Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk terus ditingkatkan dan

dikembangkan guna memperluas dan memeratakan kesempatan usaha dan lapangan

kerja pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,

memperkaya kebudayaan dengan tetap mempertahankan kepribadian bangsa dan

tetap terpeliharanya nilai-nilai agama, serta tetap memperhatikan kelestarian fungsi

dan mutu lingkungan hidup. Pembangunan kepariwisataan juga diarahkan untuk

mendorong pembangunan, pengenalan dan pemasaran produk-produk daerah. Terkait

dengan hal tersebut pariwisata ditujukan sebagai sektor andalan yang mampu

mengembangkan dan meningkatkan daya saing kepariwisataan serta sumber daya

manusia dan peran serta masyarakat maupun swasta. Kegiatan sektor Pariwisata di

masa mendatang, signifikan berperan penting bagi suatu Daerah, terutama dalam

kerangka Otonomi Daerah (Perda Kabupaten Poso Tahun 2019-2034 hal 19).

Disisi lain, Kabupaten Poso memiliki potensi strategis dan historis, selain

potensi alam, bagi pengembangan Pariwisata, dalam konteks kepentingan lokal,

regional, serta nasional. Dalam aspek pemasaran pada sektor industri pariwisata

bukan hanya diperlukan koordinasi, tetapi kerjasama yang baik antara organisasi

yang bertanggung jawab dalam perkembangan pariwisata dengan semua pihak yang

terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dapat dikatakan keberhasilan

suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor

1
2

kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena

itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsur

terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang dapat menghasilkan

pendapatan bagi Negara.

Pengembangan kepariwisataan diharapkan tidak hanya mengutamakan segi-

segi pendapatan, namun juga memperhatikan segi agama, budaya, pendidikan,

lingkungan hidup, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta kenyamanan. Obyek-

obyek wisata yang berada di wilayah Kabupaten Poso letaknya tersebar, oleh karena

itu dalam rangka pengembangan kepariwisataan diperlukan langkah-langkah

pengaturan yang mampu mewujudkan keterpaduan, keserasian dalam kegiatan,

penyelengaraan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan (Perda Kabupaten Poso

Tahun 2019-2034 hal 20).

Kabupaten Poso merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Sulawesi

Tengah dengan potensi pariwisata yang cukup beragam, diantaranya wisata alam,

wisata buatan, peninggalan sejarah serta wisata seni dan wisata budaya. Beragamnya

wisata ini merupakan modal yang potensial bagi usaha pengembangan

kepariwisataan di Kabupaten Poso. Potensi kepariwisataan di Kabupaten Poso perlu

dikembangkan guna menunjang pembangunan daerah dan pembangunan

kepariwisataan pada khususnya.

Pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi besar dalam upaya pemulihan ekonomi yang sedang

dilaksanakan. Oleh sebab itu pembangunan kepariwisataan perlu terus dilanjutkan

dan ditingkatkan dengan menggunakan sumberdaya dan potensi kepariwisataan


3

untuk menjadi kekuatan ekonomi dan non-ekonomi yang dapat diandalkan dalam

menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Selain itu, pariwisata menjadi sangat

penting karena merupakan salah satu andalan pembangunan bagi Pemerintah

Provinsi kedepan, khususnya dalam memacu penerimaan devisa negara dan

pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor non-migas, dengan tidak

mengabaikan prinsip pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan (Balingki,

2015).

Wilayah Kabupaten Poso cukup srategis oleh karena letaknya di tengah-tengah

kepulauan Sulawesi. Sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, kawasan ini

telah lama memegang peranan utama dalam perdagangan di Sulawesi tengah.

Berbagai potensi pariwisata yang ada di wilayah Kabupaten Poso sebagian daya tarik

wisata sampai saat ini belum tersentuh oleh derap kebijakan daerah. Sehingga

potensi-potensi yang ada tidak dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah,

khususnya sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah (Matana dan Pobahi 2016 : 2).

Pemerintah Kabupaten Poso ke depan harus berkosentrasi sebagai fasilitator

dan regulator, dimana pihak swasta akan berperan sebagai pelaku dan ujung tombak

pengembangan yang berhubungan langsung dengan produk dan pasar. Masyarakat

akan dikembangkan kapasitasnya, sehingga dapat berperan sebagai penerima manfaat

dan pelaku aktif yang mendorong keberhasilan pegembangan kepariwisataan.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sangat mempengaruhi kunjungan

para wisatawan. Dukungan kebijakan daerah menjadi kata kunci dalam

pengembangan pariwisata daerah ke depan. Pariwisata harus menjadi salah satu

sector yang menggerakan mata rantai perekonomian daerah. Mata rantai ini akan
4

saling berhubungan dengan sektor lain, yang akan berkontribusi nyata bagi

peningkatan ekonomi masyarakat atau di kawasan sekitar pariwisata ( Matana dan

Pobahi 2016 : 3).

Dari beberapa daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Poso, wisata Torau

Resort merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Poso. Lokasi

wisata ini menawarkan pemandangan Danau Poso, yang berlokasi di Desa Tonusu,

Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Hanya butuh

waktu kurang lebih 2 jam dari Poso Kota untuk sampai di lokasi Torau Resort, Untuk

menikmati pemandangan Torau Resort hanya perlu membayar Rp.15.000 untuk

dewasa/orang dan Rp.10.000 untuk anak-anak, tidak hanya menawarkan

pemandangan, Torau Resort juga menyediakan wahana banana Boat, kolam renang,

juga tersedia cottage, serta aneka makanan dan minuman dan fasilitas lainnya.

Dan tidak perlu merasa lapar karena ada jajanan local yang disedakan tentu saja

dengan harga terjangkau, tempat ini sangat cocok untuk nongkrong bersama teman-

teman ataupun keluarga bahkan lokasi wisata ini cocok bagi yang suka memancing.

Dengan pemandangan alamnya yang sangat indah. wisata Torau Resort sangat

diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PAD

Kabupaten Poso.

