Anda di halaman 1dari 31

Laporan Hasil Pengamatan

Kewirausahaan
“Tour and education of Merdikorejo Village,
Yogyakarta”
(Desa Wisata dan Edukasi Desa Merdikorejo, Yogyakarta)

Disusun oleh :
A/AUM/18

Program Studi Kewirausahaan


STIE YKP Yogyakarta
Tahun Ajaran 2019/2020
1
Kata Pengantar

Assalamualaikum, Wr.Wb

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Hasil Pengamatan “Desa Wisata
Merdikorejo” ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan pengikutnya yang
selalu memegang teguh seluruh ajarannya.

Kami ucapkan terimakasih terutama kepada Allah SWT, kepada kedua orangtua,
kepada Ibu Endang Setyowati.SE.Msi. atas bimbingannya serta pihak-pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bawasannya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun agar pembuatan makalah kami dapat lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi salah satu sumber
informasi yang layak diketahui terutama pada generasi muda sekarang ini.

Yogyakarta, Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................................2

Daftar Isi ....................................................................................................................................3

BAB 1

Pendahuluan ...............................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang


1.2 Judul Penelitian
1.3 Tempat/Objek Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian

BAB II

Metode Penelitian ......................................................................................................................5

2.1 Metode Penelitian

2.2 Waktu dan Tempat Penelitian

2.3 Rumusan Masalah

2.4 Metodologi Penelitian

BAB III

Hasil Pengamatan.......................................................................................................................7

Foto-foto Hasil Pengamatan.....................................................................................................25

BAB IV

Penutup ....................................................................................................................................31

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

3
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu pengamatan, tentunya memiliki tuntutan perjalanan yang harus ditempuh.
Pengamatan dilakukan unuk mengupas secara lebih terinci tentang suatu hal yang diamati.
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena alam berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang diketahui sebelumya untuk mendapatkan informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penenlitian. Dengan itu untuk mengetahui
informasi-informasi yang dibutuhan dilakukanlah suatu kegiatan pengamatan.

Judul karya ilmiah ini adalah Laporan Hasil Pengamatan “Desa Wisata edukasi
Merdikorejo”. Tujuannya untuk memahami dan memberi informasi, pengetahuan bagaimana
suatu proses terbentuknya dan proses kegiatan yang terjadi di Desa Wisata Merdikorejo,
Yogyakarta ini. Model yang digunakan dalam penelitian yaitu metode studi kasus. Instrumen
studi kasus yaitu studi kepustakaan, survei lapangan, dan pedoman wawancara.

1.2 Judul Penelitian

Judul penelitian adalah Laporan Hasil Pengamatan “Desa Wisata Edukasi Merdikorejo”.

1.3 Tempat dan Objek Penenlitian

Tempat/objek penelitian adalah Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Sleman,


Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

Mengetahui kondisi desa wisata edukasi ini secara langsung, caranya cukup melihat
sendiri kegiatan di daerah sekitar desa secara langsung dan melakukan penelitian sederhana
tentang wisata edukasi yang ada didaerah desa dan menganalisis berbagai kekuatan serta
peluang yang ada.

4
BAB II

METODE PENELITIAN

PENGAMATAN

2.1 Metode Penelitian

a. Tekhnik Pengamatan

Tekhni pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk pengamatan.

2.2 waktu dan Tempat Penelitian

Pengamatan dilakukan pada Hari Sabtu, 4 Mei 2019. Bertempat di Desa Merdikorejo,
Kecamatan Tempel, Daerah Istimewa Yogyakarta , dan merupakan desa wisata edukasi yang
pertama kali di buka pada tahun 2014. Tempat ini didirikan untuk tidak hanya menjadi obyek
wisata namun juga menjadi salah satu tempat edukasi yang baik bagi pelajar, mahasiswa dan
seluruh masyarakat yang berkunjung kedesa tersebut.

2.3 Rumusan Masalah

Dari pengamatan diatas, maka muncul permsalahan yaitu :

A. Desa Wisata Edukasi Merdikorejo


1. Bagaimana paparan singkat tentang Desa Merdikorejo, Yogyakarta ini ?
2. Apa saja kegiatan dan potensi yang terdapat di Desa Merdikorejo ini ?
B. Pembudidayaan Argowisata Salak di Desa Merdikorejo
1. Mengapa tanaman Salak menjadi salah satu ikon wisata yang menonjol dari Desa
Wisata Edukasi Merdikorejo ini ?
2. Bagaimana analisis SWOT dari kebun salak dan inovasi Manisan Salak Mentari yang
berada di Desa Merdikorejo ini ?
3. Bagaimana peranan masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangan argowisata
budidayan tanaman salak di sekitar Desa Merdikorejo ini ?
4. Apa dampak yang bisa dirasakan masyarakat dan pemerintah dari pengembangan
argowisata budidaya tanaman salak di daerah Desa Merdikorejo ini ?
C. Susur Sungai Bebeng dan Krasak
1. Apa latar belakang terbentuknya sungai bebeng dan krasak ini menjadi salah satu
tempat wisata dan bisa menjadi tempat edukasi (susur sungai) dan kegiatan apa yang
ada selama kegiatan susur sungai ?

