaha, serta meningkatkan pendapatan dan
taraf hidup petani dan nelayan.
595
seperti nelayan pada umumnya, petani kecil, dan mereka yang
berada di kantung-kantung kemiskinan.
e. Kependudukan
598
dengan memberikan berbagai bentuk kemudahan dalam rangka
menciptakan iklim usaha yang makin baik.
g. Penanggulangan Kemiskinan
699
khususnya di 111 desa tertinggal menurut pedoman yang telah
ditetapkan secara nasional.
600
hutan dan lingkungan pesisir; upaya rehabilitasi hutan dan tanah
kritis; konservasi sungai, hutan lindung; pelestarian flora dan fauna
langka; serta pengembangan fungsi daerah aliran sungai (DAS);
ditingkatkan.
V. PROGRAM PEMBANGUNAN
601
1. Program Pokok
603
pembuatan marka jalan sepanjang 150 kilometer,
pengadaan dan pemasangan alat pengujian kendaraan
bermotor (PKB) berjalan sebanyak 4 unit, lampu lalu
lintas sebanyak 7 unit, pembangunan terminal
penumpang/barang di 1 lokasi dan pengadaan bus kota
sebanyak 50 unit serta pengembangan perkeretaapian
yang berupa rehabilitasi lokomotif diesel sebanyak 5
buah;
606
5) meningkatkan pembimbingan, pendidikan, pelatihan, dan
magang dalam rangka peningkatan kemampuan teknologi dan
manajemen, serta pengembangan usaha baru yang bersifat
terobosan;
607
e. Program Peningkatan Produktivitas dan Kualitas
Tenaga Kerja
608
f. Program Penataan Ruang Daerah
609
b) peningkatan kemampuan teknologi di perusahaan-per-
usahaan industri melalui diseminasi teknologi, pengem-
bangan dan pelayanan teknologi industri, penerapan
standar serta pengujian mutu produk; mendorong kemi-
traan litbang terapan antara dunia usaha, perguruan tinggi
dan Pemerintah, dan meningkatkan kemampuan sarana
litbang industri, termasuk milik Pemerintah;
610
3) mengembangkan secara terpadu sektor unggulan pariwisata
melalui pengembangan obyek dan daya tarik agrowisata,
peninggalan sejarah, dan budaya; antara lain pengembangan
wisata alam di kawasan kaki Merapi, dataran rendah Yogya-
karta-Bantul, kawasan Gelang Manten (Magelang-Sleman-
Klaten), kawasan Pawonsari (Pacitan-Wonogiri-Wonosari), dan
kawasan Projo Gelang (Kulon Progo-Purworejo-Magelang),
melalui pengembangan objek dan daya tarik wisata
peninggalan sejarah dan budaya, seperti Keraton Yogyakarta;
serta peningkatan dan pengembangan produk wisata konvensi
dan pelayanannya; pengembangan taman rekreasi dan hiburan
serta pembangunan sarana akomodasi di berbagai lokasi,
dengan dukungan sebagian besar dari swasta;
611
2) membina dan mengelola lingkungan hidup meliputi kegiatan:
614
daerah baru, dan menyediakan fasilitas angkutan dan
akomodasi bagi TU dan TSB;
615
yang dapat menambah penghasilan keluarga, antara lain
melalui pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK);
617
peningkatan pengelolaan administrasi dan tertib hukum
pertanahan di wilayah perkotaan;
2. Program Penunjang
618
TABEL 47 – 12
WILYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN JUMLAH PENDUDUK
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
1990, 1993, DAN 1998
619
620