Dari penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis

Kontribusi Dan Strategi Pengembangan Torau Resort Dalam Mendukung

Kawasan Wisata Danau Poso Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Poso”


5

1.2 Rumusan Masalah

Kabupaten Poso berpotensi bagi perkembangan kemajuan pariwisata alami dan

buatan manusia. Kawasan pengembangan wisata Danau Poso perlu di kembangkan

agar menjadi daya tarik bagi wisatawan. Adanya pengembangan Torau Resort di

kawasan Danau Poso dapat meningkatkan PAD Kabupaten Poso, berdasarkan

rumusan masalah maka perlu dilakukan analisis kontribusi dan disusun strategi

pengembangan untuk mempercepat peningkatan PAD. Penjelasan dalam uraian latar

belakang maka penulis dapat merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Berapa besar kontribusi yang diberikan sektor pariwisata terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Poso?

2. Bagaimana strategi pengembangan Torau Resort dalam mendukung

pembangunan wisata Danau Poso untuk meningkatkan PAD Kabupaten Poso?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan sektor pariwisata

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Poso

2. Untuk mengetahui strategi pengembangan Torau Resort dalam mendukung

pembangunan wisata Danau Poso untuk meningkatkan PAD Kabupaten Poso

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penilitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan atau referensi bagi peneliti yang

membahas strategi pengembangan kawasan wisata.


6

2. Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi kepada pemerintah dalam

rangka pembangunan kawasan wisata.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan unsur-unsur yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan dari

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini beirsi uraian landasan teori yang digunakan oleh peneliti

sebagai bahan acuan untuk mendukung penelitian ini, juga menguraikan

beberapa jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul serta

teori agar mendukung penelitian ini, dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang tipe penelitian, lokasi dan objek

penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,

responden, metode analisis, dan definisi oprasional variabel.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum penelitian, pengujian dan

hasil analisis data serta pembahasan hasil analisis data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah dilakukan

berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta saran bagi pihak yang
7

berkepentingkan terhadap hasil penelitian, maupun bagi peneliti

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bab ini berisi tentang buku-buku, artikel, dan sumber lainnya yang

berkaitan dengan penelitian ini.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjuan Pustaka

Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini sebagai acuan untuk

memperjelas serta mendukung penelitian ini dan tinjauan pustaka terdiri dari tinjauan

teoritis dan tinjauan empiris.

2.1.1 Tinjauan Teoritis

Tinjauan teoritis adalah pendekatan teori yang digunakan untuk menjelaskan

permasalahan yang terkait dengan penelitian, maka sejumlah teori yang digunakan

dalam penelitian ini akan di uraikan pada bagian berikut.

2.1.1.1 Otonomi Daerah

Dalam UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6, pengertian Otonomi Daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prinsip otonomi nyata adalah suatu tugas, wewenang dan kewajiban untuk

menangani urusan pemerintahan yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk

tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah masing-

masing. Isi dan jenis otonomi daerah bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan

daerah lainnya. Otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam

penyelenggaraanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan pemberian otonomi

8
9

yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah, termasuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

Betapapun luasnya otonomi yang dimiliki oleh suatu daerah pelaksanaanya

harus tetap dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Di samping itu,

penyelenggaraan otonomi daerah harus menjamin adanya hubungan yang serasi

antara masyarakat, pemerintah daerah dan DPRD. Kinerja penyelenggara otonomi

daerah, yaitu pemerintah daerah dan DPRD harus selalu berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat dengan selalu

memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat luas Triwahyuni (2007:7)

2.1.1.2 Keuangan Daerah

Menurut UU No. 1 Tahun 2022 Keuangan Daerah adalah semua hak dan

kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat

dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah

berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut.

Menurut Deddy Supriady dan Dadang Solihin (2004:379) keuangan daerah

adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala

bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama

pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk

mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya


10

menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam

konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimiliki

perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat

secara efektif menjadi instrumen untuk menyejahterakan rakyat dan mengelola

perekonomian negara dengan baik. Dalam rangka mewujudkan goodgovernance

dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah

dilakukan Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut

mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah disahkannya Undang-undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Fatkhul

Muin, 2014)

2.1.1.3 Pendapatan Asli Daerah

PAD merupakan akumulasi dari pos penerimaan pajak yang terdiri atas pajak

daerah dan retribusi daerah, pos penerimaan non pajak berupa penerimaan hasil

perusahaan milik daerah, serta pos penerimaan investasi serta pengelolaan sumber

daya alam.

Menurut Halim (2007) PAD adalah penerimaan daerah yang diperoleh dari

sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 3 ayat 1 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa PAD

bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai


11

pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai wujud

desentralisasi.

Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa PAD sebagai sumber

utama pendapatan daerah semata-mata ditujukan untuk pelaksanaan pembangunan

oleh Pemerintah Daerah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh

masyarakat. Artinya, semakin besar dana PAD yang diperoleh oleh daerah akan

sebanding dengan laju pembangunan di daerah tersebut (Muhammad Safar Nasir,

2019:4).

2.1.1.4 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Menurut Muhammad Safar Nasir (2019:4) Sesuai dengan Undang-Undang No.

33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah pasal 6 bahwa

sumber Pendapatan Asli Daerah meliputi : Pendapatan Asli Daerah terdiri dari hasil

pajak daerah hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah lainya yang dipisahkan lain-lain. Pendapatan daerah

yang sah Pendapatan berasal dari pemberian pemerintah yang terdiri sumbangan dari

pemerintah, Sumbangan lain yang diatur dengan peraturan perundangan Pendapatan

lain-lai yang sah, yaitu :

1) Pajak daerah

Berdasarkan Undang-undang No. 34 tahun 2000 tentang perubahan atas

Undang-Undang No. 8 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang

dimaksud dengan “pajak Dearah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib

yang dikeluarkan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan

langsung yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggraan


12

pemerintah daerah pembangunan daerah”. Menurut Suwarno Dan Suhartiningsih,

2008), pajak daerah berpotensi terus digali dalam rangka menambah pendapatan

daerah. Sumber pendapatan pajak lokal memberikan kontribusi signifikan bagi

pendapatan daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan retribusi Daerah:

a) Jenis Pajak provinsi terdiri atas: Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Air

Permukaan; dan Pajak Rokok.

b) Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas: Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak

Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Mineral Bukan Logam

dan Batuan Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung Walet; Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan.