5
2. Bagaimana analisis SWOT dari potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia,
maupun aktivitas-aktivitas masyarakat sekitar sungai bebeng dan krasak ini ?
3. Apa dampak untuk masyarakat maupun pemerintah dari aktivitas yang terjadi sekitar
daerah sungai ini ?
D. TPS 3R Kenanga Merdiko
1. Apa latar belakang terbentuknya organisasi dan tempat pengolahan sampah 3R ini ?
2. Kegiatan apa saja yang ada di TPS 3R ini ?
3. Bagaimana analisis SWOT dari terbentuknya organisasi dan tempat pengolahan
sampah 3R ini ?
4. Apa peran pemerintah dan masyarakat dari pebentukan TPS 3R ini ?
5. Apa dampak untuk pemerintah maupun masyarakat sekitar dari pembentukan TPS 3 R
ini?
E. Tempat Budidaya Jamur Tiram Jogja “The Jamur Jogja Mushroom Farm”
1. Apa latar belakang terbentuknya “The Jamur Jogja Mushroom Farm” ?
2. Kegiatan apa saja yang terjadi di tempat pembudidayaan jamur tiram “The Jamur Jogja
Mushroom Farm” ?
3. Bagaimana analisis SWOT yang bida diambil dari tempat pembudidayaan jamur tiram
“The Jamur Jogja Mushroom Farm” ini ?
4. Apa dampak dan peranan bagi masyarakat sekitar daerah pebudidayaan jamur tiram
tersebut baik dalam aspek perekonomiaan maupun aspek lainnya ?
F. Kegiatan Sosial dan Kesan Pesan selama kegiatan
1. Kegiatan sosial apa yang bisa dilakukan dalam kunjungan ke Desa Wisata Edukasi
Desa Merdikorejo ini ?
2. Apa kesan dan pesan selama melakukan pengamatan dan penelitian terhadap Desa
Wisata Edukasi Merdikorejo dan terhadap sumber lain yang menjadi tempat edukasi
dan wisata di dalam daerah ini ?

2.4 Metodologi Penelitian

a. Tekhnik Pengamatan

Tekhnik pengumpulan data dengan penelitian sederhana dan wawancara singkat


dengan narasumber adalah metode pengamatan yang dilakukan.

6
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Dari hasil observasi lapangan di Desa Merdikorejo ini, kami dapatkan berbagai informasi yang
akan kami paparkan dalam laporan ini antara lain :

A. Desa Wisata Edukasi Merdikorejo


1. Paparan singkat tentang Desa Merdikorejo

Materi pertama yang akan dibahas adalah tentang Desa Merdikorejo itu sendiri.

Desa Merdikorejo yang merupakan bagian dari Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman.
Desa Merdikorejo terletak pada kaki Gunung Merapi dan berbatasan langsung dengan Provinsi
Jawa Tengah. Desa Merdikorejo memiliki luas wilayah 613 Ha dan terdiri dari 17 dusun yaitu
Dusun Sono Kulon, Dusun Sono Wetan, Dusun Soka Binangan, Dusun Soka Martini, Dusun
Soka Wetan, Dusun Soka Tegal, Dusun Canggal, Dusun Bening, Dusun Dermo, Dusun
Kantongan A, Dusun Kantongan B, Dusun Trumpon, Dusun Blumbang, Dusun Bangunrejo,
Dusun Gondanglegi, Dusun Donojayan, dan Dusun Kembang. Memiliki 34 RW dan 68 RT.

Rencana pembangunan jangka menengah Desa Merdikorejo tahun 2015 – 2020


menetapkan visi Kepala Desa yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai yaitu:
“Terwujudnya masyarakat Desa Merdikorejo yang lebih baik sejahtera lahir dan batin, berdaya
saing, agamis.

Desa Merdikorejo memiliki jenis tanah latosol. Jenis tanah ini merata di seluruh dusun
di Desa Merdikorejo. Jenis tanah latosol banyak mengandung zat besi dan aluminium. Jenis
tanah ini berwarna merah sehingga tumbuhan yang bisa hidup adalah buah-buahan, karet,
cengkih, kopi, sayuran dll. Oleh sebab itu Desa Merdikorejo sangat cocok dijadikan lahan
untuk berkebun. Pada kondisi eksisting Desa Merdikorejo sebagian besar adalah lahan
perkebunan yaitu perkebunan salak yang terdapat di Desa Merdikorejo. dan berbudaya”.

Penggunaan lahan berupa perkebunan Salak memiliki luas yaitu 371,88 Ha dan menjadi
penggunaan lahan terbesar yang ada di Desa Merdikorejo, sedangkan untuk luas penggunaan
lahan permukiman seluas 63,21 Ha. Bila dilihat dari luas penggunaan lahan disetiap
kategorinya Desa Merdikorejo masih didominasi oleh Lahan tidak terbangun dimana lahan
tidak terbangun ini berupa semua jenis penggunaan lahan kecuali lahan permukiman dan lahan
peternakan. Setiap Permukiman memiliki lahan perikanan disekitar tempat tinggal penduduk.
Dimana kolam perikanan tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk menampung air yang berasal
dari sumber mata air. Namun tetap saja luas pennggunaan lahan untuk perikanan sendiri
7
tergolong rendah hanya seluas 1,80 Ha. Desa Merdikorejo memiliki beberapa lokasi yang
dimanfaatkan untuk lahan peternakan. Lokasi peternakan tersebut berada disekitar perkebunan
salak, namun masih terdapat beberapa peternak mendirikan peternakannya disekitar
permukiman warga.

2. Kegiatan Observasi dan potensi Desa Merdikorejo

Dalam kegiatan pengamatan terhadap Desa Merdikorejo ini kami melakukan


pengamatan pada banyak aspek. Banyak hal yang bisa diamati dari Desa Merdikorejo ini.
Namun analisis yang kami lakukan terfokus pada Perkebunan salak, aktivitas sepanjang sungai
Bebeng dan Krasak, TPS 3R, Tempat pembudidayaan jamur dan kegiatan sosial yang ada.
Potensi yang dimiliki masyarakat di Desa Merdikorejo ini sangat luar biasa, keaktifan, inovasi
dan kretifitas yang sangat mendukung dalam diri serta keuletan mereka. Tidak hanya potensi
sumber daya manusianya, namun potensi sumber daya alam yang juga sangat mendukung.
Ditempati tanah yang subur dan cocok untuk perkebunanan seperti buah-buahan, cengkih, dan
sebagainya. Membuat potensi sumber daya alam yang luar biasa seperti peengembangan
argowisata tanaman salak, banyak juga pohon kelapa, tanaman bumbu rumahan sekitar
pemukiman penduduk, dan masih banyak lagi.

B. Manisan Salak “Mentari”


1. Mengapa Tanaman salak menjadi salah satu ikon wisata Desa Merdiorejo ?

Pembahasan :

Desa Merdikorejo adalah desa yang memiliki jenis tanah letasol yang mana jenis tanah
ini merata di Dusun Merdikorejo. Jeni tanahnya mengandung zat besi dan alumunium. Jenis
tanah ini sangat cocok dijadikan lahan perkebunan. Awal mula pembuatan area argowisata ini
berasal dari salah satu warga yang mendapat pengalaman pengembangan budidaya salak kecil,
kemudian ia mengaja seluruh masyarakat ntuk ikut serta membudidayakan salak.

