Anda di halaman 1dari 16

Guru Penggerak;

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Pada Pasal 2 ayat (1), Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021


tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala, menyatakan bahwa guru yang
diberikan penugasan sebagai kepala sekolah harus memenuhi
persyaratan memiliki Sertifikat Guru Penggerak. Selanjutnya ditegaskan
pula pada Pasal 13, Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 tentang
Pendidikan Guru Penggerak, menyebutkan bahwa Sertifikat Guru
Penggerak dapat digunakan untuk pemenuhan salah satu persyaratan
sebagai: a. kepala sekolah; b. pengawas sekolah; atau c. penugasan lain
di bidang Pendidikan.

Pendahuluan

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, atau dikenal
dengan sebutan cita-cita mewujudkan Indonesia Emas, dimaksudkan untuk mendorong
transformasi sosial, serta menciptakan manusia dan masyarakat yang sejahtera, unggul, dan
berdaya saing. Disusul dengan Rencana Pembangunan jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2020-
2024, yang memfokuskan pada lima pembangunan, salah satu diantaranya menempatkan
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai proiritas utama. Hal tersebut sejalan pula
dengan amanat Nawacita atau sembilan dan cita, sebagai prioritas pembangunan untuk lima
tahun ke depan di periode kedua pemerintahan Jokowi-Ma‘ruf Amin, yang fokus pada
pembangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul, yang berkualitas dan berdaya saing,
dengan karakteristik sehat, cerdas, adaptif, kreatif, inovatif, bermartabat, terampil, serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam mencapai tujuan negara yang berdaulat secara
politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Menjadi
pertanyaan bagaimana untuk mewujudkan SDM Indonesia Unggul tersebut, tentu semua sepakat
bahwa tidak ada pilihan lain kecuali dengan menempuh jalan Pendidikan yang berkualitas
(Pataka, 2018).
Namun apa yang terjadi dengan mutu pendidikan nasional kita saat ini, faktanya hasil
pembelajaran tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi masih belum bisa dibanggakan.
Hal itu ditunjukkan pada tren nilai tes PISA dan peringkat Indonesia dari tahun 2000-2018,
ternyata capaian pendidikan Indonesia menduduki peringkat yang rendah. Hasil tes PISA tahun
2018, untuk bidang matematika, posisi Indonesia diperingkat 72 (tujuh puluh dua) dari 78 (tujuh
puluh delapan) dari negara yang berpartisipasi dalam PISA. Hasil yang kurang lebih sama
ditunjukkan untuk tes sains dan membaca. Nilai tes PISA Indonesia juga memperlihatkan tren
stagnan, tidak ada lonjakan peningkatan nilai selama periode 18 (delapan belas) tahun. Lebih
lanjut berkenaan dengan hasil non-akademik, seperti pendidikan sikap dan perilaku, berdasarkan
data yang dimiliki Kemendikbud, juga menunjukkan perlunya perbaikan. Dalam hal
perundungan (bullying) dan kerangka pikir kemajuan (growth mindset), menunjukkan hasil
survei terhadap peserta didik Indonesia dibandingkan dengan rata-rata peserta didik negara-
negara OECD, 41% (empat puluh satu persen) peserta didik Indonesia melaporkan mengalami
perundungan beberapa kali dalam satu bulan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka
rata-rata negara OECD sebesar 23% (dua puluh tiga persen). Peserta didik yang sering
mengalami perundungan mencapai nilai membaca 21 (dua puluh satu) poin lebih rendah. Mereka
juga merasa sedih, takut, dan tidak puas dengan kehidupan mereka. Peserta didik seperti ini lebih
mungkin untuk absen sekolah (Aditomo, 2022)
Sebagai rekomendasi atas hasil pembelajaran peserta didik Indonesia yang kurang
menggembirakan tersebut, antara lain: pedagogi dan efektivitas pengajaran para guru Indonesia
masih perlu diperbaiki; Guru sering bertindak sebagai penerus pengetahuan, bukan fasilitator
pembelajaran; Banyak guru disinyalir tidak memfokuskan pengembangan karakter dan
membangkitkan keinginan belajar; dan Cara guru bertanya bersifat dangkal, belum mendukung
munculnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) dan kemampuan
menjelaskan logika pemikiran (Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kiprah guru dalam proses pembelajaran belum berhasil
melakukan gerakan massal yang berdampak besar bagi kemajuan pendidikan nasional.
Menyikapi itu semua tentu harus segera dicarikan jalan keluarnya. Berbagai terobosan
kebijakan pendidikan terkait peningkatan mutu guru terus digulirkan oleh Kemdikbudristek
sebagai institusi yang memiliki otoritas penuh dalam menangani pendidikan nasional, salah
satunya sebagai kebijakan yang ditunggu yakni Program Guru Penggerak, merupakan episode
kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan di awal tahun 2020.
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 26
Tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak, bahwa Guru Penggerak merupakan salah satu
program yang dirancang guna memperoleh kualitas pendidikan yang lebih baik, dilakukan
melalui progam pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran,
teladan, dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan murid murid
berkompetensi dan berkarakter Pancasila, mampu mendorong transformasi pendidikan
Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademik murid, mengajar dengan kreatif, dan
mengembangkan diri secara aktif. Pada gilirannya melalui Program Guru Penggerak diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Bentuk Apresiasi Terhadap Guru Penggerak

Begitu pentingnya peran dan kedudukan guru penggerak bagi kemajuan pendidikan
nasional, maka sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap Guru Penggerak tersebut dengan
menerbitkan Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Sebagai
Kepala, dimana pada Pasal 2 ayat (1), menyebutkan bahwa guru yang diberikan penugasan
sebagai kepala sekolah harus memenuhi persyaratan memiliki Sertifikat Guru Penggerak.
Selanjutnya ditegaskan pula pada Pasal 13, Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 tentang
Pendidikan Guru Penggerak, yang menyatakan bahwa Sertifikat Guru Penggerak dapat
digunakan untuk pemenuhan salah satu persyaratan sebagai: a. kepala sekolah; b. pengawas
sekolah; atau c. penugasan lain di bidang Pendidikan.

Disamping begitu besar bentuk apresiasi pemerintah kepada Guru Penggerak, sekaligus
dianggap menariknya tentang program Pendidikan Guru Penggerak yang ditawarkan. Hal itu
mendorong antusias yang begitu besar kepada para guru di berbagai wilayah untuk menjadi
bagian dari program Guru Penggerak. Mereka benar-benar disibukkan untuk proaktif mencari
informasi, berdiskusi, tanya jawab, dan saling memberi semangat agar lolos dalam seleksi guru
penggerak. Mulai dari menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, latihan simulasi
mengajar, hingga latihan menjawab pertanyaan terkait dengan program Guru Penggerak. Dengan
harapan mereka bisa ikut seleksi sekaligus lulus mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, dan
mendapatkan sertifikat guru penggerak, meskipun itu harus ditempuh dengan berbagai tahapan
seleksi yang harus dilalui secara ketat.