2) Retribusi Daerah

Disamping pajak daerah, sumber pendapatan dearah yang cukup besar

perannya dalam menyumbang pada terbentuknya pendapatan asli daerah adalah

retribusi daerah. Retribusi daerah merupakan salah satu jenis penerimaan daerah

yang dipungut sebagai pembayaran atau imbalan langsung atas pelayanan yang

diberikan oleh pemerintah daerah kepada masyrakat. Menurut undang-undang No. 28

tahun 2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi dearah, yang dimaksud retribusi

pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau Badan.


13

3) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Dearah lainnya
yang Dipisahkan

Penerimaan PAD lainnya yang menduduki peran penting setelah pajak Daerah

dan retribusi Daerah adalah bagian pemerintah daerah atas laba BUMD. Tujuan

didirikannya BUMD adalah dalam rangka penciptaan lapangan kerja atau

mendukung pembagunan ekonomi daerah setelah itu, BUMD juga membantu dalam

melayani masyarakat dan merupakan salah satu sumber penerimaan daerah. Jenis

pendapatan yang termasuk hasil-hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang

dipisahkan menurut Pasal 6 ayat 3 Undang-undang Nomor 33 meliputi:

a) bagian laba perusahaan milik daerah,

b) bagian laba lembaga keuangan bank,

c) bagian laba lembaga keuangan non bank, dan

d) bagian labaatas pernyataan modal/investasi.

4) lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Hasil suatu pendapatan daerah adalah berasal dari pendapatan asli daeerah.

Dana yang bersumber dari pendapatan asli daerah tersebut merupakan salah satu

fakor penunjang dalam melaksanakan kewajiban daerah untuk membiayai belanja

rutin serta biaya pembangunan daerah. Dan juga merupakan alat untuk memasukan

uang sebanyak-banyaknya ke kas daerah guna menunjang pelaksanaan pembangunan

daerah, serta untuk mengatur dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi pemakai jasa

tersebut. Tentu dalam hal ini tidak terlepas dari adanaya badan yang mengenai atau

yang diberi tugas untuk mengatur hal tersebut. Menurut Undang-Undang No. 33

Tahun 2004, Pasal 6 ayat 3 Lain-lain PAD yang sah meliputi:

a) bagian laba perusahaan milik daerah,


14

b) bagian laba lembaga keuangan bank,

c) bagian laba lembaga keuangan non bank, dan

d) bagian laba atas pernyataan modal/investasi.

2.1.1.5 Daya Tarik Wisata

Menurut Suwantoro (1997:20) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan

kunjungan wisatawan.

Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi

pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro

dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan

daya tarik wisata dikelompokkan atas :

1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam pengusahaan

objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata

budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

2) Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

3) Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan

bersih.

4) Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

5) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

6) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang

hadir.
15

7) Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan,

sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

8) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus

dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung

dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

9) Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi

daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria

keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

a. Kelayakan Finansial, Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara

komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.

b. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional, Studi kelayakan ini dilakukan untuk

melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek

wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat

menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan devisa dan sebagainya.

c. Layak Teknis, Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-

jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu

memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung

oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau

bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para

wisatawan.

d. Layak Lingkungan, Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai

acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata

yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.


16

Pembangunan objek wisata buaknlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar

memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan

untukmeningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan,

keselarasan dan keserasian.

2.1.1.6 Daerah Tujuan Wisata

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009

tentang kepariwisataan, menjelaskan beberapa pengertian istilah kepariwisataan,

antara lain.

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh individu atau

kelompok mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk rekreasi,

pengembangan pribadi, atau untuk mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat

wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.

2. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai

layanan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.

3. Daerah tujuan wisata dapat disebut juga dengan destinasi pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang

di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,

aksesbilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan.

Menurut Leiper (dalam Gde Pitana, 2005: 99) mengemukakan bahwa suatu

daerah tujuan wisata (destinasi wisata) adalah sebuah susunan sistematis dari tiga

elemen. Seorang dengan kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa


17

saja atau karekteristik suatu tempat yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu

penanda (inti informasi). Seseorang melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang menjadi daya tarik yang membuat seseorang rela melakukan

perjalanan yang jauh dan menghabiskan dana cukup besar. Suatu daerah harus

memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau menjadikan tempat

tersebut sebagai destinasi wisata.

Menurut Jackson (dalam Gde Pitana, 2005: 101) suatu daerah yang
berkembang menjadi sebuah destinasi wisata dipengaruhi oleh beberapa hal yang
penting, seperti.
1) Menarik untuk klien.
2) Fasilitas-fasilitas dan atraksi.
3) Lokasi geografis.
4) Jalur transportasi.
5) Stabilitas politik.
6) Lingkungan yang sehat.
7) Tidak ada larangan/batasan pemerintah.

Suatu destinasi harus memiliki berbagai fasilitas kebutuhan yang diperlukan


oleh wisatawan agar kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi dan merasa
nyaman. Berbagai kebutuhan wisatawan tersebut antara lain, fasilitas transportasi,
akomodasi, biro perjalanan, atraksi (kebudayaan, rekreasi, dan hiburan), pelayanan
makanan, dan barang-barang cinderamata. Tersedianya berbagai fasilitas kebutuhan
yang diperlukan akan membuat wisatawan merasa nyaman, sehingga semakin
banyak wisatawan yang berkunjung.

Salah satu yang menjadi suatu daya tarik terbesar pada suatu destinasi wisata

adalah sebuah atraksi, baik itu berupa pertunjukan kesenian, rekreasi, atau penyajian

suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi dapat berupa

keseluruhan aktifitas keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa

yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti

Belajar tari, bahasa, membatik.