Hampir seluruh lahan atau area sepanjang jalan perdesaan ditanami dengan salak dan
salak ini pun menjadi salah satu ikon desa yang terus dilestarikan dan dikembangan oleh Desa
Wisata Merdikorejo. Masyarakat memanfaatkan lahan perkebunana salah satunya dengan
perkebunan salak. Salak disini dijual ke masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Haraga
salak Pondoh per kg di hargai Rp. 5000, sedangkan harga salak Madu Rp. 10.000 per kg. Salak
ini sudah terkenal dan menjadi unsur penunjang ekonomi masyarakat sekitar yang mayoritas
8
rata-ratanya adalah petani salak. Kemudian, contohn salah satu salak hasil olahan masyarakat
sendiri yaitu Manisan Salak Mentari.

Dari sebuah desa dikaki gunung merapi inilah lahir pula sebuah UMKM yang digeluti
oleh seorang penduduknya Ibu Sri Mulyani bersama anggota kelompok usahanya merintis
bersama usaha bernama Manisan Salak Mentari yang usianya belum genap 3 tahun. Awal mula
inovasi manisan salak ini yaitu berawal dari pelatihan di balai desa Merdikorejo oleh
pemerintah sekitar, ditambah keaktifan masyarakatnya yang gemar berinovasi. “Maniasan
Salak Mentari” ini dihargai Rp. 3000 per cup. Atau Rp. 15.000 per 6 cup.

2. Bagaimana analisis SWOT dari kebun salak dan inovasi Manisan Salak Mentari yang
berada di Desa Merdikorejo ini ?

Pembahasan :
 Strength (Kekuatan)
Analisis kekuatan dari budidaya salak dan invasi Manisan Salak Mentari di Desa Merdikorejo
ini adalah :
1. Perkebunana salak menjadi salah satu mata pencahariaan dari masyarakat sekitar
2. Pemanfaatan area perkebunan untuk pembudidayaan salak, mengurangi kemubaziran
lahan
3. Manisan Salak “Mentari” menjadi salah satu ikon dari Desa Merdikorejo
4. Mampu berkompetisi dengan menciptakan berbagai inoasi contohnya Manisan Salak
Mentari ini
5. Manisan salak Mentari yang dijualpun terjamin rasa dan kehigenisannya (tidak
mengandung MSG dan Pemanis buatan).
6. Manisan bersifat tahan lama sekitar 2 bulan, dan bisa tahan sampai 4 bulan jika di
frezer)
7. Harga salak yang belum diolah relatif murah (salak pondoh Rp 5000/kg dan salak mau
Rp 10.000/kg) dengan kualitas yang sangat baik, juga harga manisan salakpun murah
hanya Rp 3000 per cup.
8. Daya saing untuk manisan salak tidak banyak, sehingga bisa memanfaatkan peluang
semaksimal mungkin

 Weakness (Kelemahan)
Analisis kelemahan dari perkebunan salak dan hasil pengolahan salak mentari ini adalah :
1. Akses jalan menuju area perkebunan salak yang masih jauh dari perkotaan membuat
para turis dari negara lain ataupun wisatawan dari luar kota belum terlalu mengetahui
tentang tempat budidaya salak ini
2. Untuk manisan salak, kapasaitas produksi manisan masih terbatas
3. Pekerja yang belum banyak

9
4. Pemasarannya masih belum terlalu nampak di masyarakat, sebagian daerah masih
banyak yang belum tau
5. Pemasaran lewat media sosial yang kurang up to date
6. Untuk proses pembuatan manisan, salak yang sudah dikupas harus segera di olah jika
tidak akan cepat berubah warna dan membusuk

 Opportunities (peluang)
Peluang yang bisa dianalisis yaitu :
1. Untuk budidaya perkebunan salak ini, peluangnya besar dalam hal yaitu masyarakat
bisa membuat inovasi yang lebih kedepannya dengan bahan baku yang sudah ada di
desa
2. Bisa bersaing dengan daerah luar kota bahkan ke taraf internasional, jika peningkatan
produksi dan pemasaran yang lebih baik lagi
3. Bisa membuka cabang di daerah lainnya
4. Membuka pabrik dan toko khusus yang menjual Manisan Salak Mentari ini, hinga
orang mudah jika ingin membeli atau melihat proses pembuatannya
5. Mendapat lirikan lebih dari pemerintah (dalam hal bantuan mesin, dana, atau hal lain)
yang bisa menunjang lebih bagus kedepannya

 Treath (ancaman)
Ancaman yang bisa dianalisis disini adalah :
1. Kemungkinan duplikasi produk manisan yang serupa dari daerah lain
2. Belum ada hak paten
3. Daya saing lemah, karena produksi yang masih manual
4. Saingan yang semakin tahun bahkan semakin hari akan lebih banya, dengan banyak
munculnya makanan ringan yang lebih modern dan inovasi yang lebih menarik
5. Kemungkinan naiknya bahan baku lain seperti gulapasir yang mungkin bisa
menghambat proses pembuatan
6. Kemungkinan pihak pengelola atau ada pegawai yang bosan atau acuh nantinya

3. Bagaimana peranan masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangan argowisata


budidaya tanaman salak di sekitar Desa Merdikorejo ini ?

Pembahasan :

Peranan masyarakat :

Dalam pengembangan argowisata budidaya tanaman salak di Desa ini sangat bagus.
Dikarenakan mayoritas rata-rata masyarakat sekitar adalah petani salak. Potensi sumber daya
manusia lainnya pun seperti para ibu rumah tangga dengan inovasinya mengembangkan

10
UMKM Manisan Salak Mentari ini sangat berperan penting dalam pengembangan dan
peningkatan prestasi desa.

Peranan pemerintah :

Dalam hal ini peranan pemerintah seperti pemberian pelatihan rutin di balai Desa Merdikorejo
untuk membangkitkan dan memberi inovasi pada masyarakat. Kemudian pemberian suntikan
dana UMKM pada Manisan Salak Mentari pada saat pertama berdiri sebesar RP 1.500.000.
dan peninjauan rutin oleh masyarakat desa, daerah maupun pusat yang memberikan dorongan
terus menerus untuk membangkitkan potensi SDM dan SDA yang ada di desa ini.

4. Apa dampak yang bisa dirasakan masyarakat dan pemerintah dari pengembangan
argowisata budidaya tanaman salak di daerah Desa Merdikorejo ini ?

Pembahasan :
Dampak yang dirasakan masyarakat dari pengembangan argowisata tanaman salak ini yaitu :
 Peluang kerja masyarakat sekitar semakin besara (sebagai petani salak)
 Mempermudah dan memberikan jalan masyarakat untuk menciptakan inovasi dan
kreatifitas yang lebih lagi, dengan mudah didapatkannya bahan baku seperti buah salak
ini mungkin selain manisa bisa dijadikan kue atau sirup salak dan sebagainya.
 Lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan buah-buah salak dan olahannya seperti
manisan yang sudah terjual ke pasaran umum
 Mendatangkan keuntungan tidak hanya materi/laba, melainkan memberdayakan
perempuan hingga mengangkat citra komoditas buah salak lebih baik lagi.
Dampak yang dirasakan pemerintah desa maupun daerah adalah :
Dampak yang dirasakan pemerintah antara lain pemerintahan yang lebih dipandang baik,
karena bisa menaungi masyarakatnya ke taraf yang lebih baik dalam pembangunan desa,
perbaikkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih baik. meningkatkan
citra pemerintahan yang lebih baik lagi di masyarakat umum.

C. Susur Sungai Bebeng dan Krasak


1. Apa latar belakang terbentuknya sungai bebeng dan krasak ini menjadi salah satu
tempat wisata dan bisa menjadi tempat edukasi (susur sungai) dan kegiatan apa yang
ada selama kegiatan susur sungai ?

Pembahasan :

Latar belakang sungai Bebeng dan Krasak ini adalah akibat Erupsi Gunung Merapi yang
menjadi lokasi aliran lava dan juga lahar dingin. Sungai itu terbentuk tahun 2010 saat Gunung
Merapi Meletus. Sungai ini telah digunakan oleh nenek moyang terdahulu sebagai tempat mata

11
pencaharian. Lokasi belumlah menjadi tempat wisata yang sudah diakui, melainkan baru akan
dijadikan tempat wisata.

Kegiatan saat susur sungai :

A. Arahan dari instruktur


B. Pembagian kelompok
C. Persiapan menuju ke lokasi susur sungai
D. Susur sungai dengan saling pegangan tangan sesuai kelompok
E. Games 1 (susun batu)
F. Games 2 (jaga lilin)
G. Air terjun
H. Persiapan balik ke base-camp

Di kegiatan susur sungai ini banyak hal yang bisa dipetik. Tidak hanya kesenangan bermain
air, namun kita bisa melihat beragam kegiatan lainnta yang ada di are daratan sepanjang sungai
ini. Beragam kegiatan yang ada antara lain :

 Penambangan batu dan penambangan pasir disekitar pesisir sungai

Sungai oleh masyarakat sekitar tidak hanya dimanfaaatkan sebagai tempat rekreasi
semata melainkan dijadikan sebagai tempat untuk mata pencaharian. Penambangan batu dan
pasir sungai merupakan salah satu kegiatan yang kita jumpai saat kegiatan susur sungai ini.
Sebagian mayarakat bergantung hidup dari hasil penambangan pasir dan batu ini. Rata-rata
pendapatan biasanya didapatkan bisa per orang paling sedikit, per dua atau tiga orang, bahkan
per kelompok. Maisng-masing pasir dan batu yang ditambang dijual ke masyarakat umum
berdasarkan orderan yang diterima. Biasanya perkubik penjualan mencapak Rp 300.000 untuk
pasir dan Rp 400.000 untuk batu. Untuk pengangkutan biasanyan menggunakan truk untuk
frekuensi yang besar. Untuk pengangkutan batu per kubik biasanya ditarget 5 kubik perhari.

 Ayam petelur

Ayam petelur ini merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat dalam bidang peternakan.
Tida hanya pertanian atau penambangan, namun masyarakat sekitar memanfaatkan hal yang
bisa dilakukan untuk menjadi mata pencaharian disamping kesibukannya sebagai petani
maupun penambang.

 Pembudidayaan pohon sengon dan pohon kelapa

12
Kemudian daerah sekitar sungai juga banyak dimanfaatkan untuk perkebunan sengon dan
pohon kelapa. Hal ini disebabkan suburnya ttanah yang terletak dikaki gunung merapi tersebut.
Pohon sengon dan pohon kelapa tersebut juga merupakan hasil budidaya masyarakat atau milik
masyarakat sendiri, yang juga dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar.

2. Bagaimana analisis SWOT dari potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia,
maupun aktivitas-aktivitas masyarakat sekitar sungai bebeng dan krasak ini ?

Pembahasan :

 Strength (kekuatan)

Analisis kekuatan yang didapat antara lain :

1. Potensi masyarakat atau SDM yang ada sangat cekatan dalam memanfaatkan setiap
peluang yang ada
2. Potensi SDA seperti lahan perkebunan, pasir dan bebatuan yang mendukung
masyarakat sekitar, yang bisa dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat untuk
menambah pendapatan
3. Dalam kegiatan susur sungai pengunjung tidak dikenakan biaya apapun, dan bisa
menikmati keindahan alamnya secara gratis
4. Kapasitas produksi yang terbilang cukup untuk memenuhi kapasitas ekspor

 Weakness (kelemahan)

Analisi kelemahan yang didapat antara lain :