Menjadi pertanyaan apa yang menjadi keistimewaan dan keunggulan Guru Penggerak
dibandingkan dengan guru pada umumnya, sehingga mendapatkan apresiasi luar biasa dari
pemerintah. Apa, tujuan, dan peran Guru Penggerak pada Program Merdeka Belajar, dalam
kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran, teladan, dan agen transformasi ekosistem Pendidikan
untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Meskipun informasi resmi terkait program Guru
Penggerak bisa dilihat padal laman Kemdikbudristek (Kemdikbud, 2019) Namun tidak ada
salahnya untuk membahas kembali tentang Guru Penggrak (GP), mulai dari pengertian Guru
Penggerak, arah Program Guru Penggerak, Pendidikan Guru Penggerak (PGP), pembelajaran
pendidikan Guru Penggerak, Rekrutmen calon Peserta Guru Penggerak, kriteria persyaratan
administrasi, dan seterusnya, dalam kemasan bahasan yang lebih ringkas sebagai informasi yang
mengedukasi.

Guru Penggerak (GP)

Guru Penggerak adalah Guru yang telah memiliki sertifikat guru penggerak (Pasal 1,
Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022, tentang Pendidikan Guru Penggerak). Guru
Penggerak merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk: (1)
Menyiapkan para pemimpin Pendidikan Indonesia di masa depan; (2) Pemimpin pembelajaran
yang mampu mendorong tumbuh kembangnya murid secara holistik; (3) Aktif dan proaktif
dalam mengembangkan guru disekitarnya untuk mengimpleementasikan pembelajaran yang
berpusat kepada murid; (4) Menjadi teladan; dan (5) Agen transformasi ekosistem Pendidikan
untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila (Kemdikbudristek. Merdeka Belajar Episode Kelima
Guru Penggerak Angkatan 7. Jakarta: Kemdikbudristek). Lebih lanjut Guru Penggerak, berperan
untuk: (1) Menggerakkan komunitas; belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya; (2)
Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah;
(3) Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah; (4) Membuka ruang diskusi positif
dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran; dan (5) Menjadi pemimpin pembelajaran yang
mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah (Yunita, 2023)

Arah Program Guru Penggerak


Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru
untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya,
konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan (angkatan 1-4) atau 6 bulan (mulai dari angkatan
5) bagi calon Guru Penggerak. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas
mengajarnya di sekolah masing-masing sebagai guru. Melalui program Pendidikan Guru
Penggerak diharapkan mampu menghasilkan guru yang dapat mengajar dengan kreatif, bisa
menjadi pelatih (coach)/mentor, dan menjadi teman belajar rekan sejawatnya. Disamping itu,
guru penggerak juga dituntut untuk melakukan pengimbasan ilmu dan praktik yang dimiliki
untuk dikembangkan bersama guru lainnya, sebab perubahan itu perlu dilakukan bersama-sama
sehingga seluruh ekosistem pendidikan menjadi berdaya (Kemdikbud, 2024).

Adapun arah Program Guru Penggerak, yaitu: (1) fokus pada pengembangan
kepemimpinan pembelajaran dan kemandirian guru dalam pengembangan professional dirinya;
(2) menjadikan kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai mitra penggerak untuk bersama-
sama melakukan transformasi pendidikan di sekolah. Selain itu, program ini ditujukan untuk para
guru yang berpotensi menjadi pemimpin pendidikan Indonesia masa depan; (3) akan melakukan
asesmen dari sisi pedagogi, kemampuan analitis, motivasi, dan kompetensi lain sehingga data
peserta pelatihan dapat digunakan sebagai pengembagan pelatihan dan pengukuran keberhasilan
pelatihan yang lebih objektif; (4) program pelatihan guru mengedepankan coaching dan on-the-
job training untuk memastikan teori-teori pembelajaran yang didapatkan di ruang pelatihan bisa
ditransformasikan ke dalam pembelajaran di dalam kelas dan berdampak pada peningkatan
kualitas hasil belajar; (5) mengembangakan komunitas praktik sebagai ruang belajar bersama dan
berkolaborasi antar guru sehingga guru bisa saling dukung saat menghadapi kesulitan dalam
penerapan konsep yang baru dipelajari; dan (6) guru penggerak memberdayakan ekosistem
sekolah lainnya untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid dengan
menjadikan data dan hasil refleksi sebagai basis menentukan kebijakan program
(Kemendikbudristek. Merdeka Belajar episode kelima; Guru Penggerak Angkatan 7. Jakarta:
Kemdikbudristek). Pada ujungnya capaian dari Program Guru Penggerak ialah memiliki sebuah
profil pelajar sebagai tujuan pendidikan, yaitu Profil Pelajar Pancasila, dengan enam aspek yang
harus dimiliki oleh murid-murid, meliputi: (1) beriman, bertakwa kepadaTuhan yang Maha Esa,
dan berakhlak Mulia; (2) kreatif; (3) gotong royong; (4) berkebhinekaan global; (5) bernalar
kritis; dan (6) mandiri. Upaya mewujudkan Profil Pelajara Pancasila ini merupakan amanat yang
dititipkan dari tujuan pendidikan nasional, dalam rangka melahirkan SDM Indonesia unggul.

Pendidikan Guru Penggerak (PGP)


Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar
yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di awal tahun 2020.
Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan dapat bekerja
sama dengan pemerintah daerah atau masyarakat. Berdasarkan Pasal 2 Permendikbudristek No.
26 Tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak (PGP), bertujuan untuk menghasilkan profil
Guru Penggerak. Profil Guru Penggerak dimaksud, merupakan Guru yang memiliki
kemampuan untuk: (a) merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksikan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan berbasis data; (b)
berkolaborasi dengan orang tua, rekan sejawat, dan komunitas untuk mengembangkan visi, misi,
dan program satuan pendidikan; (c) mengembangkan kompetensi secara mandiri dan
berkelanjutan berdasarkan hasil refleksi terhadap praktik pembelajaran; dan (d)
menumbuhkembangkan ekosistem pembelajar melalui olah rasa, olah karsa, olah raga, dan olah
pikir bersama dengan rekan sejawat dan komunitas secara sukarela.
Pendidikan Guru Penggerak adalah proses pendidikan bagi guru selama 9 bulan (angkatan
1-4) atau 6 bulan (mulai dari angkatan 5) yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan
pendampingan. Untuk beban belajar Pendidikan Guru Penggerak, sebagaimana dijelaskan pada
Pasal 9 Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022, paling sedikit 310 (tiga ratus sepuluh) jam
pelajaran dan paling banyak 400 (empat ratus) jam pelajaran. Alokasi waktu tersebut terdiri dari
paparan kebijakan 4 JP, pelatihan daring 212 JP, lokakarya 64 JP, pendampingan individu 24 JP,
serta evaluasi program 6 JP. (1 JP terdiri dari 45 menit). Selanjutnya pada Pendidikan Guru
Penggerak juga memberikan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dengan memberikan
pengurangan beban belajar terhadap: (a) Guru sebagai pelatih ahli pada Program Sekolah
Penggerak (PSP); (b) Guru sebagai Fasilitator pada PSP; (c) Guru sebagai Pengajar Praktik pada
pendidikan Guru Penggerak; atau (d) Guru yang memiliki surat keputusan penugasan sebagai
kepala sekolah yang ditetapkan sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak, dan telah
melaksanakan tugas pada PSP selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Pengurangan beban belajar
terhadap Guru sebagai pelatih ahli pada PSP, dan Guru sebagai Fasilitator pada PSP, Guru
sebagai Fasilitator pada PSP, dan Guru sebagai Pengajar Praktik pada pendidikan Guru
Penggerak, diberikan paling banyak 76% (tujuh puluh enam persen). Pengurangan beban belajar
terhadap Guru yang memiliki surat keputusan penugasan sebagai kepala sekolah sebagaimana
dimaksud pada huruf d diberikan sebesar 100% (seratus persen) (Pasal 10 Permendikbudristek
No. 26 Tahun 2022). Sebagai catatan, bahwa untuk Pengajar Praktik dari guru/Kepala Sekolah
dapat melakukan rekognisi sebagai GP dengan cara mengikuti; (a) seleksi sebagai fasilitator; (b)
bertugas menjadi fasilitator selama 6 bulan (minimal satu Angkatan); (c) Mengikuti eloborasi 10
modul; (d) Mengerjakan/melakukan aksi nyata; dan (e) Melakukan tes awal dan tes akhir.
Adapun yang menjadi sasaran Pendidikan Guru Penggerak, meliputi Guru pada: (a) Taman
Kanak-Kanak; (b) Sekolah Dasar; (c) Sekolah Menengah Pertama; (d) Sekolah Menengah Atas;
(e) Sekolah Menengah Kejuruan; dan (f) Sekolah Luar Biasa (Pasal 4, Permendikbudristek No.
26 Tahun 2022). Untuk pendanaan dalam pelaksanaan pendidikan Guru Penggerak, bersumber
dari: (a) anggaran pendapatan dan belanja negara; (b) anggaran pendapatan dan belanja daerah;
dan/atau (c) sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Dikti, 2022)
Pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak
Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak, dilakukan: (1) secara
daring dan luring; (2) Selama pembelajaran berlangsung, diberikan : a) materi pembelajaran; b)
pendampingan individu; dan c) pendampingan kelompok; (3) Materi pembelajaran tersebut,
meliputi: a) paradigma dan visi Guru Penggerak; b) praktik pembelajaran yang berpihak pada
peserta didik; dan c) pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan satuan Pendidikan; (4)
Pendampingan individu dan pendampingan kelompok merupakan praktik atas materi
pembelajaran; (5) Materi pembelajaran diberikan oleh Fasilitator dan Instruktur. (6)
Pendampingan individu dan pendampingan kelompok dilakukan oleh Pengajar Praktik (Pasal 8,
Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022).
Untuk penilaian pada proses pembelajaran sebagaimana dilaksanakan berdasarkan: (a)
hasil penugasan; (b) aksi nyata/praktik; dan (c) observasi. Penilaiannya dilakukan oleh Fasilitator
pendidikan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik untuk menentukan kelulusan peserta
pendidikan Guru Penggerak (Kemdikbud, 2022). Bagi peserta pendidikan Guru Penggerak yang
sudah dinyatakan lulus berdasarkan penilaian, berhak untuk mendapatkan sertifikat Guru
Penggerak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan
selanjutnya dapat digunakan untuk pemenuhan salah satu persyaratan untuk diajukan, sebagai:
(a) kepala sekolah; (b) pengawas sekolah; atau (c) penugasan lain di bidang Pendidikan (Pasal
13, Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 ), sekaligus juga bisa berperan menjadi PP,
Fasilitator, atau Instruktur pada Pendidikan Guru Penggerak (PGP) melalui proses seleksi dan
pembekalan sesuai perannya;
Pendidikan Guru Penggerak sebagai program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
melalui pelatihan dan kegiatan kolektif guru, bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan
kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru, sehingga mampu menggerakkan
komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah, serta berpotensi menjadi pemimpin
pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan bagi peserta didik ketika
berada di lingkungan sekolahnya masing-masing, sebagaimana tujuan Merdeka Belajar, serta
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan dalam rangka mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila.
Program Pendidikan Guru Penggerak didesain melalui pendekatan andragogi atau
pembelajaran orang dewasa, dan blended learning. Proses belajar mengajarnya, dengan cara: (a)
belajar secara online, belajar mandiri, dan belajar mandiri terbimbing, untuk menyelesaikan 10
modul melalui kolaboratif, diskusi, refleksi, elaborasi bersama fasilitator dan instruktur, dan
berkolaborasi dengan teman guru lainnya; (b) Belajar di tempat kerja dan lokakarya bersama
guru lainnya yang didamping, pengajar praktik; (c) Belajar dan mengerjakan tugas-tugas melalui
LMS (learning management system) yang disediakan; dan (d) Melakukan aksi nyata dari
pembelajaran yang diberikan di kelas atau di sekolah.
Kerangka Desain Pendidikan Guru dengan prinsip Andragogi dan menudukung hasil
belajar yang implementatif berbasis lapangan, meliputi 70 persen Belajar di tempat kerja dan
Komunitas Praktik meliputi pemberian umpan balik dari atasan, rekan, dan siswa, kegiatan
dilakukan dalam bentuk program pendidikan yang mengedepankan Coaching clinic dan On-the-
job-learning, dimana guru sebagai peserta PGP tetap bertugas mengajar dan mengerakkan
komunitas sekolah, sekaligus menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke
dalam pembelajaran kelas, sementara 20 persen kegiatan dirancang dalam bentuk kegiatan
belajar bersama rekan sejawat dan guru lainnya, dan 10 persen lainnya dilakukan dalam bentuk
pembelajaran bersama fasilitator, dan pendamping
Pembelajarannya mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional,
pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam
pengembangan diri dan sekolah. Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul
meliputi (Kemdikbud, 2021):
Modul 1: Paradigma dan Visi Guru Penggerak
Capaian Pembelajaran, meliputi: (a) Calon Guru Penggerak mampu memahami filosofi
pendidikan Ki Hajar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut
dengan konteks Pendidikan local dan nasional pada saat ini; (b) Calon Guru Penggerak mampu
menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah
sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif; dan (c) Calon Guru Penggerak
mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid
kepada guru dan pemangku kepentingan. Adapun topik Pembelajarannya, antara lain: (a)
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia - Ki Hajar Dewantara; (b) Nilai-nilai dan peran Guru
Penggerak; (c) Visi Guru Penggerak; dan (d) Membangun budaya positif di sekolah.

Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid


Capaian Pembelajaran, meliputi: (a) Calon Guru Penggerak (CGP) dapat
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar
siswa yang berbeda; (b) CGP mampu mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan social
yang menunjang pembelajaran; (c) CGP mampu melakukan praktik komunikasi yang
memberdayakan sebagai keterampilan dasar coach; dan (d) Calon Guru Penggerak mampu
menerapkan praktik coaching sebagai pemimpin pembelajaran. Adapun topik Pembelajaran,
antara lain: (a) Pembelajaran berdiferensiasi; (b) Pembelajaran emosional dan social; serta (c)
Coaching.
Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
Capaian pembelajaran, meliputi: (a) Calon Guru Penggerak mampu melakukan praktik
pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran; (b) Calon Guru
Penggerak mampu melakukan strategi pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, waktu, dan
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berdampak pada murid; (c) Guru Penggerak mampu merencanakan, mengorganisasikan, dan
mengarahkan program perbaikan dan perubahan sekolah, serta memantaunya agar berjalan
sesuai rencana dan mengarah pada tujuan; dan (d) Calon Guru Penggerak mampu
mengembangkan kegiatan berkala yang memfasilitasi komunikasi murid, orangtua dan guru serta
menyediakan peran bagi orang tua terlibat dalam proses belajar yang berdampak pada
peningkatan kualitas pembelajaran. Adpun topik pembelajarannya, antara lain: (a) Pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran; (b) Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya; dan
(c) Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid
Konferensi: Selebrasi, Refleksi, Kolaborasi dan Aksi
Untuk capaian pembelajarannya, meliputi: (a) CGP merefleksikan perannya sebagai GP
dan strategi yang telah dijalankan sebagai guru penggerak; (b) CGP berbagi praktik baik dengan
rekan sejawat; (c) CGP membuat rencana tindak lanjut dan kolaborasi dengan rekan sejawat; dan
(d) Calon Guru Penggerak membuat rencana tindak lanjut dan berkolaborasi dengan rekan
sejawat. Adapun topik pembelajarannya, antara lain: (a) Menjadi fasilitator kelompok dan
fasilitator perubahan; (b) Mengevaluasi proses mentoring bersama mentor; dan (c)
Mempersiapkan rencana berbagi praktik baik.
Rekrutmen Peserta Calon Guru Penggerak
Terpilih menjadi seorang Guru Penggerak tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Ada banyak tahapan seleksi yang harus dilalui oleh calon guru penggerak. Guru harus lulus
seleksi tahap 1 (CV, Esai), dan seleksi tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara), serta
mengikuti pendidikan guru penggerak selama enam (6) bulan. Sebelum memasuki tahapan
seleksi hingga sampai pada mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, diawali terlebih dahulu
dengan rekrutmen calon peserta, dengan tujuan untuk mendapatkan guru-guru terbaik sesuai
dengan sasaran wilayah provinsi/kabupaten/kota yang telah ditetapkan. Tim PGP Dinas
Pendidikan Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota untuk menyampaikan informasi rekrutmen PGP
kepada para guru, kepala dan praktisi terbaik. Untuk pertanyaan lebih lanjut, disiapkan dan
layani melalui alamat surel: guru.penggerak@kemendikbud.go.id, atau untuk lebih lengkapnya
lagi tentang Informasi proses rekrutmen calon guru penggerak dapat dilihat juga pada laman:
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak. Akan tetapi tidak ada salahnya bila
gambaran umum terkait dengan proses rekrutmen guru penggerak, diuraikan kembali pada
penjelasan berikut dibawah ini.

a. Kriteria Umum
Meliputi sebagai berikut: (a) Tidak sedang mengikuti kegiatan diklat latsar CPNS, PPG,
dan sebagai asesor PGP atau PSP; (b) Tidak sedang proses rekrutmen kepala sekolah penggerak,
pelatih ahli pada Program Sekolah Penggerak atau kegiatan lain yang dilaksanakan secara
bersamaan dengan proses rekrutmen pendidikan guru penggerak; (c) Mendapat izin dari
pimpinan/ atasan langsung tempat bekerja; (d) Memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi guru
penggerak dan bersedia mengikuti proses pendidikan selama 6 bulan; dan (e) Aktif mengajar
selama pendidikan berlangsung (Ditjen GTK. 2021. Rekrutmen Calao Guru Penggerak Angkatan
5. Jakarta: Kemdikbudristek)
b. Persyaratan
Pada Pasal 6 Permendikbudristek No. 22 Tahun 2022, Calon peserta pendidikan Guru
Penggerak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) berstatus sebagai Guru; (b) memiliki
kualifikasi akademik paling rendah S-1/D-IV; (c) memiliki pengalaman mengajar paling singkat
5 (lima) tahun; (d) memiliki masa sisa mengajar tidak kurang dari 10 (sepuluh) tahun; (e)
terdaftar pada data pokok pendidikan Kementerian; dan (f) tidak sedang terdaftar dan berperan
sebagai : 1) Pengajar Praktik pada pendidikan Guru Penggerak; 2) asesor pada pendidikan Guru
Penggerak atau PSP; 3) Fasilitator pada pendidikan Guru Penggerak atau PSP; dan/atau 4)
Instruktur pada pendidikan Guru Penggerak; dan g. mendapatkan rekomendasi dari atasan
langsung.
c. Mekanisme Seleksi
Mekanisme dalam mengikuti seleksi Guru Penggerak, tahapannya meliputi: (1) Ditjen
GTK menyiapkan laman dan SIM Aplikasi pendaftaran calon pendidikan guru penggerak; (2)
Ditjen GTK menyosialisasikan Program Pendidikan Guru Penggerak kepada masyarakat dan
pihak-pihak yang terkait; (3) Ditjen GTK mengumumkan pendaftaran calon peserta pendidikan
guru penggerak secara daring melalui laman maupun melalui surat kepada kepala Dinas
Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota; (4) Calon peserta pendidikan guru penggerak mendaftar
secara daring pada laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id dengan mengisi
pernyataan/pertanyaan dan mengunggah dokumen persyaratan yang terdiri dari: (a) mengisi
biodata pada laman; (b) mengunggah Kartu Tanda Penduduk; (c) mengunggah Ijazah S1/D4; (d)
mengunggah SK mengajar; (e) mengunggah surat izin dari pimpinan/ atasan langsung tempat
bekerja (sesuai format); (5) Ditjen GTK melakukan dua tahap seleksi untuk calon guru pengerak
sebelum mengikuti PGP; (6) Ditjen GTK menetapkan dan mengumumkan calon guru penggerak
yang memenuhi syarat secara daring dan menyampaikan rekapitulasi kepada dinas pendidikan
kabupaten, kota, dan provinsi serta penyelenggara pendidikan guru penggerak
(PPPPTK/LPPKSPS) (DJGTK, 2021) Langkah-langkah Pendaftaran & Seleksi Melalui Aplikasi
Langkah-langkah yang dilakukan Calon Guru Penggerak dalam melakukan pendaftaran,
meliputi: (1) Mengakses dan login ke simpkb; (2) Membuka menu program Guru Penggerak dan
melakukan Registrasi Calon Guru Penggerak; (3) Mengikuti tahapan seleksi Calon Guru
Penggerak; dan (4) Melakukan ”ajuan” sebagai Calon Guru Penggerak (Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan. 2021. Rekrutmen Calon Guru Penggerak Angkatan 5. Jakarta:
Kemdikbudristek).