Atraksi merupakan komponen yang sangat vital, oleh karena itu suatu tempat

wisata tersebut harus memiliki keunikan yang bisa menarik wisatawan. Fasilitas-
18

fasilitas pendukungnya juga harus lengkap agar kebutuhan wisatawan terpenuhi,

serta keramahan masyarakat tempat wisata juga sangat berperan dalam menarik

minat wisatawan. Faktor-faktor tersebut harus dikelola dengan baik, sehingga

menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata dan wisatawan rela melakukan

perjalanan ke tempat tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata

merupakan interaksi antar berbagai elemen. Ada komponen yang harus dikelola

dengan baik oleh suatu destinasi wisata adalah wisatawan, wilayah, dan informasi

mengenai wilayah. Atraksi juga merupakan komponen vital yang dapat menarik

minat wisatawan begitu juga dengan fasilitas-fasiltas yang mendukung.

2.1.1.7 Pengembangan pariwisata

Perencanaan dan pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang

dinamis dan berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara

melakukan penyesuaian dan koreksi berdasar pada hasil monitoring dan evaluasi

serta umpan balik implementasi rencana sebelumnya yang merupakan dasar

kebijaksanaan dan merupakan misi yang harus dikembangkan. Perencanaan dan

pengembangan pariwisata bukanlah system yang berdiri sendiri, melainkan terkait

erat dengan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara inter sektoral dan

inter regional.

Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung

dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan

diantara pencapaian tujuan pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan

masyarakat setempat, dan berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang


19

(Fandeli,2001). Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap

pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara

untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Pengembangan

kepariwisataan saat ini tidak hanya untuk menambah devisa negara maupun

pendapatan pemerintah daerah. Akan tetapi juga diharapkan dapat memperluas

kesempatan berusaha disamping memberikan lapangan pekerjaan baru untuk

mengurangi pengangguran. Pariwisata dapat menaikkan taraf hidup masyarakat yang

tinggal di kawasan tujuan wisata tersebut melalui keuntungan secara ekonomi,

dengan cara mengembangkan fasilitas yang mendukung dan menyediakan fasilitas

rekreasi, wisatawan dan penduduk setempat saling diuntungkan. Pengembangan

daerah wisata hendaknya memperlihatkan tingkatnya budaya, sejarah dan ekonomi

dari tujuan wisata. berupa upacara/ritual, adat istiadat, seni pertunjukan, seni kriya,

seni sastra, seni rupa, ataupun keunikan sehari-hari yang dimiliki oleh suatu

masyarakat.

Pariwisata bukan saja sebagai sumber devisa, tetapi juga merupakan faktor

dalam menentukan lokasi industri dalam perkembangan daerah-daerah yang miskin

sumber-sumber alam sehingga perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk

memajukan ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang tersebut sebagai

akibat kurangnya sumber-sumber alam (Yoeti, 1997).

2.1.2 Tinjauan Empiris

Berikut adalah beberapa peneletian terdahulu yang dianggap relevan dengan

peneletian, dengan judul : “Analisis Kontribusi Dan Strategi Pengembangan Torau


20

Resort Dalam Mendukung Kawasan Wisata Danau Poso Dalam Rangka

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Poso.

Penelitian dari Rifliat (2019), berjudul “pengembangan pariwisata dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah (studi pada pengembangan objek wisata pantai

serang dan pantai tambakrejo di blitar). Dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan subjek penelitian adalah Dinas Pariwisata Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga serta pengelola objek wisata pantai serang dan pantai

tambakrejo. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Metode pengumpulan data adalah melalui observasi, wawancara mendalam, serta

dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di objek wisata pantai

serang dan pantai tambakrejo menunjukkan bahwa upaya pengembangan sektor

pariwisata yang dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Blitar dengan membuat regulasi dan juga mengembangkan

daya tarik wisata, membangun dan memperbaiki saran dan prasaran pariwisata,

pembinaan kepada masyarakat dan para pelaku usaha pariwisata, mempromosikan

objek wisata. Dalam melakukan pengembangan pariwisata memiliki faktor

pendukung seperti terdapat daya tarik, sarana dan prasaran, pengelolaan, perawatan,

pelayanan obyek wisata serta masyarakat yang ramah tamah.

Penelitian dari Pradika (2013), berjudul “strategi pengembangan objek wisata

waduk gunungrowo indah dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)

kabupaten pati”. Metode Penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Untuk

mengetahui besarnya ukuran sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini,

digunakan rumus pendekatan slovin dengan sampel 100 responden. Hasil penelitian
21

menunjukkan dalam Matrix Grand Strategy terlihat posisi pengembangan sektor

pariwisata di Obyek Wisata Waduk Gunungrowo Indah berada di posisi Strategi

Pertumbuhan, yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan dan peluang yang

dimiliki. Dalam diagram menunjukkan bahwa titik potong (1,39;0,91) berada pada

kuadran I, dimana situasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan

dan peluang agar dapat meningkatkan pertumbuhan Obyek Wisata Waduk

Gunungrowo Indah. Perolehan rata-rata kontribusi Obyek Wisata Waduk

Gunungrowo Indah terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2007-2011 adalah

0,000136 %.

Penelitian dari Iskandar (2020), berjudul “Upaya Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Melalui Pengembangan Objek Wisata Pantai Di Kabupaten

Kepulauan Selayar”. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,

Fokus dalam penelitian ini adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemda

Kabupaten Kepulauan Selayar dalam mengembangkan objek wisata pantai dan

faktor-faktor yang mendorong dan menghambat dalam pengembangan potensi objek

wisata pantai. Sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan dan

dokumen di lingkungan Dinas Kepariwisataan tentang objek wisata pantai di

Kabupaten Kepulauan Selayar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa upaya yang dilakukan oleh Dinas

Kepariwisataan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam mengembangkan objek wisata

pantai ialah dengan melakukan pelatihan atau penyuluhan sadar wisata kepada

masyarakat desa agar mereka peduli terhadap objek wisata serta melakukan promosi
22

melalui media sosial, event, majalah, brosur dan tv nasional serta mendatangkan

influencer yang dapat membantu percepatan dalam promosi pariwisata.

Penelitian dari Benny, Sagay, dan Jocom (2018), berjudul “Strategi

Pengembangan Objek Wisata Danau Linow Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Tomohon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi –

strategi pengembangan objek wisata Danau Linouw untuk peningkatan PAD Kota

Tomohon, jenis penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik

pengambilan sampel diambil berdasarkan pertimbangan bahwa populasi yang ada

tidak diketahui secara pasti jumlahnya sehingga menggunakan accidental sampling,

variabel dalam penelitian ini terdiri dari pengembangan objek wisata dan

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), teknik pengumpulan data terdiri dari

wawancara, observasi,kuesioner, dokumentasi, teknik analisa data menggunakan

analisis SWOT dan strategi pengembangan, hasil penelitian menunjukkan bahwa

strategi pengembangan Obyek Wisata Danau Linouw dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tomohon berdasarkan hasil analisis SWOT

yang telah dilakukan, terletak pada posisi Kuadran I atau strategi melalui Integrasi

Horizontal, yang terletak antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Hal ini

merupakan strategi utama untuk mengembangkan obyek wisata dengan cara

mempertahankan kekuatan dan mengoptimalkan peluang sambil memperbaiki

kelemahan dan mengantisipasi ancaman yang ada dalam upaya meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota

Tomohon. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Tomohon, maka

diharapkan Pemerintah dan Swasta khususnya pengelola Obyek Wisata Danau


23

Linouw perlu merencanakan sebuah strategi pemasaran agar wisatawan yang

berkunjung akan terus bertambah. Memperbaiki sarana dan prasarana terkait jalan

akses menuju obyek wisata Danau Linouw yang dinilai kurang luas untuk dilewati

pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor.

Penelitian dari Rita (2022), berjudul “Strategi Pengembangan Objek Wisata

Dalam Rangka Peningkatan PAD di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Toraja Utara. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis strategis

pembangunan infrastruktur jalan, strategi peningkatan kebersihan, dan strategi

peningkatan kualitas retribusi, terhadap pengembangan objek wisata yang dilakukan

oleh pemerintah di Kabupaten TorajaUtara, penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif, hasil penelitian menunjukkan 1) strategi peningkatan

infrastruktur jalan sudah baik, hanya perlu ditingkatkan lagi, 2)peningkatan strategi

masih perlu dalam kebersihan terhadap objek wisata di Kabupaten Toraja Utara, Dan

3) perlu perbaikan strategi untuk peningkatan retribusi pariwisatan, terutama

bagaimana pemerintah dalam menanggapi pandemi covid 19 yang melanda dunia.

Diperlukan strategi baru untuk tetap menjaga potensi-potensi yang bisa dijadikan

pendapatan daerah dan mendongkrak retribusi sektor periwisata di Kabupaten Toraja

Utara.

Penelitian dari Sa’idah (2017), berjudul “Analisis Strategi Pengembangan

Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar

Lampung ( Studi Pada Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung )”, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan pariwisata

yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung dalam meningkatkan
24

PAD Kota Bandar Lampung dan bagaimana tinjauan perspektif ekonomi islam

tentang strategi pengembangan pariwisata dalam meningkatkan PAD Kota Bandar

Lampung, penelitian ini bersifat deskriptif analisis. Sumber data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder. Dengan menggunakan metode pengumpulan

data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah upaya pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata Kota Bandar Lampung dapat dikatakan tidak semua terlaksana dengan

maksimal karena saat ini belum ada obyek wisata yang dikelola secara mandiri oleh

Dinas Pariwisata melainkan masih dikelola secara pribadi oleh masyarakat. Namun

pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandar Lampung tetap mengalami peningkatan

karena didukung dari kontribusi sektor pariwisata berupa pajak hotel, pajak restoran,

dan pajak hiburan.

Penelitian dari Masruroh, dan Nurhayati (2016), berjudul “Strategi

Pengembangan Pariwisata Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di

Kabupaten Kuningan” Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi

pengembangan pariwisata guna meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten

Kuningan. Metode yang digunakan deskriptif analisis, penelitian dilakukan dengan

teknik observasi. Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten Kuningan harus memiliki

kawasan unggulan destinasi wisata yang menjadi prioritas pengembangan dengan

pertimbangan multiflyer efek secara ekonomi. Strategi yang dapat dilakukan adalah

komitmen pemerintah mengenai fokus pembangunan pariwisata daerah, meluncurkan

konsep City branding sebagai ikon pariwisata yang khas, meningkatkan kemitraan

dan hubungan antar lembaga dalam pengelolaan pariwisata, dukungan regulasi serta
25

pengembangan Sumber Daya Manusia. Strategi tersebut dapat dikembangkan dalam

rangka meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor Pariwisata di Kabupaten

Kuningan.
26

Tabel 2.1
Temuan Penelitian Terdahulu yang Relevan

Nama Judul Penelitian Sumber Tujuan Penelitian Teori Yang Metode Temuan Penelitian Keterbatasa
No Peneliti/Tahun Publikasi Digunakan Analisis n Penelitian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


1. Chafidhoh Pengembangan pariwisata Skripsi Fakultas - Untuk mengetahui Pariwisata Metode hasil penelitian -
Duwi Rifliat dalam meningkatkan Ekonomi Dan upaya dan PAD Kualitatif yang dilakukan di
(2019) pendapatan asli daerah Bisnis Islam pengembangan objek wisata pantai
(studi pada sektor pariwisata serang dan pantai
pengembangan objek yang dilakukan tambakrejo
wisata pantai serang dan pemerintah daerah menunjukkan
pantai tambakrejo di dalam meningkatkan bahwa upaya
blitar) Pendapatan Asli pengembangan
Daerah Kabupaten sektor pariwisata
Blitar yang dilakukan
- Untuk mengetahui pemerintah daerah
faktor-faktor yang dalam
berpengaruh dalam meningkatkan
pengembangan Pendapatan Asli
sektor pariwisata Daerah di
yang dilakukan Kabupaten Blitar
pemerintah daerah dengan membuat
dalam meningkatkan regulasi dan juga
pendapatan asli mengembangkan
daerah di Kabupaten daya tarik wisata,
Blitar. membangun dan
- Untuk mengetahui memperbaiki saran
tinjauan perspektif dan prasaran
ekonomi syariah pariwisata,
tentang upaya pembinaan kepada
27

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


pengembangan masyarakat dan
sektor pariwisata para pelaku usaha
yang dilakukan pariwisata,
pemerintah daerah mempromosikan
dalam meningkatkan objek wisata.
Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten
Blitar.
2. Angga Pradika strategi pengembangan Jurusan bertujuan untuk mencari Pariwisata Analisis Hasil penelitian -
(2013) objek wisata waduk Ekonomi strategi pengembangan Swot menunjukkan dalam
gunungrowo indah dalam Pembangunan, bagi Obyek Wisata Matrix Grand
upaya meningkatkan Fakultas Waduk Gunungrowo Strategy terlihat
pendapatan asli daerah Ekonomi, Indah. posisi
(PAD) kabupaten pati”. Universitas pengembangan
Negeri sektor pariwisata di
Semarang, Obyek Wisata
Indonesia Waduk
Gunungrowo Indah
berada di posisi
Strategi
Pertumbuhan, yaitu
memanfaatkan
seoptimal mungkin
kekuatan dan
peluang yang
dimiliki.
28

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


3. Andi Fithriyah Upaya Peningkatan Jurusan a. Untuk mengetahui PAD dan Analisis adalah bahwa upaya -
Iskandar Pendapatan Asli Daerah Ekonomi upaya yang Objek Deskriptif yang dilakukan oleh
(2020) (PAD) Melalui Pembangunan dilakukan oleh Wisata Dinas
Pengembangan Objek Fakultas pemerintah daerah Kepariwisataan
Wisata Pantai Di Ekonomi Dan Kabupaten Kabupaten
Kabupaten Kepulauan Bisnis Kepulauan Selayar Kepulauan Selayar
Selayar Universitas dalam dalam
Bosowa mengembangkan mengembangkan
Makasar objek wisata pantai objek wisata pantai
di Kabupaten ialah dengan
Kepulauan Selayar. melakukan
b. Untuk mengetahui pelatihan atau
upaya yang penyuluhan sadar
dilakukan oleh wisata kepada
pemerintah daerah masyarakat desa
Kabupaten agar mereka peduli
Kepulauan Selayar terhadap objek
dalam wisata serta
mengembangkan melakukan promosi
objek wisata pantai melalui media
di Kabupaten sosial, event,
Kepulauan Selayar majalah, brosur dan
tv nasional serta
mendatangkan
influencer yang
dapat membantu
percepatan dalam
promosi pariwisata.
29

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


4. Ireyne Olivia Strategi Pengembangan Jurnal bertujuan untuk Objek analisis Hasil penelitian -
Eman, Benny Objek Wisata Danau Transdisiplin mengetahui strategi – Wisata dan SWOT dan menunjukkan
Adrian Berthy Linow Terhadap Pertanian strategi untuk PAD strategi bahwa strategi
Sagay, dan Peningkatan Pendapatan (Budidaya pengembangan objek pengembang pengembangan
Sherly Gladys Asli Daerah (PAD) Kota Tanaman, wisata an. Obyek Wisata
Jocom (2018) Tomohon Perkebunan, Danau Linouw untuk Danau Linouw
Kehutanan, peningkatan PAD Kota dalam
Peternakan, Tomohon meningkatkan
Perikanan), Pendapatan Asli
Sosial dan Daerah (PAD) Kota
Ekonomi Tomohon
berdasarkan hasil
analisis SWOT
yang telah
dilakukan, terletak
pada posisi
Kuadran I atau
strategi melalui
Integrasi
Horizontal, yang
terletak antara
peluang eksternal
dan kekuatan
internal.
30

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


5. Adriana Rita Strategi Pengembangan Program Studi - Untuk Pariwisata Analisis hasil penelitian -
(2022) Objek Wisata Dalam Magister mendeskripsikan dan PAD SWOT menunjukkan
Rangka Keuangan Bagaimana strategi -strategi
Peningkatan PAD Di Daerah pembangunan peningkatan
Kebudayaan Dan Fakultas Infrastruktur Jalan infrastruktur jalan
Pariwisata Ekonomi Dan terhadap sudah baik, hanya
Kabupaten Toraja Utara Bisnis pengembangan perlu ditingkatkan
Universitas Hasa objek wisata yang lagi,
dilakukan oleh -peningkatan
pemerintah di strategi masih perlu
Kabupaten Toraja dalam kebersihan
Utara. terhadap objek
- Untuk wisata di
mendeskripsikan Kabupaten Toraja
Bagaimana strategi Utara, Dan
peningkatan -perlu perbaikan
kebersihan terhadap strategi untuk
pengembangan peningkatan
objek wisata yang retribusi
dilakukan oleh pariwisatan,
pemerintah di terutama bagaimana
Kabupaten Toraja pemerintah dalam
Utara. menanggapi
- Untuk pandemi covid 19
mendeskripsikan yang melanda
Bagaimana strategi dunia. Diperlukan
peningkatan kualitas strategi baru untuk
retribusi terhadap tetap menjaga
pengembangan potensi-potensi
objek wisata yang yang bisa dijadikan
dilakukan oleh pendapatan daerah
pemerintah di dan mendongkrak
31

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Kabupaten Toraja retribusi sektor
Utara periwisata di
Kabupaten Toraja
Utara.

6. Arfianti Nur Analisis Strategi Skripsi Tujuan penelitian ini Pariwisata, Deskriptif Hasil yang -
Sa’idah (2017) Pengembangan Pariwisata adalah untuk mengetahui PAD, dan Analisis diperoleh dari
Dalam bagaimana strategi Pendapata penelitian ini adalah
Meningkatkan Pendapatan pengembangan n Dalam upaya
Asli Daerah (PAD) pariwisata yang Islam pengembangan
Kota Bandar Lampung digunakan oleh Dinas pariwisata yang
( Studi Pada Dinas Pariwisata Kota Bandar dilakukan oleh
Pariwisata Kota Bandar Lampung dalam Dinas Pariwisata
Lampung ) meningkatkan PAD Kota Kota Bandar
Bandar Lampung dapat
Lampung dan bagaimana dikatakan tidak
tinjauan perspektif semua terlaksana
ekonomi islam tentang dengan maksimal
strategi karena saat ini
pengembangan belum ada
pariwisata dalam obyek wisata yang
meningkatkan PAD Kota dikelola secara
Bandar Lampung mandiri oleh Dinas
Pariwisata
melainkan masih
dikelola secara
pribadi oleh
masyarakat. Namun
pendapatan asli
daerah (PAD)
32

