Anda di halaman 1dari 6

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup
masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh
aspek kehidupan termasuk didalamnya kebutuhan akan rekreasi. Salah satu bentuk
kebutuhan akan rekreasi adalah dengan berwisata atau melakukan kunjungan pada
obyek wisata.
Pariwisata adalah hal yang diminati oleh setiap individu, karena dapat
menghilangkan kejenuhan, berkembangnya kreativitas dan mampu menunjang
produktivitas suatu individu. Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai
dengan prinsip pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan (Pasal 6: Pembangunan kepariwisataan dilakukan
berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui
pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan
keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan
manusia untuk berwisata). Pasal 8: 1) Pembangunan kepariwisataan dilakukan
berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana
induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan
kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan
kabupaten/kota. 2) Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang
nasional. Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan
kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan
untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.) serta (Pasal 12: 1) Aspek- aspek
penetapan kawasan strategis pariwisata).
Berdasarkan Perda Kabupaten Bogor No 7 Tahun 2020 tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bogor Tahun 2020-2025,
menerangkan bahwa Kecamatan Tanjungsari berada pada wilayah Kawasan
Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Sukamakmur-Cariu dan Sekitarnya. Pada
Kecamatan Tanjungsari terdapat satu desa yang dijadikan sebagai wilayah

1
penelitian yaitu Desa Selawangi. Adapun alasan mengapa desa ini dijadikan lokasi
penelitian yaitu dilandaskan pada Pasal 15 dalam Rencana Pembangunan KSPD
Sukamakmur-Cariu dan sekitarnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) huruf d, sebagai berikut: a. tema pengembangan produk pariwisata berupa
wisata alam dan agrowisata; dan b. sasaran pengembangan berupa konsep
pengembangan kawasan pariwisata alam, edukasi dan rekreasi alam serta minat
khusus dan pariwisata lainnya sesuai dengan potensi wilayah. Berdasarkan
keterangan Pasal 14 tersebut, Desa Selawangi termasuk dalam kriteria rencana
pembangunan tersebut karena memiliki beragam destinasi objek wisata.
Lokasi dari Desa Selawangi dapat dikatangan sebagai daerah yang cukup
strategis dimana letaknya dilalui oleh jalan provinsi menuju Kabupaten
Karawang, Cikarang dan juga Kota Bogor, Cianjur serta Sukabumi. Selain itu
Desa Selawangi masih didominasi oleh lahan perkebunan yang dimana dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan objek wisata, penginapan serta pemukiman.
Desa Selawangi tidak hanya memiliki potensi wisata alam, dan agrowisata, namun
Desa Selawangi memiliki destinasi objek wisata lain yaitu wisata berbasis
kegiatan olahraga yang tidak dimiliki oleh desa-desa disekitarnya. Meskipun Desa
Selawangi memiliki potensi yang sangat besar akan tetapi belum cukup untuk
menarik wisatawan berkunjung menikmati objek wisata yang ada. Oleh karena itu
peneliti konsern terhadap perkembangan yang ada pada Desa Selawangi,
mengingat bahwa Desa Selawangi memiliki potensi yang sangat besar dalam
menumbuhkan pendapatan serta Desa tersebut memiliki daya tarik khusus karena
mempunyai beragam potensi obyek wisata dibandingkan dengan desa-desa di
sekitar Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor yang hanya memiliki satu atau
dua jenis wisata yang juga terdapat pada Desa Selawangi antara lain : Wisata
Agrowisata dengan komoditi Perkebunan buah berupa Durian dan kelengkeng.
Beragam potensi yang dimiliki oleh Desa Selawangi yakni: Objek Wisata Alam
berupa Curug Nangrung, Wisata Olahraga Berupa Sirkuit Motocross HJK, Wisata
Agrowisata berupa Perkebunan Durian dan Perkebunan Kelengkeng serta
memiliki Wisata Taman Bermain Air Waterpark Selawangi.
Mengingat beragam potensi yang dimiliki, maka diperlukan upaya
pengembangan Daya Tarik Objek Wisata agar Desa Selawangi memiliki daya

