Anda di halaman 1dari 14

Membangun SDM Unggul

Melalui Apresiasi Guru Berprestasi dan Berdedikasi

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal


36, ayat (1) menyatakan bahwa Guru yang berprestasi, berdedikasi luar
biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh
penghargaan. Termasuk guru yang gugur sebagaimana dijelaskan pada
Pasal 36, Ayat (2), bahwa Guru yang gugur dalam melaksanakan tugas di
daerah khusus pun juga berhak memperoleh penghargaan. Untuk pihak
yang memberikan penghargaan seperti dinyatakan dalam pasal 37, ayat
(1), bahwa penghargaan dapat diberikan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan.
Untuk klasifikasi tingkatan pemberi penghargaan menurut Pasal 37, ayat
(2) disebutkan bahwa, penghargaan dapat diberikan pada tingkat
sekolah, tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat
kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional, dan/atau tingkat
internasional. Adapun bentuk penghargaan yang diberikan sebagaimana
penjelasan di ayat (3), diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan
pangkat istimewa, finansial, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain.
Momentum pelaksanaan pemberian penghargaan menurut penjelasan di
ayat (4), dilakukan dalam rangka memperingati hari ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia, hari ulang tahun provinsi, hari ulang
tahun kabupaten/kota, hari ulang tahun satuan pendidikan, hari
pendidikan nasional, hari guru nasional, dan/atau hari besar lain.

Tidak ada pilihan kata kecuali “Haru dan bangga,” yang dapat diungkapkan kepada
guru penerima penghargaan dari pemerintah sebagai guru berprestasi dan berdedikasi
tingkat nasional. Mereka adalah guru-guru terbaik, sebagai duta yang membawa nama
harum dan kebanggaan bagi daerahnya masing-masing. Ajang lomba pemilihan Guru
Berprestasi dan berdedikasi sangat berbeda dari kompetisi-kompetisi guru lainnya. Ajang
lomba ini dianggap lebih bergengsi, mengingat seleksi yang dilakukan begitu ketat,
berjenjang, dan sangat kompetitif. Misalnya saja pada guru jenjang pendidikan dasar,
untuk sampai kepada predikat guru berprestasi tingkat nasional, peserta lomba harus
melewati serangkaian seleksi. Diawali dengan terpenuhinya persyaratan administratif, dan
persyaratan akademik, lalu diikuti dengan proses seleksi mulai dari tingkat sekolah,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai dengan tingkat nasional.
Ketika guru tersebut sudah sampai ke level juara, dan didapuk menerima
penghargaan predikat guru berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional, baginya bukan
apa dan berapa, tetapi moment peristiwa tersebut tidak bisa diukur dengan apapun,
melainkan merupakan kepuasan dan kebanggan tersendiri yang luar biasa selama
mendedikasikan diri menjadi guru. Menyandang sebutan guru berprestasi dan berdedikasi
mengandung makna sebagai guru unggul atau mumpuni dilihat dari kompetensi
pedagogik, keribadian, sosial, dan professional (Kemdikbud, 2019). Mereka adalah guru-
guru terbaik yang terpilih dari hasil seleksi ajang pemilihan guru berprestasi dan
berdedikasi pada jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, atau yang sederajat. Dari
pencapaian sebagai guru berdedikasi dan berprestasi tingkat nasional tersebut, diharapkan
nantinya bisa mengimbaskan setidaknya menginspirasi sekaligus memotivasi bagi para
guru lainnya untuk berdedikasi dan berprestasi, minimal dalam lingkup kecil di kelas, atau
sekolah, bahkan lebih jauh lagi menjadi hal yang membudaya pada jatidiri para guru,
sekaligus melembaga dalam lingkungan sekolah.
Diselenggarakannya ajang pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dan
berdedikasi oleh pemerintah bukanlah ajang yang bersifat ceremonial semata, akan tetapi
sebagai wujud dalam mengimplementasikan amanat Pasal 36, ayat (1), UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), yang menyebutkan bahwa guru
berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh
penghargaan. Disusul dengan Pasal 37, ayat (1) UUGD, yang menyatakan bahwa pihak
yang memberikan penghargaan, diberikan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan Pendidikan.

Hakekat Guru Berprestasi dan Berdedikasi


Pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) ibarat dua sisi mata
uang, merupakan bagian yang tak terpisahkan. Dimana dalam membangun SDM unggul,
akan beririsan dengan proses pendidikan bermutu. Maksudnya melalui pendidikan
berkualitas yang digawangi oleh guru, akan berkontribusi terhadap lahirnya SDM
Unggul, yakni SDM yang memiliki kemampuan, dan watak, serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
Harus diakui bahwa dibalik utama majunya pendidikan, tidak lepas dari tangan
dingin guru, sebagai figur sentral yang memiliki kedudukan strategis dalam membidani
lahirnya SDM Unggul. Mereka berjibaku dengan segenap jiwa raga untuk
mendarmabaktikan diri dalam dunia pendidikan. Kehadiran guru bisa menjadi sumber
inspirasi bagi kehidupan peserta didik, bisa mengubah kehidupan peserta didik, sekaligus
mengubah kehidupan bangsa. Begitu berartinya kedudukan guru, maka untuk memotivasi
guru meningkatkan kinerja, disiplin, dedikasi, loyalitas, dan professional sebagai agen
perubahan, sekaligus menjadi role model (teladan) bagi murid dan lingkungan ekosistem
pendidikan lainnya, baik di lingkungan sekolah maupun di daerah masing-masing. Maka
sebagai bentuk penghargaan pemerintah terhadap guru dalam melaksakan tugas
keprofesionalnya, salah satunya melalui program pemberian penghargaan yang wajar dan
adil kepada guru, sebagai bentuk apresiasi. Adanya pemberian pengghargaai tersebut
merupakan wujud nyata pemerintah dalam memberikan perhatian yang lebih untuk
memberdayakan guru, terutama mereka yang berprestasi dan berdedikasi, melalui ajang
pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi (Dirgantara, 2020).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat


Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), secara konsisten setiap tahun
mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini sampai jenjang pendidikan menengah
memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para Guru dan Tenaga Kependidikan
(GTK) yang dinilai layak mendapatkan penghargaan sebagai GTK berprestasi dan
berdedikasi tingkat Nasional. Adapun bentuk apresiasi yang diberikan kepada Guru,
berupa: (1) penghargaan tanda Kehormatan satyalencana; (2) penghargaan guru
berprestasi dan berdedikasi untuk semua jenjang pendidikan formal TK, SD, SMP dan
SMA/SMK; (3) penghargaan inovasi pembelajaran; (4) penghargaan Olimpiade Guru
Nasional; dan (5) anugerah Konstitusi Nasional (Kemdikbud, 2024)
Terkait dengan penghargaan guru berprestasi dan berdedikasi yang diwujudkan
dalam bentuk ajang pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi oleh Kemendikbudristek,
merupakan salah satu bentuk implementasi UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sekaligus
pula merupakan langkah konkret dalam menyukseskan visi pemerintah yang fokus pada
pembangunan manusia. Ajang pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tersebut secara
umum memiliki tujuan mulia, yakni: (1) Terpilihnya guru berprestasi tingkat nasional; (2)
terangkatnya harkat dan martabat guru sebagai profesi terhormat, mulia dan terlindungi;
(3) Terwujudnya peningkatan motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas
profesionalnya; (4) Terbangunnya komitmen guru dalam meningkatkan mutu Pendidikan
dan pembelajaran secara lebih merata. Juga memberi manfaat bagi guru, seperti: (1)
termotivasi untuk menginkatkan kinerja, disiplin, dedikasi, dan loyalitas untuk
kepentingan masa depan bangsa dan negara; (2) Harkat, martabat, citra dan profesionalitas
guru meningkat; (3) Tumbuhnya kreativitas dan inovasi guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas; (4) Terjalinnya interaksi antar peserta untuk saling tukar
pengalaman dalam melaksanakan tugas kependidikan; (5) Memupuk rasa persatuan dan
kesatuan angsa melalui jalur pendidikan; dan (6) Meningkatnya kualitas pendidikan secara
umum (Panduan Guru Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2019).
Diharapkan melalui pemilihan guru berprestasi tingkat nasional, akan menghasilkan
peringkat guru berprestasi tingkat nasional dengan kualitas terbaik yang mencerminkan
jiwa unggul, budaya ungggul, sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan nasional yakni
dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai
SDM Indonesia Unggul.

Membedakan Guru Berdedikasi dan Guru Berprestasi


Tentu kita semua bertanya apa yang membedakan kriteria guru berdedikasi dengan
guru berprestasi dalam ajang pemilihan tingkat nasional. Diawali dengan penghargaan
kepada guru berdedikasi, dimaksudkan sebagai pemberian penghargaan oleh pemerintah
kepada guru-guru yang mengabdi di Daerah Khusus/Terpencil. Mereka yang tergabung
dalam kategori ini adalah guru yang menjalankan peran dan fungsinya di daerah
Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) (Aminah, 2019). Adapun tujuan pemberian
penghargaan terhadap guru berdedikasi, antara lain: Pertama, mengangkat harkat dan
martabat guru atas dedikasi, prestasi, dan pengabdian profesionalitasnya sebagai pendidik
bangsa dihormati dan dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan seluruh lapisan
masyarakat Indonesia; Kedua, memberikan motivasi pada guru untuk meningkatkan
prestasi, pengabdian, loyalitas dan dedikasi serta darma baktinya pada bangsa dan negara
melalui pelaksanaan kompetensinya secara profesional sesuai kualifikasi masing-masing;
Ketiga, meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam melaksanakan pekerjaan
jabatannya sebagai sebuah profesi, meskipun bekerja di daerah yang terpencil atau
terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan
dengan negara lain; daerah yang mengalami bencana alam; bencana sosial; atau daerah
yang berada dalam keadaan darurat lain yang mengharuskan menjalani kehidupan secara
prihatin (KPKKSG, 2015). Pemberian penghargaan terhadap Guru berdedikasi di daerah
khusus/terpencil diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dalam
menjalankan tugasnya dengan penuh pengabdian dan dedikasi tinggi dalam
mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan kehidupan masa depan.
Penghargaan ini secara selektif dan kompetitif diberikan kepada dua orang guru terdiri
dari satu laki-laki dan satu perempuan yang berdedikasi tinggi untuk diberi penghargaan,
baik yang berstatus sebagai guru pegawai negeri sipil Guru PNS maupun guru bukan PNS
di daerah khusus dari seluruh provinsi di Indonesia.
Adapun untuk guru berprestasi, berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru
Berprestasi Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tingkat Nasional Tahun 2019
yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2019, bahwa guru berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja di atas standar
nasional pendidik mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional,
menghasilkan karya kreatif atau inovatif, dapat berupa teknologi tepat guna, karya seni,
karya sastra, inovasi dalam pembelajaran, penulisan buku/essay di bidang pendidikan, dan
prestasi olahraga yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional,
dan berdampak terhadap peningkatan prestasi peserta didik serta dapat menjadi teladan
bagi guru lainnya (Pantjastuti, 2019)

Prosedur dan Mekanisme Penyelenggaraan Kegiatan Guru Berdedikasi dan


Berprestasi

a. Prosedur
Prosedur pengusulan pemenang ke tingkat nasional berdasarkan buku Pedoman
Pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2019
(Dikmendiksus, 2019), langkahnya meliputi: 1) Panitia tingkat Provinsi mengusulkan
Pemenang I guru berprestasi dan berdedikasi tingkat Provinsi berdasarkan hasil penilaian
tim penilai kepada Gubernur untuk memperoleh surat keputusan penetapan; 2)
Panitia/Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mengirimkan surat keputusan penetapan
Pemenang I guru berprestasi dan berdedikasi kepada Panitia tingkat Nasional, dialamatkan
ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Untuk jenjang Pendidikan dasar, prosedur pelaksanaannya sebagaimana yang
dikemukakan oleh (Pantjastuti, 2019) dari buku Panduan Guru Berprestasi dan
Berdedikasi Pendidikan Dasar Tahun 2019, dimulai dari tingkat satuan pendidikan,
dimana kepala sekolah mengusulkan calon peserta ke tingkat kecamatan. Melalui panitia
pemilihan tingkat kecamatan mengirimkan nama guru berprestasi peringkat 1 kepada
panitia pemilihan guru berprestasi ke tingkat kabupaten/ kota. Panitia tingkat
kabupaten/kota menerima, mengagendakan, dan memeriksa kelengkapan semua dokumen
persyaratan akademik dan persyaratan administrasi guru yang akan mengikuti seleksi guru
berprestasi di tingkat kabupaten/kota. Pelaporan hasil penilaian guru berprestasi peringkat
I, II, dan III untuk ditetapkan oleh bupati/wali kota. Di tingkat Provinsi panitia menerima,
mengagendakan dan memeriksa kelengkapan akademik dan administrasi guru yang akan
mengikuti seleksi guru berprestasi di tingkat provinsi. Panitia melaporkan hasil penilaian
guru berprestasi peringkat I, II, dan III kepada gubernur untuk ditetapkan dengan surat
keputusan. Terakhir di tingkat nasional, panitia menerima, mengagendakan, dan
memeriksa kelengkapan persyaratan akademik dan persyaratan administrasi guru yang
akan mengikuti seleksi guru berberprestasi di tingkat nasional, serta mengatur waktu dan
agenda pelaksanaan penilaian.
b. Mekanisme
Adapun mekanisme penyelenggarannya, dengan mengacu pada buku Pedoman
Pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Jenjang Pendidikan
Menengah Dan Pendidikan Khusus Tahun 2019, mekanismenya sebagai berikut: dimulai
dari Satuan Pendidikan yang mengusulkan guru berprestasi dan berdedikasi yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah, lalu diteruskan ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi.
Dinas Pendidikan Provinsi setelah menerima usulan dari UPTD melakukan pemilihan
guru berprestasi dan berdedikasi tingkat provinsi, dengan melakukan seleksi usulan
penetapan pemenang. Melalui keputuan Gubernur atau Kepala dinas Provinsi menetapkan
pemenang/ juara 1. Setelah ditetapkan pemenang 1, selanjutnya diusung untuk mengikuti
Pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi Tingkat nasional yang diselenggaraka oleh
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sebagai perpanjangan tangan
Kemendikbudristek.
Dalam mekanisme untuk guru berprestasi jenjang pendidikan dasar sedikit berbeda,
karena untuk jenjang pendidikan dasar kewenagannya melibatkan pemerintah
kabupaten/kota, sedangkan jenjang menengah (SMA/SMK) oleh pemerintah daerah
provinsi. Lebih jelasnya mekanisme penyelenggaran jenjang Pendidikan Dasar adalah
sebagai berikut. Sama halnya jenjang pendidikan menengah dimulai di bulan Maret,
pemberangkatannya diawali dari satuan pendidikan untuk menyeleksi guru berprestasi,
melakukan usulan sekaligus penetapan peringkat 1 oleh kepala sekolah, selanjutnya
diusulkan ke tingkat kecamatan. Dari tingkat kecamatan dilakukan seleksi, usulan
penetapan sekaligus penetapan peringkat I, II, dan III yang ditetapkan oleh Camat, untuk
selanjutnya diusulkan ke tingkat kabupaten/kota. Di tingkat kabupaten/kota melakukan
seleksi, usulan sekaligus penetapan peringkat I, II, dan III yang dilakukan oleh
bupati/walikota/kepala dinas Pendidikan kabupaten/kota yang juga diteruskan ke tingkat
provinsi. Ditingkat provinsi melakukan hal serupa dengan melakukan seleksi, usulan
penetapan sekaligus menetapkan peringkat I, II, dan III, oleh Tim Kemdikbud dan
Provinsi, yang selanjutnya ditetapkan oleh Gubernur/Kepala Dinas Provinsi, untuk
diusulkan ke tingkat nasional. Di tingkat nasional waktu pelaksanaannya sekitar
pertengahan bulan agustus, untuk melakukan proses kegiatan seleksi, uji plagiasi, usulan
penetapan, penetapan peringakat I, II, dan II, serta penobatan guru berdasarkan predikat
khusus. Selanjutnya para pemenang perngkat I, II, dan III guru berprestasi diputuskan
melalkui SK Mendikbud.
Persyaratan Lomba
Berdasarkan Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi, Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus Tingkat Nasional Tahun 2019 dari Kemndikbud, pada
penjelasannya diuraikan antara lain sebagai berikut:
a. Persyaratan Pemilihan Guru Berdedikasi di Daerah Khusus, meliputi:
1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi pemilihan guru berdedikasi, meliputi: (a)
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) Setia dan taat kepada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945; (c) Memiliki kepribadian dan berkelakuan baik; (d)
Menjadi panutan/teladan oleh siswa, teman sejawat dan masyarakat sekitarnya; dan (e)
Mencintai tugas dan tanggungjawab terhadap pekerjaan di daerah khusus.