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Kota Bandar
Lampung tetap
mengalami
peningkatan karena
didukung dari
kontribusi sektor
pariwisata berupa
pajak hotel, pajak
restoran, dan pajak
hiburan.
7. Rina Strategi Pengembangan Program Studi Tujuan dari penelitian ini Strategi, deskriptif hasil penelitian, -
Masruroh, dan Pariwisata Dalam Rangka Magister adalah menganalisis Pariwisat, analisis Kabupaten
Neni Peningkatan Pendapatan Keuangan strategi pengembangan dan PAD Kuningan harus
Nurhayati Asli Daerah Di Kabupaten Daerah Fakultas pariwisata guna memiliki kawasan
(2016) Kuningan Ekonomi Dan meningkatkan unggulan destinasi
Bisnis pendapatan asli daerah di wisata yang
Universitas Kabupaten Kuningan menjadi prioritas
Hasanudin pengembangan
Makassar dengan
pertimbangan
multiflyer efek
secara ekonomi.
Sumber : Chafidhoh Duwi Rifliat (2019), Angga Pradika (2013), Andi Fithriyah Iskandar (2020), Ireyne Olivia Eman, Benny Adrian Berthy Sagay, dan Sherly,
Gladys Jocom (2018), Adriana Rita (2022), Arfianti Nur Sa’idah (2017), Rina Masruroh, dan Neni Nurhayati (2016)
33

2.2 Kerangka Pikir

Kerangka berpikir adalah suatu dasar pemikiran yang mencangkup

penggabungan antara teori, fakta, observasi, serta kajian pustaka, yang nantinya

dijadikan landasan dalam menulis karya tulis ilmiah. Karena menjadi dasar, kerangka

berpikir ini dibuat ketika akan memaparkan konsep-konsep dari penelitian.

Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil

retribusi daerah, hasil perusahaan daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan Asli

Daerah (PAD) merupakan gambaran potensi keuangan daerah yang pada umumnya

mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan Pendapatan

Asli Daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi sumber daya

alam yang berupa daya tarik wisata. Pariwisata bukanlah merupakan sektor

penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam

meningkatkan Pendapatan Asli daerah (PAD). Dalam era globalisasi sekarang ini,

bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang

sangat strategis untuk menunjang pembangunan perekonomian nasional. Untuk itulah

maka ditempuh salah satu kebijakan, yaitu menggali, menginventarisir dan

mengembangkan obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi

wisatawan.

Suatu daerah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Salah satu cara

untuk meningkatkan PAD itu, salah satunya dengan mengembangkan potensi daya

tarik wisata. Pengembangan disini yakni suatu proses, cara perbuatan


34

mengembangkan atau pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus

kepada sasaran yang dikehendaki. Pengembangan disini mengandung pengertian

perbuatan mengembangkan daya tarik wisata yang dimiliki oleh daerah dalam rangka

meningkatkan Pendapatn Asli Derah. Proses peningkatan Pendapatan Asli Daerah

sangat berkaitan dengan daya tarik suatu wisata tersebut maka diharapkan

Pendapatan Asli Daerah akan meningkat. Untuk lebih jelas kerangka berfikir dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam bagan dibawah ini .

BAGAN KERANGKA BERPIKIR

Kawasan Wisata Danau Poso

Kontribusi wisata Strategi Pengembangan


Torau Resort Torau Resort

Meningkatkan Pendapatan Asli


Daerah Kabupaten Poso

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Lexy J. Moleong,
2004: 6).
Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong (2004: 4)
“Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang mengahasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati”. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif artinya data yang di peroleh dari observasi, wawancara dan dokumen
akan di uraikan dan di jelaskan berdasarkan fakta aktual pada masa sekarang.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini

berlaku. Di dalamnnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan

menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan

kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi

mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.

3.2 Lokasi Dan Objek Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Menurut Hamid Darmadi (2011:52) lokasi penelitian adalah tempat dimana

proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian

berlangsung. Dan penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Poso, Kecamatan

Pamona Puselemba, khususnya di kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Poso serta

lokasi wisata Torau Resort. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena Torau
36

Resort satu diantara beberapa objek wisata di Kabupaten Poso yang prospektif

dan sangat banyak di kunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

3.2.2 Objek penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah

objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung

masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya.

Adapun objek penelitian yang penulis akan teliti adalah kontribusi dan strategi

pengembangan Torau Resort.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

a. Data Kualitatif

Merupakan data yang di sajikan dalam bentuk kata bukan dalam

bentuk angka, dalam penelitian yang termaksud dalam data kualitatif yaitu

gambaran umum objek penelitian langsung dari responden melalui

kuisioner yang di edarkan.

b. Data Kuantitatif

Merupakan data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung

yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan

atau bentuk angka.

3.3.2 Sumber Data

a. Data primer

Merupakan data yang yang diambil secara langsung oleh peneliti

tanpa perantara sehingga data yang didapatkan berupa data mentah.


37

Adapun sumber data langsung dari penelitian adalah :

1) Pemilik wisata Torau Resort

2) Pengunjung wisata Torau Resort

3) Pejabat dari instansi terkait yaitu Dinas Pariwisata

b. Data sekunder

Adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu dan baru didapatkan

oleh peneliti dari sumber yang lain sebagai tambahan informasi. Beberapa

sumber data sekunder adalah buku, jurnal, publikasi pemerintah, serta situs

atau sumber lain yang mendukung.