2
saing lebih dibandingkan dengan beberapa daerah disekitarnya, maka diperlukan
sebuah kajian untuk mengetahui Potensi apa saja yang dapat dikembangkan serta
Kendala apa saja yang menghambat perkembangan dari Daya Tarik Objek Wisata
yang ada melalui Parameter Komponen Wisata. Dengan begitu, akan terlihat
gambaran jelas tentang kondisi yang sedang dihadapi Pemerintah setempat,
Pengelola objek daya tarik wisata itu sendiri serta masyarakat. Hal diatas
diharapkan akan menghasilkan solusi berupa arahan pengembangan
berkelanjutan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis begitu tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Identifikasi Potensi Dan Kendala
Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata Desa Selawangi Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Bogor”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan
yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana Potensi Objek Wisata di Desa Selawangi Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor?
2. Bagaimana Kendala Objek Wisata di Desa Selawangi Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor?
3. Bagaimana Arahan Pengembangan yang tepat untuk mengembangkan
Objek Wisata di Desa Selawangi Kecamatan Tanjungsari Kabupaten
Bogor?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Potensi Objek Wisata di Desa Selawangi Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor?
2. Mengidentifikasi Kendala Objek Wisata di Desa Selawangi Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor?
3. Menganalisis Arahan Pengembangan Objek Wisata di Desa Selawangi
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor?

3
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah daerah tentang potensi yang dapat dikembangkan pada pengembangan
objek wisata. Manfaat lain bagi masyarakat dan akademisi yakni dapat menjadi
informasi mengenai pengembangan wisata di Desa Selawangi Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor.
1.5 Kerangka Berpikir
Kerangka awal dalam merumuskan studi, dimulai dengan adanya
kecenderungan sector pariwisata memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembangunan suatu daerah. Adapun di Indonesia masih memiliki beragam potensi
untuk dikembangkan dalam sector pariwisata baik dalam hal sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya. Dalam hal ini Desa Selawangi di Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor yang juga termasuk dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bogor bagian Rencana Pembangunan
KSPD Sukamakmur-Cariu dan sekitarnya, dengan fokus pembangunan dan
pengembangan wisata alam, agrowisata, rekreasi hingga wisata edukasi. Namun
pada dasarnya keberagaman potensi yang ada belum dapat menarik banyak
wisatawan untuk berkunjung sehingga dibuatlah penetapan tujuan dari studi ini
untuk mengetahui potensi dan kendala yang dimiliki oleh objek wisata yang ada
pada Desa Selawangi, serta untuk mengetahui arah pengembangan yang dapat
diimpletasikan terhadap macam-macam objek wisata yang ada pada Desa
Selawangi. Di dalam pelaksanaan studi tentunya diperlukan sebuah pedoman yang
dapat dijadikan acuan untuk mempermudah melaksanakan pembahasan materi
yang akan dibahas. Pedoman yang akan digunakan yaitu berupa kerangka
pemikiran yang berisi dasar pemikiran hasil studi yang dilakukan. Untuk lebih
jelasnya mengenai kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 1.

1.6 Sistematika Pembahasan


Dalam melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian ini, maka
sistematika pembahasan ini dibagi kedalam 6 (enam) bab pembahasan, yaitu
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN

4
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dan perumusan masalah
terhadap penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
pemikiran serta sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan kebijakan secara teoritis yang
berhubungan dengan isu studi secara keseluruhan serta kebijakan yang
terkait dengan pengembangan wilayah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai tahap–tahap dalam pelaksanaan penelitian
yang meliputi ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, serta
metode analisa yang akan digunakan sesuai dengan penelitian.
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah studi yaitu
menjelaskan gambaran umum Desa Selawangi Kecamatan Tanjungsari
dan juga kondisi eksisting lokasi studi.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil analisis yang telah dilakukan terkait tujuan
penelitian yang dilakukan mulai dari identifikasi potensi dan kendala
serta arahan pengembangan yang dapat diimplementasikan berdasarkan
kondisi yang ada.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran hasil kajian
dari penelitian ini yang akan penulis sampaikan sehubungan dengan
penelitian ini.

5
6
Gambar 1. Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai