Tidak ada pilihan kata kecuali “Haru dan bangga,” yang dapat diungkapkan kepada
guru penerima penghargaan dari pemerintah sebagai guru berprestasi dan berdedikasi
tingkat nasional. Mereka adalah guru-guru terbaik, sebagai duta yang membawa nama
harum dan kebanggaan bagi daerahnya masing-masing. Ajang lomba pemilihan Guru
Berprestasi dan berdedikasi sangat berbeda dari kompetisi-kompetisi guru lainnya. Ajang
lomba ini dianggap lebih bergengsi, mengingat seleksi yang dilakukan begitu ketat,
berjenjang, dan sangat kompetitif. Misalnya saja pada guru jenjang pendidikan dasar,
untuk sampai kepada predikat guru berprestasi tingkat nasional, peserta lomba harus
melewati serangkaian seleksi. Diawali dengan terpenuhinya persyaratan administratif, dan
persyaratan akademik, lalu diikuti dengan proses seleksi mulai dari tingkat sekolah,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai dengan tingkat nasional.
Ketika guru tersebut sudah sampai ke level juara, dan didapuk menerima
penghargaan predikat guru berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional, baginya bukan
apa dan berapa, tetapi moment peristiwa tersebut tidak bisa diukur dengan apapun,
melainkan merupakan kepuasan dan kebanggan tersendiri yang luar biasa selama
mendedikasikan diri menjadi guru. Menyandang sebutan guru berprestasi dan berdedikasi
mengandung makna sebagai guru unggul atau mumpuni dilihat dari kompetensi
pedagogik, keribadian, sosial, dan professional (Kemdikbud, 2019). Mereka adalah guru-
guru terbaik yang terpilih dari hasil seleksi ajang pemilihan guru berprestasi dan
berdedikasi pada jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, atau yang sederajat. Dari
pencapaian sebagai guru berdedikasi dan berprestasi tingkat nasional tersebut, diharapkan
nantinya bisa mengimbaskan setidaknya menginspirasi sekaligus memotivasi bagi para
guru lainnya untuk berdedikasi dan berprestasi, minimal dalam lingkup kecil di kelas, atau
sekolah, bahkan lebih jauh lagi menjadi hal yang membudaya pada jatidiri para guru,
sekaligus melembaga dalam lingkungan sekolah.
Diselenggarakannya ajang pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dan
berdedikasi oleh pemerintah bukanlah ajang yang bersifat ceremonial semata, akan tetapi
sebagai wujud dalam mengimplementasikan amanat Pasal 36, ayat (1), UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), yang menyebutkan bahwa guru
berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh
penghargaan. Disusul dengan Pasal 37, ayat (1) UUGD, yang menyatakan bahwa pihak
yang memberikan penghargaan, diberikan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan Pendidikan.
a. Prosedur
Prosedur pengusulan pemenang ke tingkat nasional berdasarkan buku Pedoman
Pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2019
(Dikmendiksus, 2019), langkahnya meliputi: 1) Panitia tingkat Provinsi mengusulkan
Pemenang I guru berprestasi dan berdedikasi tingkat Provinsi berdasarkan hasil penilaian
tim penilai kepada Gubernur untuk memperoleh surat keputusan penetapan; 2)
Panitia/Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mengirimkan surat keputusan penetapan
Pemenang I guru berprestasi dan berdedikasi kepada Panitia tingkat Nasional, dialamatkan
ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Untuk jenjang Pendidikan dasar, prosedur pelaksanaannya sebagaimana yang
dikemukakan oleh (Pantjastuti, 2019) dari buku Panduan Guru Berprestasi dan
Berdedikasi Pendidikan Dasar Tahun 2019, dimulai dari tingkat satuan pendidikan,
dimana kepala sekolah mengusulkan calon peserta ke tingkat kecamatan. Melalui panitia
pemilihan tingkat kecamatan mengirimkan nama guru berprestasi peringkat 1 kepada
panitia pemilihan guru berprestasi ke tingkat kabupaten/ kota. Panitia tingkat
kabupaten/kota menerima, mengagendakan, dan memeriksa kelengkapan semua dokumen
persyaratan akademik dan persyaratan administrasi guru yang akan mengikuti seleksi guru
berprestasi di tingkat kabupaten/kota. Pelaporan hasil penilaian guru berprestasi peringkat
I, II, dan III untuk ditetapkan oleh bupati/wali kota. Di tingkat Provinsi panitia menerima,
mengagendakan dan memeriksa kelengkapan akademik dan administrasi guru yang akan
mengikuti seleksi guru berprestasi di tingkat provinsi. Panitia melaporkan hasil penilaian
guru berprestasi peringkat I, II, dan III kepada gubernur untuk ditetapkan dengan surat
keputusan. Terakhir di tingkat nasional, panitia menerima, mengagendakan, dan
memeriksa kelengkapan persyaratan akademik dan persyaratan administrasi guru yang
akan mengikuti seleksi guru berberprestasi di tingkat nasional, serta mengatur waktu dan
agenda pelaksanaan penilaian.
b. Mekanisme
Adapun mekanisme penyelenggarannya, dengan mengacu pada buku Pedoman
Pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Jenjang Pendidikan
Menengah Dan Pendidikan Khusus Tahun 2019, mekanismenya sebagai berikut: dimulai
dari Satuan Pendidikan yang mengusulkan guru berprestasi dan berdedikasi yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah, lalu diteruskan ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi.
Dinas Pendidikan Provinsi setelah menerima usulan dari UPTD melakukan pemilihan
guru berprestasi dan berdedikasi tingkat provinsi, dengan melakukan seleksi usulan
penetapan pemenang. Melalui keputuan Gubernur atau Kepala dinas Provinsi menetapkan
pemenang/ juara 1. Setelah ditetapkan pemenang 1, selanjutnya diusung untuk mengikuti
Pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi Tingkat nasional yang diselenggaraka oleh
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sebagai perpanjangan tangan
Kemendikbudristek.
Dalam mekanisme untuk guru berprestasi jenjang pendidikan dasar sedikit berbeda,
karena untuk jenjang pendidikan dasar kewenagannya melibatkan pemerintah
kabupaten/kota, sedangkan jenjang menengah (SMA/SMK) oleh pemerintah daerah
provinsi. Lebih jelasnya mekanisme penyelenggaran jenjang Pendidikan Dasar adalah
sebagai berikut. Sama halnya jenjang pendidikan menengah dimulai di bulan Maret,
pemberangkatannya diawali dari satuan pendidikan untuk menyeleksi guru berprestasi,
melakukan usulan sekaligus penetapan peringkat 1 oleh kepala sekolah, selanjutnya
diusulkan ke tingkat kecamatan. Dari tingkat kecamatan dilakukan seleksi, usulan
penetapan sekaligus penetapan peringkat I, II, dan III yang ditetapkan oleh Camat, untuk
selanjutnya diusulkan ke tingkat kabupaten/kota. Di tingkat kabupaten/kota melakukan
seleksi, usulan sekaligus penetapan peringkat I, II, dan III yang dilakukan oleh
bupati/walikota/kepala dinas Pendidikan kabupaten/kota yang juga diteruskan ke tingkat
provinsi. Ditingkat provinsi melakukan hal serupa dengan melakukan seleksi, usulan
penetapan sekaligus menetapkan peringkat I, II, dan III, oleh Tim Kemdikbud dan
Provinsi, yang selanjutnya ditetapkan oleh Gubernur/Kepala Dinas Provinsi, untuk
diusulkan ke tingkat nasional. Di tingkat nasional waktu pelaksanaannya sekitar
pertengahan bulan agustus, untuk melakukan proses kegiatan seleksi, uji plagiasi, usulan
penetapan, penetapan peringakat I, II, dan II, serta penobatan guru berdasarkan predikat
khusus. Selanjutnya para pemenang perngkat I, II, dan III guru berprestasi diputuskan
melalkui SK Mendikbud.
Persyaratan Lomba
Berdasarkan Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi, Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus Tingkat Nasional Tahun 2019 dari Kemndikbud, pada
penjelasannya diuraikan antara lain sebagai berikut:
a. Persyaratan Pemilihan Guru Berdedikasi di Daerah Khusus, meliputi:
1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi pemilihan guru berdedikasi, meliputi: (a)
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) Setia dan taat kepada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945; (c) Memiliki kepribadian dan berkelakuan baik; (d)
Menjadi panutan/teladan oleh siswa, teman sejawat dan masyarakat sekitarnya; dan (e)
Mencintai tugas dan tanggungjawab terhadap pekerjaan di daerah khusus.