Fasilitator, Instruktur, Pengajar Praktik, dan Narasumber Eselon

Disamping calon guru penggerak yang bertindak sebagai peserta program, terdapat unsur
lainnya dalam program guru penggerak seperti adanya fasilitator, instruktur, pengajar praktik,
dan narasumber eselon. Lebih jelasnya akan diuraikan berikut di bawah ini.

a. Fasilitator Calon Guru Penggerak

Fasilitator adalah pengajar yang memfasilitasi proses pembelajaram, yang direkrut dari
unsur widyaiswara, guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan untuk menjadi fasilitator dan
pendamping calon guru penggerak. Fasilitator berperan dalam membantu proses pelatihan
daring, meliputi monitor kemajuan peserta; memandu proses diskusi; menyimak presentasi
kelompok; serta menilai penugasan individu dan kelompok.

Peran Fasilitator (daring) (DJGTK, 2021) meliputi: (1) Memfasilitasi diskusi dan refleksi
serta penguatan kepada calon guru penggerak; (2) Mengumpulkan tugas-tugas menilai dan
memberikan umpan balik dan penilaian kepada calon guru penggerak; (3) Memotivasi dan
membantu calon guru penggerak menjalankan perannya; (4) Mencatat perkembangan calon guru
penggerak yang dilakukan secara daring; dan (5) Melakukan komunikasi dengan instruktur
terkait perkembangan CGP.

b. Persyaratan Fasilitator

Calon fasilitator Guru Penggerak harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut: (1) telah
bertugas sebagai pendamping (pengajar praktik) pada PGP Angkatan 1; (2) berkomitmen untuk
memenuhi kewajiban secara penuh sebagai fasilitator; (3) mendapat izin dari atasan; (4) tidak
menjadi asesor, instruktur, pelatih ahli, Kepala Sekolah Penggerak atau sedang proses mengikuti
seleksi sebagai asesor, instruktur, atau pelatih ahli pada program sekolah penggerak; (5) tidak
menjadi asesor, pengajar praktik/pembimbing, atau sedang dalam penugasan sebagai asesor,
pengajar praktik/pendamping (angkatan 2 atau 3) pada program pendidikan guru penggerak
(Ditjen GTK. 2021. Rekrutmen Fasilitator Angkatan 5 Pendidikan Guru Penggerak. Jakarta:
Kemdikbudristek).

Instruktur

Instruktur adalah pengajar yang memberikan pengayaan materi bagi peserta pendidikan
Guru Penggerak. bertemu dengan peserta secara virtual satu kali dalam setiap modulnya selama
2 JP. Dalam sesi ini, instruktur akan memaparkan materi lanjutan atau mengadakan forum tanya
jawab untuk mengonfirmasi pemahaman peserta. Peran Instruktur (daring) (Kemdikbud,
Pendidikan Guru Penggerak. Jakarta: Kemdikbud), yakni: (1) Memberikan penguatan materi
secara daring setiap modul PGP; (2) Memberikan penguatan konsep, teori, implementasi dan
contoh-contohnya; (3) Memberikan motivasi, inspirasi dan membantu calon guru penggerak; dan
(4) Mengembangkan materi pembelajaran PGP berdasarkan umpan balik .

Pengajar Praktik (Pendamping)

Pengajar Praktik adalah pengajar yang bertugas memberikan pendampingan individu dan
pendampingan kelompok peserta pendidikan Guru Penggerak di satuan pendidikan Pengajar
Praktik berperan dalam melakukan pendampingan individu dan pendampingan kelompok dalam
mempraktikan materi yang didapat dari pembelajarn daring, serta mrerfleksikan penerapan di
sekolah peserta. Pendampingan individu berupa kunjungan ke sekolah calon Guru Penggerak
dan melalui proses lokakarya dan pendampingan individu. Masa tugas Pengajar Praktik selama 6
bulan (Tri, 2020).

Dalam menjalankan tugasnya seorang pengajar praktik mendampingi kurang lebih 5 calon
guru penggerak. Pendampingan individu dilakukan dengan mengunjungi kesekolah calon guru
penggerak setiap bulannya dilakukan satu kali selama 4 JP. Pada setiap periode (sesuai jadwal)
pengajar praktik pada satu wilayah kabupaten/kota melakukan lokakarya bersama calon guru
penggerak. Pada lokakarya-lokakarya tertentu penyelenggara mengundang juga kepala sekolah,
pengawas dan kepala dinas pendidikan setempat (Parida, 2023).

Peran Pengajar Praktik: (a) Melakukan pendampingan individu; (b) Memfasilitasi


lokakarya pada setiap bulan; (c) Mengevaluasi, menilai, dan memberi umpan balik calon guru
penggerak; (d) Membuat laporan capaian perkembangan calon guru penggerak; (e) Memfasilitasi
proses refleksi dan rencana tindak lanjut. Kriteria umum untuk Pengajar Praktik, meliputi: (a)
Guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau praktisi/akademisi/konsultan pendidikan yang
telah menerapkan kepemimpina pembelajaran (instructional leadership); (b) mendapat izin dari
pimpinan/atasan tempat kerja, (jika merupakan praktisi/konsultan individu tidak perlu srat izin);
(c) bersedia mendampingi peserta selama proses pendidikan dan pendampingan 6 bulan; dan (d)
Tidak sedang mengikuti kegiatan diklat Diklat PPG, Kepala Sekolah, pengawas sekolah atau
kegiatan lain yang dilaksanakan secara bersamaan dengan proses rekrutmen dan Pendidikan guru
penggerak (Kemdikbudristek, 2021)

Persyaratan Pengajar Praktik

Persyaratan Pengajar praktik direkrut dari unsur guru, kepala sekolah dan
Praktisi/akademisi/konsultan Pendidikan, yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Guru:

Persyaratannya meliputi: 1) Minimal pendidikan S1/D4; 2) Memiliki pengalaman mengajar


5 tahun; 3) Memiliki sisa masa kerja minimal 2 tahun sebelum pensiun; 4)
Mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid; 5) Memiliki pengalaman
mentoring/ pelatihan guru selama 1 tahun; 6) Berkomitmen untuk menyelesaikan program; 7)
Memiliki pengalaman kepemimpinan (Contoh: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua
MGMP/KKG, Asosiasi Guru, koordinator komunitas, ketua organisasi pendidikan lainnya, dll)
(Kemdikbudristek. Merdeka Belajar episode Kelima Guru Penggerak Angkatan 6. Jakarta
Kemdikbudristek)

b. Kepala Sekolah:

Persyaratannya, meliputi: 1) Minimal pendidikan S1/D4; 2) Memiliki pengalaman


mengajar 5 tahun; 3) Memiliki sisa masa kerja minimal 2 tahun sebelum pensiun; 4)
Mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid; 5) Memiliki pengalaman
mentoring/ pelatihan guru selama 1 tahun; 6) Berkomitmen untuk menyelesaikan program. 7)
Memiliki pengalaman kepemimpinan (Contoh: Ketua MGMP/KKG, MKKS, MKPS, Asosiasi
Guru, koordinator komunitas, ketua organisasi pendidikan lainnya, dll) (Kemdikbudristek.
Merdeka Belajar episode Kelima Guru Penggerak Angkatan 6. Jakarta Kemdikbudristek).

c. Praktisi/akademisi/konsultan pendidikan:

Persyaratan yang harus dipenuhi, meliputi sebagai berikut: 1) Minimal pendidikan S1/D4;
2) Memiliki pengalaman mengajar atau melatih guru selama 5 tahun; 3) Mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat pada murid; 4) Memiliki pengalaman mentoring/ pelatihan guru
selama 1 tahun; 5) Berkomitmen untuk menyelesaikan program; 6) Memiliki pengalaman
kepemimpinan (contoh: pemimpin organisasi, komunitas, lembaga/instansi, dll).
(Kemdikbudristek, 2021)

Narasumber Eselon
Berperan dalam menyampaikan paparan kebijakan terkait Program Pendidikan Guru
Penggerak. Paparan ini disampaikan satu kali pada pembukaan program di setiap angkatannya.

Kiat Sukses Lulus Program Pendidikan Guru Penggerak

Terpilih menjadi seorang Guru Penggerak tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Dalam usulan alur pendaftaran dan seleksi Reguler GP, tahapannya meliputi : (1) Registrasi
secara daring via SIM PGP; (2) Seleksi Tahap 1(CV dan Essay); (3) Seleksi Tahap 2 (Simulasi
Mengajar dan Wawancara; dan (4) Diklat. Dalam upaya untuk lulus Pendidika Guru Penggerak,
perlu disiasati dengan cara melakukan:

a. Persiapan.
Sebagai Langkah persiapan yang harus dilakukan, meliputi: (1) Buka laman (Kemdikbud,
2021) ; (2) Pelajari semua halaman yang ada pada laman, pahami segala informasi mengenai
PGP mulai dari tanggal pendaftaran, alur pendaftaran, syarat dan kriteria, gambaran kegiatan,
dan info lainnya. Alur pendaftaran program guru penggerak meliputi seleksi berkas dan validasi
oleh tim verifikasi, pengumuman seleksi tahap 1, seleksi tahap 2 meliputi simulasi mengajar dan
wawancara, serta pengumuman seleksi tahap 2; (3) Tonton video tata cara pendaftaran yang
sudah tersedia pada halaman ‘Beranda; (4) Manajemen Waktu; secara umum dimanfaatkan
untuk melakukan penyiapan dokumen pendukung berupa Curriculum vitae (CV), KTP, surat
dukungan kepala sekolah, surat rekomendasi, SK mengajar, dan RPP yang akan diinput dan
diunggah untuk mengikuti kegiatan Program Pendidikan Guru Penggerak yang berlangsung
selama 6 bulan; (5) Buatlah CV semenarik mungkin yang berisi pengalaman pelatihan,
organisasi, sukarelawan, dan pengembangan orang lain. Untuk waktu secara khusus
dimaksudkan untuk melakukan Submit; dan (5) pahami kriteria umum dan seleksi yang harus
dipenuhi. Penjelasan mengenai kriteria umum dan seleksi dapat dibaca pada situs
resmi; sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id.

b. Proses Seleksi.

Langkah proses seleksi perlu diperhatikan, yakni: (1) Pastikan Anda memiliki jaringan
internet yang baik dan berusaha mempersiapkan sambungan internet cadangan; (2) Pastikan bisa
masuk akun SIMPKB. Jika akun belajar ID sudah diaktifkan, Anda bisa masuk menggunakan
akun belajar.id. Setelah masuk ke Aplikasi SIM GPO (Sistem Informasi Manajemen Guru
Pembelajar Online), lalu pilih Program Guru Penggerak. Setelah itu, akan dibawa ke portal Guru
Penggerak, dan akan disambut dengan ucapan SELAMAT DATANG dan pemberitahuan bahwa
Anda belum terdaftar di dalam Program Guru Penggerak, serta diminta mengeklik tombol
DAFTAR SEKARANG. Setelah itu, akan muncul menu pilihan. Pilih satu di antaranya, menjadi
calon peserta atau menjadi calon Pengajar Praktik, lalu klik DAFTAR; (3) Cermati durasi waktu
yang disediakan pada tahap mengisi Curriculum Vitae (CV) yakni 24 jam. Data yang harus
disiapkan untuk mengisi CV di antaranya: Kelas yang diampu, kelas mengajar; Mata Pelajaran,
diisi yang sesuai (Guru Kelas, PJOK, PAI, Mapel Lain); Lama Mengajar, diisi lama mengajar
dalam tahun; Nama Universitas/diisi Universitas terakhir tempat memperoleh Pendidikan;
Bidang Pendidikan/ diisi PENDIDIKAN atau NONPENDIDIKAN; Jurusan, diisi jurusan yang
diambil saat kuliah; dan No Telepon, diisi nomor WA yang aktif. Dalam mengisi CV, calon
peserta akan diminta untuk menuliskan motivasi hingga kelebihan yang dimiliki secara rinci,
misalnya ingin meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran atau meningkatkan wawasan
dalam dunia Pendidikan. Ada banyak pertanyaan yang harus diisi, diantaranya pengalaman
berorganisasi baik di lembaga formal maupun informal. Calon peserta juga harus mengisi
kontribusi apa saja yang sudah dilakukan selama bergabung dalam sebuah lembaga atau
organisasi. (4) Pada tahap mengisi Essay (2,5 jam), akan terbuka jika menyelesaikan tahap CV.
Pertanyaan nomor 2 akan terbuka jika pertanyaan nomor 1 sudah selesai begitupun selanjutnya.
Biasanya pertanyaannya seputar, apa yang memotivasi anda mengikuti program GP? (500
karakter, juga pertanyaakan terkait dengan kedudukan Kepala Sekolah: Siapa, Mengapa, dan
Bagaimana. Untuk menjawab soal essay, piilihan kalimat yang positif berdasarkan fakta yang
ada. Jika dalam pengisian Esai waktunya tidak mencukupi, maka jawaban akan tersimpan secara
otomatis; dan (5) Peserta yg sudah menyelesaikan CV dan Essay (baik terjawab semua atau
sebagian) akan diundang mengikuti Tes Bakat Skolastik. Konfirmasi undangan akan
diberitahukan lebih lanjut. Jika ada kendala bisa menyampaikannya pada form layanan pada
akun SIM PKB dan bisa juga melalui email guru.penggerak@kemdikbud.go.id