2. Persyaratan Khusus
Untuk persyaratan khususnya yang harus dilengkapi, meliputi: (a) Berkualifikasi
akademik sekurang-kurangnya S-1/D-IV; (b) Melaksanakan tugas sebagai guru
SMA/SMK atau guru SLB di daerah khusus sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara
berkelanjutan pada satu satuan pendidikan, atau 10 (sepuluh) tahun secara terputus-putus
pada satuan Pendidikan; (c) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau
tingkat berat; (d) Menunjukkan loyalitas, kesetiaan, pengabdian, dan komitmen dalam
menjalankan tugas; (e) Menunjukkan kepribadian dan hubungan sosial yang baik dengan
masyarakat sekitar dan peserta didik selama bertugas di daerah khusus; (f) Belum pernah
menerima penghargaan peringkat 1, 2, dan 3 guru berdedikasi tingkat Nasional; (g) Belum
pernah menjadi finalis/peserta pemilihan guru berdedikasi tingkat Nasional kurang dari 1
tahun terakhir; dan (h) Peserta menyusun dan menyerahkan laporan profil pengabdian
guru disertai dengan bukti pendukung yang meyakinkan (foto, dokumen, dan video).

3. Persyaratan Dokumen Guru Berdedikasi


Adapun untuk persyaratan dokumen peserta pemilihan guru berdedikasi tingkat
Nasional yang harus dikirim ke panitia pusat meliputi: (a) Fotokopi ijazah sekurang-
kurangnya S1/DIV yang dilegalisir; (b) Surat tugas tahunan dari kepala sekolah 5 (lima)
tahun terakhir secara berkelanjutan pada satu satuan pendidikan tertentu, atau selama 10
(sepuluh) tahun secara terputus-putus pada satuan pendidikan lainnya; (c) Surat
keterangan dari Dinas Pendidikan Provinsi tentang peserta utusan peringkat 1 di tingkat
Provinsi; (d) Surat keterangan dari Dinas Pendidikan Provinsi tidak pernah dijatuhi
hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat; (e) Surat keterangan dari Kepala
Sekolah yang menunjukkan loyalitas, kesetiaan, pengabdian, dan komitmen dalam
menjalankan tugas; (f) Surat keterangan dari Kepala Desa yang menunjukkan kepribadian
dan hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitar dan peserta didik selama
bertugas di daerah khusus; (g) Surat Keterangan dari Kepala Sekolah yang menyatakan
belum pernah menerima penghargaan peringkat 1, 2, dan 3 guru berdedikasi tingkat
Nasional, atau Surat tidak pernah menjadi finalis/peserta pemilihan guru berdedikasi
tingkat nasional 1 tahun terakhir; dan (h) Laporan profil pengabdian guru (format
lampiran 2) disertai dengan bukti pendukung yang meyakinkan (foto, dokumen, dan
video); (i) Dokumen persyaratan lainnya; (j) Pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak 4 lembar;
(k) Biodata peserta (format lampiran 1); dan (l) Ukuran baju PSL (Pakaian Sipil Lengkap)
untuk guru laki-laki dan blazer bagi guru perempuan.
b. Persyaratan Pemilihan Guru Berprestasi
1. Jenjang SMA
Untuk persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta pemilihan guru berprestasi
untuk jenjang SMA terdiri atas persyaratan akademik dan persyaratan administratif
sebagai berikut:
a) Persyaratan Umum
Untuk persyaratan umum pemilihan guru berprestasi yang harus dipenuhi, meliputi:
(1) Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV); (2)
Guru unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan
sosial. Subkompetensi masing-masing kompetensi diberikan penilaian, seperti: a)
Kompetensi pedagogik, penilaiannya tercermin dari tingkat pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya;
b) Kompetensi kepribadian, tercermin dari kemampuan personal, berupa kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, dan berakhlak mulia; c) Kompetensi professional, tercermin dari tingkat
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; d)
Kompetensi sosial, tercermin dari kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar; (3) Guru yang menghasilkan karya kreatif atau
inovatif antara lain melalui: a) Pembaruan (inovasi) dalam pembelajaran atau bimbingan;
b) Penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan; c) Penulisan buku di bidang
pendidikan; d) Penciptaan karya seni, atau Karya atau prestasi di bidang olahraga; dan (d)
Guru yang secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang
intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
b) Persyaratan Khusus
Sebagai persyaratan khusus yang harus dilengkapi, meliputi: (1) Guru yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau bukan PNS serta tidak sedang mendapat tugas tambahan
sebagai Kepala Sekolah atau sedang dalam proses pengangkatan sebagai Kepala Sekolah
atau sedang dalam transisi alih tugas ke unit kerja lainnya; (2) Memiliki NUPTK; (3)
Mempunyai masa kerja sebagai guru secara terus-menerus sampai saat diajukan sebagai
calon peserta, sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun dibuktikan dangan SK CPNS atau
SK Pengangkatan dari yayasan bagi guru bukan PNS; (4) Mempunyai beban kerja
sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka per minggu; (5) Belum pernah dikenai hukuman
disiplin atau tidak dalam proses pemeriksaan pelanggaran disiplin (surat keterangan dari
Kepala Sekolah) dengan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi; (6)
Melampirkan penilaian kinerja guru 2 (dua) tahun terakhir; (7) Melampirkan bukti
partisipasi dalam pengembangan kemasyarakatan berupa surat keterangan atau bukti fisik
lainnya yang disahkan oleh pengurus organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan 2
(dua) tahun terakhir; (8) Melampirkan portofolio 2 (dua) tahun terakhir dalam bentuk soft
copy dengan format terlampir; (9) Belum pernah menjadi finalis pada semua kegiatan
lomba tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Subdit Kesharlindung Direktorat
Pembinaan Guru. Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus dalam 2 (dua) tahun
terakhir (2017-2018); (10) Melampirkan surat keputusan sebagai pemenang I guru
berprestasi tingkat Provinsi yang ditandatangani oleh Gubernur atau kepala dinas
pendidikan Provinsi; dan (11) Melampirkan karya tulis best practice pembelajaran; dan
(12) Apabila terjadi penggantian finalis tingkat Nasional harus disertai dengan SK dari
Gubernur untuk tingkat Provinsi.
2. Jenjang Dikdas (SD dan SMP)
Adapun untuk persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta pemilihan guru
berprestasi untuk jenjang SD, SMP, berdasarkan Juknis Pemilihan Guru SD, SMP