2. Persyaratan Khusus
Untuk persyaratan khususnya yang harus dilengkapi, meliputi: (a) Berkualifikasi
akademik sekurang-kurangnya S-1/D-IV; (b) Melaksanakan tugas sebagai guru
SMA/SMK atau guru SLB di daerah khusus sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara
berkelanjutan pada satu satuan pendidikan, atau 10 (sepuluh) tahun secara terputus-putus
pada satuan Pendidikan; (c) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau
tingkat berat; (d) Menunjukkan loyalitas, kesetiaan, pengabdian, dan komitmen dalam
menjalankan tugas; (e) Menunjukkan kepribadian dan hubungan sosial yang baik dengan
masyarakat sekitar dan peserta didik selama bertugas di daerah khusus; (f) Belum pernah
menerima penghargaan peringkat 1, 2, dan 3 guru berdedikasi tingkat Nasional; (g) Belum
pernah menjadi finalis/peserta pemilihan guru berdedikasi tingkat Nasional kurang dari 1
tahun terakhir; dan (h) Peserta menyusun dan menyerahkan laporan profil pengabdian
guru disertai dengan bukti pendukung yang meyakinkan (foto, dokumen, dan video).
Dari prosedur penilaian guru berprestasi pada tahun 2019 tersebut, Kemdikbud tidak
hanya fokus pada kompetensi teknis dan akademis. Tiga kompetensi lain yaitu sosial,
profesionalitas, dan wawasan kependidikan. Uji kemampuan tersebut juga tak hanya
dilakukan monoton melalui tes tertulis. Dalam beberapa rangkaian kegiatan para guru dan
tenaga kependidikan juga diminta membuat video aktivitasnya selama mengajar di sekolah
untuk diunggah secara daring. Selain itu, ada juga aktivitas permainan dan tugas
kelompok. Hal tersebut karena para guru di lapangan tidak bisa hanya mengandalkan
kemampuan hafalan. Tapi juga harus mampu memicu diskusi dan melakukan transfer ilmu
pengetahuan dengan cara-cara yang kritis sekaligus menyenangkan. Dari aktivitas yang
beragam, akan kelihatan kemampuan para guru bekerja sama, berkomunikasi, pemecahan
masalah, dan literasi digital. Termasuk kedalaman pemahamannya terkait kebijakan
pendidikan, perundang-undangan pendidikan, sampai rasa nasionalisme, dan cinta Tanah
Air (Damaledo, 2019)
Sebagai gambaran umum biasanya materi yang akan diujikan, meliputi: (1)
Dokumen Portofolio; (2) Tes tulis; (3) Wawancara; (4) Presentasi; dan (5) Kunjungan
Lapangan ( Rumah maupun sekolah) bagi guru yang masuk nominasi. Sedangkan materi
bahan uji, antara lain: (1) Penguasaan Pedagogik (Akademis); (2) Kemampuan
Profesionalisme; (3) Penilaian Sosial; dan (4) Penilaian Kepribadian (Wahyudiono, 2024)
Untuk Tes tertulis memuat 4 materi bahan uji yang dibuat dalam bentuk soal pilihan
ganda (PG) dan essay. Jumlah soal rata rata adalah 100 item dengan komposisi, pedagogik,
kemampuan profesionalisme, kemampuan sosial, dan kemampuan Kepribadian, dengan
durasi waktu rata rata 2 jam untuk menyelesaikan soal tes tersebut. Bersamaan waktu saat
mengerjakan soal tes tulis, dokumen portofolio diperiksa oleh panitia. Setelah tes tulis
selesai, selanjutnya peserta seleksi guru berprestasi akan diminta untuk menampilkan
presentasi mereka bisa berupa Penelitian Tindakan kelas (PTK), Karya tulis, Best
practice, Makalah ataupun Karya pengembangan dirinya dalam bentuk power point
presentation (PPT) dengan alokasi waktu setiap guru sekitar 10 sampai dengan 15 menit,
dengan rincian 10 menit untuk presentasi dan 5 menit untuk tanya jawab oleh dewan juri
yang sudah ditunjuk. Kuncinya, materi presentasi harus mengandung unsur Inovasi dalam
pembelajaran, karena poin nilai tertinggi ada di hal itu. Setelah selesai tes tertulis dan
pemeriksaan dokumen portofolio, pada hari materi uji selanjutnya adalah tes tulis psikotes
dan wawancara. Untuk tes tulis psikotes ini berlangsung jampir 1,5 jam, sedangkan untuk
wawancara hanya berlangsung kurang lebih 5 sampai dengan 15 menit, tergantung dari
dewan juri itu sendiri dan juga dari jawaban anda sebagai peserta tes guru berprestasi.
Semakin banyak pertanyaan, artinya menunjukkan peserta tersebut berkualitas. Dan yang
paling terakhir, bisa dilaksanakan atau tidak, adalah akan ada petugas atau panitia yang
ditunjuk untuk mengunjungi peserta lomba, baik di lingkungan rumah, ataupun di sekolah
yang bisa bersifat terbuka dalam arti bertemu langsung dengan peserta, atau bersifat
penilaian tersembunyi.