3.4 Metode Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode mencari data tentang hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen

rapat, legger, agenda dan lain sebagainya (Suharsimi, 2006: 158). Penggunaan

metode dokumentasi ini ditujukan untuk melengkapi dan memperkuat data

dari hasil wawancara, sehingga diharapkan dapat diperoleh data yang lengkap,

menyeluruh dan memuaskan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data

jumlah pengunjung wisata, data pendapatan, data tentang program

pengembangan pariwisata dan data-data lain yang terkait.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai,


38

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Burhan Bungin, 2007 :

126). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada instansi-

instansi pemerintah dan pihak-pihak lain yang terkait dengan penelitian, untuk

memperoleh informasi yang mendalam dan jelas mengenai faktor-faktor

pendorong dan penghambat.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat bantu yang paling banyak digunakan, berupa

suatu daftar pertanyaan tertulis mengenai suatu permasalahan tertentu untuk

dijawab dengan tertulis (Wardiyanta, 2006 : 36). Metode angket ini digunakan

untuk mengambil data tentang kekuatan, kelemahan, tantangan, dan hambatan

dari faktor internal dan faktor eksternal. Data ini diambil dari Responden.

3.5 Responden

Responden dalam penelitian ini merupakan responden kunci. Responden

terdiri atas : Pemilik wisata Torau Resort, Pengunjung wisata Torau Resort 1

orang, dan pejabat dari istansi terkait yaitu Dinas Pariwisata 1 orang. Responden

kunci ini dipilih karena mereka mengetahui dan sangat berperan penting dalam

melihat kontribusi dari wisata Torau Resort dan strategi pengembangan objek

wisata Torau Resort dalam mendukung kawasan wisata Danau Poso untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Poso.

3.6 Metode Analisis

a) Menghitung kontribusi Penerimaan wisata Torau Resort terhadap Pendapatan

Asli Daerah.
39

Untuk menjawab rumusan masalah pertama dilakukan analisis kontribusi

untuk mengetahui berapa besar penerimaan sektor pariwisata terhadap PAD di

Kabupaten Poso dengan menggunakan rumus :

Realisasi Penerimaan sektor pariwisata


Kontribusi= ×100 %
Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Dimana hasil perhitungan akan diinterpretasikan dalam kriteria kontribusi, sebagai

berikut :

Tabel 3.4 Klasifikasi Kriteria Kontribusi


Persentase Kriteria

0,00%-10% Sangat Kurang

10,10%-20% Kurang

20,10%-30% Sedang

30,10%-40% Cukup Baik

40,10%-50% Baik

Diatas 50% Sangat Baik

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut, apabila kontribusinya

tinggi maka akan semakin baik dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar bagian retribusi

pariwisata dalam Pendapatan Asli Daerah.

b) Sedangkan untuk mengetahui masalah kedua adalah dengan menggunakan

analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat


40

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threats). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer

untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006 : 18). Analisis

SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan

Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strenghts) dan

Kelemahan (weakness) (Rangkuti, 2006: 19). Adapun model yang digunakan

dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung strategi 1. Mendukung


turn-around strategi agresif

KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL

2. Mendukung strategi
4. Mendukung diverivikasi
strategi defensif

BERBAGAI ANCAMAN

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Daya Tarik

Wisata Torau Resort tersebut memiliki peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang

harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).


41

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, Daya Tarik Wisata

Torau Resort memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk peluang

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Daya Tarik Wisata Torau Resort menghadapi peluang pasar yang

sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Fokus strategi adalah meminimalkan

masalah-masalah internal sektor pariwisata sehingga dapat merebut

peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, Daya

Tarik Wisata Torau Resort menghadapi berbagai macam ancaman

dan kelemahan internal.

Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan

pengembanngan Daya Tarik Wisata Torau Resort, tahap selanjutnya adalah

memanfaatkan informasi tersebut ke dalam rumusan strategi. Alat yang digunakan

untuk menyusun faktor-faktor strategis pengembangan adalah matrik SWOT.

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi Daya Tarik Wisata Torau Resort dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik analisis SWOT

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi. Analisis ini digunakan

untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau tantangan

yang dimiliki.
42

MATRIK SWOT

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Tentukan 5-10 faktor-  Tentukan 5-10 faktor-


faktor kekuatan faktor kelemahan
EFAS internal internal
Opportunities (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

 Tentukan 5-10 Faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang


peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk memanfaatkan kelemahan-kelemahan
peluang untuk memanfaatkan
peluang
THREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

 Tentukan 5-10 Faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang


ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimaelkan
untuk mengatasi ancaman. kelemahan-kelemahan dan
menghindari ancaman.
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006 :31

a) Strategi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila di dalam kajian terlihat

peluang-peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat,

maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen

sektor pariwisata eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan

begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian

dalam proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya berbagi kendala dan

ancaman perubahan, kondisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya untuk

digunakan sebagai usaha untuk keunggulan komparatif tersebut.


43

b) Strategi ST

Startegi ST merupakan strategi dalam menggunakan yang dimiliki dalam

mengatasi ancaman. Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman atau

tantangan dari luar yang diidentifikasi untuk memperlunak ancaman atau

tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi peluang bagi

pengembangan selanjutnya. Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan

yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

c) Strategi WO

Strategi WO diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada. Kotak ini merupakan kajian yang

menuntut adanya kepastian dari berbagai peluang dan kekurangan yang ada.

Peluang yang besar disini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan sektor untuk

menangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-hati untuk memilih dan

menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan keterbatasan potensi

kawasan, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaaatan peluang yanga ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d) Strategi WT

Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi Obyek

Wisata Torau Resort dalam pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari

pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang

terdapat di dalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil

keputusan untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan sedikit

membenahi sumber daya internal yang ada. Strategi ini didasarkan pada kegiatan
44

yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

e) Strategi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila di dalam kajian terlihat

peluang-peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat,

maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen

sektor pariwisata eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan

begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian

dalam proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya berbagi kendala dan

ancaman perubahan, kondisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya untuk

digunakan sebagai usaha untuk keunggulan komparatif tersebut.

3.7 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel-variabel yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah

Adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Daya Tarik Wisata

Adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk

mengunjungi daerah wisata tertentu.

3. Analisis kontribusi
45

Merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kontribusi yang dapat disumbangkan.

4. Strategi Pengembangan wisata

adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan potensi pariwisata yang

ada di suatu kawasan.

5. Wisatawan

adalah orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah lain

dengan tujuan utama untuk berlibur, bersantai, atau melakukan kegiatan

rekreasi.

Anda mungkin juga menyukai