(Dikdas) Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2019, meliputi: (a) Persyaratan Akademik: 1)
memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV; dab 2) memiliki sertifikat Pendidik;
dan (b) Persyaratan Administratif, antara lain: 1) tidak sedang mendapat tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/dalam proses pengangkatan kepala sekolah; 2) masa minimal 8
(delapan) tahun sebagai guru secara terus-menerus; 3) tidak pernah dikenai hukuman
selama 3 (tiga) tahun terakhir; 4) berpartisipasi sebagai pengurus dalam organisasi
kemasyarakatan; 5) belum pernah menjadi finalis seleksi guru Dikdas berprestasi tingkat
nasional dalam 3 (tiga) tahun terakhir; dan 6) tidak sedang mengikuti lomba tingkat
nasional lainnya yang diselenggarakan oleh Kemdikbud pada tahun yang sama. (c)
Persyaratan Khusus, meliputi: 1) membuat portofolio 3 (tiga tahun terkhir; 2) membuat
dan menyerahkan karya tulis ilmiah dalam bentuk laporan hasil penelitian atau laporan
best practices; 3) memiliki kinerja dan kompetensi minimal baik dengan melampirkan
hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG); dan 4) jika lolos ke tingkat provinsi dan nasional
harus menyiapkan Video Pembelajaran.
Kategori Mata Lomba
Berkaca pada pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tahun 2019, mata lomba
dibagi menjadi 28 kategori. Kategori tersebut memisahkan tiap jabatan fungsional dan
jenjang pendidikan. Jadi akan ada kategori Guru, Kepala Sekolah, Pengawas jenjang TK,
SD, SMP, SMA, SMK berprestasi, sesuai fungsi dan jenjang pendidikannya. Termasuk
Guru Berprestasi Sekolah Luar Biasa dan sekolah inklusif. Nantinya akan ditentukan
pemenang juara I, II, dan III untuk semua kategori lomba. Setiap juara 1,2, dan 3, masing-
masing akan memperoleh imbalan materi yang nominalnya masing-masing berbada sesuai
pemenang juara. Bagi seluruh peserta yang tidak memperoleh juara, juga akan diberikan
apresiasi berupa imbalan prestasi berupa imbalan materi yang nilai nominalnya disamakan
karena berstatus sebagai finalis yang dikirim dari daerah (Damaledo, 2019)
Lebih lanjut masih merujuk pada pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tahun
2019, selain apresiasi diberikan kepada guru berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional,
ada bentuk penghargaan lain yang juga diberikan kepada guru yang mendapatkan juara
pada lomba, antara lain: Lomba Karya Inovasi Pembelajaran (Inobel) guru, dan Olimpiade
Guru Nasional (OGN) sebelumnya bernama Olimpiade Sains Nasional Guru (OSNG).
Dalam perubahan tersebut, tak lagi berbasis sains sebagaimana tahun tahun sebelumnyam
yang hanya melombakan guru bidang Matematika dan IPA saja. Namun sejak berganti
OGN semua guru mata pelajaran dapat berpartisipasi. Bidang yang dilombakan: (1) Guru
SD pembelajaran tematik dan Matematika; (2) Guru SMP mata pelajaran: Matematika,
IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris (Direktorat Pembinaan guru Pendidikan
Dasar, 2021). Untuk jenjang Pendidikan menengah bidang-bidang yang dilombakan dalam
OGN, meliputi: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, ekonomi,
sosiologi, Bahasa Jepang, dan Program kebutuhan Khusus bagi guru SLB (Ardika, 2019)
Demikian halnya dengan Inobel, juga mengalami modifikasi bidang lomba. Pada
jenjang SD terbagi dalam tiga bidang, meliputi: Bidang MIPA (Matematika, dan IPA),
IPSB (IPS dan Budaya), dan Bidang SORAM (Seni budaya, Pendidikan Jasmani/olah raga
kesehatan, keterampilan/prakarya, pendidikan Agama, dan muatan lokal). Untuk jenjang
SMP sasaran kegiatan Perlombaan karya Inovasi Pembelajaran Guru SMP Tingkat
nasional Tahun 2019 adalah guru SMP di seluruh wilayah NKRI, yang mengampu bidang:
Pendidikan Agama dan bidi Pekerti, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni budaya, Pendidikan jasmani, olah raga, dan
Kesehatan, Mutan Lokal Bhasa Daerah, Mutan Lokan Non Bahasa Daerah, Bimbingan
dan Konseling, serta Prakarya (Pantjastuti, 2019)
Prosedur Penilaian
a. Prosedur Penilaian Guru Berdedikasi
Kriteria khusus bagi guru di Daerah Khusus untuk memperoleh penghargaan antara
lain: Pertama, dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menunjukkan dedikasi luar biasa,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan serta mempunyai komitmen yang
tinggi dalam melaksanakan fungsi- fungsi profesionalnya dengan segala keterbatasan yang
ada di daerah terpencil; Kedua, tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang
atau tingkat berat berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku; Ketiga,
melaksanakan tugas sebagai guru di daerah khusus terpencil sekurang-kurangnya selama
lima tahun secara terus menerus atau selama delapan tahun secara terputus-putus;
Keempat, berusia minimal 40 tahun dan belum pernah menerima penghargaan yang
sejenis di tingkat nasional; Kelima, responsif terhadap persoalan-persoalan yang aktual
dalam masyarakat; Keenam, dengan keahlian yang dimilikinya membantu dalam
memecahkan masalah sosial sehingga usahanya berupa sumbangan langsung bagi
penanggulangan masalah- masala tersebut; Ketujuh, menunjukkan kepemimpinan dalam
kepeloporan serta integritas kepribadiannya dalam mengamalkan keahliannya dalam
masyarakat; dan Kedelapan, menyebarkan dan meneruskan ilmu dan keahlian yang
dimilikinya kepada masyarakat dan menunjukkan hasil nyata berupa kemajuan dalam
masyarakat (Aminah, 2019)
Dalam kategori ini yang dinilai bukan sekadar prestasi. Karena sifatnya sebagai
kategori khusus dan menekankan apresiasi Pemerintah pada pengabdian para guru, maka
aspek penilaian kategori ini dibuat berbeda. Para guru hanya perlu mengumpulkan
dokumen dedikasi dan profil pengabdian. Penilaian akan dilakukan lewat presentasi para
guru menjabarkan pengalaman kerjanya di lapangan (Damaledo, 2019)
Adapun prosedur dan aspek penilaiannya, mencakup Langkah-langkah sebagai
berikut: (1) peserta mengumpulkan berkas kelengkapan administrasi dan laporan kinerja
berdedikasi; (2) peserta melakukan presentasi pengalaman kerja berdedikasi dan
wawancara mendalam (indepth interview); dan (3) peserta menampilkan keterampilan
komunikasi. Bobot penilaian masing-masing aspek, adalah:
No Aspek Penilaian Bobot Penilaian
1 Dokumen Dedikasi 20%
2 Profil Pengabdian 60%
3 Keterampilan 20%
Berkomunikasi
Jumlah 100%