Sebagai tambahan lainnya yang tidak bisa untuk diabaikan begitu saja, jangan lupa
untuk melakukan: (1) Mencari informasi terkait Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan
seleksi guru berprestasi. Mempelajari Juknis secara teliti sangat penting dalam rangka
mempersiapkan dokumen-dokumen, karya tulis, dan hal lain yang disyaratkan; (2)
Menyusun portofolio dengan baik dan rapi; (3) Membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI)
sebagai karya best practice yang berbasis produk/IT, kekinian dan dihargai. Best
practice adalah karya tulis yang berisikan pengalaman terbaik kita selama penjadi
pendidik. Dengan dilengkapi lampiran yang berisi bukti-bukti kegiatan belajar, action
plan, hasil belajar siswa, foto-foto produk dan seterusnya di bagian belakang. Jumlah
halaman best practice biasanya dibatasi hanya 15 halaman; (4) Membuat slide infografis,
merupakan gambaran singkat dari KTI yang sudah dibuat, biasanya hanya tiga slide berisi
rangkuman dari isi KTI; (5) Menyiapkan wawancara dan presentasi (Amiroh, 2019); dan
(6) membuat Video Pembelajaran yang menarik dan informatif. Video pembelajaran juga
menjadi syarat utama saat seleksi di tingkat nasional (tidak menjadi syarat di
kabupaten/provinsi). Video pembelajaran menggambarkan kegiatan pembelajaran yang
menjadi tema pada best practice. Biasanya kita diminta untuk membuat video
pembelajaran untuk 1 kegiatan pembelajaran. Usahakan video pembelajaran yang dibuat
bersifat informatif, menarik dan tidak membosankan, serta berbeda dengan video
pembelajaran yang kebanyakan. Alur video pembelajaran jelas harus mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita lampirkan pada best practice
(Amiroh, 2019)
Penutup
Guru sebagai pendidik professional dengan tugas dan fungsinya memiliki
kedudukan serta peran yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
(SDM) berkualitas dalam menyongsong generasi emas Indonesia 2045. Harus diakui
bahwa guru sebagai ujung tombak pendidikan, ditangan gurulah peserta didik
dipersipakan untuk menjadi generasi unggul.
Dalam upaya untuk memotivasi guru meningkatkan kinerja, disiplin, dedikasi,
loyalitas, dan professional sebagai agen perubahan sekaligus menjadi role model (teladan)
bagi murid dan lingkungan ekosistem pendidikan baik di sekolah maupun di daerah
masing-masing. Maka sebagai bentuk apresiasi penghargaan terhadap guru dalam
melaksakan tugas keprofesionalnya dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, yakni membangun SDM Indonesia Unggul. Salah satunya yaitu
dengan diselenggarakan ajang pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi oleh pemerintah
melalui Kemendikbudristek, yang secara teknis dilakukan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan sebagai langkah konkret menyukseskan visi pemerintah yang
berfokus pada pembangunan manusia.
Bentuk apresiasi penghargaan yang diterima guru berprestasi dan berdedikasi, selain
mendapatkan berupa tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam atau
penghargaan, mulai dari tingkat sekolah, tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan,
tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional, juga tidak kalah pentingnya
akan memberikan efek bergulir, seperti menjadi narasumber, instruktur nasional untuk
menyebarluaskan best practices prestasi mereka, dan pastinya kedepan akan mendapatkan
peluang kesempatan berkarier yang sangat terbuka lebar.
Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk dapat mensosialisasikan terkait ajang
lomba pemilihan Guru Berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional kepada guru Indonesia
oleh semua elemen pendidikan. Harapannya semoga melalui ajang pemilihan guru
berprestasi dan berdedikasi bisa menginspirasi, dan memotivasi para guru Indonesia,
mendapatkan prestasi yang serupa, bahkan bisa lebih dari prestasi mereka.
Melalui tulisan singkat ini dimaksudkan sebagai bentuk turut serta aktif dan
berpartisipasi dalam memberikan sedikinya informasi mengenai gambaran umum seputar
pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional. Hal itu sangatlah beralasan,
sebagaimana dikutip dalam laman (Nihayati, 2019), terdapat fenomena permasalahan
terkait dengan kurang minatnya para guru untuk berkompetisi dalam pemilihan guru
berprestasi, dikarenakan karena kurangnya pemahaman yang diperoleh mengenai hal
ikhwal terkait pemilihan Guru berprestasi dan berdedikasi secara utuh.
Daftar Pustaka