1. Jalur truk yang sulit sehingga masyarakat butuh jalur alternatif, memperbanyak
kubangan dan sungai semakin dalam.
2. Kegiatan penambangan pasir dan batu yang dilakukan masyarakat sekitar
dikatergorikan sebagai kegiatan ilegal, karena mereka melakukan penambangan tanpa
diketahui pemerintah pusat maupun daerah (melakukan penambangan secara
sembunyi-sembunyi). Ketika ada peninjauan mereka tidak melakukan penambangan
tersebut.
3. masih di pentingkan untuk mata pencarian warga sekitar dari pada harus mengubahnya
menjadi tempat wisata.
4. Batu-batu dan pasir yang ada akan semakin punah dan mengurang seiring berjalannya
waktu

13
5. Pohon-pohon yang tumbuh disamping daerah sungai ditebang dengan tujuan agar
supaya lebih mudah untuk bekerja
6. Merusak alam, banyak polusi
7. Penjualan sumber daya alam yang tidak menentu pendapatannya
8. Pesaing dapat menyeimbangi harga yang efektif

 Opportunities (peluang)

Peluang yang bisa ditemukan antara lain :

1. Dibangun untuk dijadikan wisata bagi masyarakat agar supaya dikenal dan dapat
berguna
2. Diberikan batasan dalam pengambilan sumber daya, agar supaya tidak terjadi hal yang
tidak di inginkan.
3. Ketika dijadikan tempat wisata, warga-warga bisa membangun kantin, atau pun jualan
yang dapat dijadikan mata pencarian efektif
4. Bisa di kenakan karcis masuk untuk dan dapat dikelola dengan baik dan benar
5. Susur sungai yang besar dan panjang
6. Air yang jernih dan berasal dari bawah gunung merapi
7. Peluang dari perkebunan sengon dan pohon kelapa, jika dikembangkan lagi bisa
menjadi sumber pendapatan yang besar oleh masyarakat sekitar dengan kualitas yang
memang mereka pertahankan sebaik mugkin
8. dan juga untuk ayam petelur, dengan pengelolaan yang baik akan menjadi sumber
pendapatan yang besar yaitu dengan menjual ayam dan telur-telurnya kepasaran umu,
atau membuat inovasi (telur asin atau olahan masakan ayam), bahkan mungkin bisa
mambuka rumah makan bergenre ayam dan telur, dengan suguhan minuman air kelapa
yang mana didaerah pesisir pergunungan kelapa sangat sulit untuk didapatkan.

 Treath (ancaman)

Ancaman yang kemungkinan bisa didapat antara lain :

1. Polusi daerah akan bertambah


2. Akan lebih banyak perusahaan yang mengetahui sumberdaya tersebut dan menjadi
pesaing warga karena peralatan yang lengkap dan modern

14
3. Kemungkinan saat pemerintah mengetahui dan menetapkan pelanggaran pada kegiatan
penambangan tersebut, para penambang akan diberikan sanksi dan akan dihentikan
kegiatan penambangannya. Menimbulkan ancaman kehilangan mata pencaharian yang
menunjang hidup mereka selama ini.
4. Pemerintah akan memberikan batasan karena merusak sumberdaya yang ada
5. Peraturan pemerintah yang berubah-ubah
6. Kegiatan penambangan yang tidak baik, bisa memberi gambaran buruk oleh
masyarakat umum terhadap aktivitas ilegal tersebut.

3. Apa dampak untuk masyarakat maupun pemerintah dari aktivitas yang terjadi sekitar
daerah sungai ini ?

Pembahasan :
Dampak positifnya bagi masyarakat yaitu :
 Jika dijadikan tempat wisata, sungai ini membuka peluang kerja bagi masyarakat
sekitar. Mereka bisa menjadi pekerja untuk mengelola tempat wisata ini atau bahkan –
membuka tempat makan atau toko-toko hasil kerajinan masyarakat sekitar
 Sebelum dijadikan tempat wisata, area sekitar sungai merupakan tempat sumber mata
pencaharian masyarakat sekitar sebagai penambang dan juga pembanfaatan area lahan
sebagai perkebunan dan peternakan ayam petelur
Dampak negatif bagi masyarakat :
Dampak negatif ini mungkin belum bisa mereka rasakan sekarang, dampak dari proses
penambangan pasir dan batu yang bisa menyebabkan sungai semakin dalam dan mungkin suatu
saat akan meluap dan menggangu aktivitas lainnya di sekitar sungai tersebut
Bagi pemerintah :
Daerah daratan sepanjang sungai yang merupakan milik negara, jika dimanfaatkan untu hal
yang dirasa ilegal tadi akan memberikan corengan buruk untuk nama pemerintah itu sendiri.
Dampak bagusnya pemanfaatan yang bagus untuk perkebunan sengon dan pohon kelapa, serta
peternakan ayam petelur, tentunya memberi dampak baik bagi pemerintah sekitar.

D. TPS 3R Kenanga Merdiko


1. Apa latar belakang terbentuknya organisasi dan tempat pengolahan sampah 3R ini ?

Pembahasan :

TPS 3R Kenanga Merdiko merupakan tempat pengelolaan sampah yang didirikan


pertama kali oleh suatu kelompok yang mempunyai kepedulian terhadap sampah dan
lingkungan bersih yang dipimpin oleh ibu Hariyati Sumiardi yang sekaligus juga merupakan
15
ketuadaro TPS 3R ini. Usaha mereka berawal dari bank sampah pada awal Nopember 2015,
kemudian seiring berjalannya waktu, muncul program dari pemerintah yaitu pengadaan TPS
3R ini. Dan mulai dijalankan pada tanggal 1 Desember 2018. Melalui pengajuan proposal
kepada Dinas Lingkungan Hidup yang kemudian di ACC untuk mendapatkan 1 paket
bangunan (pendopo dan tempat hangar atau pengolahan sampah), kemudian mesin-mesin
pengolahan sampah (mesin pengayak, mesin pencaah), dan kendaraan viar untuk pengangkutan
sampah.

2. Kegiatan apa saja yang ada di TPS 3R ini ?

Pembahasan :

Kegiatan yang ada di TPS 3R ini yaitu terdiri dari proses pengangkutan sampah dari
pemukiman penduduk, pemilahan sampah dan pengelolaan sampah itu sendiri.

1. Proses pengangkutan sampah

Proses pengangkutan sampah dilakukan 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan
kamis. Proses pengambilan sampah ini dilakukan oleh petugas atau pekerja TPS 3R dengan
viar yang digunakan khusus untuk pengangkutan sampah ke tempat penduduk yang sudah
berlangganan. Pelanggan cukup membayar kisaran Rp 20.000 s/d Rp 50.000. namun rata-rata
penduduk membayar Rp 20.000 setiap bulan.

2. Proses pemilahan sampah dan pengelolaan sampah

Proses pemilahan sampah ini dilakukan setelah pengambilan sampah ketempat penduduk.
Yaitu setiap hari selasa dan jum’at. Proses pemilahan ini dilakukan oleh bagian pemilahan yang
di putar setiap jadwalnya yang terdiri dari 4 regu. Pemilahan sampah ini dilakukan untuk
memisahkan antara sampah organik, anorganik, residu, sampah yang masih layak guna atau
untuk dijual.

 Sampah organik , adalah sampah sisa-sisa daun-daunan yang bisa difermentasikan dan
dijadikan kompos. Dalam pembuatan komposnya pula harus masuk proses fermentasi
selama 1 bulan, kemudian digiling dan diayak. Komposnya dijual dengan harga Rp
1000 /kg. Hasilnya dimasukkan ke kas TPS 3R untuk perputaran modal, pembayaran
gaji karyawan dan biaya kegiatan operasi.
 Sampah anorganik, adalah sampah-sampah plastik. Yang diserahkan pada tim kreatif
untuk dibuatkan kerajinan. Yang kemudian kerajinan tersebut dijual dan masuk ke
pameran-pameran misalnya busana, tas dan sebagainya. Dan hasilnya dimasukkan
kembali ke kas TPS 3R.
16
 Kemudian sampah yang tidak bisa digunakan dan belum bisa dilakukan pengolahan
lebih lanjut karena kekurangan mesin yng belum memadai seperti besi, alumunium dan
sebagainya. Dijual ke rongsokkan, dan hasil penjualannya kembali ke TPS 3R.
 Dan sampah residu, yaitu hasil sampah rumah tangga pempes, pembalut, sisa-sisa yang
menimbulkan bau tidak sedap dan tidak bisa diolah maupun dijual, dimasukkan ke
tempat pembuangan residu yang nantinya akan diangkut oleh truk sampah piyungan 1
bulan sekali dengan membayar Rp 32.500 perkubik sampahnya
 Dan pemanfaatan sampah rumah tangga seperti nasi sisa, sayur-sayuran. Dibuatkan
ternak lele untuk pemberian pakannya menggunakan makanan sisa tadi, kemudian
lelenya dijual dan hasil penjualan masuk kas TPS 3R lagi.

3. Bagaimana analisis SWOT dari terbentuknya organisasi dan tempat pengolahan


sampah 3R ini ?

Pembahasan :

 Strength (kekuatan)

Analisis kekuatan yang didapat yaitu :

1. Potensi masyarakat yang cekatan dalam pemanfaatan kesempatan yang ada, berusaha
terus berinovasi untuk perkembangan bersama
2. Sudah mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat untuk pembangunan
yang lebih baik
3. Inovasi yang tidak ada habisnya
4. Sosialisasi yang terus menerus dilakukan untuk meningkatkan terus partisipasi
masyarakat

 Weakness (kelemahan)

Analisis kelemahan yang didapat antara lain yaitu :

1. Kurangnya mesin (mesing penggiling yang kurang besar)


2. Upah pekerja yang masih sedikit
3. Sistem manajemen pembukuannya harus lebih diperbaiki
4. Belum mencapai target pelanggan harusnya 200, karena masih baru jadi baru 130
pelanggan
17
5. Pakaian khusus untuk pekerja TPS 3R, agar saat bekerja lebih semangat karena
penyelenggaraan pakaian sendiri untuk bekerja sudah ada

 Opportunities (peluang)

Peluang yang kemungkinan ada yaitu :

1. Meningkatkan prestasi desa


2. Mengajak dan memberikan sosialisasi pada desa atau dusun lainnya, untuk mengajak
membangun organisasi TPS 3R ini
3. Mencari pelanggan diluar desa
4. Penyelenggaraan kendaraan pengangkut samah yang lebih besar (mobil bak sampah)
agar muatan sampah yang diambil lebih banya

 Treath (ancaman)

Ancaman yang mungkin timbul antara lain yaitu :

1. Terserang penyakit pada karyawannya, jika tidak diadakan pemeriksaan berkala


2. Pemikiran masyarakat yang kontra mempengaruhi masyarakat lain untuk acuh terhadap
hal pengelolaan sampah ini, mungkin cukup membuang samah ke area perkebunan,
dibakar atau ditanam
3. Kerusakan mesin, dapat menghambat pekerjaan pengelolaan sampah
4. Bau yang mungkin suatu saat akan ditimbulkan dari tempat pengolahan sampah ini.
6. Mencari pelanggan sulit, sulit mengubah menset pemikiran masyarakat yang masih
santai menghadapi permasalahan tentang sampah
7. Sulit mencari generasi penerus untuk melanjuti usaha ini.

4. Apa peran pemerintah dan masyarakat dari pebentukan TPS 3R ini ?

Pembahasan :

Peran pemerintah yaitu :

 Dalam pemberian pelatihan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Segera memberikan


pelatihan saat diminta baik pemberian pengarahan maupun pelatihan pembuatan
kerajinan untuk sampah anorganik.

18
 Pemberian suntikan dana APBN oleh pemerintah , bantuan berupa mesin-mesin,
bangunan dan dana operasi untuk kelompok TPS 3R Kenanga Merdiko ini.

5. Apa dampak untuk pemerintah maupun masyarakat sekitar dari pembentukan TPS 3 R
ini?

Pembahasan :

 Dampaknya bagi masyarakat yaitu memberikan dampak positif. Disini peluang kerja
masyarakat lebih terbuka, misalnya sebagai pekerja TPS 3R ataupun bagi ibu-ibu
rumah tangga untuk membuat kerajinan yang bisa melatih skill dan memperoleh
pendapatan dari hal itu.
 Untuk pemerintah pastinya memeberi nilai lebih bagi pemerintah sebagai desa yang
memeiliki prestasi lebih, inovatif dan kreatif untuk membangun naman desa menjadi
lebih terpandang dengan hal positif. Membuat para wisatawan terundang untuk
menjelajahi hal-hal positif dan edukasi di desa ini.