Adapun rincian masing-masing aspek penilaian khususnya pada aspek penilaian


dokumen dedikasi, meliputi sebagai berikut: (1) Fotokopi ijazah S1/DIV yang dilegalisir;
(2) Bukti surat keterangan telah melaksanakan tugas dari Kepala Sekolah yang
bersangkutan (selama 5 tahun terakhir); (3) Surat Tugas dari Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi sebagai utusan Pemerintah Daerah; (4) Surat keterangan tidak pernah dijatuhi
hukuman disiplin dari Dinas Pendidikan Provinsi; (5) Surat keterangan loyalitas,
kesetiaan, pengabdian, dan komitmen dalam menjalankan tugas dari Kepala Sekolah; (6)
Surat keterangan yang menunjukkan kepribadian dan hubungan sosial yang baik dengan
masyarakat sekitar dan peserta didik selama bertugas di daerah khusus dari Kepala Desa;
(7) Surat belum pernah menerima penghargaan peringkat 1,2, dan 3 guru dedikasi
Nasional dari atasan langsung (Kepala Sekolah) atau Surat tidak pernah menjadi
finalis/peserta pemilihan guru berdedikasi tingkat Nasional 1 tahun terakhi.
b. Prosedur Penilaian Guru Berprestasi
Proses penilaian meliputi dokumen portofolio, hasil penialian kinerja guru,
presentasi karya ilmiah dapat berupa hasil penelitian tindakan kelas, pengalaman terbaik
(best practice), report atau laporan ilmiah yang dibubukan, atau buku ilmiah, dan
melakukan tes wawancara untuk memverifikasi portofolio kurang lebih selama 30 menit
serta tes tulis yang terdiri dari: (1) Tes Penguasaan Kompetensi Profesional; dan (2) Tes
Pemahaman Wawasan Kependidikan. Untuk Materi tes tulis, disiapkan oleh Dinas
Pendidikan kota/kabupaten.
Untuk menilai guru berprestasi, terdapat aspek dan prosedur yang dinilai meliputi,
Kinerja Kompetensi, dan Wawasan Kependidikan guru. Penilaian kinerja bagi guru
berprestasi dilakukan dengan penilaian terhadap: (1) Laporan hasil penilaian kinerja guru
pada dua tahun terakhir; (2) video pelaksanaan pembelajaran di kelas; (3) dokumen
portofolio guru sebagai hasil kinerja guru. Setiap calon guru berprestasi wajib
menyampaikan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penilaian kinerja
dimaksud. Adapun Penilaian terhadap aspek kompetensi dilakukan melalui tes tulis,
observasi, dan wawancara menyangkut keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru. Penilaian menyangkut keempat kompetensi tersebut dilakukan, meliputi: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi profesional.
Terkait penilaian terhadap penguasaan wawasan kependidikan meliputi: pemahaman
terhadap kebijakan pendidikan, perundang-undangan pendidikan, isu-isu terkini bidang
pendidikan, wawasan keprofesian pendidik, dan lain-lain dilakukan melalui tes tertulis.

Dari prosedur penilaian guru berprestasi pada tahun 2019 tersebut, Kemdikbud tidak
hanya fokus pada kompetensi teknis dan akademis. Tiga kompetensi lain yaitu sosial,
profesionalitas, dan wawasan kependidikan. Uji kemampuan tersebut juga tak hanya
dilakukan monoton melalui tes tertulis. Dalam beberapa rangkaian kegiatan para guru dan
tenaga kependidikan juga diminta membuat video aktivitasnya selama mengajar di sekolah
untuk diunggah secara daring. Selain itu, ada juga aktivitas permainan dan tugas
kelompok. Hal tersebut karena para guru di lapangan tidak bisa hanya mengandalkan
kemampuan hafalan. Tapi juga harus mampu memicu diskusi dan melakukan transfer ilmu
pengetahuan dengan cara-cara yang kritis sekaligus menyenangkan. Dari aktivitas yang
beragam, akan kelihatan kemampuan para guru bekerja sama, berkomunikasi, pemecahan
masalah, dan literasi digital. Termasuk kedalaman pemahamannya terkait kebijakan
pendidikan, perundang-undangan pendidikan, sampai rasa nasionalisme, dan cinta Tanah
Air (Damaledo, 2019)