Untuk Proses Seleksi Tahap 1 (CV dan EssaY), khususnya pada penulisan essay, kiranya
penting untuk diperhatikan, sebagaimana diunduh dari laman web virtualpendamping.com
yakni: (1) Jawab sesuai pertanyaan dengan menunjukkan contoh nyata yang pernah
dilakukan/dialami dalam 2-3 tahun terakhir, bukan cerita wacana atau teori; (2) Secara umum
ceritakan contoh Situasi/keadaan saat itu, tindakan spesifik yang dilakukan, serta hasilnya
dengan memenuhi dengan sejumlah karakter minimal yang dipersyaratakan pada setiap nomor
soal; (3) Jawaban di 1 nomor soal essay dan sub pertanyaannya harus memiliki kesinambungan
masalah/situasi/tindakan yang berhubungan dan berkesinambungan; (4) Jika ada banyak pilihan
contoh yang akan ditulis sebagai jawaban, maka pilihlah contoh yang hasilnya paling berdampak
positif bagi pembelajaran siswa; (5) Jangan pernah mengambil jawaban yang banyak ditemukan
di website karena akan terkena diskualifikasi plagiarisme (jangan copy paste jawaban/kalimat
dari website); (6) Jangan menulis jawaban yang berisi menyalahkan orang/pihak lain; (7)
Usahakan membuat jawaban essay di file word atau google doc, cek jumlah karakter, kemudian
copy paste kedalam simpkb; (8) Jika mengalami kesulitan menuangkan ide/gagasan/pengalaman
ke dalam tulisan, disarankan gunakan google doc dengan cara ucapkan cerita pengalaman Anda
di depan laptop sehingga google doc menuliskan semua yang Anda ucapkan. Lihat caranya di
sini: https://youtu.be/Ouo4gTJn9o.

Selanjutnya pada seleksi tahap 2 yaitu wawancara dan simulasi mengajar (SM). Pada sesi
Wawancara sebaiknya siapkan diri sebaik mungkin. Jawab setiap pertanyaan dari tim
seleksi/asesor berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Hal lainnya yang penting
untuk dipahami dalam wawancara dan simulasi, sebagaimana dikutip dari
virtualpendampingan.com yakni: (1) Tujuan wawancara adalah menggali pengalaman peserta
sesuai dengan 8 kompetensi yang dipersyaratkan (lihat penjelasan kriteria seleksi);(2) Umumnya
pertanyan mengarah pada jawaban essay yang telah ditulis; (3) Pertanyaan wawancara akan
berkembang sesuai dengan jawaban peserta; (4) Jawab dengan jujur, jangan mengada-ada; (5)
Jawab sesuai pertanyaan dengan menunjukkan contoh nyata yang pernah dilakukan/dialami
dalam 2-3 tahun terakhir, bukan cerita wacana atau teori; (6) Secara umum ceritakan contoh
Situasi/keadaan saat itu, tindakan spesifik yang dilakukan, serta hasilnya;(7) Jika ada banyak
pilihan contoh pengalaman sebagai jawaban, maka pilihlah contoh praktik terbaik yang hasilnya
paling berdampak positif bagi pembelajaran siswa; dan (8)Jangan memberikan jawaban yang
berisi menyalahkan orang/pihak lain, tetapi anda mungkin akan diminta menceritakan kejadian di
luar prosedur/aturan dan sikap anda terhadap kejadian tersebut.
Berikutnya pada seleksi Simulasi Mengajar (SM), hal teknis dan nonteknis yang harus
diperhatikan, yaitu; (1) Uji coba g-meet (menggunakan email resmi sesuai data anda) bersama
rekan sejawat, cek audio dan video berungsi dengan normal. Uji coba juga jika menggunakan
perangkan audio/camera eksternal; (2) Siapkan akses internet yang stabil, dan akses cadangan
dari provider yang berbeda; (3) Lakukan juga uji coba simulasi mengajar dengan durasi 10
menit; (4) Saat simulasi perhatikan: a) Lakukan appersepsi, sampaikan tujuan pembelajaran, dan
pertanyaan terbuka sebagai pemantik pembelajaran; b) Lakukan interaksi dengan siswa, berikan
apresiasi, bahasa yang sesuai, semangat dan antusias dalam SM; c) Gunakan berbagai media
yang memicu siswa berpikir terbuka/kritis (picu dengan pertanyaan terbuka); d) Berikan
kesempatan siswa memimpin diskusi (diskusi kelompok-presentasi-pajang karya-window
shoping); (5) Jawab pertanyaan dengan jelas, dan rinci: a) Identifikasi kelebihan dan kelemahan
SM secara riil yang terjadi saat SM. Kelebihan dan kelemahan internal yang dialami anda sendiri
(menjadi yang utama) dan (sebagai tambahan) kelebihan/kelemahan eksternal seperti masalah
waktu, media, siswa, dan sejenisnya; b) Pikirkan cara perbaikan pembelajaran yang berbeda dari
SM dan tujuan perbaikan tersebut terhadap peningkatan proses pembelajaran dan dampaknya
bagi siswa, serta dampak bagi pengembangan kompetensi peserta sendiri; dan c) Pahami cara
penilaian yang dilakukan sesuai topik SM, cara melakukan penilaiannya serta manfaat penilaian
tersebut bagi siswa dan bagi guru.

Proses Perjalanan Pendidikan Guru Penggerak


Dalam perjalanannya Pendidikan Guru Penggerak hingga sekarang tahun 2023, telah
berlangsung sebanyak 11 angkatan. Angkatan 1 berakhir pada September 2021, Angkatan 2
berakhir Januari 2022, Angkatan 3 berakhir bulan Juli 2022, Angkatan 4 dimulai 14 Oktober
2021 dan berakhir 26 November 2022, Angkatan 5 dimulai pada bulan Mei 2022, angkatan 6
dimulai 24 Agustus 2022, angkatan 7 dibuka 14 Maret 2022, angkatan 8 dibuka tanggal 10 Mei
2023, angkatan 9 dilaksanakan secara serentak tanggal 16 Agustus 2023, Angkatan 10 dibuka
sampai 4 Agustus 2023, dan angkatan 11 Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dimulai
pada bulan Oktober 2023.

Manfaat dari Program Guru Penggerak


Dalam kegiatan pendidikan guru penggerak selama 6 bulan, guru mendapatkan bimbingan
dari instruktur, fasilitator, dan Pengajar Praktik professional. Menfaat yang diperoleh dari Guru
Penggerak sebagaimana (Kemdikbudristek, 2024) meliputi sebagai berikut: (a) Guru Penggerak
menjadi Agen Transformasi Pendidikan/ The Agent of Change, dan (b) Keuntungan langsung
yang dipeoleh guru penggerak, berupa: 1) Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan dan
pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama; 2) Peningkatkan kompetensi sebagai
pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid; 3) Pengalaman belajar mandiri dan
kelompok terbimbing, terstuktur, dan menyenangkan; 4) Pengalaman belajar bersama dengan
rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak; 5) Pengalaman
mendapatkan bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping) pendidikan guru
penggerak; 6) Mendapatkan komunitas belajar baru; 7) Mendapatkan sertifikat pendidikan 306
JP dan Piagam Guru Penggerak. (c) Manfaat bagi guru Penggerak untuk proyeksi kedepan: 1)
Proyeksi menjadi pemimpin pembelajaran (Kasek, Pengawas, Instruktur Pelatihan); dan 2)
Prioritas untuk dalam program Kementerian.