E. Tempat Budidaya Jamur Tiram Jogja “The Jamur Jogja Mushroom Farm”
1. Apa latar belakang terbentuknya “The Jamur Jogja Mushroom Farm” ?

Pembahasan :

Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatar belakangi oleh:

Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Permintaan pasar akan jamur
tiram yang cukup tinggi, memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur
tiram yang ditambah dengan masih sedikitnya pembudidaya jamur tiram ini, sehingga prospek
usaha ini sangatlah menjanjikan keuntungan dan keberlangsungan.

Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial yang dapat dikembangkan dengan biaya
investasi yang relatif rendah, karena bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah
dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur. Membuka lapangan pekerjaan
serta Menyokong pertumbuhan ekonomi.

Usaha jamur tiram ini pertama kali dirintis oleh bapak Nurudin pada tahun 2010. Perjalanannya
dalam membangun usaha ini tidaklah mudah. Pada tahun 2012 usaha ini pernah bangkrut,
kemudian berhasil bangkit lagi pada tahun 2013.

19
2. Kegiatan apa saja yang terjadi di tempat pembudidayaan jamur tiram “The Jamur Jogja
Mushroom Farm” / proses pembudidayaannya seperti apa?

Pembahasan :

Proses pembudidayaan jamur tiram ini antara lain :

Rantai budidaya jamur tiram dimulai dari; serbuk gergaji, pengayakan, pencampuran,
sterilisasi, inokulasi, inkubasi, growing, dan pemanenan.

Media tanam jamur tiram dapat berupa serbuk kayu (gergajian). Biasanya kayu yang di
gunakan adalah kayu sengon atau kayu lain2 yang berbahan dasar lunak.

 Pencampuran

Dimulai dari pencampuran serbuk gergaji dengan bahan-bahan lain berupa bekatul
(dedak), bany (sebuk dari gandum) dan kapur Media dimasukkan dalam plastik polypropilen
dan dipadatkan kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam. Untuk proses pembutan bibit sediri
bahannya terdiri dari serbuk, katul, kapur, air menyesuaikan dan jagung.

 Pengopenan

Proses pengopenan atau proses Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara memanaskan
baglog dengan uap panas selama 8-12 jam pada suhu 90 derajat Setelah sterilisasi selesai,
baglog didinginkan dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk menghindari kontaminasi
baglog.

 Pemasukan bibit

Untuk pemasukkan bibit jamur ke dalam baglog sendiri setelah selesai masa
pengovenan dan juga sterilisasi Selama kurun waktu sekiranya 1 bulan hingga bibit jamur
tersebut menjadi putih. Takaran bibit yang di masukkan ke baglog kira – kira 2 sendok teh per
baglog.

Selama masa pemeliharaan suhu dan kelembaban udara harus dijaga dengan baik kira2 kisaran
suhu 20 - 22 °c dan kelembaban 95 - 100 %. Jamur yang sudah mulai tumbuh media tanamnya
akan berwarnah putih. Panen pertama 30 hari sejak penyobekan baglog, sedangkan pemanenan
berikutnya setiap 10-14 hari. Kemudian seterusnya bisa di panen setiap hari

Hasil panen kemudian akan dikemas dengan kantong plastik dan siap untuk dijual

Jamur yang terkontaminasi oleh virus akan berwarna hitam...virus dari jamur itu sendiri adalah
semacam hama kecil yang menggorogoti sehingga jamur gagal tumbuh dan berwarnah hitam.
20
Tempat tumbuhnya jamur atau yang di sebut buglog setelah masa 4 – 5 bulan, ia akan di proses
menjadi pupuk, dengan mencampurkan kapur dan lainnya lalu di diamkan selama 1 bulan,
selanjutnya pupuk dari sisa tempat tumbuhnya jamur siap di pakai sebagai pupuk yang di
gunakan untuk memupuk sayur – sayuran dn lain sebagainya.

Dalam proses jamur di atas, setiap karyawan yang ingin membeli jamur tiram di kenakkan
biaya sebesar Rp. 10.000 / kg, dan masyarakat sekitar di kenakkan sebesar kisaran harga 12,
13 sampai 13 ribu / kg.

3. Bagaimana analisis SWOT yang bisa diambil dari tempat pembudidayaan jamur tiram
“The Jamur Jogja Mushroom Farm” ini ?

Pembahasan :

 Strength (kekuatan)

Analisis kekuatan yang bisa didapat disini antara lain :

1. Peningkatan permintaan jamur;


2. Alat sterilisasi autoklaf;
3. Tren kenaikan harga komoditas jamur;
4. Industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan pengembangan teknologi
kesehatan dan obat-obatan;
5. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur;
6. Kebijakan skim kredit UKM; dan
7. Kehigenisan dari pembudidayaan sangat teruji
8. Peningkatan PDRB Jogja.

 Weakness (kelemahan)

Kelemahan yang bisa dianalisis disini adalah :

1. Kapasitas produksi belum optimal sehingga menyebabkan tingginya HPP;


2. Keterbatasan modal;
3. Sistem administrasi keuangan sederhana;
4. Kurangnya promosi jamur; dan
5. Tergantung dua bandar; Peningkatan biaya produksi.