Tips Kiat Sukses Seleksi Guru Berprestasi Tingkat Nasional

Sebagai gambaran umum biasanya materi yang akan diujikan, meliputi: (1)
Dokumen Portofolio; (2) Tes tulis; (3) Wawancara; (4) Presentasi; dan (5) Kunjungan
Lapangan ( Rumah maupun sekolah) bagi guru yang masuk nominasi. Sedangkan materi
bahan uji, antara lain: (1) Penguasaan Pedagogik (Akademis); (2) Kemampuan
Profesionalisme; (3) Penilaian Sosial; dan (4) Penilaian Kepribadian (Wahyudiono, 2024)

Untuk Tes tertulis memuat 4 materi bahan uji yang dibuat dalam bentuk soal pilihan
ganda (PG) dan essay. Jumlah soal rata rata adalah 100 item dengan komposisi, pedagogik,
kemampuan profesionalisme, kemampuan sosial, dan kemampuan Kepribadian, dengan
durasi waktu rata rata 2 jam untuk menyelesaikan soal tes tersebut. Bersamaan waktu saat
mengerjakan soal tes tulis, dokumen portofolio diperiksa oleh panitia. Setelah tes tulis
selesai, selanjutnya peserta seleksi guru berprestasi akan diminta untuk menampilkan
presentasi mereka bisa berupa Penelitian Tindakan kelas (PTK), Karya tulis, Best
practice, Makalah ataupun Karya pengembangan dirinya dalam bentuk power point
presentation (PPT) dengan alokasi waktu setiap guru sekitar 10 sampai dengan 15 menit,
dengan rincian 10 menit untuk presentasi dan 5 menit untuk tanya jawab oleh dewan juri
yang sudah ditunjuk. Kuncinya, materi presentasi harus mengandung unsur Inovasi dalam
pembelajaran, karena poin nilai tertinggi ada di hal itu. Setelah selesai tes tertulis dan
pemeriksaan dokumen portofolio, pada hari materi uji selanjutnya adalah tes tulis psikotes
dan wawancara. Untuk tes tulis psikotes ini berlangsung jampir 1,5 jam, sedangkan untuk
wawancara hanya berlangsung kurang lebih 5 sampai dengan 15 menit, tergantung dari
dewan juri itu sendiri dan juga dari jawaban anda sebagai peserta tes guru berprestasi.
Semakin banyak pertanyaan, artinya menunjukkan peserta tersebut berkualitas. Dan yang
paling terakhir, bisa dilaksanakan atau tidak, adalah akan ada petugas atau panitia yang
ditunjuk untuk mengunjungi peserta lomba, baik di lingkungan rumah, ataupun di sekolah
yang bisa bersifat terbuka dalam arti bertemu langsung dengan peserta, atau bersifat
penilaian tersembunyi.

Sebagaimana telah disinggung diawal, tahapan pemilihan guru berprestasi tingkat


nasional dilalui dengan seleksi yang begitu ketat, berjenjang, dan kompetitif. Oleh karena
itu peserta lomba perlu membekali diri dengan sebaik mungkin, melalui langkah-langkah
strategi yang tepat, sebagai kiat sukses. Dipetik dari pengalaman para pemenang guru
berprestasi tingkat nasional, berikut tips kiat suksesnya: (1) Persiapkan dokumen
portofolio anda selengkap mungkin, seperti SK PNS/ SK Guru Yayasan, piagam yang
diperoleh 5 tahun ke belakang, ijazah, STTPL (Surat Tanda Tamat Pelatihan Jabatan)
minimal 32 jam Pelajaran; (2) Pemahanan materi pedagogik, Profesionalisme, Kemampuan
sosial, dan kemampuan kepribadian; (3) Presentasi Karya tulis berupa, Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), Best Practise, Makalah, Karya Pengembangan Diri (PD) atau Biodata, yang
ditampilakan melalui power point; (4) Interview, yang dilakukan dengan penuh percaya
diri; (5) ketika suvervisi ke sekolah, pastikan dokumen administrasi KBM anda lengkap,
mulai dari Jurnal, absen, daftar nilai, evaluasi hasil ulangan, bank soal, RPP dan lain
lainnya. Termasuk supervisi penilaian di sekitar rumah anda; (6) Pada saat pelaksanaan tes
ini, tunjukkan sifat ramah tamah, berpakaian yang rapih dan sopan (Hidayah, 2022)