Penutup
Upaya Kemdikbudristek dalam mencapai pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat
Indonesia sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul bagi Pembangunan
nasional, dengan mentransformasi sejumlah pilar yang mengokohkan ekosistem pendidikan
Indonesia, salah satu pilar tersebut adalah kepemimpinan guru. Terobosan yang dilakukan
pemerintah dalam membentuk kepemimpinan guru tersebut dengan meluncurkan Guru
Penggerak sebagai Kebijakan Merdeka Belajar Episode Kelima. Guru Penggerak adalah
pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan
proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem Pendidikan
untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Ada beberapa alasan mengapa Guru Penggerak menjadi harapan besar pendidikan
Indonesia, antara lain: Pertama, dari tahapan seleksi peserta yang benar-benar ketat untuk
menjaring guru yang memiliki keinginan dan motivasi berkembang dan berbuat lebih besar
untuk murid, rekan guru, sekolah dan pendidikan bangsa. Kedua, yaitu refleksi filosofis
pendidikan nasional, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, budaya positif,
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, pembelajaran sosial emosional,
coaching untuk supervisi akademik, pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan
sebagai pemimpin. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program yang
berdampak pada murid. Ketiga, adanya komunitas praktisi guru penggerak, sebagai wadah guru
penggerak untuk belajar meningkatkan kompetensi dan berbagi praktik baik, sehingga guru
penggerak adalah pembelajar sepanjang hayat (Gunawan, 2023) Keempat, Pendidikan Guru
Penggerak merupakan suatu proram pelatihan, identifkasi, atau pembibitan calon pemimpin-
pemimpin pendidikan Indonesia di masa depan; Kelima, tentang mindset atau paradigma guru,
yaitu selalu berpihak kepada murid, dengan segala keragamannya sekaligus kebutuhannya;
Keenam, melalui Program Guru Penggerak, menghasilkan guru yang tidak hanya
mengembangkan diri sendiri secara aktif, namun juga menjadi teladan dan agen transformasi
bagi ekosistem pendidikan.

Diharapkan melalui program Pendidikan Guru Penggerak akan menghasilkan Profil Guru
Penggerak, siap menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu, antara lain: (1) merancang,
menerapkan, dan mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid kini dan di
masa depan dengan menggunakan data dalam pengambilan keputusan; (2) terus mengembangkan
kompetensi secara mandiri berdasarkan hasil refleksinya terhadap praktik pembelajaran; (3)
bergotong royong dengan orang tua, rekan sejawat dan komunitas untuk mengembangkan
(merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi) visi dan program sekolah; (4) menumbuhkan
ekosistem pemelajar melalui olah rasa, karsa, raga, piker Bersama dengan rekan sejawat dan
komunitas secara sukarela dan kolegial (Kemdikbudristek, 2024)

Pada akhirnya dengan visi Merdeka Belajar, Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak
sebanyak mungkin guru sebagai agen transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu
menghasilkan murid-murid berkompetensi global, mendorong peningkatan prestasi akademik
murid, mengajar dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara aktif, mampu mendorong
transformasi pendidikan Indonesia, dan utamanya yang bisa menghasilkan sebuah profil pelajar
sebagai tujuan pendidikan Indonesia yaitu Profil Pelajar Pancasila. Hal itu sebagaimana pula
ditegaskan oleh Mantan Dirjen GTK Iwan Syahril, sebagaimana dalam (Sipres, 2021) bahwa:
“Murid-murid Indonesia adalah pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global
dengan memegang teguh nilai-nilai Pancasila, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.

Daftar Pustaka
Aditomo, A. (2022). Kurikulum Untuk Pemulihan Pembelajaran. Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran.
Dikti, K. (2022). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2022 TENTANG
PENDIDIKAN GURU PENGGERAK.
DJGTK. (2021). Rekrutmen Calon Guru Penggerak Angkatan 5. Jakarta: Kemdikbudristek.
Gunawan. (2023). Mewujudkan Visi Indonesia 2045 SDM Unggul bersama Guru Penggerak.
https://kaltimtoday.co/mewujudkan-visi-indonesia-2045-sdm-unggul-bersama-guru-
penggerak Diakses 10 Maret 2024
Kemdikbud. (2019). Program Guru Penggerak Menciptakan Pemimpin Pembelajaran Yang
Berpusat pada Murid.
(https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerakatauguru.penggerak@kemend
ikbud.go.id.) Diakses 10 Maret 2024
Kemdikbud. (2021). Guru Bergerak Indonesia Maju.
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/ Diakses 10 Maret 2024

Kemdikbud. (2022). PERATURAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/detil-
program/ Diakses 10 Maret 2024
Kemdikbud. (2024). Cari Tahu tentang Pendidikan Guru Penggerak.
Kemdikbudristek. (2021). Merdeka Belajar Episode Kelima Guru Penggerak Angkatan 6.
Jakarta: Kemdikbudristek.
Kemdikbudristek. (2024). Materi Sosialisasi Merdeka Belajar Episdoe Kelima Guru Penggerak
Angkatan 7. Jakarta: Kemdikbudristek.
Parida, I. (2023). Pembekalan Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9.
https://www.kompasiana.com/idaparida3578/64437a2f08a8b513b83a57d3/pembekalan-
calan-pengajar-praktik-pendidikan-guru-penggerak-angkatan 9?
page=2&page_images=1#google_vignette Diakses 10 Maret 2024
Pataka. (2018). MENERUSKAN JALAN PERUBAHAN UNTUK INDONESIA MAJU:
BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG
ROYONG.
Sipres. (2021). Kemendikbud Kembali Gelar Pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 2.
https://ulm.ac.id/id/2021/04/15/kemendikbud-kembali-gelar-pendidikan-program-guru-
penggerak-angkatan-2/, Diakses 10 Maret 2024
Tri, F. (2020). Ketahui Pengertian Pengajar Praktik, Manfaat, Hingga Kriteria Dan Mekanisme
Seleksinya. https://gurubinar.id/blog/ketahui-pengertian-pengajar-praktik-manfaat-
hingga-kriteria-dan-mekanisme-seleksinya?blog_id=225 Diakses 10 Maret 2024
Yunita, N. W. (2023). Peran Guru Penggerak Terpilih dan Tanggapan Menteri Nadiem.
(https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6545480/5-peran-guru-penggerak-terpilih-dan-
tanggapan-menteri-nadiem), Diakses 10 Maret 2024

Anda mungkin juga menyukai