21
 Opportunities (peluang)

Kemungkinan peluang yang didapatkan antara lain :

1. Pemasaran yang lebih luas, mungkin bisa mendukung untuk komoditas prosuksi ekspor
ke luar negeri
2. Mampu bersaing dengan menciptakan inovasi yang lebih lagi selain jamur crispy
(misalnya : membuka rumah makan yang menyajikan berbagai olahan dari jamur, usaha
produksi jamur kalengan, dan membudidayakan produksi jamur dengan bermacam
jenis lagi)
3. Mendapatkan rekan bisnis dalam mendukung inovasi yang akan dibuat nanti
4. Membuka cabang diberbagai kota lain
5. Memberdayakan pekerja yang lebih memiliki wawasan luas tentang budidaya jamur,
hingga tau seluk beluk jamur itu sendiri lebih handal dalam hal pengelolaannya
(memberikan pelatihan pada tenaga kerja yang merupakan masyarakat lokal dan
merekrut tenaga kerja tambahan yang handal dalam bidangnya)

 Ancaman (treath)

Ancaman yang kemungkinan datang antara lain :

1. Kemungkinan kegagalan sistem, manajemen perusahaan atau pruduksi maupun


pemasaran yang bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan
2. Keminiman pengetahuan pekerja, bisa menimbulkan kesalahan fatal (dalam
penggunaan mesin produksi)
3. Kegagalan panen jamur diakibatkan hama atau virus maupun bakteri
4. Pesaing yang serupa semakin banyak
5. Kebosanan pekerja maupun pelanggan
6. Kemungkinan bahan baku atau bibit habis ditempat pengambilan bibit atau bahan baku
lainnya sulit didapatkan

4. Apa dampak dan peranan bagi masyarakat sekitar daerah pebudidayaan jamur tiram
tersebut baik dalam aspek perekonomiaan maupun aspek lainnya ?

Pembahasan :

22
 Segi ekonomi, Membantu meningkatkan perekonomian masyarakat/warga desa
sokamartani.
 Dari segi sosial, Dapat mensejahtrakan masyarakat dengan adanya home industri atau
pengolahan jamur dan lain-lain.
 Segi budaya, untuk menarik wisatawan berkunjung ke desa sokamartani dan terus
membudidayakan jamur agar tidak punah.

F. Kegiatan Sosial dan Kesan Pesan selama kegiatan


1. Kegiatan sosial apa yang bisa dilakukan dalam kunjungan ke Desa Wisata Edukasi
Desa Merdikorejo ini ?

Pembahasan :

Merupakan potret saluran dana yang ke WKSBM Sejahtera, sebagai santunan bagi warga
kurang mampu dan anak usia sekolah.

2. Apa kesan dan pesan selama melakukan pengamatan dan penelitian terhadap Desa
Wisata Edukasi Merdikorejo dan terhadap sumber lain yang menjadi tempat edukasi
dan wisata di dalam daerah ini ?

Pembahasan :
1. Pembudidayaan Salak dan Manisan Salak “Mentari”
KESAN :
 Harga mudah di jangkau atau murah untuk manisan salak
 Mendapat motivasi baru

23
 Menambah produk dan penghasilan ekonomi saat salak di buat manisan

PESAN :
 Menambahkan tutorial menanam salak agar kita tau asal mula manisan salak dan bisa
membedakan mana salak yang bagus dan tidak .

2. Kegiatan Susur Sungai


KESAN :
 Bisa melihat peluang kerja yang ada karena suatu hal yang timbul dari alam bisa
dijadikan pekerjaan
 Memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk perekonomian warga setempat atau
disekitarnya
PESAN :
 Difokuskan pada bidang kepariwisataannya saja dan mengurangi kegiatan penggalian
material di sungai agar tidak habis dan agar bisa memperluas kepariwisataannya

3. TPS 3R
KESAN :
 Mengetahui cara pengelolahan sampah yang baik
 Membentuk manfaat dan jatidiri untuk mengolah sampah yang baik dan benar
PESAN :
 Mempertahankan TPS
 Memperluas organisasi tersebut
 Menciptakan peluang pekerjaan dalam TPS

4. Tempat Pembudidayaan Jamur Tiram “The Jamur Jogja Mushroom Farm”


KESAN :
 Dengan adanya lahan buatan untuk membudiayakan jamur dapat menciptakan hal hal
yang tidak ada menjadi ada
PESAN :
 Diperluas lokasi pembuatan jamur
 Dibedakan jamur yang sudah gagal dan jamur yang akan dibuat
 Lebih menjaga kebersihannya

24
FOTO-FOTO HASIL PENGAMATAN :

Susur Sungai

25
 Pembudidayaan Salak dan hasil pengolahan Manisan Salak “Mentari”

 TPS 3R Kenanga Merdiko

TPS 3R KENANGA MERDIKOREJO


“Tempat Pengolahan Sampah”

Sampah Organik (untuk pengolahan Duflek


menjadi Kompos)

26
Mesin Pengepres Sampah Mesin Penggiling Sampah

Mesin Pengayak Kompos

Sampah Residu Kompos yang siap dijual Rp 10.000 / 10kg

27
Hasil Pengolahan Sampah Anorganik

Ekobric Kerajinan sampah anorganik

28
 Tempat Pembudidayaan Jamur Tiram Jogja

Pembubukan Kayu Serbuk gergaji yang sudah dicampur


dengan bahan lainnya sebagai media
tanam jamur

29
Pengopenan & Sterilisasi Setelah pemasukkan bibit, pemeliharaan
4-5 bulan

Proses Pemanenan Jamur Jamur yang siap dipanen

30
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan ini menjelaskan tentang berbagai aspek yang bisa diptik dari
kegiatan kuliah outdoor. Selain memeberikan kesenangan, menghilangkan kejenuhan belajar
di area kampus, namun juga memberikan wawasan lebih luas lagi berkenaan dengan edukasi,
pengalaman, motivasi dan inovasi lainnya.

Desa merdikorejo yang terdiri dari beberapa dusun ini merupakan desa yang
membuahkan banyak prestasi selama berdirinya. Perkembangan yang semakin mencolok, baik
dalam bidang ekonomi, budaya, edukasi, dan aspek sosial. Dengan inovasi ini diharapkan desa-
desa yang lainnya bisa mengikuti jejak positif untuk membangun suatu daerah ke taraf yang
lebih baik.

1.2 Saran

Saran saya peran pemerintah agar terus memberikan perhatian pada desa ini agar
semakin maju dan berkembang. Memfasilitasi setiap inovai yang akan dijalankan. Dan
masyarakat desa Merdikorejo agar terus meningkatkan wawasan dan pengetahuan agar bisa
bersaing dengan desa-desa yang lebih maju dan lebih besar.

* SEKIAN DAN TERIMAKSIH *

“SEMOGA BERMANFAAT”

31

Anda mungkin juga menyukai