Sebagai tambahan lainnya yang tidak bisa untuk diabaikan begitu saja, jangan lupa
untuk melakukan: (1) Mencari informasi terkait Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan
seleksi guru berprestasi. Mempelajari Juknis secara teliti sangat penting dalam rangka
mempersiapkan dokumen-dokumen, karya tulis, dan hal lain yang disyaratkan; (2)
Menyusun portofolio dengan baik dan rapi; (3) Membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI)
sebagai karya best practice yang berbasis produk/IT, kekinian dan dihargai. Best
practice adalah karya tulis yang berisikan pengalaman terbaik kita selama penjadi
pendidik. Dengan dilengkapi lampiran yang berisi bukti-bukti kegiatan belajar, action
plan, hasil belajar siswa, foto-foto produk dan seterusnya di bagian belakang. Jumlah
halaman best practice biasanya dibatasi hanya 15 halaman; (4) Membuat slide infografis,
merupakan gambaran singkat dari KTI yang sudah dibuat, biasanya hanya tiga slide berisi
rangkuman dari isi KTI; (5) Menyiapkan wawancara dan presentasi (Amiroh, 2019); dan
(6) membuat Video Pembelajaran yang menarik dan informatif. Video pembelajaran juga
menjadi syarat utama saat seleksi di tingkat nasional (tidak menjadi syarat di
kabupaten/provinsi). Video pembelajaran menggambarkan kegiatan pembelajaran yang
menjadi tema pada best practice. Biasanya kita diminta untuk membuat video
pembelajaran untuk 1 kegiatan pembelajaran. Usahakan video pembelajaran yang dibuat
bersifat informatif, menarik dan tidak membosankan, serta berbeda dengan video
pembelajaran yang kebanyakan. Alur video pembelajaran jelas harus mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita lampirkan pada best practice
(Amiroh, 2019)
Penutup
Guru sebagai pendidik professional dengan tugas dan fungsinya memiliki
kedudukan serta peran yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
(SDM) berkualitas dalam menyongsong generasi emas Indonesia 2045. Harus diakui
bahwa guru sebagai ujung tombak pendidikan, ditangan gurulah peserta didik
dipersipakan untuk menjadi generasi unggul.
Dalam upaya untuk memotivasi guru meningkatkan kinerja, disiplin, dedikasi,
loyalitas, dan professional sebagai agen perubahan sekaligus menjadi role model (teladan)
bagi murid dan lingkungan ekosistem pendidikan baik di sekolah maupun di daerah
masing-masing. Maka sebagai bentuk apresiasi penghargaan terhadap guru dalam
melaksakan tugas keprofesionalnya dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, yakni membangun SDM Indonesia Unggul. Salah satunya yaitu
dengan diselenggarakan ajang pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi oleh pemerintah
melalui Kemendikbudristek, yang secara teknis dilakukan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan sebagai langkah konkret menyukseskan visi pemerintah yang
berfokus pada pembangunan manusia.
Bentuk apresiasi penghargaan yang diterima guru berprestasi dan berdedikasi, selain
mendapatkan berupa tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam atau
penghargaan, mulai dari tingkat sekolah, tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan,
tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional, juga tidak kalah pentingnya
akan memberikan efek bergulir, seperti menjadi narasumber, instruktur nasional untuk
menyebarluaskan best practices prestasi mereka, dan pastinya kedepan akan mendapatkan
peluang kesempatan berkarier yang sangat terbuka lebar.
Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk dapat mensosialisasikan terkait ajang
lomba pemilihan Guru Berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional kepada guru Indonesia
oleh semua elemen pendidikan. Harapannya semoga melalui ajang pemilihan guru
berprestasi dan berdedikasi bisa menginspirasi, dan memotivasi para guru Indonesia,
mendapatkan prestasi yang serupa, bahkan bisa lebih dari prestasi mereka.
Melalui tulisan singkat ini dimaksudkan sebagai bentuk turut serta aktif dan
berpartisipasi dalam memberikan sedikinya informasi mengenai gambaran umum seputar
pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional. Hal itu sangatlah beralasan,
sebagaimana dikutip dalam laman (Nihayati, 2019), terdapat fenomena permasalahan
terkait dengan kurang minatnya para guru untuk berkompetisi dalam pemilihan guru
berprestasi, dikarenakan karena kurangnya pemahaman yang diperoleh mengenai hal
ikhwal terkait pemilihan Guru berprestasi dan berdedikasi secara utuh.

Daftar Pustaka

Aminah, I. W. (2019). Guru Berprestasi dan Berdedikasi akan Dapat Penghargaan.


https://republika.co.id/berita/pw4gem384/guru-berprestasi-dan-berdedikasi-akan-
dapat-penghargaan diakses 10 Maret 2024
Amiroh. (2019). TIPS: Menjadi Guru Berprestasi Tingkat Nasional.
(http://amiroh.web.id/persiapan-menjadi-guru-berprestasi-tingkat-nasional/)
diakses 10 Maret 2024
Ardika, I. W. (2019). Olimpiade Guru Nasional (OGN) Guru Dikmen dan Pendidikan
Khusus. https://www.infoduniaedukasi.com/2019/01/olimpiade-guru-nasional-
ogn-guru-dikmen.html diakses 10 Maret 2024
Damaledo, Y. D. (2019). Kemendikbud Gelar Pemilihan Guru Berprestasi untuk
Pengembangan SDM. (https://tirto.id/kemendikbud-gelar-pemilihan-guru-
berprestasi-untuk-pengembangan-sdm-egch) diakses 10 Maret 2024
Dikmendiksus. (2019). No Title. In Modul Pendidikan Guru Pendidikan Khusus.
Dirgantara, I. d. (2020). Teacherpreunership Dalam Merdeka Belajar. Depok: Rajawali.
Hidayah, I. (2022). Tips Trik Menjadi Guru Berprestasi di Era Digital.
(https://naikpangkat.com/tips-trik-menjadi-guru-berprestasi-di-era-digital/).
diakses 10 Maret 2024
Kemdikbud. (2019). Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan
Berdedikasi Kembali Digelar Ditjen GTK.
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Pemilihan-Guru-dan-Tenaga-
Kependidikan-Berprestasi-dan-Berdedikasi-Kembali-Digelar-Ditjen-GTK diakses
10 Maret 2024
Kemdikbud. (2024). Hadapi Era Digital, Kemendikbudristek Optimalkan Peran Orang
Tua dan Guru dalam Membimbing Anak.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2024/02/hadapi-era-digital-
kemendikbudristek-optimalkan-peran-orang-tua-dan-guru-dalam-membimbing-
anak diakses 10 Maret 2024
KPKKSG. (2015). Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Mata Pelajaran Guru
Kelas PAUD/TK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Konsorsium
Sertifikasi Guru. https://123dok.com/document/yngjewkz-guru-kelas-paud.html
diakses 10 Maret 2024
Nihayati, N. (2019). Ini Pesan Guru dan Kepsek Berprestasi Setelah Meraih Juara Satu.
https://aceh.tribunnews.com/2019/04/12/ini-pesan-guru-dan-kepsek-berprestasi-
setelah-meraih-juara-satu diakses 10 Maret 2024
Pantjastuti, S. R. (2019). Guru Berprestasi dan Berdedikasi Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus Tingkat Nasional Tahun 2019. Jakarta: Pembinaan Guru
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus.
Wahyudiono, E. A. (2024). 10 TIPS UNTUK SELEKSI GURU BERPRESTASI.
(https://www.gurusiana.id/read/ekoadriwahyudiono/article/10-tips-untuk-seleksi-
guru-berprestasi-0) diakses 10 Maret 2024

Anda mungkin juga menyukai